Sabtu, 29 Juli 2017

Terkesan Saat Pasang Rudal Buatan Rusia Meski Harus Bertaruh Nyawa

✈ Ir Kartiko Ardi Widodo MT punya keahlian yang hanya dimiliki segelintir orang di Indonesia. Selama 23 tahun, dia dipercaya memasang peluru kendali (rudal) untuk kapal-kapal perang. [Ermawati]

Foto Presiden RI ke-3, B.J. Habibie, terpampang di ruang kerja Ir Kartiko Ardi Widodo MT di ruang Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (P2PUTN) di Jalan Tenes, Kota Malang. Keberadaan foto itu seolah-olah menunjukkan betapa kagumnya Kartiko pada sosok presiden berlatar belakang ilmuwan tersebut.

Apalagi Kartiko menggeluti bidang yang hampir sama dengan Habibie. Bila Habibie dikenal sebagai ahli pesawat terbang, maka Kartiko merupakan ahlinya kapal perang. Secara khusus, pria 49 tahun ini punya keahlian memasang rudal pada kapal-kapal perang.

Ada sejumlah kapal perang milik TNI Angkatan Laut (AL) yang pernah dia garap. Di antaranya, Kapal Republik Indonesia (KRI) Hiu, KRI Layang, KRI Todak, KRI Abdul Halim Perdanakusuma, KRI Yos Sudarso, KRI Diponegoro, KRI Hasanuddin, hingga KRI Oswald Siahaan.

Jenis maupun asal rudal itu pun beragam. Di antaranya, rudal Exocet buatan Prancis yang pernah dia pasang untuk KRI Diponegoro dan KRI Hasanuddin, hingga rudal Yakhont buatan Rusia yang dia pasang untuk KRI Owa.

Yakhont sekaligus menjadi rudal terbesar yang pernah dipasang oleh Kartiko. Rudal itu memiliki panjang 9 meter dengan berat sekitar 3 ton.

Sementara daya jangkauannya mencapai 300 kilometer dengan kecepatan 750 meter per detik atau 2,5 kali kecepatan suara. ”Ini (rudal Yakhont) adalah teristimewa yang pernah saya kerjakan,” ujar dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini.

Tak melulu di dalam negeri, Kartiko juga dipercaya menjadi ahli pemasang rudal untuk sejumlah kapal perang milik negara lain. Di antaranya, Belanda menjadi negara yang paling sering memanfaatkan jasanya.

Kartiko pernah menggarap pemasangan rudal untuk kapal selam Schelde Naval Vlissingen milik Angkatan Laut Belanda. Selain itu, Kartiko juga menjadi ahli pemasangan rudal untuk kapal perang milik Selandia Baru, Swiss, Prancis, hingga Brasil.

Tak semua orang yang punya kesempatan dan mendapatkan kepercayaan untuk menjadi pemasang rudal. Sebuah profesi yang dulunya sempat tidak terpikirkan oleh Kartiko.

Pria kelahiran Malang, 27 Juli 1968, ini mengaku punya cita-cita menjadi dokter. Tapi, menamatkan studinya di SMAN 3 Malang pada 1987 silam, dia malah memilih untuk kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya (UB). ”Niatnya iseng sih. Tapi, akhirnya keterima dan lama-lama menyukainya,” ujar dia.

Setelah lulus kuliah, Kartiko sempat bekerja di bagian produksi PT Astra. Tapi, hanya setahun berada di sana, Kartiko mendapatkan kesempatan untuk bekerja di Badan Pengendali Industri Strategis (BPIS) Negara. Tak lama, dia lantas ditempatkan di PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya.

Di PT PAL Surabaya, Kartiko meniti karirnya dari posisi paling bawah. Dia menjadi teknisi pada 1993–1996. Spesialisasinya adalah bidang elektronika, navigasi, dan telekomunikasi.

Dalam perjalanannya, dia mulai terlibat sebagai teknisi di beberapa proyek pemerintah. Mulai pengeboran lepas pantai, pengeboran darat, pembangkit listrik, kapal niaga, dan kapal tanker.

