Sabtu, 01 September 2018
♞ Medium Tank Pindad
♞ Buatan Anak Negeri Pengembangan tank ukuran sedang (medium tank) oleh PT Pindad menunjukkan kemampuan Indonesia membuat produk alutsista berteknologi tinggi.
Proses pembuatan dari disain hingga prototipe dilakukan oleh anak-anak bangsa sendiri. Inilah bukti yang menjadi cikal kemandirian alutsista kita.
Proses pembuatan dari disain hingga prototipe dilakukan oleh anak-anak bangsa sendiri. Inilah bukti yang menjadi cikal kemandirian alutsista kita.
Jumat, 31 Agustus 2018
RI Kirim Pasukan Garuda ke Kongo dan Lebanon
Sejak 1957, RI Kirim 38 Ribu Pasukan Penjaga Perdamaian PBBPresiden Jokowi akan melepas 970 Pasukan Perdamaian ke Lebanon, Jumat (31/08/2018). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan) ●
Pada saat memberikan pengarahan di depan 970 pasukan kontingen Garuda, Presiden Joko Widodo sempat menyinggung prestasi altet Indonesia yang sudah meraih 30 medali emas.
Selain bangga atas prestasi atlet Indonesia di Asian Games, Jokowi mengatakan Indonesia harus bangga karena mengirim pasukan Garuda untuk menjaga perdamaian di Kongo dan Lebanon.
"Pagi hari ini, hari ini, Indonesia berbangga bukan saja karena prestasi para atlet kita di Asian Games, bukan hanya 30 medali emas yang mereka raih sampai hari ini. Tetapi Indonesia juga bangga akan melepas kontingen garuda untuk mengisi perdamaian," kata Jokowi di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Sentul, Jawa Barat, Jumat (31/8).
"Mengisi perdamaian di Republik Demokratik Kongo dan Lebanon. Hari ini saya bangga, bangga untuk menjaga perdamaian dan ketertiban dunia yang sesuai amanat konstitusi kita," lanjut dia.
Jokowi menjelaskan pengiriman pasukan sebanyak 970 personel ini sebagai wujud kontribusi Indonesia bagi terciptanya perdamaian dunia. Ia memastikan pemerintah Indonesia terus berpartisipasi dalam upaya menjaga perdamaian dunia.
"Para anggota dan personel TNI yang saya cintai, Indonesia punya sejarah panjang dalam perdamaian dunia, kontingen Garuda telah berada di Sinai sejak 1957. Hanya 1 dekade sejak kemerdekaan Indonesia," ucap Jokowi.
Indonesia, kata Jokowi, telah mengirim puluhan ribu pasukan ke negara berkonflik.
"Sejak tahun 1957, Indonesia telah mengirimkan lebih dari 38.000 pasukan penjaga perdamaian PBB. Saat ini Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara pengirim pasukan pemelihara PBB," tuturnya.
Setelah memberi pengarahan, Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, berfoto bersama denga para pasukan.
Sebanyak 970 pasukan yang dilepas terdiri dari Satgas RDB (Rapid Deployment Battalion) Konga XXXIX-A Congo Monusco sebanyak 850 pasukan dan Satgas MTF (Maritime Task Force) Konga XXVIII-L UNIFIL sebanyak 120 pasukan.
Pada saat memberikan pengarahan di depan 970 pasukan kontingen Garuda, Presiden Joko Widodo sempat menyinggung prestasi altet Indonesia yang sudah meraih 30 medali emas.
Selain bangga atas prestasi atlet Indonesia di Asian Games, Jokowi mengatakan Indonesia harus bangga karena mengirim pasukan Garuda untuk menjaga perdamaian di Kongo dan Lebanon.
"Pagi hari ini, hari ini, Indonesia berbangga bukan saja karena prestasi para atlet kita di Asian Games, bukan hanya 30 medali emas yang mereka raih sampai hari ini. Tetapi Indonesia juga bangga akan melepas kontingen garuda untuk mengisi perdamaian," kata Jokowi di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Sentul, Jawa Barat, Jumat (31/8).
"Mengisi perdamaian di Republik Demokratik Kongo dan Lebanon. Hari ini saya bangga, bangga untuk menjaga perdamaian dan ketertiban dunia yang sesuai amanat konstitusi kita," lanjut dia.
Jokowi menjelaskan pengiriman pasukan sebanyak 970 personel ini sebagai wujud kontribusi Indonesia bagi terciptanya perdamaian dunia. Ia memastikan pemerintah Indonesia terus berpartisipasi dalam upaya menjaga perdamaian dunia.
"Para anggota dan personel TNI yang saya cintai, Indonesia punya sejarah panjang dalam perdamaian dunia, kontingen Garuda telah berada di Sinai sejak 1957. Hanya 1 dekade sejak kemerdekaan Indonesia," ucap Jokowi.
Indonesia, kata Jokowi, telah mengirim puluhan ribu pasukan ke negara berkonflik.
"Sejak tahun 1957, Indonesia telah mengirimkan lebih dari 38.000 pasukan penjaga perdamaian PBB. Saat ini Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara pengirim pasukan pemelihara PBB," tuturnya.
Setelah memberi pengarahan, Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, berfoto bersama denga para pasukan.
Sebanyak 970 pasukan yang dilepas terdiri dari Satgas RDB (Rapid Deployment Battalion) Konga XXXIX-A Congo Monusco sebanyak 850 pasukan dan Satgas MTF (Maritime Task Force) Konga XXVIII-L UNIFIL sebanyak 120 pasukan.
★ Kumparan
KRI SPICA 934 Deteksi Keberadaan Kapal Selam
Di Dasar Laut SitubondoSalah satu unsur Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), yaitu KRI Spica-934 berhasil mendeteksi keberadaan kapal selam yang mengalami kedaruratan, tidak bisa muncul ke permukaan sehingga harus duduk di dasar laut perairan Situbondo.
