Jumat, 29 Juni 2018

Rencana Pengadaan Lima Hercules Dilanjutkan

Dengan Hercules Tipe J https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZxybN9uSV1kAqs-uGmIFk6RTtQwhMihUY-oI0aLz72SZuQEw_5U_0XzJEcRoHJitX2BhpPR7JNjElrH7cn2pNV89jgjOhxsBYxWk-rMrUoyyG36v6vYHzteGmX2yemcvqBJYPKJ37dg4/s400/Tni+Ganteng+Dan+Pesawat+Hercules+7.jpgPesawat Hercules TNI AU

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengatakan rencana untuk mendatangkan pesawat Hercules terbaru tipe J akan tetap dilanjutkan untuk menggantikan pesawat Hercules yang sudah berusia tua.

"Hercules yang lama-lama secara bertahap akan diganti dengan tipe yang terbaru yaitu tipe J," kata Yuyu Sutisna seusai mewisuda para taruna lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 2018 di di Gedung Sabang Merauke, Kampus AAU, Yogyakarta, Kamis.

Menurut Yuyu, rencana pengadaan pesawat angkut TNI AU terbaru tersebut dilakukan sejalan dengan rencana strategis (renstra) ketiga.

Sebelumnya, dalam rencana pengadaan pesawat angkut berat TNI AU, setidaknya ada tiga kandidat pesawat yang akan dibeli yakni Hercules tipe J, Antonov, dan Airbus.

Ia mengakui meski pengadaan pesawat angkut berat tersebut belum final, nemun menurut Yuyu menjatuhkan pilihan pada Hercules lebih tepat dan mampu menghemat anggaran.

"Yang jelas saya hanya melaksanakan renstra, pengadaan pesawat angkut berat Hercules memang belum final karena ada calon-calon pesawat lain tetapi karena infrastruktur untuk hercules sudah ada kenapa harus mencari yang lain-lain," kata dia.

Penambahan pesawat angkut berat itu juga dilakukan seiring dengan penambahan satu skadron udara yang beroperasi di wilayah Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) III. Saat ini Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 masih mengoperasikan pesawat Hercules Tipe B/BT dan H/HS.

Yuyu mengatakan dalam rangka memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista), selain pengadaan Hercules, dalam waktu dekat TNI AU juga akan menambah 11 pesawat tempur generasi terbaru, 11 helicopter, serta 9 pesawat Casa 212.

"Pesawat-pesawat ini perlu diawaki oleh perwira-perwira personel yang berkualitas. Minimal kita memerlukan 52 penerbang per tahun," kata dia.

  Antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.