Selama bekerja di PT PAL, Kartiko mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program transfer of technology (ToT) di luar negeri. Dia mengambil spesialisasi untuk sistem persenjataan, khususnya rudal.

Kartiko masih ingat, ToT pertamanya digelar di Jerman pada 1994 silam. Seleksinya cukup ketat karena diikuti 100 orang warga negara Indonesia (WNI). ”Kebanyakan mereka lulusan luar negeri. Dari 100 orang itu, hanya dipilih lima orang. Salah satunya saya,” ungkapnya.

Sejak 1994 itu, ada beberapa ToT yang dia ikuti. ToT itu membuat Kartiko punya keahlian dan kemampuan yang komplet sebagai engineer pemasang rudal. Di antaranya, penguasaan sistem komunikasi, rekayasa perangkat lunak, aeromaritime, hingga sensor terpadu sistem tempur.

Menjadi seorang ahli rudal, kata Kartiko, memang harus memahami banyak hal. Seorang ahli rudal yang baik dituntut untuk menguasai disiplin ilmu lainnya. Mulai dari mekanika, konstruksi, ilmu komputer, ilmu jaringan komputer, ilmu geodesi, ilmu kebumian, ilmu kelautan, ilmu perkapalan, hingga ilmu militer.

Saya harus menguasai sistem engineer dari masing-masing ilmu tersebut. Kalau cuma ngerti manajemennya saja, pasti akan dikomplain,” kata pria yang menjadi dosen ITN sejak 1995 tersebut.

Apalagi pemasangan rudal bukanlah sesuatu yang remeh. Risikonya sangat besar. Sebab, yang dia tangani adalah benda dengan bobot besar dan bisa meledak. ”Kalau ada satu saja yang bermasalah, kapal bisa tenggelam,” ungkap alumnus S-2 Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini.

Meski sudah resign dari PT PAL pada 2014 lalu, Kartiko tetap mendapatkan kepercayaan untuk memasang rudal kapal perang. Belakangan, Kartiko lebih sering menjadi konsultan dan pembina untuk proyek-proyek pemasangan rudal.

Saat ini saya bersama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) juga sedang concern (perhatian) untuk membuat konsep sistem pengindraan di batas negara. Selain itu, dalam waktu dekat, dia ada agenda menjadi pembicara untuk konsep industri pertahanan di serikat pekerja PT PAL,” terang bapak tiga anak ini.

Dalam waktu dekat ini, Kartiko juga memiliki rencana melanjutkan studi S-3. Dia ingin memperdalam ilmu soal bahan-bahan komposit dalam sistem persenjataan.

Kartiko menyatakan, motivasinya untuk terus belajar tak pernah surut. Apalagi, dia melihat, tingkat kepercayaan lembaga di dalam negeri terhadap ahli rudal seperti dirinya masih terbilang rendah.

Dia mengakui, lembaga-lembaga di dalam negeri lebih percaya pada tenaga asing. ”Padahal, belum tentu orang dari luar negeri itu lebih ahli sehingga saya masih harus terus memberikan pembuktian lebih banyak lagi,” pungkas dia.

  Radar Malang  

Marinir Laksanakan Latihan Tembak Tempur Laut

✈ Penembakan roket RM-70 yang ditumpangkan di atas dek LST KRI Teluk Sampit 515 [Korps Marinir]

Prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1 melaksanakan latihan Demontrasi Aksi Tempur Laut unsur Pasukan Pendarat Amfibi di pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur. Kamis (27/07/2017).

Kegiatan latihan tembak tempur laut yang dipimpin Komandan Batalyon Roket-1 Marinir Letkol Marinir Dian Suryansyah, S.E., M.Tr.Hanla., tersebut melibatkan dua Kompi kesenjataan yaitu satu Baterai kendaraan tempur Roket MLRS Vampire, satu Kompi Kavaleri dari Batalyon Tankfib-1 Marinir, Tim dari Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir dan prajurit Brigif-1 Marinir.

