Jumat, 14 September 2018

Turki Tertarik Bangun Pabrik Perakitan Pesawat Tanpa Awak

Di Indonesia Pesawat tanpa awak Anka 

Perusahaan Drigantara Turki, Turkish Aerospace Industries (TAI), menyatakan niatnya untuk membangun pabrik perakitan pesawat serta pusat teknologi dan logistik pesawat terbang di Indonesia.

Vice President Corporate Marketing and Communication TAI Tamer Ozmen, kepada Anadolu Agency di Jakarta, Kamis, mengatakan keinginan tersebut dimulai melalui tender penawaran yang dilayangkan pihaknya kepada pemerintah Indonesia untuk pengembangan pesawat terbang tanpa awak bernama Anka.

Ada peluang untuk pengembangan pesawat terbang dan helikopter dan pengembangan pasar di Asia melalui kerja sama dengan Indonesia,” jelas Ozmen.

Ozmen juga menyampaikan opsi untuk membentuk joint venture bersama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) selaku perusahaan dirgantara Indonesia.

Dia mengaku telah mengunjungi fasilitas yang dimiliki PTDI di Bandung dan sudah mengetahui kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan tersebut.

PTDI bisa memimpin untuk pengembangan program pesawat terbang di Indonesia bekerja sama dengan kami,” lanjut Ozmen.

Kerja sama tersebut, menurut dia, akan membuka ribuan lapangan kerja baru untuk warga Indonesia di sektor industri dirgantara dan pertahanan karena perusahaan tersebut tidak akan membawa tenaga kerja asal Turki.

Justru, perusahaannya ingin membantu pengembangan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia Indonesia di sektor industri dirgantara dan pertahanan.

Dia juga melihat potensi kerja sama dengan PTDI bukan hanya untuk kebutuhan militer, tetapi juga pengembangan pesawat sipil melalui PTDI, sebut dia, bisa menjadi original equipment manufacturer (OEM) besar yang memasok kebutuhan di Airbus ataupun Boeing dalam lingkup kerja sama ini.

Perusahaan kami sudah bekerja sama dengan Boeing dan Airbus,” imbuh Ozmen.

Indonesia dan Turki, menurut Ozmen, sama-sama merupakan negara dengan kekuatan dan pengaruh yang terus berkembang di kawasannya masing-masing dan juga secara global sehingga kedua negara bisa mencari peluang bersama untuk bersinergi sebagai dua negara yang bersahabat.

Kedua negara juga, menurut dia, merupakan negara dengan penduduk Muslim yang besar dan memiliki kedekatan kultural.

Pendekatan ini penting untuk bisa bekerja sama dan menghasilkan pehamanan yang lebih baik,” tutup Ozmen.

  aa  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.