Sabtu, 04 November 2017

Pesawat Lipat Rancangan Mahasiswa ITB

✈️ Bidik Kebutuhan Industri dan Militer✈️ Pesawat Lipat Rancangan Mahasiswa ITB [Detik]

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil merancang pesawat lipat. Wahana ini akan terus dikembangkan teknologinya untuk membidik memenuhi kebutuhan industri hingga militer.

Keunggulan dan keunikan pesawat ini yakni sayapnya bisa dilipat. Pesawat ini diterbangkan menggunakan peluncur berbentuk tabung bertenaga gas. Ketika berada di udara, sayap otomatis terbuka.

Salah satu anggota tim perancang, Nathan, mengatakan secara fisik pesawat sudah cukup baik. Hanya saja perlu ada pengembangan sistem atau teknologi untuk pengoperasian pesawat tersebut.

Pesawat ini sangat memungkinkan untuk mapping lahan dengan pemasangan kamera di bodi pesawat. Keperluan militer untuk mendeteksi kedatangan musuh juga bisa, karena tinggal diluncurkan saja tidak ribet,” kata Nathan saat ditemui di Sabuga, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/11/2017).

Pesawat sepanjang sekitar 1 meter ini memiliki kecepatan daya jelajah 25 meter per detik. Kecepatan yang dimilikinya ini sangat memungkinkan melakukan berbagai misi penting nanti.

Perancang sistem pesawat lipat, Tegar Satria, menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan mendatang perlu pengembangan lagi. Salah satunya membekali pesawat itu dengan kecerdasan buatan saat terjadinya gangguan teknis.

Pengembangan ke depannya fail safe jika koneksi putus seperti apa. Diharapkan bisa kontrol sendiri, punya kepintaran sendiri nantinya,” ujar Tegar.

Menurut mahasiswa Teknik Elektro ini, pengembangan juga harus dilakukan terhadap energi pesawat. Saat ini pesawat garapan mereka masih menggunakan tenaga baterai yang hanya mampu bertahan 30 menit.

Akan kita kembangkan apakah nantinya menggunakan energi solar cell atau seperti apa,” ucap Tegar.

  ✈️ detik  

Jumat, 03 November 2017

Kamis, 02 November 2017

TNI Akan Beli 11 Pesawat Sukhoi

Sesuai Perintah Jokowi
SU-35 Rusia

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan TNI akan membeli 11 pesawat tempur Sukhoi (SU-35) untuk memperkuat pertahanan udara nasional. Pembelian alutsista TNI itu sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Dalam rapat terbatas, Presiden RI sudah memerintahkan agar pesawat tempur yang dibeli adalah pesawat Sukhoi SU-35 yang siap tempur," ujar Gatot di Markas Yonkav 7/Sersus, Cijantung, Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2017.

Gatot mengatakan surat untuk pembelian itu sudah dikirim ke Kementerian Pertahanan dan ditembuskan ke Presiden Jokowi. Ia berujar pesawat Sukhoi SU-35 yang akan dibeli ini sesuai dengan persyaratan yang diajukan TNI Angkatan Udara. "Pesawat Sukhoi SU­-35 yang akan datang sudah sesuai dengan spesifikasi yang diajukan oleh Kepala Staf Angkatan Udara, sudah siap tempur," ucapnya.

Gatot menjelaskan pesawat Sukhoi yang akan dibeli nanti harus sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh KSAU. Sebab, kata dia, apabila tidak sesuai dan diterima berarti ia dan KSAU telah melakukan insubordinasi kepada presiden.

"Apabila pesawat yang datang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh KSAU, maka saya perintahkan untuk dibatalkan," katanya.

Pesawat Sukhoi SU-35 yang akan dibeli TNI dengan spesifikasi dilengkapi persenjataan Air to Air Missile, Air To Ground Missile, Bomb, Ground Suport Equipment, Simulator, Spare Part. Selain itu juga termasuk mesin cadan­gan.

Gatot berujar 11 Pesawat Sukhoi yang dibeli merupakan pesawat dari Rusia. Dia mengatakan selain membeli Sukhoi SU-35 dari Rusia, TNI juga telah membeli alutsista TNI lain seperti Pesawat F-16 dan Helikopter Apache dari Amerika Serikat. “Semoga 11 Pesawat Sukhoi yang akan datang sudah dilengkapi sesuai dengan persenjataan yang butuhkan TNI AU,” tutur Gatot Nurmantyo.