Latihan penembakan tersebut disaksikan langsung Komandan Resimen Artileri-1 Marinir Kolonel Marinir Ainur Rofiq, S.Pi., Asops Danpasmar-1 Kolonel Marinir Nanang Saefulloh, Pabanopslat Sops Pasmar-1 Letkol Mar Rivelson Saragih dan Pabandya Opslat Sops Kormar Mayor Marinir Widarta Kusuma.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam latihan demo uji tembak laut yaitu satu pucuk RM 70 Grad melaksanakan penembakan diatas KRI Teluk Sampit-515 yang disimulasikan sebagai pendukung pasukan pendarat saat melaksanakan operasi amfibi dan 3 pucuk Roket MLRS Vampire dan Kompi Tank Amfibi melaksanakan penembakan dari darat ke laut, sedangkan tim gabungan dari Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir dan Brigif-1 Marinir melaksanakkan fast rope.

Gelar Kesiapan Latihan Pendahuluan Demo Aksi Tempur Laut dalam rangka peringatan HUT TNI Ke – 72 tersebut juga ditinjau langsung oleh Panglima Armada Kawasan Timur TNI AL Laksamanna Muda (Laksda) TNI Darwanto, S.H.,M.A.P.

  Marinir  

Pesawat Tempur RI Korsel Terus Dibangun

✈ Desain pesawat tempur KFX/IFX [Mildom]

Meski sempat tertunda dan menghadapi kendala, program pengembangan pesawat tempur produksi kerja sama Indonesia-Korea Selatan yang dinamakan Korean Fighter (KF)-X/Indonesian Fighter (IF)-X terus berlanjut. Saat ini, program itu sudah memasuki fase kedua dari tiga fase yang ada, yaitu pengembangan teknik industri (engineering manufacture development), yang akan menghasilkan prototipe pada 2021.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Anne Kusmayati, di Kementerian Pertahanan, Jumat (28/7), mengatakan, saat ini tahap EMD mencapai 14 persen. PT Dirgantara Indonesia (DI), sebuah badan usaha milik negara strategis, telah mengirimkan 81 insinyur ke Korean Aerospace Industry (KAI). Mereka akan mendalami konfigurasi pesawat sesuai kebutuhan Indonesia dan Korsel.

Program ini jadi awal kemandirian industri pertahanan karena kita akan buat pesawat tempur,” kata Anne. Produksi itu akan memengaruhi peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan kemampuan PT DI secara umum. Selanjutnya akan dibutuhkan cluster-cluster industri yang memproduksi alat-alat berteknologi sesuai pesawat generasi 4,5 ini. ”Seperti alat elektronik radar dan GPS,” ucapnya.

Menurut dia, program tersebut juga harus ditopang kebijakan politik karena program ini butuh waktu yang panjang, terutama dari segi komitmen dan pembiayaan. ”Presiden menyatakan mendukung penuh program ini. Hal itu disampaikan saat kami presentasi,” ujar Anne.

 Fase pengembangan dan produksi 

Sejauh ini, fase pertama, yaitu pengembangan teknologi pesawat tempur produksi bersama Korsel, sudah dilalui. Setelah selesainya fase kedua tahun 2021, KF-X/IF-X akan dibuatkan prototipe yang terus diuji hingga produksi tahun 2026. Namun, baru pada fase ketiga, tahun 2040, KF-X/IF-X akan diproduksi secara massal oleh PT DI.

Terkait rencana produksi pesawat tempur itu, Kepala Sub-Dinas Penerangan Umum Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Kolonel Fajar Adriyanto mengatakan, pihaknya menyambut baik pembangunan KF-X/IF-X. Program ini tak hanya dilihat dari sisi pertahanan udara, tetapi juga upaya pemerintah mengadopsi teknologi. ”Untuk kesiapan pesawat tempur, kan, untuk F16 C/D masa pakainya masih sampai 2030. Juga masih ada Sukhoi,” kata Fajar soal kebutuhan TNI AU selama KF-X/IF-X belum ada.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Totok Sugiharto menambahkan, jika Indonesia membuat sendiri, kebutuhan operasi TNI AU akan diakomodasi lewat desain pesawat. Selain juga kebebasan menentukan konfigurasi pesawat sehingga menjamin kemampuan pengembangan teknologi berkelanjutan. Namun, sejauh ini, masih ada kendala karena AS tak ingin memberikan empat teknologi utama, di antaranya electronically scanned array radar.