Setelah mengetahui posisi kapal selam tersebut, tidak beberapa lama RHIB yang beranggotakan tim penyelam dan tim kesehatan bergerak menuju area posisi KRI Nanggala-402 untuk melaksanakan pertolongan terhadap kru kapal selam tersebut yang keluar dari tower Escape dimana para kru tersebut meluncur ke permukaan melalui coning tower dengan menggunakan Submarine Escape Immersion Equipment (SEIE) MK-11. Seluruh korban di evakuasi ke permukaan laut dan diangkat dengan menggunakan KRI Pulau Rengat - 711 dan KRI Sultan Iskandar Muda - 367 untuk mendapatkan penanganan dan tindakan medis.
Itu adalah skenario latihan simulasi penyelamatan kapal selam yang digelar oleh Satuan Kapal Selam Koarmada II. Latihan ini melibatkan beberapa unsur, di antaranya KRI Sultan Iskandar Muda - 367, KRI Nanggala - 402, KRI Pulau Rengat - 711, KRI Spica - 934, Pesud CN-235, Hely Panther dan tim pendukung dari berbagai satuan yaitu Dislambair, Penyelam, Kopaska, serta Diskes.
Pada latihan tersebut, diskenariokan Kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami kedaruratan (Dissub), yang mengakibatkan kapal selam tidak dapat timbul kepermukaan sehingga duduk di dasar laut untuk mendapat pertolongan. Berbagai unsur yang terlibat kemudian melakukan pendeteksian bawah air dengan berbagai peralatan yang dimiliki.
Salah satunya adalah Peranan Kapal Bantu Hidro-oseanografi (BHO) KRI Spica-934, dimana sebagai pendukung dalam operasi penyelamatan dengan memberikan data hasil pencarian, pendeteksian dan identifikasi secara akurat.
Dengan peralatan canggih yang dimilikinya, KRI Spica-934 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Hengky Iriawan, S.T. ini menggunakan alat deteksi High Precisision Acoustic positioning (HIPAP 501) dengan dibantu Under Water Telephone (UWT) KRI SIM 367 berusaha melakukan pencarian posisi KRI Nanggala-402 yang berada di dasar laut sekaligus menjalin komunikasi dalam serial latihan komunikasi (Comex).
Setelah beberapa saat, KRI Spica-934 bergerak untuk melakukan lokalisir dengan penyapuan dengan menggunakan MultiBeam Echosounder EM 2040. Teknik yang digunakan yaitu melaksanakan penyapuan dengan menyalakan Water Column (WCL) dan menggunakan frekuensi tinggi serta lebar sapuan yang terbaik. Dari hasil pelaksanaan tersebut didapatkan posisi KRI Nanggala-402 yang sedang duduk dasar pada kedalaman 42 meter. Segera setelah mendapatkan posisi tersebut, tim dari KRI Pulau Rengat 711 dan KRI SIM serta dibantu KRI Spica-934 melaksanakan sterilisasi dan pengamanan di sekitaran area tersebut dengan dibantu oleh Heli Panther HS-4027 dan pesud CN - 235 P8301.
Latihan dapat dilaksanakan dengan baik dan aman yang dilakukan dengan tahapan prosedural yang tepat sehingga menghasilkan zero accident yang diharapkan serta kesigapan dan keseriusan seluruh prajurit dalam pelaksanaan latihan simulasi penyelamatan kapal selam TA 2018 ini.
(Pen Pushidrosal)
Setelah mengetahui posisi kapal selam tersebut, tidak beberapa lama RHIB yang beranggotakan tim penyelam dan tim kesehatan bergerak menuju area posisi KRI Nanggala-402 untuk melaksanakan pertolongan terhadap kru kapal selam tersebut yang keluar dari tower Escape dimana para kru tersebut meluncur ke permukaan melalui coning tower dengan menggunakan Submarine Escape Immersion Equipment (SEIE) MK-11. Seluruh korban di evakuasi ke permukaan laut dan diangkat dengan menggunakan KRI Pulau Rengat - 711 dan KRI Sultan Iskandar Muda - 367 untuk mendapatkan penanganan dan tindakan medis.
Itu adalah skenario latihan simulasi penyelamatan kapal selam yang digelar oleh Satuan Kapal Selam Koarmada II. Latihan ini melibatkan beberapa unsur, di antaranya KRI Sultan Iskandar Muda - 367, KRI Nanggala - 402, KRI Pulau Rengat - 711, KRI Spica - 934, Pesud CN-235, Hely Panther dan tim pendukung dari berbagai satuan yaitu Dislambair, Penyelam, Kopaska, serta Diskes.
Pada latihan tersebut, diskenariokan Kapal selam KRI Nanggala-402 mengalami kedaruratan (Dissub), yang mengakibatkan kapal selam tidak dapat timbul kepermukaan sehingga duduk di dasar laut untuk mendapat pertolongan. Berbagai unsur yang terlibat kemudian melakukan pendeteksian bawah air dengan berbagai peralatan yang dimiliki.
Salah satunya adalah Peranan Kapal Bantu Hidro-oseanografi (BHO) KRI Spica-934, dimana sebagai pendukung dalam operasi penyelamatan dengan memberikan data hasil pencarian, pendeteksian dan identifikasi secara akurat.
Dengan peralatan canggih yang dimilikinya, KRI Spica-934 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Hengky Iriawan, S.T. ini menggunakan alat deteksi High Precisision Acoustic positioning (HIPAP 501) dengan dibantu Under Water Telephone (UWT) KRI SIM 367 berusaha melakukan pencarian posisi KRI Nanggala-402 yang berada di dasar laut sekaligus menjalin komunikasi dalam serial latihan komunikasi (Comex).
