Indonesian military officials have jetted out of the southern NSW town of Wagga in their revamped cargo plane, as part of a trade deal worth tens of millions of dollars.
The burly plane is the first of five ex-RAAF aircraft to be sent to Indonesia, as part of an agreement between our countries signed in 2013.
Indonesian Airforce Lieutenant Colonel Suryo Anggoro led the 14-man crew's visit to maintenance hangar Douglas Aerospace, which was charged with the restoration of the Hercules C130.
"The painting is very beautiful," Lt. Col. Anggoro told 9NEWS.
"It will help a lot ... very exciting."
The Australian Government agreed to sell the 1960s aircraft to Indonesia four years ago, for what then-Defence Minister Stephen Smith labelled as a discounted rate.
While the Hercules are believed to be worth more than $ 30 million, Defence spokespeople are yet to confirm the purchase price of the aircraft, as well as a simulator and spare parts also part of the package.
Avionics Technician Jacob Rye has been working on the plane since it arrived two months ago.
"It had been sitting around for a while before that, but we've done quite a bit of deep level maintenance in there," Mr Rye said.
"We've now got it up to a flying standard."
The Hercules’ vast interior was gutted, with each component painstakingly restored.
"A lot more involved than your normal flight line maintenance. It's a full service," he said.
There was plenty to be repaired, with the plane built to carry tonnes of pallets, vehicles and generators, or up to 120 passengers.
"It's been very cool actually. I have a military background so I still get very excited hearing the planes take off."
While the Indonesian officials were proud of their purchase, they were in no rush to get home.
"I am quite enjoying Wagga," Lt. Col. Anggoro said.
"Everybody here is very nice and friendly, we've been so welcome."
There was a very crowded flight deck when the Indonesian crew did leave, with more than a dozen crew members packing the front of the Hercules.
It's since touched down at Sydney's Richmond Air Force Base, where it will have the final spit and polish before jetting off to Indonesia.
Lokasi penusukan 2 anggota Brimob (Foto: Noval Dhwinuari Antony/detikcom) ✬
Institusi Polri mendapat teror bertubi-tubi dalam satu pekan terakhir. Tercatat ada 3 serangan yang dilakukan pelaku teror terhadap anggota Polri di 3 tempat berbeda.
Teror pertama terjadi di Mapolda Sumatera Utara tepat di Hari Raya Idul Fitri pada 25 Juni 2017. Satu prajurit, Aiptu Martua Sigalingging, gugur ditikam pelaku yang berjumlah dua orang.
Tak hanya menikam, usai tahu Aiptu Martua sudah tak bernyawa, mereka membakar Pos Polisi beserta Aiptu Martua di dalamnya. Kedua pelaku satu di antaranya tewas dan satu lainnya dalam keadaan kritis.
"Luka tusukan di tubuhnya di dada di leher di lengan bertubi-tubi. Dan leher dalam kondisi tergorok. Jadi bukan hanya tusukan saja, tapi memang leher dalam kondisi tergorok, ada luka melintang dari kiri ke kanan atau sebaliknya," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto, Jumat (30/6).
[Foto: Dok. Istimewa]
Sehari berselang, pada Senin (26/6), teror dengan secarik kertas diterima Satuan Lantas Polres Serang, Banten. Tulisan dalam kertas tersebut 'Siapkan dirimu polisi thogut, kami akan datang setelah Marawi, Filipina, selanjutnya adalah Indonesia'.
Kalimat lainnya yakni 'Kami berbaiat pada Abu Bakar Al-Baghdadi, bukan Jokowi. Kami bukan anti NKRI, tapi kami jijik dengan berhala yang disebut demokrasi'. Selain kalimat pernyataan, terdapat juga daftar beberapa tempat yang ditulis sebagai target teror.
"Masyarakat tidak perlu cemas namun harus tetap waspada. Kami perintahkan anggota untuk meningkatkan pengamanan dan kesiapsiagaan terkait dengan aksi teror," kata Kapolda Banten, Brigjen Listyo Sigit Prabowo.
Pelaku teror masih didalami. Penyelidikan dilakukan di antaranya dengan pengecekan CCTV karena pelaku sempat terekam CCTV.