  Kompas  

Indonesia to Deliver 2 PH Air Force Aircraft

✈ This Quarter ✈ PAF NC-212i aircraft [Detik]

The delivery of Philippine Air Force’s two NC-212i short takeoff and landing (STOL) medium transport aircraft ordered from Indonesia state-owned PT Dirgantara Indonesia-Indonesian Aerospace may take place this third quarter.

The Philippine government entered a contract with the said Indonesian firm for the supply of two NC-212 aircraft early 2014. Delivery was expected late 2015.

MaxDefense Philippines said delivery may take place next month. MaxDefense said “PTDI failed to deliver the aircraft on time due to issues between PTDI and the approved autopilot supplier, who was bought by another company and was said to have not honored its commitments to PTDI, which led to the delay and blacklisting of PTDI.

Blacklisting from Philippine government procurement board [is] coming to an end in 3 days,” MaxDefense said.

However, according to a credible source of Update Philippines, delivery may take place in September.

CASA C-212 Aviocar is a turboprop-powered STOL medium transport aircraft designed and built by CASA in Spain. Construcciones Aeronáuticas SA (CASA) became a subsidiary of European Aeronautic Defence and Space Company (EADS) in 1999 as EADS CASA, and in 2009 EADS CASA was absorbed by Airbus Military.

At present, C-212s are also being produced under licence by Indonesian Aerospace under NC-212 family.

  Update  

[Dunia] Rudal Houthi Berhasil Dicegat Pasukan Saudi

Mengarah ke MakkahKompleks Masjidilharam di Makkah, Arab Saudi. [Foto/REUTERS/Ahmed Jadallah] ★

Pasukan Arab Saudi berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan kelompok pemberontak Houthi di Yaman dengan target Kota Makkah pada hari Kamis. Kota yang jadi target itu terdapat situs tersuci umat Islam, yakni Kakbah di Masjidilharam.

Keberhasilan pasukan Saudi itu diumumkan pihak koalisi Arab pimpinan Riyadh dalam sebuah pernyataan yang dilansir kantor berita negara Saudi, SPA, Jumat (28/7/2017).

Unit pertahanan udara yang ditempatkan di daerah Taif, yang terletak tidak jauh dari Makkah, mencegat sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh pasukan Houthi dari Yaman yang bertujuan untuk menyerang kota suci muslim tersebut,” bunyi pernyataan yang dirilis SPA.

Serangan rudal Houthi, lanjut koalisi, tidak mempengaruhi aktivitas Bandara Internasional Taif.

Sementara itu, media kelompok Houthi tidak memberikan pernyataan apapun terkait klaim Koalisi Arab. Namun, media Houthi melaporkan adanya serangan rudal terhadap basis udara Saudi yang berada di wilayah yang sama.

Pasukan Houthi meluncurkan beberapa rudal balistik jarak menengah Borkan-1 (Volcano-1) yang menargetkan pangkalan udara King Fahd di daerah Taif,” tulis kantor berita Houthi, Saba. Kelompok pemberontak Yaman ini justru mengklaim serangan rudal mereka berhasil mencapai sasaran.

Arab Saudi telah terlibat perang dengan pemberontak Houthi Yaman selama lebih dari dua tahun. Awalnya, Saudi yang memimpin Koalisi hanya meluncurkan serangan udara terhadap kelompok Houthi yang dimulai sejak bulan Maret 2015. Namun, koalisi melanjutkan operasi militernya dengan serangan darat.

Operasi militer Koalisi Arab itu atas permintaan presiden sah Yaman Abd Rabbu Mansour Hadi yang hendak digulingkan Houthi. Presiden Hadi telah mencari perlindungan ke Saudi ketika kelompok Houthi mengambil alih kekuasaan di sebagian wilayah Yaman.