Setelah beberapa saat, KRI Spica-934 bergerak untuk melakukan lokalisir dengan penyapuan dengan menggunakan MultiBeam Echosounder EM 2040. Teknik yang digunakan yaitu melaksanakan penyapuan dengan menyalakan Water Column (WCL) dan menggunakan frekuensi tinggi serta lebar sapuan yang terbaik. Dari hasil pelaksanaan tersebut didapatkan posisi KRI Nanggala-402 yang sedang duduk dasar pada kedalaman 42 meter. Segera setelah mendapatkan posisi tersebut, tim dari KRI Pulau Rengat 711 dan KRI SIM serta dibantu KRI Spica-934 melaksanakan sterilisasi dan pengamanan di sekitaran area tersebut dengan dibantu oleh Heli Panther HS-4027 dan pesud CN - 235 P8301.
Latihan dapat dilaksanakan dengan baik dan aman yang dilakukan dengan tahapan prosedural yang tepat sehingga menghasilkan zero accident yang diharapkan serta kesigapan dan keseriusan seluruh prajurit dalam pelaksanaan latihan simulasi penyelamatan kapal selam TA 2018 ini.
(Pen Pushidrosal)
★ TNI AL
TNI AU dan RSAF Jajaki Pelatihan Pilot UAV dan ‘Air Refueling’
Ilustrasi ●
TNI AU dan Republic of Singapore Air Force (RSAF) tengah menjajaki kemungkinan dilaksanakan pelatihan bagi pilot pesawat terbang tanpa awak (UAV) kedua Angkatan Udara.
Hal tersebut tetuang dalam sebuah pembicaraan bilateral antara Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M., dan Chief Of Air Staf (RSAF) Major General (MG) Mervyn Tan di Ministry of Defence (MINDEF) Singapura, Kamis (30/ 08).
Tidak hanya pelatihan pilot UAV, pihak RSAF juga menawarkan latihan bersama air refueling (pengisian bahan bakar di udara) dengan pesawat A-330 Multi Role Tangker Transport (MRTT).
Menurut kedua pemimpin Angkatan udara, hubungan TNI AU dan RSAF dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan intensitas yang sangat erat.
“Kami merasakan sejak kegiatan flypast bersama pada perayaan 50 tahun hubungan bilateral Indonesia – Singapura tahun 2017 lalu, hubungan kita makin erat” kata Maj Gend Mervyn Tan.
Kepada koleganya, Kasau yang didampingi Asrena Marsda TNI Fachru Zaini SH..M.DS, Aspam Kasau Marsda TNI Dwi Fajariyanto, Asops Kasau Marsda TNI Johanes Bercham dan Atase Pertahanan RI di Singapura Kolonel Pnb Tjahya Elang Migdiawan, menyatakan sangat tertarik dengan tawaran RSAF.
“TNI AU akan segera menindaklanjuti secara teknis. Kami juga berharap adanya kerjasama untuk rekrutmen penerbang dan pengoperasian pesawat UAV, termasuk pesawat A-330 MRTT” ujar Kasau.
TNI AU dan Republic of Singapore Air Force (RSAF) tengah menjajaki kemungkinan dilaksanakan pelatihan bagi pilot pesawat terbang tanpa awak (UAV) kedua Angkatan Udara.
Hal tersebut tetuang dalam sebuah pembicaraan bilateral antara Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M., dan Chief Of Air Staf (RSAF) Major General (MG) Mervyn Tan di Ministry of Defence (MINDEF) Singapura, Kamis (30/ 08).
Tidak hanya pelatihan pilot UAV, pihak RSAF juga menawarkan latihan bersama air refueling (pengisian bahan bakar di udara) dengan pesawat A-330 Multi Role Tangker Transport (MRTT).
Menurut kedua pemimpin Angkatan udara, hubungan TNI AU dan RSAF dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan intensitas yang sangat erat.
“Kami merasakan sejak kegiatan flypast bersama pada perayaan 50 tahun hubungan bilateral Indonesia – Singapura tahun 2017 lalu, hubungan kita makin erat” kata Maj Gend Mervyn Tan.
Kepada koleganya, Kasau yang didampingi Asrena Marsda TNI Fachru Zaini SH..M.DS, Aspam Kasau Marsda TNI Dwi Fajariyanto, Asops Kasau Marsda TNI Johanes Bercham dan Atase Pertahanan RI di Singapura Kolonel Pnb Tjahya Elang Migdiawan, menyatakan sangat tertarik dengan tawaran RSAF.
“TNI AU akan segera menindaklanjuti secara teknis. Kami juga berharap adanya kerjasama untuk rekrutmen penerbang dan pengoperasian pesawat UAV, termasuk pesawat A-330 MRTT” ujar Kasau.
★ TNI AU
PTDI Gaet Boeing Jajaki Kerja Sama Teknologi Manufaktur Kedirgantaraan
✈️ Marsekal Pertama Gita Amperiawan, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, dan Maria Lane, Wakil Presiden Kemitraan Strategis Internasional Boeing, selepas penandatanganan MOU untuk menjajaki peluang kerja sama yang meliputi bidang manufaktur, pemeliharaan, dukungan, pelatihan dan sertifikasi. [istimewa]
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Boeing untuk menjajaki peluang kerja sama yang meliputi bidang teknologi manufaktur, sertifikasi, serta dukungan dan pemeliharaan terhadap produk gaya angkat vertikal (atau vertical lift) di industri kedirgantaraan.
"Boeing dan industri dirgantara Indonesia telah bekerja bersama selama hampir 70 tahun. Kami melihat memorandum ini sebagai langkah penting untuk mendukung visi Indonesia bagi pembangunan ekonomi saat ini dan di masa depan, serta pertumbuhan sektor kedirgantaraan.” tutur Skip Boyce, Presiden Boeing Southeast Asia dalam siaran pers, Kamis (30/8/2018).
Sementara itu, Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengungkapkan perseroan berkomitmen terus membangun sektor kedirgantaraan Indonesia dan telah menunjukkan kemampuan di bidang desain dan pengembangan pesawat terbang, manufaktur struktur, serta produksi dan layanan untuk pesawat komersial dan militer.
"PTDI telah menjadi pemasok untuk Boeing Commercial Airplanes, dan perjanjian ini akan memperluas kerja sama kami pada bidang militer dengan peluang di bidang kemampuan gaya angkat vertikal," ungkap Elfien.
