Sabtu, 04 Agustus 2018

[Video] PT PAL Luncurkan KRI Semarang 594

⍟ upload by IMI3SSV PT PAL

PT PAL Indonesia (Persero) luncurkan Kapal Landing Platform Dock 124 meter pesanan TNI AL dan diberi nama KRI Semarang.

Peluncuran yang dilakukan Inspektur Operasional Inspektorat Jendral Angkatan Laut (Irops Itjenal) Laksamana Pertama TNI Janter Elias Manik didampingi Kepala Dinas Pengadaan TNI-AL Laksamana Pertama TNI Prasetya Nugraha, Kepala Dinas Kelaikan Material TNI-AL Laksamana pertama TNI Sudarmoko dan Kepala Dinas Material TNI-AL Laksamana Pertama TNI Kasih Prihantoro.

Bersama Direktur Utama Budiman Saleh, Direktur Pembangunan Kapal Turitan Indaryo, Direktur Keuangan Irianto dan Direktur SDM & Umum Etty Soewardani digelar di Dok Gali Semarang Divisi Kapal Niaga, Jumat pagi (03/08).



  Youtube  

✬ PT PAL Luncurkan Kapal KRI Semarang 594

⍟ Buatan Anak NegeriSSV PT PAL

Jika dibandingkan dengan industri pertahanan yang lain nampaknya PT PAL yang progressnya lebih baik daripada yang lainnya setelah menyelesaikan pesanan dua unit kapal perang frigate Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 Martadinata Class, kali ini seperti dikutip akun Instagram PT PAL (3/8/2018) BUMN ini menyelesaikan pesanan Kapal Landing Platform Dock (LPD) 124 meter untuk TNI AL.

Kapal terbaru ini layaknya saudara-saudaranya telah diberi nama Kota Besar yang mempunyai tradisi bahari, kali ini yang mendapat kehormatan namanya dipakai sebagai Kapal Perang TNI AL adalah Kota Semarang sehingga kapal ini resmi menyandang nama KRI Semarang 594.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1khK6OzbIBe-oJyWq4I3uP2i1fPras8VLyT_fpFw59YdnvDmxsIynJgtE25evPWwBWrrI1zSUzW6auKI0lu0qmmA4Swf11zy1aaMCmAfsTi4KeZRCSEZ64ib7HGSpdDXZyUgfxU7eibfN/s1600/6ef56a03+SSV+124+Semarang.jpgSebagai informasi rekam jejak PT PAL untuk bisa membuat Landing Platform Dock (LPD) ini berawal dari pesanan dua unit kapal LPD TNI AL yaitu KRI Surabaya dan KRI Makasar kepada galangan DSME Korea Selatan pada tahun 2004, dalam kontrak dua unit Kapal LPD ini PT PAL dipercaya untuk mendapatkan transfer of technology (ToT) sehingga kedepan bisa membuat kapal jenis LPD secara mandiri.

Dan ilmu tersebut ternyata sangat berguna terbukti Kapal LPD buatan PT PAL laris dibeli oleh TNI AL atau Negara sahabat lain. TNI AL sendiri memesan kembali dua unit LPD yang diberi nama KRI Banda Aceh dan KRI Banjarmasin, sedangkan Filipina menjadi kustomer luar negeri pertama LPD ini dengan memesan dua kapal yang diberi nama BRP Tarlac dan BRP Davao Del Sur.

Di jajaran TNI AL kapal LPD ini menjadi kapal terbesar yang dioperasikan saat ini, layaknya kapal induk KRI Semarang 594 mampu membawa pasukan, tank, panser pendarat dan 3 unit helikopter. Kepemilikan LPD ini juga membuat TNI AL memiliki kemampuan Green Water Navy.

  UCnews  

Pembelian Sukhoi Su-35 Tunggu Pencabutan Sanksi dari AS

SU35 Rusia [marina]

Menko Polhukam Wiranto mengemukakan rencana membeli 11 pesawat Sukhoi SU-35 dari Rusia belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. Pembelian masih menunggu pencabutan sanksi dari Amerika Serikat kepada negara-negara yang hendak membeli Sukhoi.

Lah iyah, kalau nekat ada sanksi bagaimana. Kamu menghadapi sanski bagaimana? Dipikirkan enggak akibatnya,” kata Wiranto usai memimpin rapat koordinasi mengenai pengadaaan KF-X di Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (3/8).