  ★ Tempo  

Indonesia Factor May Postpone KF-X Project

KF-X fighter [Air Recognition]

Indonesia has failed to pay its annual share of expenses for a joint project with South Korea to develop high-tech fighter jets, an opposition lawmaker claimed Wednesday.

The claim prompted concerns the project, dubbed KF-X, could be suspended.

Rep. Kim Jong-dae of the Justice Party, a member of the National Assembly Defense Committee, said Indonesia's state-run defense firm PT Dirgantara Indonesia (PTDI), a participant in the project, has yet to pay this year's remaining allotted 138.9 billion won ($124.5 million) to Seoul as of the end of October, based on a document from the Defense Acquisition Program Administration (DAPA).

"If Indonesia does not pay in time, the Korea Aerospace Industries (KAI) has to shoulder the burden of 40 percent of the development costs," Kim said. "Coupled with the current issue of the company being financially strapped, the KF-X project could easily be put in danger."

KAI is the nation's sole aircraft manufacturer that signed the KF-X contract with DAPA.

Seoul launched the KF-X project in 2015 to build its own 4.5-generation fighters to replace the Air Force's aging fleet of F-4s and F-5s by 2026.

PTDI signed an agreement with KAI in January 2016 to foot 20 percent of the cost in the development of the program, while KAI pays 20 percent and the South Korean government pays the remaining 60 percent of the 7.5 trillion won for the program.

Due to the form of agreement, the KAI faces a burden when payments from PTDI are delayed, Kim said.

KAI is reportedly in a liquidity crunch amid corruption allegations against its former management. According to a government audit, corporate bonds worth 600 billion won and 290 billion won in corporate paper are due by the end of this year. An internal report said KAI is 630 billion won short for its projected spending this year because of the shortage of cash and required payments on loans.

"The right timing of financing is critical in an R&D project that requires state-of-the-art technology. With no special measures for the delay in payment, the KF-X project could be suspended," the lawmaker said, calling for government action.

Starting April 2016, Indonesia agreed to pay 1 percent of the program costs annually, with its contribution to rise above 2 percent from 2017 onwards. Overall, the Southeast Asian country is supposed to pay 1.6 trillion won ($1.33 billion) into the KF-X program.

In 2017, the Indonesian government should pay 184 billion won but it only paid 45.2 billion won out of 92 billion won due in the first half of the year.

Kim accused DAPA of having downplayed concerns over the delayed payment.

He pointed out that the Indonesian government had officially disclosed its difficulty in paying 138.9 billion won in late September after it failed to include the money in its budget finalized in August.

But DAPA denied this, saying it was in close coordination with the Indonesian government for the payment due by October.

DAPA said the issue will be on the agenda for a summit between leaders of South Korea and Indonesia. President Moon Jae-in is scheduled to start an eight-day official trip to Southeast Asia, Nov. 8.

  ★ Korea Times  

Kemhan Melaksanakan Pra Uji Rudal Petir

Di Lumajang
Pra-uji rudal Petir di Lumajang

Balitbang Kemhan dalam hal ini Puslitbang Alpalhan melaksanakan dinas ke Lumajang Jawa Timur dalam rangka pra uji rudal petir. Pra uji rudal petir dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 Oktober 2017. Acara dihadiri oleh Kapuslitbang Alpalhan Brigadir Jendral TNI Abdullah Sani, Kabag Datin Set Kolonel Inf Fatih El Amin, S.IP., M.Si., Kabid Matra Laut Puslitbang Alpalhan Ir. Indra Usmansyah dan Tim OJT serta PT Sari Bahari.

Rudal petir ini dipandu dengan GPS untuk sasaran tidak bergerak. Dilengkapi fitur anti radar dan anti jamming. Rudal ini seratus persen buatan dan dikembangkan di dalam negeri, ini merupakan inovasi dan kemandirian industri pertahanan nasional.

Dalam pra uji rudal petir karena tidak dilengkapi fasilitas roda, rudal petir dilontarkan lewat platform peluncur. Sementara untuk mendaratkannnya menggunakan jaring. Rudal petir dirancang sebagai rudal permukaan ke permukaan berkemampuan balistik. Dengan program yang ditanam, rudal petir dapat di seting untuk menuju ke target sasaran vital tertentu yang tidak bergerak. Titik kerendahan terbang berada pada ketinggian 20 meter, rudal petir mampu melintasi kontur sehingga meminimalkan untuk terbaca oleh radar dan menghindari frekuensi yang berubah-ubah, serta mereduksi risiko di jamming.

