Jumat, 20 April 2018

Pabrik Drone Pertama di Asia Tenggara

Gandeng TNI hingga BIN [TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika] ★

PT Famindo Inovasi Teknologi (FIT) meresmikan pabrik pengembangan teknologi drone yang diklaim sebagai yang pertama di Asia Tenggara. Pabrik itu terletak di Jalan Raya Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Presiden Direktur PT FIT Julius Agus Salim mengatakan selama ini drone lebih banyak diimpor dari China dan Eropa. Padahal, sambungnya, Indonesia dapat memproduksi sendiri.

Hal itu disampaikan Julius saat meresmikan pabrik drone yang berlokasi di Jalan Raya Sentul, Kadumangu, Babakan Madang, Bogor pada Kamis (19/4). Dia menuturkan pengembangan teknologi drone saat ini masih langka karena belum ada dukungan teknologi dan edukasi pemanfaatan drone.

"Sehingga konsumen drone di Indonesia masih sangat minim dan lebih memilih untuk memakai drone yang dihasilkan oleh teknologi luar negeri," kata Julius dalam keterangan resminya.

Dia menuturkan bahan baku yang bakal digunakan untuk pembuatan drone itu berasal dari dalam negeri. Saat ini, Julius menuturkan, Famindo sudah menjalin kerja sama dengan Mabes TNI, Polri, Basarnas dan BIN.

 Ramah Lingkungan 

Julius menambahkan drone yang diproduksi perusahaan dibuat oleh pabrik yang diklaim ramah lingkungan serta didukung oleh teknologi yang terakreditasi. Dia menuturkan proses pembuatan setiap produk melalui tiga tahap dinamis yakni desain, perakitan dan pengujian.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas) Marsdya TNI Muhammad Syaugi yang hadir dalam peresmian tersebut menyambut baik terkait peresmian PT FIT yang bergerak dalam bidang pengembangan drone dan Sekolah Pilot Drone.

"Saya melihat sangat bagus terkait pengembangan produksi drone termasuk adanya sekolah pilot khusus drone di Indonesia," ujarnya.

Famindo Group merupakan perusahaan riset dan pengembangan di bidang teknologi. Dalam situs resminya disebutkan, klien perusahaan tersebut terdiri dari sektor bisnis, pemerintah hingga militer.

Sebelumnya, perangkat nirawak atau drone akan berkembang pesat seiring jaringan telekomunikasi mencapai level 5G. Nilai komersial industri drone diprediksi akan menggunung hingga U$ 33,9 miliar pada 2025 mendatang atau sekitar Rp 474,6 triliun.

Huawei dalam laporan Global Industry Vision (GIV) 2025, menyebut drone menjadi salah satu sektor industri yang akan melesat tinggi ketika teknologi 5G mulai diterapkan.

"Mereka tidak perlu runway dan bisa lepas landas secara vertikal layaknya helikopter," demikian bunyi laporan yang dirilis di Shenzhen, China, pekan ini. (asa)

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.