Minggu, 01 Oktober 2017

Polri Akui Kepemilikan Senjata di Soetta

http://img.antaranews.com/new/2017/05/ori/201705262846.jpgKadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto. (ANTARA /Reno Esnir)

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengakui kepemilikan atas ratusan senjata dan ribuan amunisi impor yang berada di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

"Senjata tersebut betul milik Polri. Itu barang yang sah," kata Irjen Setyo di Mabes Polri Jakarta, Sabtu malam.

Setyo pun memastikan bahwa pihaknya sudah mengkonfirmasi impor senjata tersebut kepada Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.

Ia menambahkan Polri sudah pernah mengimpor jenis senjata yang sama pada tahun 2015 dan 2016 lalu. "Ini bukan (impor) pertama untuk barang sejenis. Ini yang ketiga kali," katanya.

Senada dengan Setyo, Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail mengatakan pemesanan senjata tersebut telah sesuai prosedur.

"Apa yang kami impor telah sesuai dengan manifes. Saya yang tanda tangani dan ditujukan kepada Bais TNI," kata Irjen Murad.

Murad merinci jumlah senjata yang diimpor adalah 280 pelontar granat jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40x46 mm dan 5.932 butir amunisi granat.

Senjata-senjata tersebut masuk ke Bandara Soetta pada Jumat (29/9) malam dan kini masih disimpan di Gudang Kargo Bandara Soetta.

 Senjata Arsenal SAGL bukan mematikan 
https://i0.wp.com/nusantaranews.co/assets/uploads/2017/09/Grenade-Lauchers-40x46-mm-SAGL.jpg?resize=696%2C392&ssl=1Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail menegaskan bahwa senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) yang diimpor Polri, bukanlah senjata mematikan dan berbahaya.

Irjen Murad dalam konferensi pers, di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu malam, menjelaskan bahwa senjata itu hanya akan menimbulkan efek kejut.

"Ini senjatanya bukan untuk membunuh, tapi untuk efek kejut. Modelnya memang seram, tapi sebenarnya ini laras kecil. Kalau ditembakkan dengan kemiringan 45 derajat, paling jauh jatuhnya 100 meter," katanya.

Menurut dia, senjata SAGL ini bisa digunakan untuk menembakkan berbagai jenis peluru.

"Pelurunya banyak, ada peluru karet, peluru hampa, peluru gas air mata, peluru asap, peluru tabur," katanya.

Menurut dia, bukan pertama kalinya Polri mengimpor senjata sejenis, melainkan sudah yang ketiga kalinya.

"Ini bukan impor pertama, tapi sudah yang ketiga kali. Yang pertama 2015, dan kedua tahun 2016," katanya pula.

Murad memastikan bahwa pemesanan senjata telah sesuai prosedur.

"Apa yang kami impor telah sesuai dengan manifes. Saya yang tanda tangan untuk minta rekomendasi kepada Badan Intelijen Strategis TNI," kata Irjen Murad.

Murad merinci jumlah senjata yang diimpor tersebut adalah 280 pelontar granat jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40x46 mm dan 5.932 butir amunisi granat.

Senjata yang dikirim menggunakan maskapai asal Ukraina dan diimpor oleh PT Mustika Duta Mas Senjata itu, dibeli melalui mekanisme lelang sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa. Kemudian, senjata itu pun sudah dikaji oleh Irwasum Polri dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Sampai dengan pengadaan dan pembeliannya oleh pihak ketiga dan masuk ke Indonesia ke pabean Soekarno-Hatta," kata Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto.

Senjata-senjata tersebut masuk ke Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (29/9) malam, dan kini masih disimpan di Gudang Kargo Bandara Soetta.

  antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.