Sabtu, 27 Januari 2018

Indonesia Selects Communication, Sonar Suite from Wärtsilä ELAC Nautik for Nagapasa Submarines

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgprlMnd_qZsLiuWnCNGOPShyMGbZtie-QMqFAJy64dc_krMfikUJvPpuo6hbkaQBT714u6RoGkxdl6-fUtIuZ1o3CdETRGVf8MM-2ME12vY_mI_Bv3iU9aEdAe59jNnQzfpAlPGCTXmoBn/s400/wartsila-elac-kaleidoscope.jpgWärtsilä ELAC KaleidoScope submarine sonar suite [Wärtsilä ELAC Nautik] ☆

Indonesia has selected the Wärtsilä ELAC KaleidoScope submarine sonar suite for its Nagapasa class. Suite provides platform with all-round underwater surveillance capabilities including detection, classification, and tracking of contacts.

Indonesia’s Nagapasa (Type 209/1400)-class submarines have been, or are being equipped with the ELAC KaleidoScope integrated submarine sonar suite from Wärtsilä ELAC Nautik, an official from the company has confirmed with Jane’s.

The setup, which is similar across all three ships in the class, consists of a cylindrical array sonar (CAS) for medium-range surveillance, a flank array sonar (FAS) for long-range surveillance, an acoustic intercept sonar (AIS) for detection and tracking of contacts, and an own ship noise measurement (ONM) equipment to monitor the noises generated by the boat.

  IHS Janes  

Bantuan Untuk Rakhine State Diangkut Hercules

Tiba di Chitagong Bangladesh https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYcQZ1ALMeUeij1Lyo0D8PKOf6ZEjoaKsClhOvO5M3gJaSEgNIeK_OSM_Xx8mXeg-nUM6U6oIjKOyOSae4gOhJ6JqmKh8aw89gymaZw1tgSZKl5k-LWw3tlzwBtiMTnPHcV0Y21W1AbQ/s640/IMG-20180125-WA0030.jpgSetelah sehari sebelumnya Remain Over Night (RON) di Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh, pesawat C-130 Hercules TNI AU yang mengangkut bantuan kemanusiaan untuk Rakhine State, Myanmar akhirnya mendarat di bandara Shah Amanat International Airport, Chittagong - Bangladesh, Kamis (25/1).

Kepada media, di Lanud SIM Aceh, Waasops Kasau Marsekal Pertama (Marsma) TNI Anang Nurhadi S., S.E. selaku pimpinan rombongan mengatakan bantuan kemanusiaan ini sudah berulang kali dilakukan oleh pemerintah Indonesia kepada negara yang membutuhkan.

"Bantuan yang dibawa kali ini sudah sesuai dengan hasil koordinasi sebelumnya dengan pemerintah Bangladesh. Para pengungsi membutuhkan bahan makanan, sandang, selimut, perlengkapan sekolah, vitamin, peralatan kesehatan, serta bahan pokok lainnya, sehingga apa yang kita bawa sudah sesuai dengan apa yang mereka perlukan." katanya sebagaimana disebutlan dalam pers rilis yang dikirimkan Dispenau kepada Portal Komando.

Setelah menempuh penerbangan selama 4,5 jam dari Lanud SIM ke Cithagong Bangladesh, bantuan kemanusiaan diterima oleh pemerintah Bangladesh yang selanjutnya akan diangkut melalui jalan darat selama kurang lebih 2 jam dengan menggunakan truk menuju lokasi para pengungsi Rakhine State di daerah Cox's Bazaar untuk disalurkan.

Dengan didistribusikannya bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban para pengungsi yang sudah cukup lama hidup dalam keadaan serba terbatas.

"Mudah mudahan dalam waktu dekat kesulitan para pengungsi segera teratasi sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan secara layak dan manusiawi" jelas Waasops Kasau.

Pesawat C-130 Hercules TNI AU dengan nomor ekor A-1328 ini dipiloti oleh Mayor Pnb Teddy Saputra dan Kapten Pnb Putut Satriya dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma.