Menurut data PBB, lebih dari 8.160 orang telah tewas dan 46.300 terluka dalam serangan udara dan pertempuran di Yaman sejak Koalisi Arab meluncurkan serangan pada tahun 2015. (mas)

  Sindonews  

Observation Post Pasukan Garuda

Di Darfur Barat https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNypfhvNTycqHSbymBu5BDagrmtfjI_-Qj7jqJCcBmLdLjG1F3mZpfPKkqLTIlR70NZtDq1DhMOCyvIgd5RBbbcVBDR-_KiIijNWDSkouoa_HJ_TllE-6-bY1x6GM_O78lpiK59Ie3kOKQ/s1600/1b-2.jpgPasukan Garuda Satgas Indobatt-03 Konga XXXV-C/Unamid (United Nations Mission In Darfur) melaksanakan kegiatan jaga (Observation Post) dalam rangka pengamanan sekeliling wilayah Super Camp untuk menjaga stabilitas keamanan, ketertiban, kenyamanan bagi seluruh personel UN yang berada di dalam area Unamid Super Camp, El-Geneina, Darfur Barat, Sudan-Afrika, Selasa (25/7/2017).

Dansatgas Indobatt-03 Konga XXXV-C/Unamid Letkol Inf Syamsul Alam mengatakan, penjagaan ini adalah untuk mencegah masuknya orang-orang yang tidak dikenal atau tidak bertanggung jawab dengan niat yang tidak baik, seperti mencuri, mengambil material barang yang berharga milik Unamid dan milik Afrika Union dengan cara menerobos masuk lewat pagar berduri maupun dengan cara lewat pintu penjagaan utama.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, saya tekankan kepada prajurit, agar melaksanakan penjagaan dengan baik dan benar sesuai Standart Operation Procedure (SOP) serta sesuai Juklak yang digariskan pimpinan. Saya juga akan mengecek langsung penjagaan baik dari dalam maupun dari luar, sekaligus mengecek pagar kawat duri, apakah dalam kondisi baik atau rusak akibat adanya orang yang berupaya masuk ke Super Camp,” ujar Letkol Inf Syamsul Alam.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRNdJZ7TayEpqpr_EMiTO3glWxpSagoBMoEGSvK9xnr6tYv5EU9BWD-VSQaBmUcaWoRdHBLBdCCH3SIrDgfcdQY8w8GftJKWjZMpUgq5ZSct6LtA2SyxPykKGj_LXriAjSW4IINRyWXROn/s1600/1a-1.jpgSituasi keamanan di wilayah Sektor Barat adalah calm but unpredictable, sehingga prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan Garuda mendapat kepercayaan untuk bertugas mengawasi situasi di luar Super Camp melalui Observation Post dan melakukan pemeriksaan keluar/masuk personel, kendaraan, material yang dibawanya maupun kelengkapan administrasi berupa Kartu Identitas, SIM, dan surat surat lainnya di gerbang utama (main gate).

Observation Post seluruhnya berjumlah 14 (empat belas) yang dikelilingi pagar kawat duri, lampu-lampu penerangan serta tanggul tanah sebagai perlindungan setinggi dua meter. Setiap hari (1 x 24 jam) pos-pos tersebut dijaga dua orang dengan pergantian jaga setiap 12 jam, personel yang akan naik jaga menggunakan seragam dan senjata lengkap dengan amunisinya serta alat pendukung lainnya seperti, HT, lampu senter, jaket, rompi anti peluru, teropong malam/siang, helm, kaca mata hitam, lotion anti nyamuk, air minum, ponco dan sarung tangan.

Pelaksanaan jaga Observation Post dibawah pimpinan seorang Perwira berpangkat Letda atau Lettu secara bergantian, yang selalu mengecek situasi keamanan dan keadaan personel jaga. Kemudian terdapat seorang Perwira Pengawas berpangkat Kapten yang bertugas mengawasi pelaksanaan jaga Observation Post secara menyeluruh. Selama kegiatan penjagaan ini, untuk kebutuhan makanan dan minuman selain membawa bekal perorangan juga disediakan dari dapur Indobatt-03 dan didistribusikan langsung ke pos-pos penjagaan sebanyak tiga kali (pagi, siang, sore) selama satu hari.

