Senin, 31 Agustus 2020

PT PAL Kerjakan Pesanan TNI AL

Pembangunan kapal BRS di galangan PT PAL Indonesia [PT PAL]

Indonesia sempat membuat geger negara-negara tetangga karena jadi satu-satunya negara di ASEAN yang memproduksi kapal selam. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksinya adalah PT PAL Indonesia (Persero). Namun ternyata, selain kapal selam ada juga sejumlah proyek yang sedang dibangun oleh BUMN yang melakukan aktivitas produksinya di Surabaya, Jawa Timur itu.

Kepala Departemen Humas PT PAL Indonesia (Persero) Utario Esna Putra mengungkapkan saat ini pihaknya sedang mematangkan produksi kapal bantu rumah sakit (BRS) pesanan TNI Angkatan Laut (AL).

"Kapal Bantu Rumah Sakit ada dua. Yang satu satu belum tahap pabrikasi, mungkin dalam waktu dekat-dekat ini (mulai)," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (31/8).

Utario menjelaskan tahap pabrikasi membutuhkan waktu, di antaranya untuk koordinasi dengan pihak pemesan. TNI AL yang sebelumnya sudah memesan KRI Semarang-594. Ia menilai feedback dari pemesan lebih memberi arahan kepada engineer yang memproses agar produk yang dihasilkan lebih baik lagi.

"Dari pengalaman mengoperasikan itu, TNI AL punya saran untuk improvement, misal agar lebih efisien berpengaruh ke layout yang ergonomis. Karena kita pengalaman membuat KCR (Kapal Cepat Rudal) 1,2,3. Diperhatikan lokasi mesin pada layout agar mudah dikontrol. Jadi nggak cuma sekedar pesan tapi beri feedback," jelasnya.

 Sewaco KCR 
KCR 60 TNI AL [PT PAL]

Selain Kapal BRS, PT PAL juga sedang memproduksi Sewaco Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M Kapal Ke-3 dan Ke-4, Platform & Sewaco Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M Kapal Ke-5 dan Ke-6. Tidak ketinggalan, ada juga Proyek pembangunan Dual Fuel Barge Mounted Power Plant (BMPP) yang merupakan pesanan PT Indonesia Power.

Proyek BMPP tersebut memiliki kapasitas total 150 MW yang terdiri dari 2 unit Dual Fuel BMPP 60 MW yang akan ditempatkan di Kolaka, Sulawesi Tenggara dan 1 unit Dual Fuel BMPP 30 MW yang akan ditempatkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Dual Fuel BMPP 60MW memiliki panjang 72 meter, lebar 27,4 meter, tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 6 x Dual Fuel Engine 20V34DF. Sementara Dual Fuel BMPP 30 MW memiliki memiliki panjang 54 meter, lebar 27,4 meter, tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 3 x Dual Fuel Engine 20V34DF.

"Kita membangun pembangkit listriknya, pengoperasiannya di Indonesia Power, sedangkan PLN di distribusinya. Targetnya kita butuh 15 bulan dari kontrak udah siap kirim," sebut Utario.

  ★ CNBC  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.