Rapat dihadiri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Wakil KSAU Marsda Wieko Syofyan dan Irjen TNI Letjen Muhammad Herindra yang mewakili dari Mabes TNI.

Wiranto menjelaskan membeli Alusista tidak semudah seperti membeli barang. Berbagai faktor yang di luar kerangka pembelian juga diperhitungkan.

Jadi semuanya sinkron gitu loh,” tegas Wiranto.

Sebagaimana diketahui, Indonesia dan Rusia memiliki kesepakatan pembelian 11 jet tempur dari Rusia senilai USD1,14 miliar (setara Rp 15,8 triliun). Pengiriman sepasang Su-35 Sukhoi dari total 11 unit yang disepakati akan dilakukan pada 2018 ini.

Namun sejumlah negara di Asia seperti Indonesia, India dan Vietnam terancam dijatuhi sanksi oleh AS karena mengimpor alat utama sistem pertahanan (alutsista) produksi Rusia.

Sanksi tersebut dikenakan berdasarkan undang-undang (UU) yang disahkan Presiden Donald Trump pada Agustus 2017. UU tersebut dimaksudkan untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin atas aneksasi Semenanjung Crimea terhadap Ukraina yang dilakukan pada 2014, keterlibatan dalam perang di Suriah, serta intervensi dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS 2016.

Sanksi tersebut juga berlaku bagi sekutu-sekutu AS yang membeli senjata serta peralatan dari Rusia. Indonesia termasuk salah satu negara yang mengimpor alutsista dari Rusia berupa jet tempur Su-35 Sukhoi.

Hingga saat ini, Indonesia sedang bernegosiasi agar sanksi tersebut dicabut. Peluang pencabutan cukup terbuka karena Indonesia mengirimkan banyak komoditas untuk AS. Indonesia dan Vietnam diperkirakan akan mendapat keringanan dari sanksi tersebut. Namun kapan kebijakan itu diambil AS belum diketahui.

  ★ Berita Satu  

Jumat, 03 Agustus 2018

Latihan Glagaspur III 2018

Pantai Tanjung Todak Kepri "Dikuasai" Marinir Kembali dalam 30 Menit Latihan Glagaspur III 2018 di Kepri [channel indonesia]

Setelah 24 tahun senyap, Kamis (2/8/2018) sekitar pukul 06.00 WIB, pantai Tanjung Todak, Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), berhasil dikuasai dan diduduki marinir.

Bahkan lebih kurang 1.210 personel TNI AL yang tergabung dalam beberapa kesatuan ini dengan cepat melumpuhkan dan mengusir lawan yang sejak lama menduduki pulau tersebut.

Setelah berhasil mengamankan area pantai Tanjung Todak, operasi tempur yang dikomandoi Komando Armada (Koarmada) I melanjutkan operasi tahap gerakan menuju sasaran (GMS), tahap serbuan, dan tahap pengakhiran.

Operasi ini merupakan operasi pertama setelah 24 tahun vakum menggelar latihan di salah satu pulau terluar yang ada di Kepri.

Panglima Koarmada I Laksamana Muda (Laksda) TNI Yudo Margono kepada Kompas.com mengatakan, latihan pendaratan amfibi yang berhasil menguasai pantai Tanjung Todak Dabo Singkep ini merupakan puncak latihan Gladi Tugas Tempur (Glagaspur) tingkat III yang sudah sejak, Senin (30/7/2018) berjalan.

"Latihan ini dimulai dari Dermaga Kolinlamil, Tanjung Periok, perairan Bangka Belitung dan terakhir di oentau Tanjung Todak, Dabo Singkep Kabupaten Lingga," kata Yudo.

Dalam latihan ini Koarmada I melibatkan 17 KRI dan dua kompi marinir dalam meningkatkan kesiapsiagaan personel dan alutsista Koarmada I serta mengukur kemampuan Satuan Tugas Koarmada I dalam mendukung tugas TNI AL meminimalisasi ancaman dari laut.

Selain itu, Latihan Glagaspur III ini juga berupaya melatih kemampuan penyiapan Operasi Amfibi guna menghadapi dan menggagalkan penguasaan wilayah NKRI oleh pihak musuh serta melatih kemampuan Komando, Kendali dan Komunikasi dengan seluruh unsur maupun satuan terkait Operasi Amfibi.

"Selain 17 KRI, kami juga menerjunkan pasukan Marinir yang terdiri dari 1 KRI jenis Multi Role Light Freegat (MLRF), 2 KRI jenis Perusak Kawal (PK) Parchim Class dan 4 KRI Jenis Angkut Tank Frosch (ATF)," jelas Yudo.