Poin keunggulan rudal petir diantaranya mengadopsi sejumlah teknologi mutakhir untuk penginderaan sasaran. Diantaranya sudah mengadopsi multiple 3D point, ini lebih maju daripada rudal yang menggunakan seeker, konsekuensinya rudal petir dibenamkan prosesor tingkat tinggi untuk memproses data sasaran tembak. Rudal petir menggunakan engine rancangan sendiri yang diharapkan mampu mendongkrak kecepatan rudal petir menjadi 500 km per jam. Pra uji rudal petir yang dilaksanakan di Lumajang Jawa Timur perlu evaluasi secara keseluruhan.

  ★ Kemhan  

Rabu, 01 November 2017

Jepang akan Beri Hibah Terbesar Sepanjang Sejarah ke Indonesia

Coastal radar produk dari Japan Radio Co., seperti yang dipasang di Wakatobi [alfamarine]

MENTERI Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan pemerintah Jepang sudah sepakat ingin memberikan hibah kepada Indonesia. Hibah yang akan diberikan ke Indonesia ini termasuk yang terbesar sepanjang sejarah yang pernah diberikan Jepang ke seluruh negara di dunia.

"Ini akan menjadi hibah terbesar sepanjang sejarah. Baru kali ini Jepang mau memberikan hibah in one shot," ucap Susi saat berbincang dengan media di Jakarta, Senin (30/10).

Rencananya, hibah Jepang itu akan digunakan untuk membangun sektor kelautan dan perikanan di enam titik terluar Indonesia, salah satunya di Natuna. Negeri Sakura akan membangun pelabuhan perikanan, pasar, coastal radar, dan sistem satelit terbuka.

Susi menyebut Jepang akan menghibahkan 1 miliar yen per titik di sektor kelautan dan perikanan. "Ini baru pertama kali Jepang begitu antusias," tukasnya.

Sayangnya, niat Jepang memberikan hibah ke Indonesia masih terkendala birokrasi. Hibah dan rencana pengembangan kelautan dan perikanan tersebut masih menunggu persetujuan Badan Perencanaan Pembanguan Nasional (Bappenas).

"Birokrasi memang susah. Mau terima duit saja susah. Utang cepat-cepat, hibah malah lambat-lambat," keluhnya.

Rencana hibah itu pun masih perlu didiskusikan dengan pemerintah Jepang. Malam ini, Susi akan bertolak ke Negeri Matahari Terbit tersebut dengan agenda mengisi seminar dan memenuhi undangan menteri-menteri Jepang untuk mendiskusikan hibah dan kerja sama dengan JICA.

"Target kita masih November, Pak Presiden dan PM Abe bisa tanda tangan hibah. Tapi kami belum tahu tanda tangan akan di Jakarta atau saat APEC di Vietnam," imbuh Susi.

  ✈️ Media Indonesia  

Indonesia Bisa Tolak Sukhoi Su-35

✈️ Jika Tak Sesuai Spesifikasi✈️ Pesawat TNI AU [TNI AU]

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menegaskan, Indonesia bisa saja menolak pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E bila yang dikirim Rusia tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang diinginkan TNI AU sebagai pengguna.

Apabila pesawat tempur Sukhoi yang datang tidak sesuai dengan spek yang diminta kepala staf TNI AU, maka saya perintahkan untuk dibatalkan, kalau diterima berarti saya dan kepala staf TNI AU melaksanakan insubkordinasi kepada Presiden Joko Widodo,” kata Nurmantyo, di Cijantung, Jakarta Timur, Selasa.

Dalam keterangan pers Pusat Penerangan TNI, di Jakarta, Selasa, dia katakan itu usai meresmikan pembangunan perumahan, sarana pendidikan dan barak prajurit hasil kerja sama PT BCA Tbk dengan TNI, di Markas Komando Batalion Kavaleri 7/Serbuan Khusus, di Cijantung, Jakarta Timur.

TNI akan membeli 11 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E sesuai persyaratan teknis yang diajukan TNI AU.

Laiknya pengadaan oleh instansi negara, pihak pemakai alias operator hanya boleh mengungkapkan spesifikasi teknis dari produk atau sistem yang diinginkan, tanpa sekalipun menyebut merek, tipe, varian, dan sebagainya.