  TNI AD  

[Video] Melihat Kecanggihan Drone Karya Anak Bangsa

Liputan CNNSebenarnya banyak perusahaan swasta di Indonesia yang mampu memproduksi pesawat terbang tanpa awak atau drone. Selain pesawat, ada pula yang mampu mengintegrasikan drone ke dalam sebuah sistem tempur.


   Youtube  

Jumat, 28 Juli 2017

Satgas Pamtas Yonif Para Raider 503/MK Kostrad Laksanakan Patroli Patok Batas RI-PNG

Bersama Tentara PNGDFSatgas Pamtas Yonif Para Raider 503/MK dari pos Kotis Kaliwanggo mengeluarkan 1 regu dipimpin oleh Lettu Ctp Elvis Aprianto melaksanakan patroli keamanan dengan sasaran patok MM 12.3 yang berjarak 4 Km dari Pos Kotis Kaliwanggo, Senin (13/3/2017).

Patok batas dengan nomor MM 12.3 yang berada pada koordinat 0502118-9108133 terletak pada distrik Sota dan merupakan salah satu dari 13 patok tapal batas yang menjadi tanggung jawab dari satgas Yonif Para Raider 503/MK.

Selain melaksanakan binter terhadap masyarakat di perbatasan RI-PNG, Patroli Patok batas juga merupakan salah satu bagian dari tugas pokok Satgas Pamtas RI-PNG yang harus dilaksanakan selama bertugas di Perbatasan RI-PNG,“ Kata Lettu Ctp Elvis Aprianto.

Dalam kegiatan patroli ini dilakukan untuk mengecek kondisi dan keberadaan patok serta menghindari tindakan-tindakan pengrusakan dan pergeseran patok tapal batas kedua negara. (Pendam XVII Cenderawasih)

   menaranews  

TNI AU Kekurangan 22 Penerbang Pesawat Heli

Ilustrasi penerbang helikopter TNI AU

TNI AU hingga sekarang masih kekurangan penerbang pesawat heli. Sebab saat ini dari kebutuhan 72 penerbang baru ada 50 penerbang. Untuk itu, TNI AU terus berupaya menambah penerbang heli, yaitu dengan menambah perwira siswa (Pasis) sekolah penerbang (Sekbang).

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, untuk pesawat heli ini satu pesawat membutuhkan dua penerbang. Pesawat heli sendiri ada di tiga skuadron, yaitu skudron 6, 7 dan 8. Dimana untuk satu skuadron ada 12 pesawat.

Dengan jumlah tersebut, maka masing-masing skuadron membutuhkan 24 penerbang. Sehingga untuk tiga skudron perlu 72 penerbang heli. Padahal, sekarang baru ada 50 penerbang heli.

Dari jumlah penerbang heli yang ada sekarang, untuk kebutuhan penerbang heli bisa dihitung berapa kekurangannya,” ujar Hadi Tjahjanto usai meresmikan monumen pesawat latih di Akademi Angkatan Udara (AAU) di Sleman, Jumat (28/7/2017).

Menurut Hadi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan menambah kuota Sekbang. Yaitu dari rata-rata 30 Pasis per angkatan menjadi 50 Pasis per angkatan. Dengan langkah ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerbang pesawat militer, baik tempur, angkut dan heli.

Kami optimis nantinya kebutuhan penerbang pesawat militer dapat terpenuhi,” paparnya.

Disinggung soal rencana mendatangkan 11 pesawat tempur Sukhoi-35. Menurut Hadi, untuk penambahan pesawat tempur itu, tidak ada masalah. Baik penerbang maupun infrastrukturnya. Sebab pesawat tersebut merupakan pesawat pengganti dari pesawat tempur F5 Tiger, sehingga semuanya sudah disiapkan dan tersedia.

Pesawat tempur Sukhoi-35 itu nantinya akan di tempatkan di Madiun. Namun sebelum infrastruktur pendukungnya siap, untuk sementara akan ditempatkan di Makassar,” terangnya.