"Kemudian 2 KRI Jenis Kapal Cepat Rudal (KCR 40), 4 KRI Jenis Kapal Patroli (PC), 1 KRI Jenis Bantu Tunda Samudera (BTD), 2 KRI jenis Penyapu Ranjau (PR), 2 unsur pesawat udara yang terdiri dari 1 Pesud Cassa-6205 dan 1 pesawat Helly BO-105," katanya menambahkan.

Sementara Pasukan Marinir (Pasmar 1) lanjut Yudo menggelar kekuatan 2 SSK Pasukan Pendarat (Pasrat), 3 Tank BMP-3F serta 7 Pansam BTR-50M.

"Kami berharap dari latihan ini para prajurit dapat meningkatkan profesionalisme sesuai bidang tugasnya. Ini masih dalam lingkup yang kecil dan kedepan evaluasi dari latihan ini akan dilakukan lebih besar lagi," ujarnya.

Latihan yang melibatkan 1.210 personel ini ditutup dengan penandatangan prasasti latihan pendaratan amfibi yang dilakukan Panglima Koarmada I Laksamana Muda (Laksda) TNI Yudo Margono berserta sejumlah pejabat di jajarannya.

"Latihan ini juga merupakan peresmian dibukanya kembali Pantai Tanjung Todak sebagai lokasi latihan yang terakhir kali dilakukan di tahun 1994 silam," kata Yudo.

"Dan, ke depan, latihan tempur seperti ini akan rutin dilakukan dan bertempat di Pantai Tanjung Todak, Dabo Singkep, Kabupaten Lingga ini," ungkapnya.

  ★ Kompas  

Rabu, 01 Agustus 2018

Antasena, Tank Boat Pertama di Dunia Buatan Indonesia

⚓️ Dipesan Rusia Tank Boat Antasena

Kemampuan Indonesia dalam merancang alat pertahanan atau persenjataan semakin tidak diragukan lagi. Terbaru, PT Pindad memproduksi Kapal Antasena. Kapal itu tidak cuma bisa dioperasikan di laut, tetapi juga di sungai, muara, bahkan rawa.

Antasena ini memadukan teknologi tank dan boat. Kapal dengan spesifikasi seperti itu belum pernah diproduksi sebelumnya oleh industri kapal dunia.

Antasena juga multifungsi. Di antaranya, untuk berpatroli dan mengangkut pasukan serta logistik. Ia juga bisa lincah mengejar perompak yang melarikan diri dari laut menuju sungai atau rawa-rawa.

Seperti dilansir Jawa Pos Radar Banyuwangi, tank boat made in Banyuwangi, persisnya di PT Lundin Industry Invest, itu telah dipesan Kemenhan. PT Lundin berkolaborasi dengan PT Pindad serta industri pertahanan asal Belgia CMI Defence.

Kemarin Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (pur) Ryamizard Ryacudu meninjau langsung produksi kapal dan meresmikan prototipe kapal tersebut di PT Lundin, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Ryamizard didampingi Bupati Abdullah Azwar Anas.

"Hasilnya sangat baik, sangat membanggakan. Bangsa kita mampu membuat kapal bagus, bahkan sudah banyak dipesan negara lain," ujarnya.

Salah satu pemesannya, kata Ryamizard, adalah Rusia. "Kami targetkan tahun depan kapal sudah bisa dioperasikan. Kapal ini nanti dioperasikan di wilayah yang daerahnya memiliki banyak sungai dan rawa, seperti Kalimantan dan Papua," imbuhnya.

Ryamizard menambahkan, program pengembangan tank boat tersebut sudah dimulai setahun lalu. Industri kapal di Banyuwangi dipercaya untuk memproduksi kapal bersama PT Pindad karena dinilai telah berpengalaman membuat kapal berteknologi canggih.

Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan industri perkapalan Banyuwangi berdasar rekomendasi Kemenhan. Industri Banyuwangi memproduksi kapalnya, sedangkan Pindad membangun persenjataannya.

"Jadi, ini memang produk baru yang belum pernah ada di dunia. Kapal tank ini dilengkapi canon kaliber 105 mm yang pas diajak berakselerasi dan menghancurkan kapal musuh," ujarnya.

Sementara itu, Direktur PT Lundin Liza Lundin mengatakan, tank boat tersebut dibuat dengan hull ganda atau disebut sebagai catamaran. Dimensi bagian bawah kapal dibuat hanya setinggi 1 meter sehingga bisa masuk ke perairan kecil seperti sungai dan rawa.