Sementara tim bantuan kemanusiaan terdiri dari Paban IV Hublu, Staf Operasi Mabesau, Dispenau, satu regu Paskhas dari Satbravo dan satu tim dari BNPB, yang dalam proses unloadingnya dibantu oleh personel dari Bangladesh Air Force.

  Portal Komando  

TNI AL Bahas Kapal Besar Untuk Bakamla

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/96/Indonesia_Frigate_KRI_Karel_Satsuit_Tubun.jpg/1200px-Indonesia_Frigate_KRI_Karel_Satsuit_Tubun.jpgIlustrasi KRI Ahmad Yani class TNI AL

KSAL Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan pihaknya kini tengah membicarakan soal hibah kapal dari TNI AL untuk Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI).

Ia mengatakan, untuk hibah yang akan dilakukan berikutnya TNI AL tidak lagi akan menghibahkan kapal-kapal kecil karena lemahnya daya tahan kapal kecil.

Hal itu dikatakan Ade dalam konferensi pers kegiatan Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Rapim TNI AL) tahun 2018 di Auditorium Yos Sudarso, Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap Jakarta Timur pada Jumat (26/1/2018).

Soal kapal hibah ke Bakamla dalam proses pembicaraan. Dulu memang yang kita hibahkan adalah kapal-kapal kecil, fiber. Tapi saya bilang, buat apa fiber, kena ombak besar juga pulang,” kata Ade.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya kini tengah melihat sejauh mana kemungkinan untuk menghibahkan kapal TNI AL yang berukuran besar seperti kapal jenis Fregat.

Nantinya, pihaknya akan mengevaluasi kapal berteknologi perang tinggi tersebut.

Ia menegaskan bahwa kapal tersebut bisa didemiliterisasi dan digunakan oleh Bakamla untuk mengawasi illegal fishing di perairan Indonesia.

Lebih baik nantinya kita dengan Bakamla, Bakamla juga sudah memprogramkan kapal besar untuk Coast Guard. Nanti juga kita evaluasi kapal Fregat kita. Itu bisa demiliterisasi, kemudian bisa menjadi kapal Bakamla,” kata Ade.

Ade menambahkan bahwa pihaknya juga nantinya akan menyeleksi kapal tersebut untuk melihat mana yang masih mungkin dihunakan dan mana yang sudah tidak ekonomis lagi bagi TNI AL.

Ini yang nanti kita seleksi, mana yang masih mungkin dan mana yang tidak ekonomis lagi,” kata Ade.

  Tribunnews  

Jumat, 26 Januari 2018

[Video] Armada Ketiga TNI AL Akan Dibangun di Sorong Papua

⍟ Rapim TNI ALTNI Angkatan Laut menggelar Rapat Pimpinan (Rapim), sebagai kelanjutan dari Rapim Kementerian Pertahanan dan Rapim TNI. Efisiensi dan pembentukan armada ke-3 menjadi topik bahasan utama dalam Rapim TNI AL kali ini.

  Youtube  

TNI AU Bangun Koopsau III di Papua

⍟ Tahun IniIlustrasi pesawat TNI AU [TNI AU]

TNI Angkatan Udara akan miliki Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koopsau III). Hal itu diungkapkan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna di sela-sela Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU tahun 2018 di Mabesau, Cilangkap, Jakarta, Jumat (2/1/2018).

Kasau menegaskan, untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan tugas-tugas operasi udara, TNI AU perlu segera memiliki Komando Operasi TNI AU (Koopsau) III. Diharapkan dalam tahun 2018, organisasinya sudah terbentuk, karena juga sudah menjadi program Mabes TNI.

Saya berharap pada Triwulan pertama tahun ini (2018) susunan organisasinya sudah bisa diusulkan. Panglima TNI sudah menggariskan, bahwa TNI AU harus membentuk Koopsau III, TNI AD membuat Divisi dan TN AL membuat Armada” ujar Kasau.

Menurut Kasau, pembangunan Koopsau III, sudah masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) TNI AU Tahap II (2015 – 2019). Untuk teknisnya, Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasau akan segera melakukan pengkajian, baik yang menyangkut lokasinya, organisasinya, pengawakannya maupun waktunya.

