Kamis, 29 November 2018

Kisah Prajurit Kopassus Yang Berhasil Cegah Konflik Hizbullah dengan Tentara Spanyol

Kopassus TNI AD

T
ak banyak orang tahu soal cerita prajurit Kopassus selamatkan tentara Spanyol saat diburu pasukan Hizbullah.

Kisah prajurit Kopassus selamatkan tentara Spanyol terjadi saat pasukan baret merah ini tengah dikirim sebagai pasukan perdamaian PBB.

Cerita prajurit Kopassus selamatkan tentara Spanyol ini tertulis dalam buku "Kopassus Untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan E.A Kertanegara.

Berawal saat tim pengintai Spanyol sedang melakukan patroli rutin.

Pasukan Spanyol yang terdiri dari 10 panser dan 60 prajurit patroli itu mengambil dokumentasi kabel dalam saluran air, yang dicurigai sebagai kabel komunikasi milik Hizbullah.

Namun, aksi para tentara Spanyol tersebut itu kepergok oleh pasukan Hizbullah.

Mereka tak tinggal diam, pasukan Hizbullah mengerahkan 10 motor trail dan mobil bersenjata AK-47 serta anti Tank/ RPG untuk mengejar pasukan Spanyol tersebut.

Diburu oleh salah satu kelompok paramiliter paling tangguh di dunia, pasukan Spanyol lari ke pos tentara Lebanon, yang kebetulan ada prajurit Kopassus di sana.

Para tentara Spanyol itupun meminta bantuan kepada prajurit Kopassus yang saat itu tergabung dalam pasukan perdamaian PBB.

Pasukan Spanyol itupun diamankan di wilayah pos PBB.

Kemudian Dansatgas pasukan Indonesia memerintahkan seorang perwira untuk bertemu dengan tokoh Hizbullah.

Perwira tersebut diminta untuk berdialog dan menjernihkan suasana agar tak terjadi baku tembak.

Pihak Hizbullah pun bersedia untuk menghindari konflik asalkan tentara Spanyol menyerahkan dokumentasi yang mereka dapatkan di saluran air.

Pihak Hizbullah mengaku melakukan ini karena mereka menghormati tentara Indonesia.

Disaksikan tentara Indonesia, Hizbullah meminta memory card kamera pasukan Spanyol tersebut yang digunakan untuk mengambil dokumentasi saluran air tersebut.

Pasukan Spanyol akhirnya memberikan memory card mereka untuk menghindari terjadinya bentrok antara pasukan bersenjata ini.

Pasukan Hizbullah yang siap berperang mengaku tak segan-segan melakukan kontak senjata dengan pasukan Spanyol.

Prajurit Kopassus memang tak hanya mahir dalam bertempur, tapi juga mahir dalam bernegosiasi

 Membebaskan seorang bocah Lebanon dari pasukan Israel 

Bukan sekali ini prajurit Kopassus menyelesaikan konflik tanpa berujung pertumpahan darah.

Masih bersumber dari buku yang sama, kisah lainnya terjadi saat seorang prajurit Kopassus yang tergabung dalam Pasukan Garuda, tengah berusaha membebaskan seorang bocah Lebanon yang ditangkap oleh pasukan Israel.

Mayor Yudha Airlangga adalah seorang perwira menengah Kopassus TNI AD yang dikirim ke Lebanon.

Yudha tergabung dalam Kontingen Garuda XIII-A.

Salah satu hal yang diingat Yudha selama penugasan adalah saat tentara Israel menangkap seorang bocah Lebanon.

Bocah 15 tahun itu melempari pagar perbatasan Israel dengan batu.

Mayor Yudha dan rekan-rekannya mencoba membebaskan anak itu.

Tentu bukan dengan senjata melainkan dengan diplomasi.

Sebagai pasukan di bawah bendera PBB, mereka adalah penengah konflik, bukan pasukan tempur.

Saat itu tim Indonesia mendatangi pos militer Israel dan berbicara secara persuasif.

Mereka mencoba meyakinkan militer Israel bahwa pelaku pelemparan hanya seorang bocah di bawah umur.

Prajurit Kopassus itu meyakinkan agar hal itu tak diperpanjang dan melepaskan bocah tersebut.

Namun ternyata niat tersebut tidak langsung dapat diterima oleh militer Israel.

Butuh perjuangan negoisasi selama berjam-jam meyakinkan para tentara Israel tersebut.

Akhirnya setelah negosiasi berlangsung selama empat jam bocah tersebut dibebaskan.

Meski di tengah negoisasi, pasukan Israel tetap siaga dan menodongkan senjata.

Kita kembangkan sisi kemanusiaannya, sehingga mereka akhirnya berhasil membebaskan anak itu,” kata prajurit baret merah ini.

Kiprah Pasukan Garuda saat bertugas di daerah konflik memang selalu mendapat sambutan baik.

Pasukan Indonesia dikenal ramah dan gampang berbaur dengan penduduk lokal.

Selain itu pasukan Indonesia ringan tangan dan selalu memberikan bantuan kepada masyarakat maupun pasukan lain yang membutuhkan pertolongan.

Tak heran jika setiap penugasan pasukan Garuda selalu diterima dengan baik, bahkan seringkali dijamu oleh masyarakat.

Berbeda dengan pasukan perdamaian lainnya yang biasanya selalu dilempari batu saat patroli oleh warga sekitar.

Pasukan sudah dibriefing, jika bertemu dengan warga Libanon harus disapa, diberi salam, namun tetap siaga."

"Ada yang memberi salam, ada yang tetap memantau situasi sekitar,” kata Yudha. (*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Prajurit Kopassus Selamatkan Tentara Spanyol Saat Diburu Pasukan Hizbullah, Gara-garanya Cuma Foto

  Tribunnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.