Hubungan Boeing dengan Indonesia dimulai sejak tahun 1949 ketika Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional, mulai beroperasi menggunakan Douglas DC-3.
Saat ini, pesawat Boeing telah mendapat kepercayaan dari sejumlah maskapai penerbangan di Indonesia, dan kerja sama dengan Indonesia telah berkembang ke penerbangan komersial, pertahanan, ruang angkasa, serta penelitian dan teknologi.
Pada bidang militer, pemerintah Indonesia menandatangani surat penawaran dan penerimaan dengan pemerintah AS pada Agustus 2013 untuk delapan helikopter Apache AH-64E, helikopter serang multi-peran terkemuka di dunia. Pengiriman kedelapan helikopter telah diselesaikan awal tahun ini.
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Boeing untuk menjajaki peluang kerja sama yang meliputi bidang teknologi manufaktur, sertifikasi, serta dukungan dan pemeliharaan terhadap produk gaya angkat vertikal (atau vertical lift) di industri kedirgantaraan.
"Boeing dan industri dirgantara Indonesia telah bekerja bersama selama hampir 70 tahun. Kami melihat memorandum ini sebagai langkah penting untuk mendukung visi Indonesia bagi pembangunan ekonomi saat ini dan di masa depan, serta pertumbuhan sektor kedirgantaraan.” tutur Skip Boyce, Presiden Boeing Southeast Asia dalam siaran pers, Kamis (30/8/2018).
Sementara itu, Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengungkapkan perseroan berkomitmen terus membangun sektor kedirgantaraan Indonesia dan telah menunjukkan kemampuan di bidang desain dan pengembangan pesawat terbang, manufaktur struktur, serta produksi dan layanan untuk pesawat komersial dan militer.
"PTDI telah menjadi pemasok untuk Boeing Commercial Airplanes, dan perjanjian ini akan memperluas kerja sama kami pada bidang militer dengan peluang di bidang kemampuan gaya angkat vertikal," ungkap Elfien.
Hubungan Boeing dengan Indonesia dimulai sejak tahun 1949 ketika Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional, mulai beroperasi menggunakan Douglas DC-3.
Saat ini, pesawat Boeing telah mendapat kepercayaan dari sejumlah maskapai penerbangan di Indonesia, dan kerja sama dengan Indonesia telah berkembang ke penerbangan komersial, pertahanan, ruang angkasa, serta penelitian dan teknologi.
Pada bidang militer, pemerintah Indonesia menandatangani surat penawaran dan penerimaan dengan pemerintah AS pada Agustus 2013 untuk delapan helikopter Apache AH-64E, helikopter serang multi-peran terkemuka di dunia. Pengiriman kedelapan helikopter telah diselesaikan awal tahun ini.
Kamis, 30 Agustus 2018
Ryamizard Bahas Sukhoi Ketika Sambangi AS
✈️ Pesawat TNI AU [TNI AU]
Menhan RI Ryamizard Ryacudu menggelar pertemuan bilateral dengan Menhan Amerika Serikat James Mattis, di Pentagon, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (28/ 08) waktu setempat.
Ryamizard menegaskan, saat ini pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia lebih menitikberatkan pada upaya perdamaian dunia. Selain itu diarahkan untuk menyikapi kondisi lingkungan strategis saat ini.
“Khususnya menghadapi potensi ancaman nyata yang sudah di depan mata dengan tetap mempertimbangkan perkembangan ancaman belum nyata melalui Konsep Sistem Pertahanan Rakyat Semesta,” kata Ryamizard Ryacudu dalam keterangan yang diterima, Rabu (29/ 08).
Menurut Menhan, Indonesia terus komitmen meningkatkan kemampuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan memperkuat kemitraan negara-negara sahabat serta membangun industri strategis nasional menuju kemandirian industri pertahanan.
Dengan bantuan negara sahabat yang maju, ke depannya Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan alutsista sendiri. Bahkan memiliki kemampuan menjual alutsista ke negara-negara sahabat lainnya.
Ryamizard mengakui, Indonesia saat ini ada sedikit permasalahan terkait pembelian alutsista dari Rusia yaitu pesawat Sukhoi.
Pada Agustus 2017, Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Kebijakan itu bertujuan memberikan sanksi kepada negara-negara yang membeli alutsista dari Rusia.
Menurut Ryamizard, pembelian Sukhoi sudah diproses dalam waktu yang lama sebelum kebijakan CAATSA. Indonesia sendiri meyakini Amerika Serikat akan memberikan waiver (pengecualian) kepada beberapa negara termasuk Indonesia, khususnya kebijakan pemerintah Indonesia dalam hal pembelian Sukhoi.
“Saya khusus menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Jenderal Mattis yang telah bisa meyakinkan parlemen Amerika Serikat untuk memberikan waiver kepada Indonesia,” ucap Menhan RI.
Saat ini, menurut Ryamizard, yang perlu digarisbawahi adalah perencanaan penguatan alutsista pertahanan. Indonesia akan membeli beberapa produk Amerika Serikat seperti pesawat Boeing, pesawat C-130 Hercules, serta pesawat angkut berat lainnya.
Menhan RI Ryamizard Ryacudu menggelar pertemuan bilateral dengan Menhan Amerika Serikat James Mattis, di Pentagon, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (28/ 08) waktu setempat.
Ryamizard menegaskan, saat ini pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia lebih menitikberatkan pada upaya perdamaian dunia. Selain itu diarahkan untuk menyikapi kondisi lingkungan strategis saat ini.
“Khususnya menghadapi potensi ancaman nyata yang sudah di depan mata dengan tetap mempertimbangkan perkembangan ancaman belum nyata melalui Konsep Sistem Pertahanan Rakyat Semesta,” kata Ryamizard Ryacudu dalam keterangan yang diterima, Rabu (29/ 08).
Menurut Menhan, Indonesia terus komitmen meningkatkan kemampuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan memperkuat kemitraan negara-negara sahabat serta membangun industri strategis nasional menuju kemandirian industri pertahanan.