Sekarang ini, tinggal teknis pembentukannya bagaimana, kapan dan di mana. Kita juga harus memikirkan intergrasi dengan yang lain (Angkatan Darat dan Angkatan Laut) tidak bisa sendiri sendiri, kan namanya juga kekuatan Tri Matra terpadu,” tandas Kasau.

Kasau mengatakan, organisasi baru ini benar-benar efektif untuk mendukung pelaksanaan operasi. Asrena Kasau akan mengkaji, dimana keberadaan markas Koopsau III, untuk sementara pilihannya antara Biak atau Sorong Papua.

 Pesawat Su-35

Terkait dengan pengadaan pesawat tempur Sukhoi Su-35, Kasau menegaskan, proses masih berjalan sesuai rencana. Kalau sempat beredar informasi ada tekanan dari pihak-pihak tertentu, itu tidak benar.

Kontrak pesawat Sukhoi Su-35 masih jalan sesuai yang disampaikan Panglima TNI. Saya berharap Februari 2018 kontrak sudah ditanda tangani dan dua belas bulan kedepan delivery untuk bacth pertama sudah dapat dilakukan,” ujar Kasau.

Sementara yang menyangkut pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2018, Kasau menegaskan TNI AU akan melaksanakan tugasnya sesuai kebijakan yang sudah digariskan oleh Panglima TNI, yaitu membantu Kepolisian RI mengamankan Pilkada di seluruh wilayah Indonesia.

Semua Lanud di daerah akan saya berdayakan untuk mem-back up Polri dalam pengamanan pelaksanaan Pilkada,” ucap Kasau.

Rapim TNI AU hari ini dihadiri para komandan satuan TNI AU seluruh Indonesia itu, Sekjen Kemhan Marsekal Madya (Marsdya) TNI Hadiyan Sumintaamadja, Wagub Lemhannas Marsdya TNI Bagus Puruhito, Irjenau Marsekal Muda (Marsda) Umar Sugeng Haryono, Koorsahlii Kasau Marsda TNI Eko Supriyanto, para Asisten Kasau dan dan para pejabat TNI AU lainya.

  Tangerang Online  

Russian Delegation in Indonesia

⍟ Is Discussing on contract for supply of Su-35 fighter jetsA Russian delegation in Indonesia is holding talks on a contract for the supply of Su-35 fighter jets, a source in the system of Russia’s military-technical cooperation with other countries told TASS on Thursday.

"A Russian delegation in Indonesia is negotiating the terms of a contract for the supply of Su-35 jets with Indonesian partners," the source said.

The federal service for military-technical cooperation has refrained from comment.

According to earlier reports Jakarta would like to purchase ten multirole fighter jets Su-35 that would replace outdated F-5 Tiger planes of US manufacture, which the Indonesian military has used since 1980. Rostec corporation later said a commercial proposal for selling 11 planes was handed over to Indonesia.

Su-35 is a generation 4++ highly maneuverable multirole fighter jet equipped with an on-board phased array radar and a thrust vector control (TVC) engine. It is capable of developing a speed of up to 2,500 kilometers per hour and has a range of flight of 3,400 kilometers (combat range of about 1,600 kilometers). The fighter is armed with a 30 mm gun and has twelve weapon stations for bombs and rockets.

  Ruavation  

Kapal Selam Buatan PT PAL Diluncurkan Juli 2018

KRI 403 [TNI AL]

PT PAL Indonesia optimitis mampu menyelesaikan pengerjaan kapal selam yang kini dalam proses penyelesaian akhir, dan diharapkan bisa diluncurkan pada Juli 2018, kata Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Indonesia, Turitan Indaryo.

"Peluncuran kami harapkan bisa dilakukan Juli 2018, dan penyerahan kepada Kementerian Pertahanan akan dilakukan setelah adanya percobaan keseluruhan, atau sekitar September 2019," kata Turitan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/1).

Turitan, yang ditemui usai mendampingi kunjungan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, ke Galangan PT PAL Indonesia, mengatakan, proses pembangunan kapal selam saat ini sudah memasuki 80%.

"Badan kapal selam secara umum sudah jadi sehingga saat ini hanya melakukan beberapa penyelesaian akhir," katanya.