[Foto: Noval Dhwinuari Antony/detikcom]
Teror ketiga terjadi pada Jumat (30/6) malam, tepat sehari sebelum HUT Polri ke-71. Dua anggota Brimob yaitu AKP Dede Suhatmi dan Briptu Syaiful B jadi korban penusukan oleh seoarang pria.
Penusukan terjadi usai salat Isya berjamaah di Masjid Falatehan, Jalan Palatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Masjid tersebut hanya berjarak sekitar 450 meter dari Mabes Polri.
Kedua anggota Brimob tersebut mengalami luka di bagian wajah dan leher. Saat ini keduanya masih menjalani perawatan di RS Polri Kramatjati.
Sementara itu pelaku berhasil ditembak mati. Ditemukan KTP atas nama M di dekat jenazah pelaku, namun Polisi menduga KTP tersebut palsu.
(aud/rna)
Di Laut China SelatanCitra satelit menunjukkan fasilitas militer baru dibangun China di pulau-pulau buatan di Laut China Selatan. [Foto/REUTERS/AMTI DigitalGlobe] ★
China telah membangun fasilitas militer baru di pulau-pulau di Laut China Selatan. Proyek militer China itu terungkap dari citra satelit yang dilaporkan sebuah kelompok think tank Amerika Serikat (AS).
Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI), bagian Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington, dalam laporannya mengatakan bahwa citra satelit baru menunjukkan tempat penampungan rudal serta fasilitas radar dan komunikasi sudah dibangun di atas Fiery Cross, Mischief dan Subi Reef di Kepulauan Spratly, Laut China Selatan.
AS mengkritik pembangunan fasilitas militer China di pulau-pulau buatan tersebut karena khawatir kebebasan navigasi Washington kawasan itu hilang.
Bulan lalu, sebuah kapal perang Angkatan Laut AS berlayar dalam jarak 12 mil laut di Mischief Reef dengan klaim patroli kebebasan navigasi. Patroli kapal perang di dekat pulau buatan China itu merupakan yang pertama kali sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden AS.
Washington menuduh Beijing telah melakukan militerisasi di kawasan sengketa itu. Tapi, China membantahanya.
Kepulauan di Laut China Selatan jadi sengketa antara China dengan negara-negara Asia lainnya seperti Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
China, menurut AMTI, sebelumnya telah membangun empat tempat penampungan rudal baru di Fiery Cross Reef. Mischief dan Subi masing-masing memiliki delapan tempat penampungan.
Dalam laporan terbaru AMTI, disebutkan bahwa sebuah kubah besar baru-baru ini dipasang di Fiery Cross dan satu lagi sedang dalam pembangunan. Fasilitas itu merupakan sistem komunikasi atau radar yang cukup besar. Dua kubah lainnya, menurut AMTI, juga dibangun di Mischief Reef.
”Beijing sekarang dapat menggunakan aset militer, termasuk pesawat tempur dan peluncur rudal bergerak ke Kepulauan Spratly setiap saat,” bunyi laporan AMTI, yang dilansir Reuters, Jumat (30/6/2017).
Pemerintah maupun militer Beijing belum menanggapi laporan kelompok think tank AS tersebut. Namun, China selama ini bersikeras bahwa kepulauan di Laut China Selatan merupakan wilayah kedaulatannya, di mana Beijing mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan. (mas)
Kapal induk terbaru AL Inggris HMS Queen Elizabeth di galangan kapal Rosyth, Skotlandia.[telegraph] ✮
Peluncuran kapal induk terbaru AL Inggris HMS Queen Elizabeth ternyata menarik perhatian pemerintah Rusia yang langsung memberi komentar.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan HMS Queen Elizabeth merupakan sasaran laut yang sangat empuk karena diibaratkan sebagai ratu lebah yang tak mampu mempertahankan diri tanpa bantuan kapal-kapal perang lainnya.
"Tak seperti kapal induk Admiral Kuznetzov, kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth hanyalah sebuah sasaran laut yang sangat empuk," kata juru bicara Kemenhan Rusia Igor Konashenkov.
"Kapal itu sama dengan ratu lebah. Kapal Inggris itu hanya mampu mengeluarkan pesawat terbang dari perutnya, sementara dia harus dilindungi sederet kapal perang, kapal logistik, dan kapal selam," tambah Konashenkov.
Pernyataan Rusia ini dikeluarkan setelah Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon mengatakan, Rusia akan iri dengan kapal induk berbobot 65.000 ton itu.
