Jumat, 26 Mei 2017

[Dunia] Filipina Terjunkan Pasukan Khusus dan Helikopter Tempur

Rebut MarawiSebuah armada lapis baja milik pasukan pemerintah memasuki jalan raya utama kota Pantar, Lanao Del Norte, saat melakukan perjalanan untuk memperkuat kota Marawi, Filipina selatan. [Foto/Istimewa]

Filipina mengerahkan helikopter tempur dan pasukan khusus untuk mengusir pemberontak yang terkait dengan ISIS di kota Marawi yang terkepung pada hari Kamis. Pemerintah mengambil langkah militer tersebut setelah upaya untuk mengendalikan kembali kota itu mendapat perlawanan berat.

Pasukan darat bersembunyi di balik tembok dan kendaraan lapis baja dan terlibat baku tembak dengan kelompok pejuang Maute. Mereka menembaki tempat-tempat tinggi yang menjadi tempat persembunyian kelompok militan yang telah menguasai kota Marawi di pulau Mindanao selama dua hari terakhir.

Sementara itu helikopter mengitari kota tersebut, menembaki posisi pemberontak Maute dengan senapan mesin. Militer mencoba untuk mengusir mereka dari sebuah jembatan vital untuk merebut kembali Marawi. Marawi adalah kota berpenduduk mayoritas Muslim dengan jumlah 200 ribu orang. Kelompok pejuang Maute telah membakar dan menguasai sebuah sekolah, penjara, katedral dan menculik selusin sandera.

"Kami menghadapi kemungkinan 30 sampai 40 yang tersisa dari kelompok teroris setempat," kata Jo-Ar Herrera, juru bicara Resimen Infantri Pertama militer.

"Militer sedang melakukan operasi bedah yang tepat untuk menghalau mereka. Situasinya sangat lancar dan gerakannya dinamis karena kami ingin mengimbangi dan mengungguli mereka," jelasnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/5/2017).

Pertempuran dengan kelompok Maute, yang telah berjanji setia kepada ISIS, dimulai pada Selasa siang saat sebuah serangan yang gagal oleh pasukan keamanan di salah satu tempat persembunyian kelompok tersebut. Serangan itu berubah menjadi menjadi kekacauan.

Gejolak itu adalah perang terakhir bagi Presiden Rodrigo Duterte yang menyampaikan ancamannya untuk memberlakukan darurat militer di Mindanao, pulau terbesar kedua di negara itu, untuk menghentikan penyebaran Islam radikal.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas aktivitas Maute melalui kantor berita Amaq.

Sedikitnya 21 orang terdiri dari tujuh tentara, 13 pemberontak dan seorang warga sipil telah terbunuh. Para pemimpin agama mengatakan militan menggunakan orang-orang Kristen yang disandera selama pertempuran sebagai tameng manusia.

Gedung Putih mengutuk kelompok Maute sebagai teroris pengecut dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat (AS), sebagai sekutu, bangga dengan Filipina. AS akan terus mendukung perjuangannya melawan ekstremisme. (ian)

 Militan Sayap ISIS asal Indonesia Termasuk yang Dihabisi Filipina 
Militan Sayap ISIS asal Indonesia Termasuk yang Dihabisi FilipinaPara tentara Filipina yang bertempur di Kota Marawi melawan kelompok Maute, sayap ISIS di Filipina. [REUTERS/Romeo Ranoco]

Pemerintah Filipina mengumumkan, para milisi asing yang tergabung dalam kelompok Maute—sayap ISIS—yang bertempur di Kota Marawi ada yang merupakan warga Indonesia. Para milisi asing, termasuk yang berasal dari Indonesia itu dinyatakan tewas di tangan tentara Filipina.

Selain milisi asal Indonesia, kelompok Maute juga diperkuat milisi asing asal Malaysia.

Sebelum itu hanya sebuah kelompok teroris lokal. Tapi sekarang mereka sudah berlangganan ideologi ISIS. Mereka ingin menjadikan Mindanao sebagai bagian dari kekhalifahan,“ kata Jaksa Agung Muda Jose Calida dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip Reuters, Jumat (26/5/2017).

Dia menambahkan bahwa orang Indonesia dan Malaysia termasuk di kalangan radikalis yang mengatasnamakan Islam yang memerangi tentara Filipina.

Sementara itu, militer Filipina mengonfirmasi bahwa enam orang asing tewas di Marawi, Mindanao, pada hari Kamis, termasuk militan asal Malaysia, Indonesia dan negara lain.

Apa yang terjadi di Mindanao bukan lagi pemberontakan warga Filipina, tapi telah menyebar ke dalam invasi oleh teroris asing yang menjalankan seruan ISIS untuk pergi ke Filipina jika mereka menemukan kesulitan untuk pergi ke Irak atau Suriah,” imbuh Calida.

Kelompok teroris tersebut, kata dia, bertujuan untuk menciptakan sebuah provinsi Islamic State atau ISIS di Mindanao dan akan menargetkan siapa pun untuk mencapai tujuan mereka.