"Ini tank, tapi bentuknya boat (kapal) sehingga menjadi kapal tempur yang fleksibel," katanya.

Dia memberi contoh, kalau dulu ketika mengejar perompak, kapal patroli mengalami kesulitan saat perompaknya dari laut masuk ke sungai. Sebab, kapal patroli terlalu besar. "Nah, tank boat ini bisa mengejar hingga ke sungai," terangnya.

Bupati Azwar Anas menyampaikan terima kasih kepada Kemenhan yang telah memercayakan produksi alutsista negara di Banyuwangi. "Produksi tank boat ini membuktikan industri kapal dalam negeri punya daya saing tinggi di kompetisi global sekaligus mendukung visi kemaritiman Presiden Jokowi," katanya.

  ⚓️ Jawa Pos  

Selasa, 31 Juli 2018

[Video] TNI AL Latihan RIMPAC 2018 di Hawaii

⚓️ Liputan Kompas TV TNI Angkatan Laut kembali ikut bagian dalam latihan bersama multilateral Rim of The Pacific Exercise atau RIMPAC 2018.

Selain Indonesia, latihan yang berlangsung di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat juga melibatkan matra laut dari sejumlah negara yang berada di kawasan pasifik.

  ⚓️ Youtube  

Indonesia Restores Damaged Sonar On Diponegoro Class Corvette

KRI Frans Kaisiepo. [Damen Schelde Naval Shipbuilding] ⚓️

The Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut: TNI-AL) has restored the hull-mounted sonar system of its Diponegoro (Sigma)-class corvette that ran aground in January 2015.

The vessel, KRI Frans Kaisiepo (368), ran aground while navigating the Surabaya Western Shipping Route (Alur Pelayaran Barat Surabaya, or APBS).

Frans Kaisiepo was on its way to the Java Sea to relieve sister ship KRI Sultan Hasanuddin (366) in search operations for downed Air Asia airliner QZ8501, a TNI-AL source told Jane's at the time.

Besides sustaining damage to its hull, the corvette’s Thales Kingklip hull-mounted sonar system was adversely affected in the grounding.

Thales has since restored the sonar's functionalities, and updated the ship’s operator console and signal processing systems. The company worked with an Indonesian industrial partner, PT Dharma Satya Nusantara (DSN), during the repairs as part of a technology transfer programme.

  ⚓️ IHS Janes  

Empat Skuadron Bakal Perkuat Komando Operasi Angkatan Udara III

Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koops AU) III segera diperkuat dengan sejumlah skuadron. Diantaranya skuadron tempur, skuadron helikopter, skuadron angkut, dan skuadron pesawat tanpa awak atau drone.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengungkapkan hal tersebut saat memperingati Hari Bakti Ke-71 TNI AU serta gugurnya Marsda TNI Anumerta Agustinus Adisucipto dan Marsda TNI Anumerta Abdulrachman Saleh di Lapangan Dirgantara, Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, kemarin.

Kita berencana menempatkan skuadron pesawat helikopter, kemudian ke depan secara bertahap akan menempatkan skuadron tempur maupun skuadron angkut,” ujar Yuyu. Saat ini pihaknya telah menaikkan dua lanud tipe B yakni Lanud Silas Papare di Jayapura dan Manuhua, Biak menjadi tipe A dan akan dipimpin oleh perwira tinggi bintang satu.

Sementara lanud tipe C yang naik menjadi tipe B yakni Lanud Johanes Abraham Dimara, Merauke dan Lanud Yohanis Kapiyau, Timika. “Koops III sudah dibentuk, dua hari lalu saya melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan markas komando (mako). Termasuk perumahan untuk anggota di sana. Kondisi di Biak yang ada landasan udara (lanud) dan komando sektor (kosek) sudah penuh,” kata mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pang kohanudnas) ini.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Nov yan Samyoga mengakui, untuk memperkuat operasional Koops III akan dilengkapi sejumlah skuadron.

Meski begitu, penambahan kekuatan tersebut masih menunggu kesiapan fasilitas seperti hanggar dan sebagainya. Saat ini TNI AU masih melakukan kajian lokasi yang tepat untuk pembangunan skuadron tersebut. “Untuk hanggar, begitu diputuskan akan dibangun di mana, baru pembangunan dimulai. Jadi tinggal keputusan penentuan di mananya karena itu yang sangat-sangat pentingnya di situ,” katanya.

