➶ Melebihi Kecepatan Suara SIAP TEMBAK: Personil TNI AD siap melakukan uji fungsi rudal dengan menembak sasaran di udara. Keberhasilan uji coba tersebut menandakan Indonesia mampu menguasai teknologi rudal.(Foto: suaramerdeka.com/dok)
Indonesia terus mengembangkan persenjataan supaya tidak tergantung dengan pihak asing. Buktinya, TNI AD dan Pusat Riset Center for Integrated Research and Innovation (Cirnov) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta berhasil melakukan uji coba menembakkan rudal.
Uji coba rudal berlangsung di lapangan tembak laboratorium milik Dislitbang TNI AD di Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah. Kedua lembaga menguji coba fungsi rudal yang diberi nama Rudal Merapi.
"Rudal buatan Dislitbang TNI AD bekerja sama dengan Pusat Riset Cirnov UAD mampu menunjukkan performansi manuver tiap-tiap komponen yang ada melalui alat telemetri yang dipasang di dalam rudal tersebut," ungkap Kepala Cirnov, Prof Hariyadi di kampus, kemarin.
Ia menjelaskan alat telemetri merupakan pemberi informasi rudal sewaktu terbang dengan gerakan rolling (berputar), yawing (menggeleng) dan pitching (mengangguk), juga ketinggian, kecepatan dan lainnya. Data itu dapat diperoleh meskipun dalam kondisi hentakan yang cukup besar (melebihi 14 G).
Keberhasilan uji coba menjadi dasar diperolehnya data-data riil rudal selama terbang sehingga karakteristiknya dapat diketahui lebih baik dan akurat.
Kepala Dislitbang TNI AD Brigjen Mulyo Aji MA menambahkan kesuksesan uji coba rudal menandakan Indonesia mampu menguasai teknologi senjata rudal. Karena itu pembuatannya akan disempurnakan sehingga mampu memenuhi syarat-syarat tipe dan kelaikan rudal yang sesuai dengan postur TNI untuk meningkatkan kekuatan daya gempur.
Uji tembak rudal dihadiri Kepala Dislitbang TNI AD Brigjen Mulyo Aji MA, Kasubdisiptek Kolonel Burlian Sjafei, Komandan Poltekad Kolonel Bagus Antonov, Pussenarhanud, Pussenif, staf di lingkungan Dislitbang TNI AD, Poltekad serta Tim Konsultan dari UAD dan Pustekbang Lapan.
Kaliber 70
”Rudal Merapi merupakan rudal kaliber 70 buatan anak bangsa yang pertama. Rudal ini menunjukkan performansinya sebagai roket atau peluru yang dikendalikan menggunakan roket pendorong dengan kecepatan awal lebih 650 kilometer per jam yang selanjutnya akan mampu melesat melebihi kecepatan suara,’’ papar Hariyadi.
Pendorong roket hasil karya Poltekad tersebut telah melalui uji-uji yang intensif selama bertahun-tahun. Kecepatan rudal ini mampu merontokkan pesawat tempur, helikoper militer serta sasaran udara lainnya seperti drone juga pesawat sipil.
Pada uji fungsi rudal, pada tahap awal digunakan sasaran di udara berupa flare yang menghasilkan radiasi sinar infra merah yang dibawa terbang drone. Selama uji coba, sistem pencari rudal dapat bekerja aktif serta mengirimkan sinyal secara sangat cepat ke sistem kendali rudal yang diikuti dengan gerakan manuver canard (sirip kendali) dan rudal melakukan pengejaran target.
Teknologi pencari atau seeker sebagai bagian pencari target sangat lazim digunakan untuk meningkatkan akurasi mengejar dan mengunci sasaran seperti pesawat, helikopter yang menghasilkan radiasi sinar infra merah melalui panas mesin yang ada. Kepala Dislitbang TNI AD Brigjen Mulyo Aji mengatakan, kesuksesan uji coba rudal menandakan Indonesia mampu menguasai teknologi senjata rudal. Karena itu, pembuatannya akan disempurnakan sehingga mampu memenuhi syarat-syarat tipe dan kelaikan rudal yang sesuai dengan postur TNI untuk meningkatkan kekuatan daya tempur. (D19-64)
Indonesia terus mengembangkan persenjataan supaya tidak tergantung dengan pihak asing. Buktinya, TNI AD dan Pusat Riset Center for Integrated Research and Innovation (Cirnov) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta berhasil melakukan uji coba menembakkan rudal.