Dengan bantuan negara sahabat yang maju, ke depannya Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan alutsista sendiri. Bahkan memiliki kemampuan menjual alutsista ke negara-negara sahabat lainnya.
Ryamizard mengakui, Indonesia saat ini ada sedikit permasalahan terkait pembelian alutsista dari Rusia yaitu pesawat Sukhoi.
Pada Agustus 2017, Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Kebijakan itu bertujuan memberikan sanksi kepada negara-negara yang membeli alutsista dari Rusia.
Menurut Ryamizard, pembelian Sukhoi sudah diproses dalam waktu yang lama sebelum kebijakan CAATSA. Indonesia sendiri meyakini Amerika Serikat akan memberikan waiver (pengecualian) kepada beberapa negara termasuk Indonesia, khususnya kebijakan pemerintah Indonesia dalam hal pembelian Sukhoi.
“Saya khusus menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Jenderal Mattis yang telah bisa meyakinkan parlemen Amerika Serikat untuk memberikan waiver kepada Indonesia,” ucap Menhan RI.
Saat ini, menurut Ryamizard, yang perlu digarisbawahi adalah perencanaan penguatan alutsista pertahanan. Indonesia akan membeli beberapa produk Amerika Serikat seperti pesawat Boeing, pesawat C-130 Hercules, serta pesawat angkut berat lainnya.
Indonesia Develops Gunship Variant of CN-235 aircraft
PT Dirgantara has confirmed plans to market a gunship variant of the CN-235 turboprop aircraft. Work on a demonstrator platform is currently under way, and the company aims for its first flight in 2019
PT Dirgantara has confirmed plans to market a gunship variant of the CN-235 turboprop aircraft. Work on a demonstrator platform is currently under way, and the company aims for its first flight in 2019. [ARCInc]
Indonesian state-owned aircraft manufacturer PT Dirgantara (PTDI) has begun work on a gunship variant of the CN-235 twin-engine multipurpose aircraft, the company has confirmed to Jane’s.
The aircraft, which is based on the company’s CN-235-220 airframe, is being developed as a demonstrator platform, and will be marketed to potential customers in the Middle Eastern, African, and Central and Southeast Asian regions, said the company.
The aircraft is being modified to carry one single-barrelled 30 mm DEFA 553 aircraft cannon on the portside aft of its fuselage. The weapon has been salvaged from a retired Douglas A-4H Skyhawk that was formerly in service with the Indonesian Air Force (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Udara: TNI-AU).
The DEFA 553 cannon has a muzzle velocity of 810 m/s, and can fire up to 1,200 rds/min at both air and surface targets. There are also plans to complement this weapon with electro-optical targeting systems and a laser designator. However, the company has yet to decide on systems that will be selected for these roles on the demonstrator.
Other differences that the gunship demonstrator will feature over earlier versions of PTDI’s CN-235 include using General Electric (GE) CT7-9 turboprop engines, instead of the older CT7-7. The aircraft has also been built with wingtip devices to improve the aircraft’s overall fuel efficiency.
Indonesian state-owned aircraft manufacturer PT Dirgantara (PTDI) has begun work on a gunship variant of the CN-235 twin-engine multipurpose aircraft, the company has confirmed to Jane’s.
The aircraft, which is based on the company’s CN-235-220 airframe, is being developed as a demonstrator platform, and will be marketed to potential customers in the Middle Eastern, African, and Central and Southeast Asian regions, said the company.
The aircraft is being modified to carry one single-barrelled 30 mm DEFA 553 aircraft cannon on the portside aft of its fuselage. The weapon has been salvaged from a retired Douglas A-4H Skyhawk that was formerly in service with the Indonesian Air Force (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Udara: TNI-AU).
The DEFA 553 cannon has a muzzle velocity of 810 m/s, and can fire up to 1,200 rds/min at both air and surface targets. There are also plans to complement this weapon with electro-optical targeting systems and a laser designator. However, the company has yet to decide on systems that will be selected for these roles on the demonstrator.
Other differences that the gunship demonstrator will feature over earlier versions of PTDI’s CN-235 include using General Electric (GE) CT7-9 turboprop engines, instead of the older CT7-7. The aircraft has also been built with wingtip devices to improve the aircraft’s overall fuel efficiency.
Rabu, 29 Agustus 2018
Indonesia Confirms Plan to Buy US-made Hercules C-130 Planes
And other heavy-duty transport planes from the US Hercules C130J [lockheedmartin]
Indonesia has confirmed a plan to buy Hercules C-130 planes and other transport planes from the United States to support the development of its defense architecture.
"In future, Indonesia plans to buy several primary weaponry systems, including Hercules C-130 planes, and other heavy-duty transport planes from the US," Indonesian Defense Minister Ryamizard Ryacudu said, while paying a courtesy call on US Secretary of Defense James Mattis in Washington DC, on Tuesday.
In the long run, Indonesia is committed to gradually improving its primary weaponry systems on a self-reliant basis and under a partnership scheme with friendly countries, Ryacudu stated.
"Through the partnership, Indonesia will gradually be able to build defense industry as part of the national strategic industry on its own," he noted.
The former army chief of staff added that Indonesia aimed to not only be able to meet its primary weaponry systems but also to sell them to friendly countries.
At the meeting, the two officials also agreed to enhance defense and military cooperation between the two nations at various levels, including mutual visits by top officials, exchange of staff and command school students, intelligence education, and exchange of strategic information.
"We must maintain and improve the various areas of cooperation in the form of capacity and capability building," he remarked.
In response, Mattis explained that the US is committed to maintaining and improving its defense cooperation with Indonesia, covering exchange of military officials and students, joint exercises, and procurement of primary weaponry systems.
The US is also committed to increasing the quota of Indonesian military officers to attend military education in the US.
Indonesia has confirmed a plan to buy Hercules C-130 planes and other transport planes from the United States to support the development of its defense architecture.