Dia menyebutkan, ada beberapa lokasi yang memungkinkan untuk penempatan semua skuadron tersebut seperti di Biak, Jayapura, atau Sorong. Penen tuan lokasi tersebut didasarkan atas kesiapan pangkalan dan tingkat ancamannya.

Jadi ada skuadron tempur, skuadron heli, skuadron UAV, bahkan skuadron angkut semua akan digeser ke timur. Untuk pembentukan skuadron heli, skuadron tempur, dan sebagainya itu, pesawatnya sudah ada. Namun, perlu ada hanggar. Jadi menunggu kesiapan fisiknya. Untuk kantor rencananya diresmikan pertengahan 2019,” ucapnya.

Terkait dengan pembentukan skuadron pesawat tanpa awak, Samyoga menegaskan, hal itu sudah masuk dalam program pengadaan sebab tidak mungkin semua kekuatan ditumpuk di wilayah bagian barat. “Ini merupakan skuadron kedua setelah Skuadron 51 Pontianak, Kalimantan. Jadi skuadron kedua akan dibangun di wilayah timur, Papua sana. Sebenarnya alat utama sistem persenjataan (alutsista) itu tinggal menunggu ketetapan dari fasilitas. Heli sudah ada dan pesawat tempur sudah banyak,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Samyoga juga menyatakan, ada rencana perubahan nama Rumah Sakit Umum Sleman, Yogyakarta menjadi Marsda TNI Anumerta Abdulrachman Saleh. Penggantian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan atas jasanya saat melawan agresi militer Belanda. “Ada wacana untuk mengubah nama Rumah Sakit Umum Sleman itu menjadi Rumah Sakit Profesor Doktor Abdurachman Saleh, ini sangat positif,” katanya.

Abdulrachman Saleh tidak hanya merupakan seorang pahlawan Angkatan Udara, tapi juga merupakan seorang pionir Ilmu Faal. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) bahkan sudah menjadikan sosok Abdulrachman Saleh sebagai seorang pahlawannya. “Memang beliau ini seseorang yang sangat luar biasa dan pada saat kejadian itu kebetulan Bapak Profesor Doktor saat itu berdinas di daerah Yogyakarta khususnya di Sleman ini sehingga ada keinginan untuk menggantikannya,” ungkapnya.

Hanya, perubahan nama tersebut masih memerlukan proses karena tetap harus melalui persetujuan DPRD dan sebagainya. “Kami dari Angkatan Udara tentu berharap agar proses ini bisa berjalan dengan mulus sehingga nama beliau bisa diabadikan di rumah sakit umum tersebut,” ucapnya.

Seperti diketahui, Marsda TNI Anumerta Prof Dr Abdulrachman Saleh bersama dengan sejumlah pahlawan di antaranya Marsda TNI Anumerta Agustinus Adisucipto dan Opsir Muda Udara Adi Sumarmo Wirjokusumo gugur setelah pesawat Dakota VT-CLA yang dinaikinya saat tengah membawa obat-obatan sumbangan Palang Merah Malaya ditembak jatuh oleh pesawat pemburu P-40 Kitty Hawk Belanda. Saat penembakan tersebut, pesawat Dakota VT-CLA yang dipiloti oleh Alexander Noel Contanstine dalam persiapan untuk mendarat di Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta.

Penyerangan oleh Belanda ini merupakan balasan atas aksi heroik para kadet udara yaitu Kadet Udara I Suharnoko Harbani, Kadet Udara I Mulyono, dan Kadet Udara I Sutardjo Sigit yang menyerang tangsi Belanda di Semarang, Sala tiga, dan Ambarawa. (don)

   sindo  

Senin, 30 Juli 2018

Kendaraan Tempur Amphibi Arisgator M-113 Tiba di Ternate

Satuan Batalyon Infanteri Raider Khusus 732/Banau akan diperkuat dengan alutsista baru yaitu 4 Unit Kendaraan Tempur Amphibi Arisgator M-113 buatan Italia tiba di Pelabuhan ASDP Bastiong Ternate, Sabtu (28/7).

Kedatangan 4 Unit Ranpur ini guna memperkuat satuan Yonif RK 732/Banau,” kata Dandenpal Ternate Letkol Cpl Adi Wibowo.