"Jika Anda lihat kapal Admiral Kuznetzov yang tua berlayar melintasi Selat Channel beberapa bulan lalu, saya kira Rusia akan sedikit iri saat melihat kapal baru kita," kata Fallon kepada harian The Telegraph.
HMS Queen Elizabeth menjalani uji coba pelayaran perdana pada Senin (26/6/2017) tetapi baru akan resmi bertugas pada 2021.
Worth millions dollars A high-tech military consignment has gone missing from a port in Johor, prompting an investigation by the Customs Department and International Trade and Industry Ministry. The radar equipment, worth millions of ringgit, was being shipped from Australia to the Netherlands via Malaysia. PHOTO: THE STAR/ASIA NEWS NETWORK ✬
A consignment of high-tech military radar equipment worth millions of ringgit has gone missing from the Port of Tanjung Pelepas.
Agencies including the Customs Department and the International Trade and Industry Ministry (Miti) are investigating the disappearance.
Nusajaya OCPD Asst Comm Nor Hashim Mohamad confirmed that a police report on the matter was received.
Meanwhile, Customs Department assistant director-general (enforcement) Datuk Paddy Abd Halim said an internal investigation was being carried out as well.
Sources said Customs officials detained the radar systems shortly after the consignment arrived from Australia last month.
The items, in one container, were supposed to be shipped to the Netherlands via Johor but did not have the necessary permits, which led to the unexpected detention.
All military equipment being shipped out of, or in transit at any Malaysian port, requires a special permit from Miti.
No such permit or other supporting documents were produced when requested by port and Customs officials, a source said.
During a recent audit check, it was discovered that the classified material could not be located at the port and a police report was then lodged.
The authorities have not ruled out the possibility that the consignment could have been loaded onto another vessel and shipped off to the Netherlands discreetly to avoid further problems.
The sources added that it was not easy for the equipment to be removed by ground transport because of strict checks at the entry and exit points of the port.
Customs has set up a special team to probe the matter internally and determine if standard operating procedures were followed.
The sources said that such sensitive equipment requires a permit under the Strategic Trade Act 2010.
The penalties are heavy as fines can be as high as RM10,000,000 (S$3,214,525), while those convicted can also face the death penalty, sources added.
The permits were issued from Miti's strategic trade secretariat in Kuala Lumpur, the sources said, adding that the paperwork for such a permit could be filled online and it takes five working days for the permit to be issued.
The Act, which is over 1,237 pages long in English and Bahasa Malaysia, is on the Miti website and covers a broad range of sensitive goods and items to control or prevent them from being used in nuclear armament and weapons of mass destruction, especially if they fall into the hands of extremists.
Ilustrasi senjata Pindad ✬
PT Pindad (Persero) menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) andalan untuk menciptakan alat-alat dan sistem pertahanan Indonesia. Terbaru, Pindad tengah menjajaki pengembangan teleskop khusus untuk Senapan Penembak Runduk (SPR) atau senjata penembak jarak jauh.
Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengaku, rencana pengembangan ini dilakukan karena dirinya kagum dengan percepatan perkembangan teknologi pertahanan di dunia, khususnya di Israel. Saat ini, Israel tengah mengembangkan teknologi teleskop yang mampu meningkatkan akurasi para penembak jitu.
"Jadi jarak 1-2 kilometer (km) secara kasat mata kita sudah pas, tapi kalau teleskop itu belum pas, senjata itu tidak bisa menembak. Jadi kalau sudah benar-benar pas, baru kena. Ini meningkatkan akurasi," kata Abraham saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis, Kamis (29/6/2017).
Melihat hal itu, Abraham bertekat untuk tidak mau kalah dengan apa yang dibuat oleh Israel. "Itu pengembangan teknologi baru yang tengah dilakukan di Israel. Kia lagi coba," tegasnya.
Tak hanya itu, teknologi canggih yang direncanakan Abraham untuk bisa dikembangkan Pindad adalah teknologi kamera tembus pandang.
Dijelaskan Abraham, teknologi ini terpasang di gawai sejenis i-Pad. Dalam penggunaannya, i-Pad ini hanya ditempelkan di sebuah dinding ruangan sisi luar. Hanya saja, di layar i-Pad tersebut terpampang gambar situasi yang ada di dalam ruangan di balik dinding tersebut.