"In future, Indonesia plans to buy several primary weaponry systems, including Hercules C-130 planes, and other heavy-duty transport planes from the US," Indonesian Defense Minister Ryamizard Ryacudu said, while paying a courtesy call on US Secretary of Defense James Mattis in Washington DC, on Tuesday.
In the long run, Indonesia is committed to gradually improving its primary weaponry systems on a self-reliant basis and under a partnership scheme with friendly countries, Ryacudu stated.
"Through the partnership, Indonesia will gradually be able to build defense industry as part of the national strategic industry on its own," he noted.
The former army chief of staff added that Indonesia aimed to not only be able to meet its primary weaponry systems but also to sell them to friendly countries.
At the meeting, the two officials also agreed to enhance defense and military cooperation between the two nations at various levels, including mutual visits by top officials, exchange of staff and command school students, intelligence education, and exchange of strategic information.
"We must maintain and improve the various areas of cooperation in the form of capacity and capability building," he remarked.
In response, Mattis explained that the US is committed to maintaining and improving its defense cooperation with Indonesia, covering exchange of military officials and students, joint exercises, and procurement of primary weaponry systems.
The US is also committed to increasing the quota of Indonesian military officers to attend military education in the US.
♞ Pemerintah Akan Pesan 44 Medium Tank Pindad
♞ Tahun Anggaran 2018-2019 Ujitembak Medium Tank Pindad-FNSS di Cipatat [radar bandung]
Kementerian Pertahanan (Kemhan) bakal mengajukan pembelian pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) tank untuk tahun anggaran 2018/2019. Pengadaan alutsista diperkirakan akan jatuh kepada 44 unit medium tank produksi PT Pindad.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan Bondan Tiara Sofyan mengatakan, pihaknya saat ini sedang membahas dan mematangkan alokasi APBN untuk pembelian tank. Program tersebut masuk rencana strategis (renstra) tahap II pengadaan alutsista nasional.
“Proyeksi awal minimal 44 (medium tank). Kami sudah ada alokasi melalui APBN 2018-2019 yang nanti kami akan matangkan,” kata Tiara seusai menghadiri uji tembak medium tank di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (27/8/2018).
Menurut Tiara, medium tank produksi bersama Pindad dan FNSS Turki dalam waktu dekat bisa segera diproduksi massal. Saat ini, tank tersebut telah menyelesaikan semua proses pengujian. Selanjutnya, medium tank akan menyelesaikan proses sertifikasi yang diperkirakan memakan waktu satu bulan.
“Hasil uji tembak sangat memuaskan. Semua target bisa disasar dengan baik. Selanjutnya tinggal mass production dan segera diadakan untuk pengadaan bagi TNI AD,” ujar dia.
Sebelumnya, pada 12 dan 14 Juli 2018, medium tank telah melalui mine blast test atau uji ketahanan atas ledak ranjau dengan hasil memuaskan. Pindad juga telah melakukan uji mobilitas dan performa pada 7-16 Agustus 2018. Pada 25-27 Agustus 2018 dilakukan uji daya gempur dengan menembakkan 28 butir peluru.
Dankodiklat TNI AD Mayjen TNI AM Putranto mengungkapkan, untuk pengadaan pihaknya harus membicarakan dengan Kasad. Karena ini menyangkut kesiapan operasional dan kebutuhan pada unit tertentu. Untuk SDM yang akan mengoperasikannya, dia mengaku telah siap. Apalagi tank ini mudah dioperasikan.
“Ini sangat mudah dioperasikannya. Tidak beda jauh dengan leopard dan main battle tank. Untuk pengadaan, minimal satu kavaleri. Harapan tank ini bisa menambah kekuatan di jajaran TNI AD,” kata Putranto.
Sementara itu, Dirut PT Pindad Abraham Mose mengatakan, PT Pindad siap memproduksi massal medium tank. Prototipe tank ini tinggal dilakukan penyempurnaan setelah uji coba selama satu bulan terakhir.
“Setelah ini kami akan lakukan kan perbaikan.Penyempurnaan mungkin kecil untuk improvement saja. Satu bulan sertifikasi sehingga akhir tahun bisa masuk mess produk untuk dukung kekuatan TNI,” ujar Abraham.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) bakal mengajukan pembelian pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) tank untuk tahun anggaran 2018/2019. Pengadaan alutsista diperkirakan akan jatuh kepada 44 unit medium tank produksi PT Pindad.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan Bondan Tiara Sofyan mengatakan, pihaknya saat ini sedang membahas dan mematangkan alokasi APBN untuk pembelian tank. Program tersebut masuk rencana strategis (renstra) tahap II pengadaan alutsista nasional.
“Proyeksi awal minimal 44 (medium tank). Kami sudah ada alokasi melalui APBN 2018-2019 yang nanti kami akan matangkan,” kata Tiara seusai menghadiri uji tembak medium tank di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (27/8/2018).
Menurut Tiara, medium tank produksi bersama Pindad dan FNSS Turki dalam waktu dekat bisa segera diproduksi massal. Saat ini, tank tersebut telah menyelesaikan semua proses pengujian. Selanjutnya, medium tank akan menyelesaikan proses sertifikasi yang diperkirakan memakan waktu satu bulan.
“Hasil uji tembak sangat memuaskan. Semua target bisa disasar dengan baik. Selanjutnya tinggal mass production dan segera diadakan untuk pengadaan bagi TNI AD,” ujar dia.
Sebelumnya, pada 12 dan 14 Juli 2018, medium tank telah melalui mine blast test atau uji ketahanan atas ledak ranjau dengan hasil memuaskan. Pindad juga telah melakukan uji mobilitas dan performa pada 7-16 Agustus 2018. Pada 25-27 Agustus 2018 dilakukan uji daya gempur dengan menembakkan 28 butir peluru.
Dankodiklat TNI AD Mayjen TNI AM Putranto mengungkapkan, untuk pengadaan pihaknya harus membicarakan dengan Kasad. Karena ini menyangkut kesiapan operasional dan kebutuhan pada unit tertentu. Untuk SDM yang akan mengoperasikannya, dia mengaku telah siap. Apalagi tank ini mudah dioperasikan.