Spesifikasi teknis inilah yang kemudian diajukan kepada negara melalui mekanisme pengadaan yang telah ditentukan. Pelanggaran dalam hal ini bisa berujung pada pemberian sanksi bagi pelaku.

Dalam rapat terbatas, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan agar pesawat tempur yang dibeli adalah pesawat Sukhoi Su-35 yang siap tempur,” katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Sukhoi Su-35 Flanker E yang akan datang sudah dalam kondisi siap tempur dan dilengkapi sistem kesenjataan (peluru kendali udara-ke-udara, udara-ke-darat, bom darat), sistem pendukung, simulator, suku cadang, dan mesin cadangan.

Yang terakhir ini sangat vital karena usia pakai sistem kesenjataan buatan Rusia umum dikenal lebih pendek ketimbang buatan Barat.

Kalau tidak sesuai dengan spesifikasi jangan diterima. Semoga 11 pesawat Sukhoi yang akan datang sudah dilengkapi sesuai dengan persenjataan yang butuhkan TNI AU, hal ini yang menjadi motivasi TNI dalam membeli pesawat tempur dari Rusia,” kata Nurmantyo.

Terkait pembelian sistem persenjataan TNI, Nurmantyo menjelaskan, selain membeli Sukhoi Su-35 Flanker E dari Rusia, TNI juga sudah membeli pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan helikopter AH-64 Apache dari Boeing, Amerika Serikat, yang semuanya dilengkapi dengan persenjataan.

Secara terpisah, pejabat tinggi di lingkungan TNI juga menyebut-nyebut akan wacana pengadaan pesawat angkut berat C-130J Hercules baru untuk TNI AU. Inilah varian terkini C-130 Hercules yang memiliki flight management system terkini, berbasis glass cockpit dan fly-by-wire system.

Semua sistem persenjataan itu diproses sejak masa pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono, untuk memenuhi skema Kekuatan Esensial Minimum fase II (2014-2019).

  ✈️ Antara  

Kapal Perang TNI Bakal Dipermak Jadi Hotel Terapung

Ilustrasi KRI TNI AL [TNI AL]

Kota Palembang akan memiliki hotel terapung dengan menata dan memodifikasi kapal perang bantuan TNI Angkatan Laut.

Pemerintah Kota Palembang akan mendapat hibah kapal dari TNI Angkatan Laut dan itu nantinya akan dimanfaatkan untuk hotel,” kata Ketua PHRI Sumsel Herlan Aspiudin di Palembang, Rabu (1/11/2017).

Dia mengatakan, pihak Pemerintah Kota nantinya membentuk tim untuk menjadikan kapal tersebut sebagai tempat penginapan. “Saya juga termasuk salah satu tim dalam perancangan kapal yang akan dijadikan hotel itu,” katanya.

Menurut dia, bantuan dari TNI AL itu sebagai bentuk dukungan dalam menyukseskan Asian Games 2018. Hal ini karena Palembang akan kedatangan ribuan tamu dari berbagai negara untuk mengikuti dan melihat pelaksanaan pesta olahraga internasional mendatang.

Jadi kapal tersebut sangat mendukung karena wisatawan ingin merasakan keindahan Sungai Musi,” ujar dia.

Sehubungan itu kapal tersebut akan ditata dengan rapi sekaligus sebagai tempat menginap. Kapal tersebut direncanakan akan bersandar di Bagus Kuning Plaju Palembang karena lokasinya cukup strategis. “Dengan adanya hotel terampung tersebut diharapkan Asian Games semakin meriah,” tambah dia.

  ✈️ Okezone  

Kapal Selam Tidak Rusak

Baterai Kapal Selam Sudah Diganti https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBeEL33cu0Y07jEcFEB1TWJKx8k1PCGuZbOyhct9JviVYu2HU7rZwWoyuqbHUeoqN7L-DXkDJgmVDaRkbgs_tXiqWbLHQAMb0Y0XWjwd_ReVduaQ8lOg82ALoJFjxzsZ4MV91efRM2uh06/s1600/KRI+Nagapasa+403+menjalani+sea+trial+%2528defence.pk%2529.jpgKRI 403 Nagapasa ☆

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengemukakan kapal selam Indonesia yang baru yaitu KRI Nagapasa-403 tidak mengalami kerusakan serius. Baterai kapal selam tersebut lemah, sehingga kurang bertenaga.

