Sabtu, 14 April 2018

[Dunia] AS, Inggris, Prancis Keroyok Suriah dengan 100 Rudal

Tentara Suriah tembakkan rudal pencegat untuk menghalau serangan rudal Amerika Serikat di Damaskus, Sabtu (14/4/2018). [Foto/Twittter @arturaskerelis]

Serangan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis terhadap beberapa wilayah di Suriah melibatkan sekitar 100 rudal jelalah Tomahawak yang ditembakkan dari kapal-kapal perang. AS juga dilaporkan mengaktifkan pesawat pembom strategis B-1.

Serangan berlangsung hari ini (14/4/2018) tepat saat Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa dia memerintahkan serangan militer terhadap rezim Suriah sebagai respons atas dugaan serangan senjata kimi di Douma pada 7 April 2018.

Jenderal Joseph F Dunford Jr, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan bahwa serangan gabungan Washington, London dan Prancis menargetkan tiga lokasi. Yakni, pusat penelitian ilmiah di dekat Damaskus, fasilitas penyimpanan senjata kimia di dekat Homs dan fasilitas penyimpanan senjata dan pos komando di dekat Homs. Namun, laporan lain menyebut pos komando Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di Gunung Qasioun juga diserang.

Dunford mengatakan, serangan hari ini tidak seperti serangan sepihak AS terhadap Suriah tahun lalu, di mana hanya satu situs yang diserang.

Penggunaan sekitar 100 rudal jelajah Tomahawak oleh kapal-kapal perang AS dan sekutunya hari ini diungkap seorang pejabat Departemen Pertahanan AS yang berbicara dengan syarat anonim. Pentagon juga mengaktifkan pesawat pembom strategis B-1.

Semenatara itu, media pemerintah Suriah melaporkan bahwa sistem anti-rudal militer Presiden Bashar al-Assad menembak jatuh sekitar 20 rudal musuh yang menyerang Damaskus.

Serangan itu terjadi meski belum ada temuan independen bahwa senjata kimia memang digunakan di Douma, Suriah. Tim inspektur Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) baru tiba di Suriah pada hari Jumat dan belum melakukan penyelidikan intensif.

Militer AS mengaku tidak memberi tahu Rusia terkait serangannya bersama Prancis dan Inggris terhadap Suriah hari ini. Target-target serangan juga dirahasiakan.

"Kami tidak melakukan koordinasi dengan Rusia mengenai serangan-serangan ini, dan kami juga tidak memberi tahu mereka," kata Jenderal Dunford.

"Kami tidak mengkoordinasikan target atau perencanaan apapun dengan Rusia," lanjut Dunford dalam konferensi pers bersama Menteri Pertahanan James Norman Mattis, yang dilansir Business Insider, Sabtu (14/4/2018).

Keputusan AS itu dianggap sudah mengancam Rusia. Melalui duta besarnya di Washington, Anatoly Antonov, Moskow memperingatkan konsekuensi yang harus diterima AS, Inggris dan Prancis atas serangannya di Suriah.

Moskow merasa terancam karena memiliki pasukan aktif di Suriah. "Skenario yang dirancang sebelumnya sedang dilaksanakan. Sekali lagi, kami sedang diancam. Kami memperingatkan bahwa tindakan seperti itu tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi!," kata Antonov dalam sebuah pernyataan.

"Semua tanggung jawab untuk ini ada di Washington, London, dan Paris," lanjut diplomat Moskow tersebut.

 Banyak Rudal AS Cs Ditangkis 4 Sistem Pertahanan Suriah
Banyak Rudal AS Cs Ditangkis 4 Sistem Pertahanan SuriahSistem pertahanan Buk jadi salah satu sistem yang digunakan militer Suriah untuk tangkis rudal-rudal Amerika Serikat dan sekutunya. [Foto/arms-expo.ru]

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim empat sistem pertahanan Suriah berhasil menangkis atau menembak jatuh rudal-rudal jelajah yang ditembakkan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis.

Serangan washington dan sekutunya hari ini (14/4/2018) terjadi sebelum Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) bekerja menyelidiki dugaan serangan kimia di Douma, Suriah. Serbuan tersebut membuyarkan OPCW untuk memperoleh data independen terkait kasus senjata kimia di Douma.

"Sistem pertahanan udara Suriah telah melakukan pertempuran anti-udara," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.

Suriah, lanjut pernyataan itu, menangkis serangan Barat melalui kompleks pertahanan udara yang dibuat di Uni Soviet lebih dari 30 tahun yang lalu.

"Sistem pertahanan udara S-125, sistem pertahanan udara S-200, Buk dan Kvadrat digunakan dalam menangkis serangan rudal," kata kementerian tersebut, seperti dikutip Russia Today.

Di pangkalan udara Dumeir, sistem pertahanan udara Suriah menangkis sekitar 12 rudal jelajah AS dan sekutunya.