“Ini sangat mudah dioperasikannya. Tidak beda jauh dengan leopard dan main battle tank. Untuk pengadaan, minimal satu kavaleri. Harapan tank ini bisa menambah kekuatan di jajaran TNI AD,” kata Putranto.
Sementara itu, Dirut PT Pindad Abraham Mose mengatakan, PT Pindad siap memproduksi massal medium tank. Prototipe tank ini tinggal dilakukan penyempurnaan setelah uji coba selama satu bulan terakhir.
“Setelah ini kami akan lakukan kan perbaikan.Penyempurnaan mungkin kecil untuk improvement saja. Satu bulan sertifikasi sehingga akhir tahun bisa masuk mess produk untuk dukung kekuatan TNI,” ujar Abraham.
Indonesia Allocates USD1.9 Million for Consultancy Work on Sixth Submarine
✬ Indonesia has moved closer towards acquiring a sixth submarine for its navy. Consultancy project aimed at establishing more beneficial technology transfer arrangements
KRI Ardadedali 404 [sindo] ✮
Indonesia’s Ministry of Defence (MoD) has set aside a total sum of IDR 283.8 trillion (USD1.9 million) for consultancy services in relation to the acquisition of a sixth submarine for the Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Laut: TNI-AL).
A document on this allocation, which was obtained by Jane’s on 28 August from the ministry’s directorate for defence potential, indicated that the funds will be drawn from Indonesia’s defence budget allocation for 2018.
A specific focus on the consultancy will be on transfer-of-technology (ToT) arrangements, and how Indonesia’s local industry can better benefit from the contract for a sixth submarine when it materialises.
Indonesia’s Ministry of Defence (MoD) has set aside a total sum of IDR 283.8 trillion (USD1.9 million) for consultancy services in relation to the acquisition of a sixth submarine for the Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Laut: TNI-AL).
A document on this allocation, which was obtained by Jane’s on 28 August from the ministry’s directorate for defence potential, indicated that the funds will be drawn from Indonesia’s defence budget allocation for 2018.
A specific focus on the consultancy will be on transfer-of-technology (ToT) arrangements, and how Indonesia’s local industry can better benefit from the contract for a sixth submarine when it materialises.
Selasa, 28 Agustus 2018
Kemhan Serahkan Mobile Hyperbaric Chamber dan Kapal Selam Tanpa Awak
✬ Untuk TNI AL Mobile Hyperbaric Chamber ✮
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemhan) RI menggelar pameran Bursa Penelitian dan Pengembangan Pertahanan di Balitbang Kemhan, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa (28/8/2018).
Pameran digelar dalam rangka mensosialisasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan yang telah dicapai untuk ditampilkan kepada masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Balitbang Kemhan melakukan penyerahan Mobile Hyperbaric Chamber dan Kapal Selam Tanpa Awak kepada TNI AL. Hyperbaric Chamber menggunakan material baja pilihan yang layak dipakai untuk kesehatan manusia dan memiliki standarisasi ASME.
Produk hasil kerjasama Balitbang Kemhan dengan PT. Samudra Wiwaca Kusumajuga itu memiliki nilai Carbon Equivalent (CE) yang rendah. Sementara untuk kapal selam tanpa awak, Balitbang Kemhan bekerjasama dengan PT. Robo Marine Indonesia.
Berdimensi 790mm x 2570mm x 510mm, produk yang dinamai ‘Hiu Merah’ tersebut memiliki kecepatan 3 knots. Selain itu, dibekali dengan 90 degrees tilted high quality zoom camera dan sanggup menyelam hingga kedalaman 150 meter.
Kabalitbang Kemhan, Anne Kusmayati menuturkan pameran Bursa Litbang bertema ‘lnovasi Menuju Kemandirian Pertahanan Sebagai Wujud Bela Negara’ ini sebagai pembuktian bahwa hasil-hasil Litbang selama ini bermanfaat bagi masyarakat.
“Melalui penyelenggaraan pameran ini, diharapkan masyarakat dari berbagai kalangan, institusi Pemerintah, swasta dan Iembaga riset maupun mahasiswa dan pelajar lebih mengenal produk-produk Litbanghan dalam negeri yang telah dan akan digunakan oleh TNI,” ujarnya.
Pameran kali ini diikuti sebanyak 4O institusi terdiri dari 4 kementerian/lembaga, 5 TNI, 6 Perguruan Tinggi dan 25 industri. Pameran berlangsung dua hari dan berakhir esok, Rabu (29/8). (Ysf)
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemhan) RI menggelar pameran Bursa Penelitian dan Pengembangan Pertahanan di Balitbang Kemhan, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa (28/8/2018).
Pameran digelar dalam rangka mensosialisasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan yang telah dicapai untuk ditampilkan kepada masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Balitbang Kemhan melakukan penyerahan Mobile Hyperbaric Chamber dan Kapal Selam Tanpa Awak kepada TNI AL. Hyperbaric Chamber menggunakan material baja pilihan yang layak dipakai untuk kesehatan manusia dan memiliki standarisasi ASME.
Produk hasil kerjasama Balitbang Kemhan dengan PT. Samudra Wiwaca Kusumajuga itu memiliki nilai Carbon Equivalent (CE) yang rendah. Sementara untuk kapal selam tanpa awak, Balitbang Kemhan bekerjasama dengan PT. Robo Marine Indonesia.
Berdimensi 790mm x 2570mm x 510mm, produk yang dinamai ‘Hiu Merah’ tersebut memiliki kecepatan 3 knots. Selain itu, dibekali dengan 90 degrees tilted high quality zoom camera dan sanggup menyelam hingga kedalaman 150 meter.
Kabalitbang Kemhan, Anne Kusmayati menuturkan pameran Bursa Litbang bertema ‘lnovasi Menuju Kemandirian Pertahanan Sebagai Wujud Bela Negara’ ini sebagai pembuktian bahwa hasil-hasil Litbang selama ini bermanfaat bagi masyarakat.