"Saya melihat sendiri demonya waktu itu. Ini akan mendukung menangkap teroris, bagaimana menyelamatkan sandera oleh teroris," tegas dia.
Komandan Indobatt XXIII-K Letkol Inf Yudi Gumilar, S.Pd. beserta Perwira Indobatt, beberapa waktu lalu melaksanakan silaturahmi dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1438 H bersama prajurit-prajurit Indobatt yang berada di perbatasan Israel dan Lebanon.
Di hari pertama, prajurit Indobatt melaksanakan silaturahmi di dalam Markas Batalyon dan berikutnya di hari kedua giliran Komandan Indobatt XXIII-K Letkol Inf Yudi Gumilar, S.Pd. beserta Perwira Indobatt silaturahmi ke Kompi-Kompi luar Markas Batalyon UNP 7-1.
Kompi A, Kompi B dan Kompi C Indobatt menjadi tujuan silaturahmi Komandan Indobatt beserta rombongan. Begitu pula prajurit Indobatt yang sedang melaksanakan pengamanan di daerah perbatasan Israel dan Lebanon atau daerah Blue Line, semuanya tak luput didatangi Komandan Indobatt.
Dengan semangat, tugas tetap dilaksanakan dihari lebaran, inilah yang membuat Komandan Indobatt salut dengan prajurit-prajuritnya. “Pertahankan semangat juang kalian, keluarga saya adalah kalian, mohon maaf lahir batin, Tuhan pasti selalu bersama kita,” kata Letkol Inf Yudi Gumilar, S.Pd.
Suasana haru bercampur bahagia terasa saat Komandan Indobatt XXIII-K Letkol Inf Yudi Gumilar, S.Pd. menyalami satu persatu prajurit yang sedang mengemban tugas. Meskipun jauh saat merayakan Idul Fitri, namun kerinduan dengan keluarga sedikit terobati dengan terciptanya suasana penuh rasa kekeluargaan saat menjalankan misi di negara orang.
Following the visit of French President, François Hollande, to Indonesia, DCNS and PT PAL signed a Memorandum of Understanding (MoU) to strengthen their cooperation in the submarine and surface ship fields, in accordance with the Indonesian French Defense Dialogue (IFDD). SSK Scorpene Class [naval-technology] ✬
Indonesia wants to reinforce its naval capacity and is discussing with France to explore projects of submarine and surface ships to be built in Indonesia with a high level of local industrial content, through Indonesian-French long term cooperation.
Following guidance of both governments, DCNS and PT PAL have been cooperating over the past few years to identify the best industrial solution and allowing today to offer a multipurpose submarine from the latest generation of Scorpene Class family, able to perform both shallow and blue water missions. Other opportunities on corvettes and frigates are going to be assessed in the near future.
Following signature of this MoU, DCNS CEO Hervé Guillou declared: “As the European leader in naval combat systems, warship designer and builder, DCNS is committed to establishing long-term partnerships with the Indonesian industry to enhance Indonesia’s local high-tech industrial content. Our cooperation with Indonesia’s largest shipyard PT PAL is a perfect illustration of this ambition and we are looking forward to bringing our strong expertise in technology transfers for complex naval programs to provide an industrial project and develop Indonesian Navy operational capability”.
Peran Diplomasi Militer dan Publik prajurit Indobatt XXIII-K dalam misi perdamaian pasukan PBB di Lebanon.
Pasukan pemeliharaan perdamaian PBB berperan dalam diplomasi militer dan publik. Sebagai duta bangsa yang mendapat kepercayaan dari dunia, keberadaan prajurit Indobatt XXIII-K dalam misi perdamaian di Lebanon selalu mendapat perhatian dari kontingen negara lain maupun masyarakat Lebanon. Seperti pada acara Medal Parade Kontingen Nepal tanggal 29 Juni 2017, Komandan Sector East Brigadier General Venancio Aguando De Diego meneriakan “Garuda” dan memberikan apresiasi saat bertemu prajurit Indobatt. Hal tersebut merupakan suatu bentuk penghormatan yang tinggi terhadap prajurit Indobatt.