Itu masalah baterai saja. Sudah diganti,” kata Ryamizard usai membuka kegiatan bela negara di pesantren Al Hikam, milik almarhum mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi di Depok, Jawa Barat, Selasa (31/10).

Ia mengaku sudah protes ke pihak Korea Selatan (Korsel) sebagai negara yang memproduksi kapal. Korsel sudah menjawabnya dengan menggantikan baterai baru yang lebih bertenaga. “Sudah kita proses kemarin tapi lambat karena kapalnya besar tapi baterainya kecil. Itu yang pertama, tapi saya sudah langsung ke pabrik, saya sama KSAL. Jadi sudah tidak ada masalah lagi, tapi yang kedua, ketiga terus,” jelas Ryamizard.

Sebagaimana diketahui, ‎kapal selam ini merupakan hasil kerja sama alih teknologi Indonesia dengan Korea Selatan.‎ Masih ada dua kapal selam lagi yang masih dalam tahap produksi. Kapal selam diproduksi PT PAL yang diawasi langsung perusahaan asal Korea Selatan, DSME.

Kapal selam pertama dan kedua dibangun di perusahaan pembuatan kapal Korsel, DSME. Lalu kapal selam ketiga dibangun di galangan kapal dalam negeri PT PAL Indonesia, Surabaya bekerja sama dengan DSME Korsel.

Penamaan Nagapasa pada kapal selam TNI AL diambil dari anak panah Indrajit dan diyakini mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, melindungi kehormatan serta keselamatan bangsa dan menegakkan hukum di perairan Indonesia.

  Berita Satu  

Selasa, 31 Oktober 2017

Kemenhan Diminta Jelaskan Soal Pengadaan 11 Unit Su-35

http://nationalinterest.org/files/styles/main_image_on_posts/public/main_images/aviamix2015-08.jpg?itok=v2s19DMxSU 35 [nationalinterest] ☆

Kementerian pertahanan diminta untuk menjelaskan ke publik terkait pengadaan 11 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia dengan total nilai US$ 1,14 miliar.

Pasalnya, 11 pesawat tempur tersebut masih belum jelas jenis sistem avionik, radar pesawat tempur, tipe, dan varian persenjataan yang ada di setiap unit Sukhoi Su-35. Tak hanya itu, pengadaan alutsista harus dilakukan transparan dan bebas dari KKN.

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu sebelumnya mengatakan, 11 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E yang dipesan Indonesia dari Rusia dalam konfigurasi bersenjata lengkap.

Senjatanya sangat lengkap karena dapat pengurangan diskon, jadi ada tambahannya,” kata Ryamizard di Jakarta beberapa waktu lalu.

Rencananya, penandatanganan pembelian Sukhoi Su-35 Flanker E itu akan dilakukan pada November 2017.

Kendati demikian, Ryamizard tidak merinci jenis, tipe, dan varian persenjataan yang dia maksud. Termasuk sistem avionika dan radar pada 11 unit Sukhoi Su-35 Flanker E itu.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi 1 DPR Syaifullah Tamliha mengatakan, spek persenjataan yang dimaksud Menhan harus dijelaskan ke publik. Apa benar 11 unit Sukhoi Su-35 itu sudah lengkap persenjataannya.

Sehingga pesawat itu tidak mubazir nantinya. “Persenjataan pesawat itu harus jelas. Apa benar sudah lengkap atau belum. Apalagi Rusia sudah memberikan diskon,” ujarnya saat diwawancari wartawan beberapa waktu lalu.

Dia berharap, Ryamizard bisa lebih transparan dalam mengelola anggaran alutsista agar tidak menimbulkan spekulasi kecurigaan dari pihak manapun. Mengingat, saat ini sudah jamannya keterbukaan sehingga tak boleh lagi ada yang ditutup-tutupi.

Transparan dan keterbukaan, akan membuat semua terang benderang,” tutup politikus PPP tersebut.

Sekadar diketahui, BUMN Rusia, Rostec, melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan BUMN Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, terkait barter 11 unit Sukhoi Su-35 Flanker E itu dengan sejumlah komoditas nasional.

Pembelian Sukhoi Su-35 Flanker E melalui mekanisme imbal beli itu sesuai UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan. 35 persen nilai transaksi pada pengadaan Sukhoi Su-35 Flanker E ini dalam bentuk offset dan 50 persen dalam bentuk imbal beli.