Dalam proses pengerjaan kapal selam, PAL Indonesia sebelumnya bekerja sama dengan Korea Selatan untuk membuat tiga kapal selam, satu di antaranya dirakit secara mandiri oleh anak bangsa.

Sementara Bambang Brodjonegoro dalam kunjungan ke PT PAL Indonesia optimistis perusahaan BUMN Perkapalan itu akan menjadi tulang punggung industri pertahanan di Tanah Air.

"PT PAL Indonesia akan semakin berkembang dan mampu menjadi 'backbone' industri pertahanan nasional. Saya punya optimisme terkait hal itu," kata Bambang.

Ia optimistis setelah melihat langsung perkembangan yang dialami oleh BUMN yang bergerak di bidang perkapalan tersebut, salah satunya adalah proses pembangunan kapal selam.

"Proses pembangunan kapal selam yang saat ini dilakukan PT PAL Indonesia bisa menjadi pembuktian bahwa keberadaan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,5 triliun bisa menghasilkan satu unit kapal selam," kata dia.

Dengan adanya pembuktian itu, kata Bambang, diharapkan adanya sebuah kesimpulan bahwa PT PAL Indonesia mampu memanfaatkan keberadaan dana PMN, dan bisa ada tambahan kembali dana tersebut.

"Pembangunan kapal selam sangat baik sehingga nantinya Indonesia bisa meningkatkan kapasitas pembangunan kapal selam dan tidak hanya tergantung dengan membeli secara utuh dari luar negeri," katanya. (OL-2)

  Media Indonesia  

Ilustrasi Proyeksi Armada TNI AL 2023

⍟ Interaktif KompasBerikut ini image proyeksi Armada TNI AL hingga 2023.












  Kompas  

Kamis, 25 Januari 2018

Rusia Tak Sabar Barter 11 Unit Sukhoi Su-35 dengan Indonesia

Su35 [marina]

Rusia memiliki keinginan soal imbal dagang yang hendak dilakukan Indonesia dengan negara tersebut. Sebanyak 11 unit pesawat Sukhoi Su-35 direncanakan dibarter dengan komoditas-komoditas Indonesia agar bisa segera terlaksana.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, hal itu disampaikan oleh delegasi Asisten Federasi Rusia yang baru melakukan pertemuan dengannya.

Rusia sangat ingin agar pembelian itu terlaksana,” ujar Wiranto di Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Januari 2018.

Wiranto menyampaikan, dia segera melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah menteri terkait yaitu menteri Perdagangan, menteri Perindustrian, dan menteri Pertahanan untuk membahas hal ini. Imbal dagang juga akan dilakukan dengan mengacu pada peraturan yang berlaku secara internasional saat melakukan mekanisme ini.

Kendalanya hanya tinggal hal-hal teknis saja sebenarnya. Tapi ini masalah prinsipnya sudah diselesaikan. Masalah prinsip yaitu kebijakan sudah sama. Yang sana (Rusia) ingin jual, kita ingin beli,” ujar Wiranto.

Baru-baru ini pemerintah telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara Rusia terkait penukaran produk ekspor strategis seperti kopi, teh, dan minyak kelapa sawit dengan 11 pesawat Sukhoi-SU35.

Barter komoditas dalam negeri dengan alutsista militer ini dimaksudkan untuk mengganti sejumlah armada pesawat tempur F5 Indonesia yang sudah usang.

Selain itu, kesepakatan ini terjadi dalam kondisi Rusia sedang menghadapi embargo perdagangan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Rusia tengah membutuhkan sumber pasokan pangan alternatif.

   Vivanews  

Rabu, 24 Januari 2018

Ujicoba Roket RH112B di Lumajang

Jatuh dan MeledakIlustrasi peluncuran Rhan 122

Roket yang tengah diujicoba terjatuh dan meledak di kebun pepaya milik warga di Desa Bagi, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Belum diketahui pasti, penyebab meledaknya roket tersebut.

"Itu (penembakan roket RH112B) kan ujicoba," kata Komandan Kodim 0821 Lumajang Letkol CZi Agus Iskarman saat dihubungi detikcom, Rabu (24/1/2018).

