Kamis, 14 September 2017

Indonesia Ingin Turki Bangun Pabrik Alutsista di Dalam Negeri

Badak Pindad

TNI
berperan serta menentukan kebutuhan jenis alutsista dan spesifikasinya ketika kerja sama pengembangan industri pertahanan dilakukan dengan negara lain.

Sedang proses kerja sama antar negara tersebut dilakukan oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Perdagangan dengan pihak negara terkait.

Kita yang menentukan spesifikasi alutsista dan standarnya,” ujar Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Jumat, seusai upacara pembukaan Perlombaan Piala Panglima TNI di Cilangkap, Jakarta Timur.

Salah satu kerja sama pengembangan industri pertahanan antar negara tersebut dilakukan Indonesia dengan Turki. Rabu lalu, Wakil Menteri Industri Pertahanan Turki Ismail Demir berkoordinasi dengan Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Sutrimo Sumarlan.

Kesepakatan yang tengah berjalan adalah pembuatan prototipe medium tank, hasil joint venture antara produsen alutsista Indonesia PT Pindad dengan FNSS Savunma Sistemleri Turki sejak 2015 lalu. Sedang produksinya dilakukan oleh masing-masing negara.

http://defence-blog.com/wp-content/uploads/2017/05/18451490_1021629001301938_8087898955448774615_o.jpgDi Turki, prototipe ini telah rampung dengan nama Kaplan MT dan telah diluncurkan di Ankara beberapa waktu lalu. Bahkan, Kaplan MT juga dipamerkan di 13th International Defense Industry Fair (IDEF’17) di Istanbul, Mei lalu.

Sementara di Indonesia, prototipe ini akan diluncurkan 5 Oktober mendatang pada HUT TNI di Cilegon, Banten.

Berikutnya, kerja sama industri pertahanan kedua negara akan berlanjut dalam proyek pembuatan kapal selam tipe 214 dan drone. Kapal selam tipe ini merupakan jenis kapal selam diesel elektrik dengan sistem Air Independent Propulsion (AIP). Kapal selam ini memiliki kelebihan sulit terdeteksi karena bisa menyelam di dasar air selama 2 pekan.

Langkah strategis pengembangan industri pertahanan bekerja sama dengan negara lain itu, kata Gatot, memiliki target agar negara tersebut mendirikan pabrik di Indonesia.

Kalau joint tapi tidak buat pabrik di sini, namanya bukan pengembangan industri pertahanan,” katanya.​

  AA  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.