Dengan demikian, Indonesia mendapatkan nilai ekspor sebesar 570 juta dolar AS dari 1,14 miliar dolar AS total nilai pengadaan. Sedangkan terkait kapal selam asal Korea Selatan masih ada masalah dalam alih teknologinya.

  Tribunnews  

TNI AU Akan Bentuk Tiga Lanud di Papua Barat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_Jvb_cKSkpGYrn1E0tBeVilVkPzlU79IeA87feV3rIv1ystHDfQZ1sHLp3XqxOurMMxAp5ntezsUa27JSA6mAC2Wjl9apQgA3qA3qwT4G-BbziXeSJxXpe7KFtK9Tv-roVINOuGIVhRqf/s400/Bp+Operasi+TS.jpgPesawat F-16 di lanud Biak [Kohanudnas] ☆

TNI Angkatan Udara (AU) akan membentuk tiga pangkalan udara (lanud) di wilayah Provinsi Papua Barat, yakni di Sorong, Manokwari, dan Sorong Selatan.

"Markas Komando Lanud Manuhua Biak, Provinsi Papua, tengah menyiapkan pembentukan tiga pangkalan udara itu," kata Komandan Pangkalan Udara Manuhua Biak Kolonel Penerbang Fajar Adriyanto menjawab Antara seusai perayaan Sumpah Pemuda di Biak, Senin.

Ia mengatakan pembentukan tiga Lanud baru di Provinsi Papua Barat sudah menjadi kebutuhan TNI AU untuk menambah kekuatan dalam rangka mengamankan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Fajar mengharapkan pembentukan tiga Lanud baru dapat meningkatkan kinerja pelayanan pengamanan wilayah udara di wilayah Provinsi Papua Barat.

"Untuk pengoperasian pembentukan tiga Lanud baru kami telah menyiapkan sarana prasarana kesatuan serta personel TNI AU," ujarnya.

Berdasarkan data Bandara Sorong Domine Eduardo Osok merupakan pintu masuk penerbangan ke Manokwari, ibukota Provinsi Papua Barat serta bandara Teminabuan Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Raja Ampat.

Bandara Sorong Domine Ediar Osok memiliki landasan pacu (runway) dengan panjang 2.060 meter dan lebar 45 meter yang bisa didarati pesawat berbadan lebar (wide body) dan pesawat propeller.

Ke depannya, panjang runway bandara ini akan ditingkatkan menjadi 2.500 meter agar lebih banyak jenis pesawat yang bisa mendarat di bandara itu.

Sedangkan bandara Rendani Manokwari, Papua Barat merupakan bandara di ibukota Porvinsi Papua Barat dengan panjang landasan pacu mencapai 2.000 meter dan lebar 45 meter.

Sementara untuk bandara Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan dengan panjang 800 meter berstatus kelas III saat ini dikelola Kementerian Perhubungan.

  Antara  

Indonesia Selects NASAMS Air Defence System

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8fwByg8woeAgGVAGP-Ouu5kRMu_8RTzMq9Kf2LG2YLmgPEXPoh_6ZtNfo8Du0Ulqh4EJo7wqJOleQTrOtqWp6JjSLiLM5miRl9Q4kkTpI7w6uXV-ZUv62b4Re1YlwAmTFGCxDuu1kcnDN/s400/nasams.jpgNASAMS air defence system [Kongsberg] ☆

KONGSBERG has signed a contract worth 77 MUSD with the Ministry of Defence of Indonesia to supply a NASAMS air defence system.

The contract comprise delivery of a complete NASAMS system with command posts, radars, launchers, radios and integration, and training and logistics support. AMRAAM missiles will be provided in a separate government-to-government agreement between Indonesia and the United States.

NASAMS defends high value civilian and military assets on the ground against air threats. The inherent flexibility and modularity of NASAMS makes it a world leading solution with unique capabilities to combat modern airborne threats, as well as having the ability to integrate with a variety of different sensors and weapons. Several nations have chosen NASAMS, including Norway, Finland, The Netherlands, USA, Spain, Oman and now Indonesia.

We are very pleased that Indonesia, as the first nation in its region, chooses NASAMS for its homeland defence. The continuous technical evolution and addition of users confirms that NASAMS is the most modern and advanced air defense system in the world,” says Eirik Lie, President of Kongsberg Defence & Aerospace.