Agus menerangkan, penembakan roket bernomor RH122B tersebut adalah konsorsium dari PT DI, PT Pindad, PT Dahana serta dihadiri tenaga ahli dari Lapan dan ITB.

Titik penembakan roket di sebuah desa di wilayah Kecamatan Tempursari. Sedangkan titik pendaratan di daerah Pandanwangi wilayah Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang. Jarak pelontaran roket tersebut sekitar 38 kilometer.

"Teknisnya bagaimana, itu bukan wilayah saya. Fungsi kodim hanya membantu dalam hal pengamanan di wilayah lintasan penembakan. Karena ada beberapa wilayah kecamatan yang dilintasi," ujarnya.

Ia menegaskan, jauh hari sebelum dilakukan penembakan ujicoba, sudah ada surat izin dari Pangdam V/Brawijaya.

"Kita dapat tembusan untuk membantu pengamanan, dalam hal ini pengamanan pada saat latihan. Pengamanan agar masyarakat, petani, nelayan, diimbau oleh para babinsa, bhabinkamtibmas, para danramil, para kapolsek, hingga kepala desa, agar warga tidak berada di wilayah tersebut saat peluncuran roket. Jadi jauh hari masyarakat sudah tahu dan steril," tuturnya.

Penembakan ujicoba roket RH122B digelar selama dua hari yakni, pada hari ini dan besok. Prosedur pengamanan juga sudah dilakukan.

"Besok ada lagi ujicoba penembakan. Kita sterilkan betul, jangan sampai ada masyarakat yang lewat atau beraktivitas pada saat waktu penembakan," tandasnya.

 Tidak Ada Korban 
Tidak Ada Korban Saat Roket RH112B Jatuh dan Meledak di LumajangRoket RH112B yang tengah diuji coba jatuh dan meledak di kebun pepaya milik warga Lumajang, Jawa Timur. Meski tidak ada korban jiwa, ledakan roket tersebut merusak beberapa pohon pepaya.

"Ada beberapa pohon pepaya yang rusak akibat terkena ledakan," kata Komandan Kodim 0821 Lumajang Letkol CZi Agus Iskarman saat dihubungi detikcom, Rabu (24/1/2018)

Dalam prosedur latihan jelas Agus, ada dalsakra-pengendalian kerusakan daerah. Jadi jika ada kerusakan, masyarakat tinggal menghitung berapa yang rusak dan minta ganti ke pantia penyelanggara," ujarnya.

Roket RH112B tersebut jatuh dan merusak ladang pepaya milik warga. Kata Agus, ladang yang rusak tersebut mendapatkan ganti rugi dari panitia yang melakukan uji coba penembakan roket.

Ia menambahkan, tim penyelanggara sudah mendatangi warga pemilik ladang.

"Sudah ada penyerahan ganti ke masyarakat. Nilainya berapa saya kurang paham, karena yang tahu antara masyarakat dengan panitia," jelasnya.

Agus menerangkan, penembakan roket bernomor RH122B tersebut adalah konsorsium dari PT DI, PT Pindad, PT Dahana serta dihadiri tenaga ahli dari Lapan dan ITB.

Titik penembakan roket di sebuah desa di wilayah Kecamatan Tempursari. Sedangkan titik pendaratan di daerah Pandanwangi wilayah Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang. Jarak pelontaran roket tersebut sekitar 38 kilometer.

"Teknisnya bagaimana, itu bukan wilayah saya. Fungsi kodim hanya membantu dalam hal pengamanan di wilayah lintasan penembakan. Karena ada beberapa wilayah kecamatan yang dilintasi," ujarnya. (roi/bdh)

   detik  

Sikap Menhan Tak Silau dengan Senjata Buatan AS Sudah Tepat

Indonesia berminat nambah pesawat F16 [Lockheed Martin]

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu menerima kedatangan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis. Mereka membahas kerja sama pertahanan dan soal terorisme. AS juga menawarkan untuk menjual persenjataan canggihnya pada AS.

Namun Menhan Ryamizard terlihat tak terlalu antusias untuk memborong aneka alutsista dari Amerika Serikat. Menhan menyebut F-16 memang penting, tapi tak perlu terlalu banyak. Karena saat ini ancaman terbesar justru datang dari terorisme.