Selain operasi militer mengamankan wilayah Lebanon, melaksanakan patroli dan latihan dengan kontingen negara lain, kegiatan protokoler diantaranya perayaan UN Days, Medal Parade, pertandingan olah raga, menerima kunjungan pejabat militer ataupun sipil merupakan bagian dari diplomasi militer. Ada juga kegiatan ziarah untuk memperingati prajurit yang menjadi korban saat melaksanakan misi perdamaian. Disamping itu penampilan prajurit Indobatt XXIII-K dalam Culture Event sebagai bentuk pengenalan kebudayaan bangsa Indonesia selalu menarik perhatian dari kontingen negara lain ataupun masyarakat Lebanon. Semua itu merupakan bentuk peran aktif prajurit Indobatt dalam diplomasi militer misi perdamaian PBB. “Memang butuh kerja keras untuk membangun suatu kepercayaan, namun hal tersebut tidak menjadikan hambatan bagi prajurit Indobatt” ungkap Komandan Indobatt XXIII-K Letkol Inf Yudi Gumilar, S.Pd. disela-sela perayaan Medal Parade Kontingen Nepal.
Selain diplomasi militer tentunya Indobatt juga telah banyak melaksanakan diplomasi publik yang dilaksanakan di tengah-tengah masyarakat Lebanon, seperti melaksanakan kegiatan CIMIC, atau kegiatan bantuan kesehatan. Sosialisasi ditengah masyarakat dengan bertukar pikiran dan ajang sana semuanya dapat terjalin baik antara prajurit Indobatt XXIII-K dan masyarakat Lebanon. Peran serta prajurit Indobatt XXIII-K dalam diplomasi militer dan publik merupakan kontribusi nyata Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Destroyer class terbaru buatan China tipe 055 seberat 10.000 ton [AP]
Angkatan Laut China semakin memperkuat armadanya dengan meluncurkan sebuah kapal penghancur (destroyer class) produksi dalam negeri pada Rabu 28 Juni 2017 waktu setempat. Hal ini menunjukkan bahwa Negeri Tirai Bambu tersebut siap meningkatkan persaingan dengan kekuatan Angkatan Laut negara lainnya seperti Amerika Serikat, Jepang dan India.
Dikutip dari laman Daily Mail, Kamis (29/6/2017), kapal penghancur tipe 055 dengan bobot 10.000 ton ini memasuki perairan galangan kapal di kota Jiangan, Shanghai pada Rabu pagi.
Selain berukuran besar, kapal tersebut juga dilengkapi dengan sistem pertahanan udara, rudal dan kapal selam jenis terbaru.
Tak hanya satu, Angkatan Laut China dikabarkan telah memproduksi empat kapal dengan tipe yang sama.
"Peluncuran kapal ini menandakan bahwa perkembangan dunia kelautan bangsa kita telah memasuki tahap yang baru," ujar pihak Angkatan Laut China.
Dari foto yang telah beredar, menunjukkan banyak pita berwarna-warni yang tergantung di bagian kapal besar tersebut.
Dalam acara peresmian, Kepala Departemen Perindustrian China, Zhang Youxia memimpin upacara tersebut. Terlihat pula sebotol sampanye sebagai simbol peresmian armada laut terbaru tersebut.
Tipe 055 secara signifikan lebih besar dibanding kapal penghancur China lainnya, seperti tipe generasi sebelumnya -- tipe 052.
Selama ini Negeri Panda itu sangat bergantung pada teknologi asing. Namun kali ini China membuktikan bahwa negaranya mampu mengelola dan membangun sendiri kapan penghancur tersebut.
Saat ini, Angkatan Laut China sedang menjalani ekspansi ambisius dan diproyeksikan memiliki total 265-273 kapal perang, kapal selam, dan kapal logistik pada tahun 2020.
Jumlah tersebut sebanding dengan 275 kapal tempur yang biasa dikerahkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat.
Pemerintah China mengatakan, negaranya membutuhkan angkatan laut yang kuat untuk mempertahankan dan mengamankan garis pantainya yang mencapai 14.500 kilometer. Hal itu juga dibutuhkan untuk menjaga jalur-jalur pelayaran penting lainnya, termasuk untuk wilayah sengketa kawasan Laut China Selatan.
Ilustrasi kapal selam Rusia "Warszawianka" [google]
Rusia dan Indonesia masih membahas kontrak untuk pengadaan kapal selam Proyek 636, dilaporkan FSMTC Rusia.