  Kongsberg  

Panglima TNI Berharap KRI I Gusti Ngurah Rai Perkuat Poros Maritim

PKR Pekuat Poros Maritim https://www.hobbymiliter.com/wp-content/uploads/2016/09/14441175_1029537310496259_8741495531757610067_n.jpgPKR ke-2 KRI I Gusti Ngurah Rai 332 ☆

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berharap, Kapal perang I Gusti Ngurah Rai-332 (KRI GNR-332) mampu memperkuat poros maritim Indonesia.

Dikutip dari siaran pers Kementerian Pertahanan, Kapal perang I Gusti Ngurah Rai-332 resmi diserahterimakan dari perusahaan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS), kepada TNI AL, di Surabaya, Senin (30/10/2017).

"Saya berharap Indonesia akan lebih kuat lagi poros maritimnya. Jadi ada 4 kapal yang akan dibuat, ini yang kedua yang sudah dibuat," ujar Gatot, di Markas Yonkav VII/Sersus, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (31/10/2017).

Gatot mengungkapkan bahwa ia telah memerintahkan Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan agar industri dalam produksi selanjutnya dikerjakan secara mandiri.

Menurut Gatot, berdasarkan UU No 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, maka PT PAL harus mampu memproduksi kapal perang yang ketiga secara mandiri.

"Nah sekarang saya perintahkan kepada KSAL berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan bahwa yang ketiga nanti kita harusnya sudah mengacu pada UU No 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan sehingga mewujudkan kemandirian. Minimal yang ketiga (KRI) bisa 40 persen, yang keempat bisa 100 persen. Kita mengacu pada UU itu tadi," kata Gatot.

Berdasarkan keterangan pers Kementerian Pertahanan, KRI GNR-332 merupakan jenis kapal Perusak Kawal Rudal (PKR).

KRI tersebut memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter dan berbobot 3.216 ton. Kecepatan maksimal mencapai 28 knot dan mampu menampung 120 kru.

KRI GNR-332 disebut mampu melakukan perang di empat matra sekaligus. Yakni, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara pesawat tempur dan perang elektronika.

Selain itu, kapal ini juga mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.

Beberapa persenjataan yang dimiliki KRI ini diantaranya adalah meriam utama OTO Melara 76/62 mm super rapid gun, rudal SSM Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkauannya mencapai 180-200 km.

KRI GNR-332 juga memiliki rudal SAM Anti Serangan Udara Mica yang dirancang bisa dioperasikan dalam waktu singkat, di segala cuaca, serta memiliki jarak jangkauan 20-25 km dan dilengkapi dengan Terma SKWS Decoy Launching System.

Sistem persenjataan lainnya yakni torpedo AKS A-244S, yang merupakan torpedo jenis ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus untuk mengincar sasaran di perairan laut dangkal dan Meriam Close In Weapon System (CIWS) Millenium Gun 35mm yang berfungsi menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.

Agar tak mudah terdeteksi, KRI ini juga memiliki mode siluman atau stealth. Teknologi yang melengkapinya antara lain infra red signature dan low noise signature yang menjadikan kapal sulit terdeteksi oleh radar kapal lain.

  Kompas  

Indonesia’s Su-35 Fighter jet Purchase Finalized With 85% Offsets

http://rostec.ru/content/cache/inner_article/content/files/%D0%BD%D0%BE%D0%B2%D0%B0%D1%8F%20%D0%BF%D0%B0%D0%BF%D0%BA%D0%B0%201/su-35_24807_1.jpgSu-35 fighter jet [Image by Rostec] ☆

Indonesia has finalized the purchase of 11 Su-35 fighter jets with 85% offsets which includes 50% commodity exports to Russia and 35% in aircraft maintenance, repair and overhaul (MRO) of the $1.1 billion deal.

"It has been decided by our cabinet to finalize the procurement of 11 Sukhoi Su-35 fighter jets. This is a remarkable effort of our defense minister, Russian state-owned firm Rostec, and PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI), as they have now agreed to invest," the Indonesian Investment Coordinating Board (BKPM) Chief, Thomas Lembong, said in Jakarta Monday, according to Antara News.

Russia would invest in aircraft maintenance, repair and overhaul (MRO) industry for Sukhoi jet fighters that were purchased by Indonesia, the BKPM chief said.

He stated that the law on defense and law on defense industry have stipulated the requirement of minimum 85 percent offset for each purchase of defense equipment, which means that the expense from the states funding should be returned through trade and investment activities.