Yang alutsista yang mutakhir itu perlu juga tapi enggak banyak-banyak, kita mau perang sama siapa? Kita perangnya sama teroris,” ujar Ryamizard, Senin (22/1) lalu.

Menhan menyebut perlu ada hitung-hitungan budget dulu sebelum Indonesia memutuskan membeli pesawat dari AS. “Ya kalau ada duitnya,” imbuhnya.

Pengamat Militer Universitas Padjajaran Muradi menilai sikap Menhan Ryamizard tak silau dengan senjata buatan AS memang tepat. Dalam penjualan senjata, ada dua hal yang dinilai merugikan Indonesia. Pertama AS selalu mendikte negara pembeli dengan aneka syarat. Kedua, AS pun pelit dalam proses transfer teknologi atau ToT.

Ke AS itu kita hanya membeli saja, tak dapat ilmu atau teknologi apa-apa dari AS. Syaratnya pun membuat kita tidak nyaman. Misal dilarang digunakan di Papua atau di Aceh,” kata Muradi.

Muradi menambahkan berbeda dengan AS, pembelian senjata dari negara lain selalu diikuti dengan transfer teknologi. Sebagai negara berkembang, ini yang diperlukan Indonesia untuk meningkatkan kualitas produksi dalam negeri. Selama ini Indonesia mendapatkan ToT dari Korea, Brazil, Turki atau Swedia.

Tindakan Indonesia yang membeli Sukhoi ke Rusia juga ternyata membuat AS tak suka. Namun Muradi malah melihat ini sebagai bargaining menguntungkan untuk Indonesia. Membuka mata mereka jika AS tak mau menurunkan syarat dan harga persenjataan mereka, dengan mudah Indonesia akan memilih negara lain.

Kalau saya jadi menhan, saya pun akan bersikap serupa soal ini untuk bargaining,” kata Muradi.

Namun Muradi juga melihat ada sejumlah hal positif dengan kedatangan menteri pertahanan AS ke Indonesia. Selain kerja sama pertahanan, dia melihat kunjungan ini juga bisa mencairkan hubungan Indonesia-AS yang kemarin sempat menghangat saat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ditolak masuk AS.

Yang perlu ditingkatkan lagi adalah soal kerja sama dalam operasi militer selain perang. Misalnya penanggulangan bencana,” kata dia.

   Merdeka  

DPR Desak Presiden Tambah Anggaran TNI

Perkuat PertahananKetika Presiden mengunjungi mabes TNI kemaren [def.pk]

Komisi I DPR mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) meningkatkan anggaran pertahanan bagi TNI. Hal itu penting mengingat tingginya ancaman dan luas wilayah yang harus jaga.

Hal itu dikatakan Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon. Menurutnya, Indonesia merupakan wilayah yang strategis.

"Apalagi dari luar, di mana Indonesia sebagai wilayah strategis yang dalam tanda petik diperebutkan banyak pihak di luar negeri, Indonesia harus mempunyai kekuatan angkatan bersenjata yang memiliki efek deteren," kata Effendi Simbolon, Selasa (3/10/2017).

Menurut Effendi, TNI sebaiknya tidak hanya memiliki kemampuan untuk bertahan tapi juga memberikan deterrence effect atau efek gentar yang besar terhadap wilayah sekitar.

"Kita tahu di Laut China Selatan (LCS), kemudian di wilayah selatan dengan Australia, ada sekian ribu marinir di Darwin, kita juga konflik di Papua, yang sewaktu-waktu bisa merebak," ujarnya.

Politikus PDIP ini berharap, Jokowi dalam amanatnya pada HUT TNI nanti memberikan nuansa eskalasi dalam anggaran pertahanan TNI agar lebih besar. Sebab, melihat janji Presiden Jokowi pada pemilu lalu yang menyebutkan bahwa anggaran TNI harus mencapai 1,5% dari PDB.

"Tapi inikan hanya 0,8%. Ya minim sekali. Dibandingkan dengan tingkat ancaman dan luas wilayahnya, serta stabilitas di Asia Tenggara dan Asia Pasifik terus terang TNI masih jauh tertinggal. Ini tahun ketiga tapi anggaran yang diharapkan untuk menunjang tupoksi TNI tidak mencukupi," katanya.