"Dengan Indonesia ada negosiasi untuk penyediaan kapal selam Proyek 636. Namun, pada parameter tertentu dari kontrak pada tahap ini masih terlalu dini," - kata juru bicara FSMTC Rusia Maria Vorobyova pada acara International Maritime Defense Show kepada Interfax.
Sebelumnya kapal selam Proyek 636 "Warszawianka" produksi "Admiralty Shipyards" telah diperoleh Vietnam dan Aljazair. Versi ekspor proyek ini sudah dilengkapi dengan sistem senjata rudal Club-S
Proyek kapal selam "Warszawianka" generasi ketiga, memiliki perpindahan 3,95 ton, kecepatan saat menyelam 20 knot, menyelam pada kedalaman 300 meter, dan kru sebanyak 52 orang.
Pameran International Maritime Defence Show diadakan selama 5 hari dari tanggal 28 Juni sampai dengan 2 Juli 2017 di St. Petersburg, Russia. [interfax]
⚓️ Garuda Militer
Ilustrasi Kapal induk USS Ronald Reagan di perairan Jepang [US NAVY / AFP/Artur SEDRAKYAR]
Angkatan Laut Indonesia telah mengkonfirmasi bahwa dua kapal angkatan laut AS telah memasuki perairan Indonesia di lepas pantai Kepulauan Natuna di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Juni lalu, tidak melanggar peraturan apapun.
Kapal-kapal tersebut, kapal induk USS Ronald Reagan dan USS George Washington, "melakukan pelayaran yang tidak melanggar peraturan berlayar dan dengan demikian tidak ada masalah dengan hal itu," ungkap Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Achmad Taufiqurrahman kepada The Jakarta Post.
Seorang sumber di Angkatan Laut sebelumnya mengungkapkan bahwa USS Ronald Reagan dan USS George Washington memasuki perairan Indonesia di Selat Malaka tanpa izin, memberi saran bahwa kehadiran mereka terkait dengan usaha untuk mencegah kegiatan kelompok Negara Islam di Filipina selatan.
Pada tanggal 14 Juni lalu, USS Ronald Reagan memasuki perairan Natuna dan menerbangkan pesawat F22 Raptor dan helikopter di wilayah tersebut. Operasi tersebut kemudian digagalkan oleh Angkatan Laut Indonesia.
Rombongan kapal perang tersebut akhirnya meninggalkan zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEE) setelah dibayangi oleh kapal perang Indonesia KRI Sultan Hasanuddin. {The Jakarta Post}
⚓️ Garuda Militer
Untuk Perangi Militan [Maxdefense] ✬
Pemerintah China, Rabu (28/6/2017), mendonasikan ribuan pucuk senapan kepada pemerintah Filipina untuk membantu militer negeri itu yang sedang menghadapi kelompok militan pro-ISIS di kota Marawi.
Pengiriman senapan serbu dan senjata penembak jitu serta amunisi merupakan bantuan militer pertama dari China sejak Presiden Rodrigo Duterte mulai mendekati Beijing.
"Pengiriman persenjataan bernilai 50 juta yuan (Rp 98 miliar) ini merupakan era baru hubungan antara Filipina dan China," ujar Duterte.
Pertempuran di kota Marawi yang sudah berlangsung hampir selama satu bulan itu telah menewaskan 290 orang anggota militan dan 70 orang tentara.
Sementara, sebagian besar dari 200.000 penduduk Marawi mengungsi dan hampir semua bangunan di kota itu hancur.
"Kami nyaris menyerah karena kekurangan peralatan. Untunglah kami memiliki teman baik seperti China yang sangat memahami kami," ujar Dutuerte.
Duterte selama ini enggan mengakui adanya bantuan militer Amerika di Marawi. Dia selalu mengatakan tak tahu menahu tentang bantuan AS terhadap pasukan Filipina di Marawi.
Sementara itu, Dubes China untuk Filipina Zhao Jianhua mengatakan, gelombang kedua pengiriman senjata ke Filipina akan segera dilaksanakan.
"Sumbangan ini tak terlalu besar tetapi sangat bernilai karena menandai era baru hubungan antara militer kedua negara," ujang Jianhua.
"China akan membuka peluang latihan bersama, berbagai informasi intelijen, dan latihan bersama di kawasan tempat perang melawan teroris," tambah dia.