"Of the total 85 percent of the procurement, 50 percent would be paid in barter trade(commodity exports) and the remaining 35 percent with investment contract," he elaborated. The total procurement of the jet fighters is amounted at US$1.145 billion.

The Trade Ministry has appointed PPI and Rostec to undertake the barter trade. Indonesia would send some commodities, including rubber and palm oil.

"Their investment value is 35 percent of the total $1.145 billion in order to build a spare part factory for the MRO industry," he continued.

He added that the jet fighter procurement would be finalized by the Defense Ministry.

"BKPM and Trade Ministry will follow." The barter trade deal of SU-35 between Indonesia and Russia was signed on Aug 10.

  Defense World  

Senin, 30 Oktober 2017

[Video] Peresmian KRI I Gusti Ngurah Rai-332

⚓️ Liputan CNN Kekuatan alat perang TNI Angkatan Laut bertambah, setelah PT PAL Indonesia, kembali menyerahkan kapal perang buatan dalam negeri ke TNI Angkatan Laut. Kapal perang jenis perusak kawal rudal (PKRI), Gusti Ngurah Rai ini, merupakan kapal kedua yang diserahkan ke TNI AL.



  ⚓️ Youtube  

Menhan Resmikan Kapal PKR-2

⚓️ Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), KRI I Gusti Ngurah Rai-332 Sejumlah personel TNI Angkatan Laut berbaris di samping kapal KRI I Gusti Ngurah Rai-332 saat upacara penyerahan kapal itu di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Senin (30/10/2017). Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) buatan PT PAL Indonesia pesanan TNI Angkatan Laut itu untuk menambah kekuatan armada laut dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. [ANTARA FOTO/Didik Suhartono]

Dalam rangka untuk mewujudkan kekuatan pokok minimal atau Minimum Essential Force (MEF) dan membangun kekuatan TNI AL menuju world class navy, Menhan RI Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo selaku wakil pemerintah Indonesia menyaksikan serah terima Kapal Perusak Kawal Rudal Kedua (PKR-2), di galangan kapal PT PAL Surabaya, Jawa Timur, Senin (30/10).

Kapal PKR-2 ini merupakan hasil kerjasama Belanda dengan PT PAL Indonesia (Persero) melalui proses alih teknologi atau Transfer of Technology (ToT).

Kapal berteknologi canggih ini akan memperkuat jajaran TNI AL berdasarkan pada pertimbangan taktis dan strategis untuk menjaga dan melindungi wilayah kedaulatan NKRI serta melaksanakan tugas-tugas pertahanan baik Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Dalam kesempatan tersebut Menhan berharap keberadaan Kapal PKR-2 ini dapat menjadi kebanggaan TNI AL khususnya serta TNI dan bangsa Indonesia pada umumnya. Dengan hadirnya kapal PKR-2 ini diharapkan dapat dioperasionalkan secara optimal termasuk dalam mengatur sistem pemeliharaan dan perawatannya sebagai pertanggungjawaban kita kepada rakyat Indonesia.

 Sekilas tentang Kapal PKR-2 

Pembangunan Kapal PKR dengan program ToT ini menyerap kurang lebih 200 personel PT PAL Indonesia (Persero) dari berbagai disiplin ilmu dimana 75 orang diantaranya telah mendapat pelatihan di Damen Schelde-Vlisingen Belanda. Kapal perang atas air yang pertama kali dibangun di Indonesia ini dibangun dengan menggunakan sistem pembangunan “Moduler System”.

Sistem pembangunan PKR ke-2 ini mengusung “One Team One Goal” yaitu dua galangan dari dua negara bersatu padu untuk menerobos semua tantangan dan rintangan, menjadi sebuah potensi kesuksesan guna terwujudnya produk yang handal dan berkualitas. Kapal ini memiliki panjang 105.11 meter, lebar 14.2 meter dengan kecepatan 28 knot dan dapat belayar sampai 5000 nm dengan ketahanan berlayar sampai 20 hari. Kapal ini juga dilengkapi dengan persenjataan modern yang terintegrasi dalam sistem Sensor Weapon Control (Sewaco).

Selain itu desain stealth yang dimiliki yakni low radar cross section, low infrared signature, low noise signature menjadikan kapal PKR sulit terdeteksi oleh radar kapal lain. Kapal PKR ini juga mampu melakukan peperangan permukaan laut, udara, bawah air serta elektronika.

  ⚓️ Kemhan