Ia menjelaskan, kendaraan tempur yang diangkut dengan kapal ADRI 49 ini memiliki keistimewaan dapat dioperasionalkan di darat maupun dilaut oleh karenannya disebut Ranpur Amfibi yang dapat meraih kecepatan 60 Km/Jam dan dilaut hingga 6 Knot berkat adanya 2 buah propeler hidrosatik yang ditempatkan dibelakang kendaraan tersebut, pada persenjataan ranpur ini dapat dipasangi Senapan Mesin Berat Browning M2HB 12,7 mm dan Pelontar Granat AGL 40 mm MK19.

Diproduksi oleh perusahaan ARIS asal Italia dan diperbaharui di Belgia Ranpur Amfibi Arisgator M-113 siap memperkuat mobilitas Pasukan Raider Khusus 732/Banau,” ungkapnya.

Untuk sementara ke-4 Ranpur tersebut akan disimpan di Kipan A Yonif RK 732/Banau.

Nanti kita akan ploting sesuai kebutuhan selepas acara peresmian,” tutup Adi Wibowo.

   Tajuk Timur  

TNI AL Tanjungpinang Dapat 2 Pesawat Patmar NC212

Perkuat Militer Wing 2Prosesi adat Melayu menerima tambahan dua pesawat oleh Laksamana Pertama Dwika Tjahaja Setiawan, Senin (30/7/2018).

Pangkalan Udara TNI AL Tanjungpinang mendapatkan tambahan dua pesawat. Pesawat ini merupakan bagian dari upaya memperkuat alat utama sistem persenjataan (Alutsista) untuk wilayah perbatasan Kepri.

Kedua pesawat itu adalah Casa tipe Patmar NC 212 P-8201 dan P8202.

Keduanya telah mendarat di Lanudal Tanjungpinang.

Pesawat diterima secara resmi dalam upacara alih bina. Pesawat tersebut sebelumnya sudah dioperasikan di Wing Udara 1 Surabaya.

Kini, keduanya dipindah ke Wing Udara 2 Lanudal Tanjungpinang.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Pusat Penerbangan TNI AL Laksamana Pertama Dwika Tjahaja Setiawan sekaligus sebagai pemimpin upacara.

"Kita alih bina dua pesawat ini dari Juanda Surabaya. Sudah saatnya wing udara 2 ini menjawab semua permasalahan di wilayah barat khususnya di Kepri ini. Sehingga perlu kiranya menambah Alutsista karena tugas mengamankan wilayah perairan barat ini cukup tinggi," kata Dwika saat ditemui usai kegiatan, Senin (30/7/2018).

Ia menyebutkan, Kepri memiliki tingkat permasalahan dan kerawanan yang cukup tinggi mulai dari padatnya lalulintas laut hingga potensi kriminalitas di laut. (*)

   Tribunnews  

Minggu, 29 Juli 2018

Indonesia reveals details of Chinese sensors installed onboard KCR-60M vessels

Indonesia has installed Chinese-made fire-control, search radars on two of its KCR-60M fast attack craft. Equipment provides vessels with a more potent defence against hostile aircraft and precision-guided munitions KCR 60M PT PAL [def.pk]

In line with the installation of Type 630 30 mm close-in weapon system (CIWS) turrets, the Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut: TNI-AL) has also equipped two of its KCR-60M fast attack craft with Chinese-made sensors, consoles, and combat information systems.

Details of the systems, which were revealed on 22 July by a TNI-AL source at the service’s headquarters in Cilangkap, have been corroborated with Indonesian industry sources in Surabaya who are familiar with the matter.

Jane’s first reported in January 2018 that the TNI-AL had removed missile launchers and installed the Type 630 CIWS on its lead KCR-60M vessel, KRI Sampari (628), as part of wider plans to reconstitute the class. The CIWS turret is now situated at stern, where a rigid hull inflatable boat (RHIB) used to be positioned. Since then, sister vessel KRI Tombak(629) has been modified in a similar manner.

The Type 630 CIWS is a variant of the Russian-developed AK-630 that has been marketed by China Shipbuilding Trading Company (CSTC) as the “NG-18 30 mm six-barrelled naval gun”. The weapon can engage low-altitude aircraft at distances of up to 2,500 m, sea-skimming projectiles at up to 1,300 m, and can fire between 4,500 and 5,000 rds/min.

It has now been confirmed that the Type 630 CIWS set-up on both Sampari and Tombak include the Type 347G ‘Rice Bowl’ short-range fire-control radar and its associated fire-control console. This sensor has been installed in the aft section of the ships’ superstructure, and can track targets at up to 6 n miles away.

  IHS Janes