"Tidak ada rudal jelajah AS dan sekutu-sekutunya yang menembus zona pertahanan udara Suriah yang jadi tanggung jawab Rusia, yang meliputi zona Tartus (fasilitas angkatan laut) dan Khmeimim (pangkalan udara yang terletak di provinsi Latakia)," imbuh Kementerian Pertahanan Rusia.

Kedua zona yang dilindungi militer Moskow itu diamankan oleh sistem anti-rudal S-400, S-300, serta sistem rudal air-to-air Pantsir-S1.

 Tak Ada Rudal AS Cs Tembus Zona Suriah yang Dilindungi S-400
Rusia: Tak Ada Rudal AS Cs Tembus Zona Suriah yang Dilindungi S-400Sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia. [Sputnik/Alexey Malgavko]

Tak satu pun dari rudal yang diluncurkan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis menembus zona pertahanan udara Rusia di Suriah yang dilindungi sistem anti-rudal S-400. Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia, Sabtu (14/4/2018).

Zona di Suriah yang dilindungi sistem anti-rudal S-400 adalah pangkalan militer Khmeimim dan Tartus.

Menurut kementerian terseubut, pesawat tempur dan kapal Angkatan Udara AS bersama sekutunya meluncurkan serangan rudal terhadap fasilitas sipil dan militer Suriah.

Namuhn, tak satu pun dari rudal jelajah yang diluncurkan oleh AS dan sekutunya mencapai zona pertahanan udara Rusia di Tartus dan Khemimim.

Serangan gabungan AS, Prancis, dan Inggris hari ini berdalih sebagai respons atas serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur pada 7 April 2018 yang dilaporkan menewaskan puluhan orang. Pejabat pertahanan AS yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan, sekitar 100 rudal jelajah Tomahawk ditembakkan kapal-kapal perang AS dan sekutunya.

Serangan berlangsung bertepatan dengan pengumuman Presiden Donald Trump yang memerintahkan serangan operasi militer terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad. Serangan terjadi sebelum tim inspektur Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) bekerja di Douma untuk melakukan penyelidikan.

Tindakan Washingtond dan sekutunya ini menggagalkan upaya penyelidikan independen OPCW untuk memastikan benar tidaknya serangan kimia di Douma yang dituduhkan terhadap rezim Asssad.

Moskow mengecam keras serbuan AS dan sekutunya hari ini."Sebuah serangan dilakukan di ibu kota negara yang berdaulat, yang selama bertahun-tahun telah berusaha bertahan hidup di bawah ancaman teror," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, seperti dikutip Russia Today.

Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, memperingatkan konsekuensi yang akan diterima ketiga negara penyerang Suriah hari ini."Semua tanggung jawab untuk itu ada di Washington, London dan Paris," kata diplomat Moskow tersebut. (mas)

 Serangan Rudal Terhadap Suriah Tindakan Agresi

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia akan menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB. Itu dilakukan setelah Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Inggris melakukan serangan rudal terkoordinasi terhadap Suriah.

Menyebut serangan udara itu sebagai tindakan agresi, pemimpin Rusia mengatakan serangan itu merusak seluruh sistem hubungan internasional dan akan memperburuk bencana kemanusiaan di Suriah. Begitu bunyi pernyataan yang diposting ke situs web Kremlin.

Putin juga menegaskan kembali pandangan Rusia bahwa dugaan serangan kimia di kota Douma, Suriah, yang memicu serangan tersebut palsu seperti dikutip dari USA Today, Sabtu (14/4/2018).

Presiden Trump mengumumkan bahwa serangkaian serangan diluncurkan oleh AS, Perancis dan Inggris pada fasilitas senjata kimia Assad di Suriah. Trump mengatakan serangan itu akan dipertahankan guna memastikan bahwa Suriah tidak menggunakan senjata kimia untuk menyerang warga sipil.

Setelah Pentagon mengatakan serangan itu berakhir, duta besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, mengeluarkan pernyataan di Twitter menuduh sekutu telah merancang skenario sebelumnya untuk melawan Rusia dan Suriah.

Ia pun memperingatkan bahwa serangan tersebut akan membawa konsekuensi yang belum ditentukan.

"Sekali lagi, kami sedang diancam. Kami memperingatkan bahwa tindakan seperti itu tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi," kata Antonov.

"Semua tanggung jawab untuk mereka ada di Washington, London, dan Paris," imbuhnya.

"Menghina presiden Rusia tidak dapat diterima dan tidak dapat ditoleransi. AS - pemilik gudang senjata kimia terbesar - tidak memiliki hak moral untuk menyalahkan negara lain," tukasnya.

Presiden Suriah Bashar al-Assad pun bereaksi atas serangan militer AS. "Jiwa yang baik tidak akan dipermalukan," kata Assad di akun Twitter resminya. (ian)
 

  BBC  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.