Soal penerbang pesawat tempur itu yang dulunya mengawaki F5 Tiger, untuk melatih dan mengasah kemampuan mereka, sementara melakukan latihan dengan pesawat tempur lain, yaitu Sukhoi-27 dan 30. Ini lantaran untuk Sukhoi-35 merupakan pesawat dengan generasi yang lebih canggih, yakni 4,5. “Karena itu latihan penting,” ucapnya.

Kepala Penerangan AAU Mayor Sus Ambar Rejiyati menambahkan, kedatangan KSAU tersebut, selain meresmikan monumen pesawat latih, juga dalam rangka Hari Bakti TNI AU, 29 Juli. Untuk peringatannya sendiri akan dipusatkan di AAU, Sabtu 29 Juli 2017. (kri)

   sindonews  

Indonesia-Korsel Cari Teknologi Pesawat Eropa

Karena AS Pelit Kasih Ilmu Ilustrasi desain KFX/IFX

Pemerintah Indonesia dan Republik Korea Selatan menjajaki kerja sama dengan sejumlah negara di Eropa untuk memperoleh empat dari 25 pengetahuan teknologi yang diperlukan terkait pembangunan pesawat tempur Korea Fighter Xperiment-Indonesia Fighter Xperiment atau dikenal dengan KFX/IFX.

Hal itu dilakukan menyusul tak kunjung diberikannya empat lisensi pengetahuan teknologi itu oleh Amerika Serikat yang melarang Lockheed Martin, perusahaan dirgantara AS yang memiliki pengetahuan teknologi tersebut, menjualnya kepada Indonesia-Korsel.

"Empat teknologi inti tidak akan diberikan AS ke siapa pun termasuk Korea. Untuk teknologinya sendiri, dari 25 teknologi, masih minus sembilan. Lima di antaranya bisa disediakan Korea sementara empat tidak akan diberikan," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan, Anne Kusmayati di Kantor Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Juli 2017.

"Makanya sekarang sudah ada industri ditunjuk Korea. Mereka menjajaki kerja sama dengan Eropa. Tapi bukan kapasitas kami untuk menyampaikan dengan siapa mereka bekerja sama," lanjutnya.

Empat teknologi tersebut yakni Active Electronically Scanned Array atau sistem AESA, sistem perang elektronik, pencari dan pelacak infra merah IRST, electro-optical targeting pod serta pengacak radar.

Anne menyampaikan, langkah alternatif ini dilakukan untuk memperoleh pengetahuan teknologi yang dibutuhkan. Dengan demikian, Indonesia-Korsel tetap berupaya mencapai target penyelesaian program kerja sama pada tahun 2026.

Diketahui ada 175 pesawat tempur yang ditargetkan bisa diproduksi secara massal. Rinciannya, 150 pesawat untuk Angkatan Udara Korsel dan 25 pesawat untuk TNI AU.

"Mereka (rekanan di Eropa) akan memberi teknologi yang boleh digunakan di alat yang akan dipasang di pesawat," ujar Anne.

   VIvanews  

Kemhan 'Ngotot' Jualan Jet Tempur KF-X/IF-X

Indonesia akan ikut menjadi penjual jet tempur hasil kerja sama dengan Korea Selatan.

Kementerian Pertahanan menyatakan, kerjasama pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X dengan Pemerintah Korea Selatan jauh lebih menguntungkan daripada membeli pesawat.

"Kami tidak lagi menjadi pembeli (pesawat tempur), tapi menjadi penjual," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Anne Kusmayati di Jakarta, Jumat (28/7).

Anne menambahkan, pesawat tempur ini akan dipasarkan ke negara-negara Asia Pasifik, meski enggan merinci nama negara yang dituju.

Jet tempur jenis KF-X/IF-X ini merupakan implementasi kerjasama strategis antara Pemerintah RI dan Pemerintah Korea Selatan yang ditandatangani pada 2006.

Rencananya jet tempur jenis ini akan siap beroperasi paling lambat pada 2030.

Anne mengatakan, mengembangkan pesawat tempur secara mandiri lebih menguntungkan karena desain pesawat yang dibuat dapat menyesuaikan dengan persyaratan operasional dari PT Dirgantara Indonesia.

