Kamis, 24 Agustus 2017

Idealnya, Indonesia Punya 1 Skuadron Sukhoi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD9bFPd167qg5K-jKh5pWIhN5OrRFGrP8kfbP6MaB5izY3kHVyg0bO1vrTCtLntKYE4Qaz_nHjf6zBYcjKAobngiJNVzQLKq58i1OtzYs3wQHj4k6M5NOGC3Rnvbkg2AxuzmltsiPiQnWM/s1600/Su+35.jpgMonster langit Su 35 [detik]

Indonesia resmi mengadakan kontrak pembelian Sukhoi SU-35 melalui teknik imbal beli (trade-off technique) dengan Rusia. Pun demikian, 11 pesawat hasil transaksi dua negara ini masih kurang dari kondisi ideal.

"Idealnya kita butuh 1 skuadron Sukhoi SU-35, Satu skuadron itu 16 buah. Kurang 5 lagi. Tapi kan lumayan," kata Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa 22 Agustus 2017.

Ditanya mengenai kemungkinan kontrak pembelian lanjutan, Menhan menyebut ada kemungkinan ke sana. Namun tentunya belanja triliunan rupiah harus mempertimbangkan keuangan negara juga.

Walau demikian, Menhan menuturkan ada keuntungan besar yang diperoleh dari kerjasama imbal beli 11 pesawat tempur canggih itu.

Pertama, Rusia melalui kontrak perdagangan itu menyediak fasilitas pendamping. Dari kontrak bernilai USD 1,14 miliar, hanya USD 990 juta yang digunakan membeli pesawat.

Sisanya dipergunakan membuat hangar yang memiliki fasilitas perawatan dan persenjataan Sukhoi di Indonesia. Dengan kelebihan itu maka negara pemilik Sukhoi seperti Malaysia dan Vietnam, bakal melakukan perawatan pesawat mereka di Tanah Air. Karena lebih murah dibandingkan harus ke Rusia.

"Pasti mereka ke kita, Rusia itu kan jauh pasti ke Indonesia lebih deket, lebih murah, kita juga dapat duit dari itu," kata Ryamizard.

Seperti diketahui, melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan melakukan pembelian Sukhoi SU-35 dari Rusia, dengan skema trade-off atau imbal beli senilai US$ 1,14 miliar. Dengan skema itu, transaksi diatur sesuai UU Nomor 16 tahun 2012 yang memungkinkan Indonesia membeli keperluannya dengan komoditas di Tanah Air.

Pihak Rusia sendiri dikatakan tertarik menukar pesawat buatannya, dengan komoditas unggulan Indonesia seperti Crude Palm Oil (CPO), olahan karet dan sumber daya alam lainnya. Dari nominal kesepakatan sebesar US$ 1 miliar lebih itu Indonesia mendapat 11 pesawat seharga US$ 90 juta dolar per unit. Sisanya sebanyak US$ 114 juta digunakan membuat hangar dan persenjataan pesawat Su-35 di Tanah Air. (SUR)

 ♖ Metronews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.