Uji coba rudal berlangsung di lapangan tembak laboratorium milik Dislitbang TNI AD di Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah. Kedua lembaga menguji coba fungsi rudal yang diberi nama Rudal Merapi.
"Rudal buatan Dislitbang TNI AD bekerja sama dengan Pusat Riset Cirnov UAD mampu menunjukkan performansi manuver tiap-tiap komponen yang ada melalui alat telemetri yang dipasang di dalam rudal tersebut," ungkap Kepala Cirnov, Prof Hariyadi di kampus, kemarin.
Ia menjelaskan alat telemetri merupakan pemberi informasi rudal sewaktu terbang dengan gerakan rolling (berputar), yawing (menggeleng) dan pitching (mengangguk), juga ketinggian, kecepatan dan lainnya. Data itu dapat diperoleh meskipun dalam kondisi hentakan yang cukup besar (melebihi 14 G).
Keberhasilan uji coba menjadi dasar diperolehnya data-data riil rudal selama terbang sehingga karakteristiknya dapat diketahui lebih baik dan akurat.
Kepala Dislitbang TNI AD Brigjen Mulyo Aji MA menambahkan kesuksesan uji coba rudal menandakan Indonesia mampu menguasai teknologi senjata rudal. Karena itu pembuatannya akan disempurnakan sehingga mampu memenuhi syarat-syarat tipe dan kelaikan rudal yang sesuai dengan postur TNI untuk meningkatkan kekuatan daya gempur.
Uji tembak rudal dihadiri Kepala Dislitbang TNI AD Brigjen Mulyo Aji MA, Kasubdisiptek Kolonel Burlian Sjafei, Komandan Poltekad Kolonel Bagus Antonov, Pussenarhanud, Pussenif, staf di lingkungan Dislitbang TNI AD, Poltekad serta Tim Konsultan dari UAD dan Pustekbang Lapan.
Kaliber 70
”Rudal Merapi merupakan rudal kaliber 70 buatan anak bangsa yang pertama. Rudal ini menunjukkan performansinya sebagai roket atau peluru yang dikendalikan menggunakan roket pendorong dengan kecepatan awal lebih 650 kilometer per jam yang selanjutnya akan mampu melesat melebihi kecepatan suara,’’ papar Hariyadi.
Pendorong roket hasil karya Poltekad tersebut telah melalui uji-uji yang intensif selama bertahun-tahun. Kecepatan rudal ini mampu merontokkan pesawat tempur, helikoper militer serta sasaran udara lainnya seperti drone juga pesawat sipil.
Pada uji fungsi rudal, pada tahap awal digunakan sasaran di udara berupa flare yang menghasilkan radiasi sinar infra merah yang dibawa terbang drone. Selama uji coba, sistem pencari rudal dapat bekerja aktif serta mengirimkan sinyal secara sangat cepat ke sistem kendali rudal yang diikuti dengan gerakan manuver canard (sirip kendali) dan rudal melakukan pengejaran target.
Teknologi pencari atau seeker sebagai bagian pencari target sangat lazim digunakan untuk meningkatkan akurasi mengejar dan mengunci sasaran seperti pesawat, helikopter yang menghasilkan radiasi sinar infra merah melalui panas mesin yang ada. Kepala Dislitbang TNI AD Brigjen Mulyo Aji mengatakan, kesuksesan uji coba rudal menandakan Indonesia mampu menguasai teknologi senjata rudal. Karena itu, pembuatannya akan disempurnakan sehingga mampu memenuhi syarat-syarat tipe dan kelaikan rudal yang sesuai dengan postur TNI untuk meningkatkan kekuatan daya tempur. (D19-64)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.