Orang yang mereka anggap sebagai orang kafir, entah Kristen atau Muslim, juga menjadi sasaran," katanya. ”Apa yang mengkhawatirkan adalah bahwa ISIS telah meradikalisasi sejumlah pemuda Muslim Filipina,” ujarnya.

Pasukan khusus Filipina telah meluncurkan serangan terhadap posisi militan Maute di Kota Marawi pada Kamis pagi dalam upaya merebut kembali kota tersebut.

Sebelumnya, Komando Mindanao Barat (Wesmincom) Filipina mengumumkan bahwa, sejak Selasa lalu, setidaknya ada 31 milisi kelompok Maute yang terkait dengan ISIS terbunuh di Kota Marawi.

Sampai laporan pada saat ini, 31 teroris sudah dinetralisir dan enam senjata api bertenaga tinggi ditemukan oleh pasukan,” kata Brigadir Jenderal Rolly Bautista, Kepala Satuan Tugas Gabungan ZamPeLan, Filipina.

Meski demikian, sebanyak 13 pasukan Filipina yakni tentara dan petugas polisi tewas dalam pertempuran di Marawi sejak hari Selasa.

Pasukan kami melakukan operasi yang disengaja di daerah yang kami yakini masih sibuk atau penuh dengan kehadiran teroris. Saya secara khusus memerintahkan tentara kita untuk mencari dan menghancurkan para teroris ini sesegera mungkin,” kata Bautista. (mas)

 Duterte Tawarkan Dialog Damai pada Militan di Mindanao 
https://dl.kaskus.id/assets.kompas.com/crop/0x0:800x533/750x500/data/photo/2017/05/26/2229793681.jpgPresiden Filipina Rodrigo Duterte menawarkan kelompok militan Maute untuk melakukan dialog damai guna menyelesaikan masalah yang ada di Marawi. Kelompok Maute telah menduduki Marawi, setelah mereka melakukan serangan besar-besaran pada Selasa lalu.

Hal ini membuat Duterte mengumumkan kondisi darurat militer di seluruh kepulauan Mindanao. Duterte kemudian memerintahkan serangan balasan terhadap kelompok Maute, dimana belasan kelompok militan yang telah menyatakan sumpah setia pada ISIS tersebut berhasil dilumpuhkan.

Militer Filipina kemudian mengumumkan, sejumlah milisi asing turut menjadi korban dalam serangan yang mereka lancarkan, termasuk di dalamnya milisi asal Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Duterte seperti dilansir Reuters pada Jumat (26/5), mengatakan, kehadiran militan asing dalam pertempuran jalanan yang telah berkecamuk Kota Marawi adalah bukti ISIS telah mendapatkan pijakan di pulau Mindanao. Namun, dia menyebut masih ada kesempatan untuk berdamai.

"Anda bisa mengatakan ISIS sudah ada di sini. Pesan saya terutama kepada para teroris di sisi lain adalah kita masih bisa menyelesaikan ini melalui dialog, dan jika Anda tidak dapat diyakinkan untuk berhenti berperang, mari kita berperang saja," kata Duterte.

 Kami Diinvasi Militan Asing 
Filipina: Kami Diinvasi Militan AsingCalida mengatakan, pertempuran di Mindanao telah berubah dari pertempuran melawan kelompok pemberontak, menjadi pertempuran melawan milisi asing yang mencoba menginvasi Filipina. [Reuters]

Jaksa Agung Muda Filipina Jose Calida mengatakan, pertempuran di Mindanao telah berubah dari pertempuran melawan kelompok pemberontak dan milisi lokal, menjadi pertempuran melawan milisi asing yang mencoba menginvasi Filipina.

"Apa yang terjadi di Mindanao bukan lagi pemberontakan warga Filipina," kata Calida kepada wartawan saat menjelaskan mengapa darurat militer diberlakukan di Mindanao, seperti dilansir Reuters pada Jumat (26/5).

"Ini telah menyebar menjadi invasi oleh teroris asing yang memperhatikan seruan ISIS untuk pergi ke Filipina jika mereka menemukan kesulitan untuk pergi ke Irak dan Suriah," sambungnya.

Calida juga mengatakan, kelompok Maute dan ISIS telah melakukan radikalisasi terhadap kaum muda Muslim. Dia menyebut pemerintah Filipina bukanlah satu-satunya target agresi mereka. "Orang yang mereka anggap sebagai orang kafir, entah Kristen atau Muslim, juga menjadi target," katanya.

Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menawarkan kelompok militan Maute untuk melakukan dialog damai, untuk menyelesaikan masalah yang ada di Marawi.

Duterte mengatakan, kehadiran militan asing dalam pertempuran jalanan yang telah berkecamuk Kota Marawi adalah bukti ISIS telah mendapatkan pijakan di pulau Mindanao. Namun, dia menyebut masih ada kesempatan untuk berdamai. (esn)

   Sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.