Minimnya anggaran yang dialokasikan, kata Effendi, membuat TNI kesulitan dalam memenuhi program minimum essential force (MEF).

"Untuk mencapai minimum aja belum, bayangkan menuju MEF saja belum. Mana ada (realisasi MEF). Dukungan anggaran itu tidak harus setiap tahun, bisa tiga tahun ke depan, jadi setiap multiyears harus didukung anggaran yang melompat jauh," paparnya.

Membangun TNI yang profesional membutuhkan kesiapan alutsista, kesejahteraan dan sebagainya. Sudah saatnya TNI memiliki alutsista yang canggih dan modern. "Sudah saat nya Indonesia memiliki SU-35, kapal selam kilo, Heli Apache, Black Hawk, MI-35, dan MI-17, S-400," katanya.

Sebagai negara besar, Indonesia sewaktu-waktu bisa jadi daerah aneksasi. Menurut dia, jangan menyalahkan pertumbuhan ekonomi yang masih sekitar 5% untuk membangun pertahanan yang kuat.

"Nanti kalau sudah 7% baru saya kasih. Kenapa kamu defisit untuk hal yang exercise. Kenapa untuk yang pertahanan negara kamu tidak lakukan. Memangnya apa artinya semua kekayaan kalau kita dianeksasi, mau jadi Irak, Libya, Suriah kita?," tanyanya.

Meski memiliki anggaran yang minim, Effendi mengaku tetap mengapresiasi kinerja TNI dalam menjaga kedaulatan Indonesia.

"Nanti pidato presiden di HUT kita dengar nanti, ada enggak, muncul enggak (kenaikan anggaran), kalau tahun lalu masih ingat, TNI harus dekat dengan masyarakat, itu sudah," ungkapnya.

"Sudah terlalu dekat. Sekarang tinggal presiden sendiri. Saya (presiden) akan memberikan kontribusi sebagaimana kontribusi kepada infrastruktur, saya akan bangun TNI. Ini saatnya di dua tahun tersisa pemerintahan saya, saya akan bangun TNI," tandasnya. (maf)

   sindonews  

TNI dan BIN Berperan dalam Pembebasan Sandera WNI

Di Filipina Selatan[CNN]

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyebutkan pentingnya peran dan dukungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta Badan Intelijen Negara (BIN) dalam upaya pembebasan dua WNI yang disandera kelompok bersenjata di Filipina Selatan.

Pembebasan WNI ini adalah hasil orkestra kemitraan yang sangat harmonis diantara berbagai instansi pemerintahan terkait, khususnya dengan TNI dan BIN,” kata Menlu Retno Marsudi, seperti disampaikan dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno saat menyerahkan dua WNI yang telah bebas dari penyanderaan kembali ke keluarga masing-masing di Kementerian Luar Negeri, Jakarta pada Selasa pagi (23/1).

Kedua WNI bernama La Utu bin Raali dan La Hadi bin La Edi baru terbebas dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan pada 19 Januari 2018.

La Utu dan La Hadi diserahkan kembali kepada istri masing-masing yang didatangkan secara khusus oleh Kementerian Luar Negeri dari Sandakan, Sabah, Malaysia.

Hari ini saya memenuhi janji pemerintah. Saya serahkan suami masing-masing dalam keadaan sehat wal afiat. Terimakasih atas kepercayaan, dukungan dan kerjasamanya kepada kami,” ujar Retno kepada istri La Utu dan La Hadi.

La Utu dan La Hadi adalah WNI yang bekerja sebagai nelayan di kapal penangkap ikan di Sabah, Malaysia. Keduanya diculik dan disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan pada 5 November 2016. Keduanya berhasil dibebaskan pada 19 Januari 2018 lalu.

Sejak 2016 sebanyak 32 WNI disandera di Filipina Selatan. Sebanyak 29 WNI sudah dibebaskan, sementara tiga WNI lainnya masih disandera kelompok penyandera yang berbeda. Pemerintah akan terus mengupayakan pembebaskan ketiga WNI lainnya.

   antara