Sabtu, 05 Mei 2018

Pesawat Intai Buatan PT DI

✈ Siap Jaga Kedaulatan Maritim RI Pesawat CN235-200, penjaga kedaulatan maritim RI. [M Bakrie/detikcom]

Tak cuma menjaga udara, Skadron udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar menambah satu unit pesawat pengintai jenis CN buatan PT Dirgantara Indonesia. Alutsista ini akan digunakan untuk menjaga wilayah laut Indonesia.

Pesawat jenis CN235-220 tipe Maritime Patrol Aircraft (MPA) ini merupakan bantuan dari Kemenhan RI kepada TNI AU untuk mengemban misi patroli perbatasan, pengawasan pencurian ikan, imigran gelap atau perdagangan manusia, penyelundupan Narkoba dan penyelamatan korban bencana.

Meski belum memiliki persenjataan, pesawat ini terbilang canggih dengan sistem komputerisasi yang mampu menangkap emiters dan frekuensi yang dipancarkan oleh kapal atau apapun yang ada dalam areal tertentu.

"Pesawat ini dilengkapi dengan sistem komputer yang bisa menangkap emiters dan frekuensi yang dipancarkan oleh kapal atau apapun yang ada dalam range tertentu," kata senior vice presiden PT DI, Iwan Krisnanto, Sabtu (5/5/2018).

Selain itu, pesawat ini telah menggunakan desain winglet, untuk mengefisienkan gaya hambat yang juga penghematan bahan bakar, hingga bisa lebih lama di udara. Dalam misi identifikasi, pesawat ini sangat cocok digunakan karena juga bisa terbang lebih rendah.

Radar pesawat ditempatkan pada perut pesawat, seperti konfigurasi CN-235 milik Coast Guard Korsel. Kemampuannya, dapat mengidentifikasi objek di radius 100 hingga 200 nautical mile.

"Pesawat ini bukan hal baru buat PT DI, kami sudah men-delivery 18 unit pesawat seperti ini. Ada satu kami siapkan di Bandung untuk TNI AL. Ada juga permintaan dari Afrika, tapi yang paling banyak pesanan PT DI itu pihak Turki," terangnya.

Pesawat jenis ini sangat dibutuhkan untuk pemantauan yang lebih fokus karena kecepatan terbangnya jauh lebih lambat dari pesawat pengintai jenis boing maupun jet. Dalam kondisi tertentu, CN-235 ini dimanfaatkan dalam identifikasi yang lebih terarah.

"Pesawat ini lebih pelan, jadi saat patroli kita bisa lebih fokus. Saat kita butuh cepat, kita gunakan pesawat jenis Boing. Pesawat ini kita akan gunakan untuk patroli laut, karena laut kita ini sangat luas," kata Komandan Skadron Udara 5 Lanud Hasanuddin, Letkol Pnb Ilman Ambarita.

Saat ini, Skadron udara 5 Lanud Hasanuddin yang menjadi home base pesawat pengintai strategis TNI AU, telah memiliki 6 unit pesawat. 4 pesawat intai jenis Boeing dan 2 pesawat jenis CN. Pesawat itu digunakan baik untuk menjaga udara, maupun menjaga wilayah matirim Indonesia. (bag/bag)

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.