"Selain itu, terdapat kebebasan menentukan konfigurasi sehingga menjamin kemampuan pengembangan teknologi pesawat tempur yang berkelanjutan," kata Anne.

Ia menambahkan, dari segi biaya reparasi, memproduksi pesawat tempur sendiri lebih murah karena dapat menekan biaya operasional yang mencakup biaya produksi dan komponen.

Selain itu, kata Anne, akan lebih mudah dalam urusan perawatan (maintenance), perbaikan (repair), dan pembaharuan (upgrade) karena dapat dilakukan sendiri.

Sementara, urusan modifikasi dan integrasi persenjataan juga mudah karena tidak perlu menunggu persetujuan dari produsen pesawat.

Saat ini, PT DI telah mengirim 81 teknisi ke Korean Aerospace Industry (KAI) di Sacheon City untuk mempelajari sistem dan standar prosedur kerja di KAI.

Kerjasama pengembangan jet tempur Generasi 4,5 ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pesawat tempur TNI Angkatan Udara.

Dengan dilengkapi AESA radar, KF-X/IF-X diklaim mampu mendeteksi dan mengunci target pada waktu yang sama.

Kini, program tersebut masih dalam tahap peningkatan kesiapan teknologi PT DI untuk melakukan Engineering Manufacture Development (EMD).

Rencananya, KF-X/IF-X akan diluncurkan pada tahun 2021 untuk mendapat sertifikasi rancang bangun.

Kemudian pada 2026, prototype atau purwarupa akan dioperasikan untuk memastikan dapat terbang dan bermanuver dengan baik, sesuai spesifikasi operasional. (yns/gil)

   CNN  

Rajawali 720, Bukan Sekedar Drone

UAV berbentuk unik itu mulai meraung. Kecepatannya bertambah dan kemudian akhirnya lepas landas. Inilah UAV besutan PT. Bhineka Dwi Persada, yang diberi nama Rajawali 720. Selain bentuknya yang tidak biasa, spesifikasi UAV ini bisa dibilang lebih besar dibanding UAV lokal lainnya.

Secara umum, Rajawali 720 memiliki panjang 4 meter dan rentang sayap 7 meter. Dengan payload 100 kg, UAV ini memiliki kecepatan jelajah hingga 135 km/jam. Namun yang istimewa adalah ketahanan terbangnya yang bisa mencapai lebih dari 20 jam. Sementara jarak terbang Line of sight, masih di angka 150an km. Angka ini bisa bertambah jika Rajawali 720 bisa terkoneksi dengan kendali melalui satelit.

Namun bukan hanya UAV yang ditawarkan. PT. Bhineka dwi persada juga merancang sistem integrasi antara UAV dan Prajurit di lapangan dalam sebuah Mobile Command Control Vehicle. MCCV ini murni desain PT. Bhineka bekerja sama dengan Balitbang Kemhan. Kendaraan truk ini, bukan hanya sebagai pengendali UAV, tapi juga sebagai mobil komando lapangan.

Data dari UAV Rajawali nantinya bisa secara real time diteruskan ke prajurit di garis depan. Sebuah mobil kontrol, bisa mengendalikan hingga 64 prajurit sekaligus. Selain itu, prajurit juga nantinya dibekali kamera serta peralatan lain yang bisa dimonitor oleh komandan di dalam truk. Sistem pengantaran data sendiri menggunakan jaringan LTE buatan sendiri atau radio link yang tertutup sehingga dijamin keamanannya. PT. Bhineka menyebut sistem ini sebagai Indonesia Future Soldier. Menarik bukan? Semoga saja inovasi ini dilirik oleh Kemhan dan TNI.

   ARC  

[Video] TNI AU Latihan Tempur

Waspada Ancaman MusuhTNI Angkatan Udara Lanud Supadio, Pontianak, menggelar latihan tempur. Latihan tempur ini dilakukan untuk kesiapan menanggulangi ancaman udara, khususnya di wilayah Kalimantan Barat.


   Youtube