Minggu, 09 Juli 2017

[Dunia] Irak Segera Umumkan Sukses Rebut Mosul dari ISIS

http://img.antaranews.com/new/2017/03/ori/20170316divisi-emas.jpgPasukan elite Irak yang juga dijuluki "Divisi Emas" mendapat misi khusus membunuh pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi. Pasukan ini menjadi inti pasukan Irak dalam mengusir ISIS dari Mosul (Reuters)

Irak akan segera mengumumkan kemenangan dalam operasi militer selama sembilan bulan dalam merebut kembali Mosul dari ISIS, kata seorang jenderal AS seperti dikutip AFP.

Pasukan Irak kini di ambang menggelar pesta perayaan kemenangan dalam merebut Mosul.

Kekalahan di Mosul menjadi pukulan terbesar ISIS setelah tiga tahun menduduki kota di Irak utara tersebut.

Di kota ini pula, ISIS memproklamasikan khilafahnya yang membentang dari Suriah ke Irak.

Irak melancarkan ofensif merebut Mosul sejak Oktober tahun lalu. Sejak itu ISIS terkurung setelah pasukan Irak menjepit mereka dari berbagai arah.

Didukung bombardemen dari udara oleh pasukan koalisi pimpinan AS, ofensif ini telah meluluhlantakkan kota itu dan sekaligus memaksa puluhan ribu orang mengungsi.

Kelompok inti garis keras ISIS terus melawan ofensif ini, namun akhirnya tak bisa menghentikan operasi militer Irak di Mosul itu.

"Pengumuman (keberhasilan perang di Mosul) segera disampaikan," kata Brigjen Robert Sofge kepada AFP melalui telepon. "Saya tak ingin berspekulasi apakah itu hari ini atau besok, tapi saya kira itu akan segera disampaikan."

Para militan ISIS yang bertahan di Mosul berjuang sampai mati di sebuah bagian kecil yang hanya dua blok di bagian Kota Tua Mosul di tepi Sungai Tigris. Sisanya putus asa, kata Sofge.

 Taktik Putus Asa ISIS 
Mosul segera jatuh ke Irak, ini taktik putus asa ISISSebuah kendaraan pasukan Irak berkendara di sepanjang jalan saat warga berjalan meninggalkan rumah mereka di Mosul, Irak, Selasa (4/4/2017). (REUTERS/Andres Martinez Casares)

Seorang pembesar militer AS dalam operasi merebut Mosul dari ISIS, Brigjen Robert Sofge, mengungkapkan para militan ISIS melancarkan taktik membaur dengan pengungsi.

Mereka mencukur janggut mereka dan ganti baju. Sedangkan yang lainnya berpura-pura mati tetapi begitu pasukan Irak mendekat, mereka langsung meledakkan rompi bom bunuh dirinya.

Para wanita mereka meledakkan diri di tengah kerumuman pengungsi, sambung sang jenderal.

"Mereka sebanyak mungkin menciptakan kerusakan sebisa mereka selama hari-hari terakhirnya," kata Sofge seperti dikutip AFP.

Pasukan khusus Irak, Dinas Kontra Terorisem (CTS), yang menjadi ujung tombak operasi ke Mosul, mengungkapkan bahwa para militan hanya bisa bertahan di area sepanjang 100-150 meter dan lebar 300 meter.

"Akhir pertempuran sudah dekat, saya bisa bilang dua hari lagi," kata komandan CTS Abdel Ghani al-Assadi.

Perang merebut Mosul mulai dilancarkan pada 17 Oktober 2016. Pertempuran berubah menyulitkan ketika pasukan Irak memasuki daerah-daerah sempit dan padat penduduk di sektor Kota Tua.

Di sini, ISIS menyebar ranjau dan bom. "Musuh menyebarkan IED (bom mobil) di segala penjuru, di segala sudut," kata Sofge.

Kemenangan terakhir di Mosul akan menandai tonggak heroistis dari pasukan keamanan Irak yang sempat ambruk ketika ISIS merajalela di Irfak pada 2014, demikian AFP.

 Bukan Perang Modern 
Perang Mosul di mata jenderal Amerika, bukan perang modernPasukan khusus Irak menembakkan senjata ke arah militan Negara Islam di Mosul, Irak, Senin (14/11/2016). (REUTERS/Goran Tomasevic)

Seorang pembesar militer AS dalam operasi merebut Mosul dari ISIS, Brigjen Robert Sofge, mengungkapkan perang merebut kembali Mosul dari ISIS bukan perang modern seperti dibayangkan orang-orang.

"Pertempuran di Mosul ini tidak seperti militer modern mana pun yang terjadi di masa kita. Anda mesti kembali ke Perang Dunia Kedua untuk mendapatkan apa-apa yang bahkan menyerupainya," kata Sofke seperti dikutip AFP.

Untuk itulah Sofge merasa pasukan Irak sangat layak berpesta pora merayakan kemenangan mereka di Mosul.

"Mereka pantas merayakannya, bangga dan merasan berhasil yang bisa dirasakan sebuah pasukan militer," sambung Sofge.

Akhir bulan lalu Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, di Twitter, mendeklarasikan bahwa "kita tengah menyaksikan akhir riwayat ISIS".

Pernyataan itu dia sampaikan setelah pasukan Irak merebut kembali Masjid Jami al-Nuri di Mosul dan menara Al-Hadba.

Dari masjid itulah pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi memproklamasikan khilafahnya pada 2014. ISIS lalu meledakkan dua bangunan monumental itu pada 22 Juni. Abadi menyebut tindakan ISIS ini sebagai pernyataan kalah perang.

Di Mosul, pasukan Irak serentak berselfie ria dengan mengacungkan tanda kemenangan "V" di samping bendera hitam ISIS, demikian AFP.

  antaranews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.