Selasa, 01 Agustus 2017

Indonesia, Laos Sepakat Tingkatkan Kerjasama

Menandai 60 tahun kerjasama Indonesia-Laos, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith pada Kamis (27/7) menggelar pertemuan bilateral di Jakarta.Ilustrasi produk Pindad [ryan boedi]

Selain mengadakan pertemuan bilateral, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith pada Kamis (27/7) juga menghadiri pertemuan kelima JCBC (Komisi Bersama untuk Kerjasama Bilateral).

Pertemuan kedua menteri luar negeri tersebut sekaligus menandai 60 tahun usia hubungan diplomatik antara Indonesia dan Laos. Kedua tokoh membahas rencana lawatan perdana menteri Laos ke Indonesia, serta membicarakan peningkatan kerja sama ekonomi, terutama investasi, dan pengembangan sumber daya manusia.

Nilai perdagangan Indonesia dan Laos tahun lalu mencapai US$ 10,071 juta, meningkat ketimbang di 2015, yakni US$ 8,55 juta. Sedangkan investasi Indonesia di Laos saat ini sebesar US$ 1,1 juta antara pengusaha perfilman Raam Punjabi dengan Major Cinema dari Thailand untuk membuka jaringan bioskop.

Dalam jumpa pers bersama usai pertemuan, Retno Marsudi menjelaskan sebagai bagian dari peringatan ulang tahun ke-60 hubungan diplomatik Indonesia-Laos, akan diselenggarakan beragam kegiatan di kedua negara, termasuk pertujukan kebudayaan, seminar, pameran foto, pameran dagang dan pariwisata, dan festival film untuk memajukan hubungan bilateral kedua negara.

Kedua menteri luar negeri juga membahas kerja sama di bidang politik dan keamanan.

"Menteri Kommasith dan saya membahas cara-cara untuk memperkuat kerja sama dalam mencegah dan memberantas kejahatan terorganisir antar negara, termasuk penyelundupan narkotik, terorisme, termasuk pendanaan bagi terorisme. Saya sangat senang mendengar angkatan bersenjata Laos akan memperkuat kerja sama dengan PT Pindad," ujar Retno.

Retno menambahkan dirinya dan Kommasith membahas pula mengenai peningkatkan kerja sama di bidang ekonomi. Keduanya sepakat ada banyak kelompok yang bisa secara cepat meningkatkan kerja sama perdagangan, investasi, dan pariwisata. Dia mengakui untuk menaikkan interaksi dagang dan investasi dapat dilakukan bila komunitas bisnis kedua negara memahami potensi ekonomi masing-masing negara.

Karena itu, menurut Retno, Indonesia serta Laos mendorong saling kunjung antara delegasi dagang dan investasi kedua negara.

Dalam kesempatan itu, Retno menyatakan pemerintah Indonesia berterima kasih atas dukungan Laos terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk periode 2019-2020.

Saleumxay Kommasith mengatakan pembahasan hari ini sangat penting karena menyangkut sejumlah isu yang menjadi kepentingan bersama kedua negara. Dia menambahkan kunjungannya kali ini juga signifikan sebab bertepatan dengan 60 tahun umur hubungan diplomatik Indonesia dan Laos.

Kommasith mengakui sejak awal hubungan dan kerjasama negaranya dengan Indonesia sudah berjalan sangat baik.

"Satu-satunya hal yang perlu kita tingkatkan dalam kerja sama bilateral adalah di sektor ekonomi, pariwisata. Ini bukan sesuatu yang unik bagi kedua negara tapi ini sebuah isu yang perlu dipromosikan di kalangan negara-negara ASEAN. Kami membahas bagaimana ASEAN seharusnya bekerja sama untuk memajukan bukan hanya soal persatuan dan sentralitas ASEAN, namun juga mempromosikan kerja sama ekonomi demi kepentingan warga negara ASEAN," ujar Kommasith.

Lebih lanjut Kommasith mengatakan dirinya dan Retno menekankan pembahasan mengenai bagaimana memajukan sektor pariwisata Indonesia dan Laos, serta konektivitas antara kedua negara.

Selama di Indonesia, Kommasith juga akan mengadakan pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan kunjungan ke PT Pupuk Kujang di Cikampek, Purwakarta. [fw/al]

   VoA  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.