✈ Jenderal di Perancis Terancam SanksiIlustrasi jet tempur Perancis [telegraph]
Seorang jenderal angkatan udara di Perancis dilaporkan kerap menggunakan jet latihan militer untuk pulang ke kampung halamannya. Akibat ulahnya tersebut, pemerintah Perancis akan melakukan investigasi. Ancaman sanksi menanti sang jenderal.
Seperti dikutip dari AFP, Rabu (28/6/2017), majalah satir Canard Enchaine melaporkan, ada jenderal yang menggunakan jet militer hanya untuk pergi liburan ke kampung halamannya. Jarak yang ditempuh dari perjalanan tersebut berkisar 600 km dan menghabiskan 800 liter bahan bakar.
Sementara itu, Jenderal Richard Reboul, pejabat Angkatan Udara (AU) Perancis, dilaporkan kerap menggunakan jet tempur AU di luar tugas kemiliteran dalam beberapa tahun belakangan. Laporan itu menyebut Reboul sering berpergian dari kediamannya di Bordeaux ke Salon-de-Provence.
Bahkan, dalam laporan tersebut, dikatakan Reboul turut membawa rombongan kecil tentara dalam perjalanannya itu. Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly dengan tegas meminta investigasi dilakukan atas laporan itu.
"Informasi soal penyalahgunaan pesawat militer oleh pejabat militer senior telah menarik perhatian menteri pertahanan," kata Parly.
Jika laporan majalah tersebut terbukti, Reboul dapat disanksi. "Akan ada konsekuensi jika klaim-klaim tersebut terbukti," tegasnya.
(gbr/dkp)
Maduro berang Helikopter penebar teror di Venezuela [aljazeera] ★
Helikopter polisi Venezuela menyerang Mahkamah Agung pada Selasa, meningkatkan kemelut politik negeri itu. Presiden Nicolas Maduro menyebut aksi tersebut sebagai serangan teroris.
Pemimpin sosialis berusia 54 tahun itu, yang menghadapi tiga bulan unjuk rasa oposisi serta perbedaan pendapat dari dalam pemerintahannya, mengatakan bahwa helikopter tersebut menembak ke arah gedung peradilan itu dan juga melemparkan beberapa granat.
Beberapa saksi melaporkan bahwa mereka mendengar sejumlah ledakan di pusat kota Karakas, tempat Mahkamah Agung, yang mendukung Maduro, istana presiden dan bangunan pemerintahan utama lain berada.
Helikopter itu juga terbang di atas gedung Kementerian Dalam Negeri, kata Maduro dalam pernyataan.
"Secepatnya, kami akan menangkap helikopter itu dan yang berada di belakang serangan teroris bersenjata terhadap lembaga negara ini," katanya.
Mahkamah Agung sangat dibenci oleh lawan Maduro atas deretan putusan yang memperkuat kekuasaannya serta melemahkan badan legislatif yang dikuasai oposisi.
"Terdapat kegiatan sosial yang sedang berlangsung di Mahkamah Agung. Serangan mereka dapat menyebabkan puluhan korban tewas," kata Maduro terkait serangan helikopter itu.
Pemimpin oposisi telah lama menyerukan kepada pasukan keamanan Venezuela untuk berhenti menaati presiden yang mereka sebut sebagai diktator pembunuh.
Namun ada juga beberapa spekulasi di media sosial, di antara pendukung oposisi bahwa serangan helikopter bisa saja terjadi untuk membenarkan penindasan atau menyelimuti drama di Majelis Nasional Venezuela, di mana dua puluhan anggota parlemen mengatakan bahwa mereka dikepung oleh kelompok-kelompok pro-pemerintah.
Sebelumnya pada Selasa, Maduro memperingatkan bahwa dia dan pendukungnya akan mengangkat senjata jika pemerintah sosialisnya digulingkan oleh lawan yang telah melakukan aksi jalanan sejak April. Sedikit-dikitnya 75 orang tewas dalam kerusuhan tersebut.
"Jika Venezuela terjun ke dalam kekacauan dan kekerasan serta Revolusi Bolivarian hancur, kami akan berperang. Kami tidak pernah menyerah dan yang tidak dapat dilakukan dengan pemungutan suara, kami akan lakukan dengan senjata. Kami akan membebaskan tanah air dengan senjata," katanya.