“Melalui penyelenggaraan pameran ini, diharapkan masyarakat dari berbagai kalangan, institusi Pemerintah, swasta dan Iembaga riset maupun mahasiswa dan pelajar lebih mengenal produk-produk Litbanghan dalam negeri yang telah dan akan digunakan oleh TNI,” ujarnya.
Pameran kali ini diikuti sebanyak 4O institusi terdiri dari 4 kementerian/lembaga, 5 TNI, 6 Perguruan Tinggi dan 25 industri. Pameran berlangsung dua hari dan berakhir esok, Rabu (29/8). (Ysf)
⚓ Akurat
Senegal Tertarik Menjalin Kerjasama Militer dengan Indonesia
✬ Meminta Indonesia untuk membangun salah satu pangkalan militernya SSV PAL Indonesia [PAL] ✮
Menteri Perencanaan Nasional Senegal Emergent Syeikh Kante mengatakan ketertarikan negaranya untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. Salah satu sektor yang diminatinya adalah pertahanan.
Dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Senegal setidaknya meminta Indonesia untuk membangun salah satu pangkalan militernya.
"Dia (Senegal) mau kerja sama dengan kita mulai dari pertahanan, karena dia lihat Indonesia itu sangat cocok dengan mereka. Makanya mereka ingin kasih kontrak-kontrak seperti pangkalan militernya (ke Indonesia)," jelas Luhut di kantornya , Selasa (28/8).
Adapun nilai dari kontrak tmitu mencaoai US$ 1,7 miliar. "Rencananya dari Indonesia PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang akan masuk ke sana," tambah dia.
Tak hanya itu, Senegal juga meminati kapal-kapal buatan Indonesia. "Terus dia minta juga pelatihan di angkatan laut untuk mereka," katanya.
Kemudian, Syeikh juga meminta Indonesia turut hadir dalam Konferensi Islam Internasional Afrika yang akan digelar di Senegal.
"Dia minta Indonesia jadi pembicara, mungkin nanti yang berangkat pak Airlangga (Menteri Perindustrian)," tutup Luhut.
Sementara di tempat terpisah Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia menyambut baik tawaran untuk dapat berpartisipasi dalam proyek-proyek di Senegal.
Selain di bidang pertahanan, Syeikh juga menawarkan Indonesia agar dapat berperan aktif dalam berbagai proyek ekonomi di Senegal seperti bidang pertanian, infrastruktur, perumahan yang didasarkan pada kemitraan setara.
Sekadar tahu saja, hubungan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Senegal menunjukkan tren positif dalam lima tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan 11,38% per tahun. "Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Senegal mencapai US$ 98,54 juta pada 2017," tambah Menlu.
Menteri Perencanaan Nasional Senegal Emergent Syeikh Kante mengatakan ketertarikan negaranya untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. Salah satu sektor yang diminatinya adalah pertahanan.
Dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Senegal setidaknya meminta Indonesia untuk membangun salah satu pangkalan militernya.
"Dia (Senegal) mau kerja sama dengan kita mulai dari pertahanan, karena dia lihat Indonesia itu sangat cocok dengan mereka. Makanya mereka ingin kasih kontrak-kontrak seperti pangkalan militernya (ke Indonesia)," jelas Luhut di kantornya , Selasa (28/8).
Adapun nilai dari kontrak tmitu mencaoai US$ 1,7 miliar. "Rencananya dari Indonesia PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang akan masuk ke sana," tambah dia.
Tak hanya itu, Senegal juga meminati kapal-kapal buatan Indonesia. "Terus dia minta juga pelatihan di angkatan laut untuk mereka," katanya.
Kemudian, Syeikh juga meminta Indonesia turut hadir dalam Konferensi Islam Internasional Afrika yang akan digelar di Senegal.
"Dia minta Indonesia jadi pembicara, mungkin nanti yang berangkat pak Airlangga (Menteri Perindustrian)," tutup Luhut.
Sementara di tempat terpisah Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia menyambut baik tawaran untuk dapat berpartisipasi dalam proyek-proyek di Senegal.
Selain di bidang pertahanan, Syeikh juga menawarkan Indonesia agar dapat berperan aktif dalam berbagai proyek ekonomi di Senegal seperti bidang pertanian, infrastruktur, perumahan yang didasarkan pada kemitraan setara.
Sekadar tahu saja, hubungan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Senegal menunjukkan tren positif dalam lima tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan 11,38% per tahun. "Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Senegal mencapai US$ 98,54 juta pada 2017," tambah Menlu.
⚓ Kontan
TNI AU Adakan Modifikasi Engine Pesawat C-130
✬ Modifikasi Engine 501-D22A menjadi T56-A-15/LFE Pesawat Hercules A-1314 TNI AU [Teemu Tuuri] ✮
Wadan Koharmatau Marsekal Pertama TNI Hadi Suwito, S.E., pimpin Rapat Pembahasan Tindaklanjut Modifikasi Engine 501-D22A menjadi T56-A-15/LFE di ruang rapat Basjir Soerya Mako Koharmatau Senin (27/08/2018).
Melalui rapat ini diharapkan dapat mewujudkan sistem pemeliharaan Engine yang lebih efektif, efisien, mantap dan terpadu baik antara masing-masing satuan pelaksana pemeliharaan, maupun satuan pelaksana pemeliharaan dengan satuan atas dan pimpinan sebagai penanggung jawab kebijaksanaan pemeliharaan. Muaranya adalah terjaminnya kesiapan dan keandalan alutsista TNI Angkatan Udara.
Bertambahnya populasi pesawat yang menggunakan Engine T56-A-15/LFE semakin banyak, hal ini berdampak kepada timbulnya permasalahan-permasalahan terhadap kesiapan Engine T56-A-15/LFE. Wadan Koharmatau menyampaikan beberapa alasan yang mendasari diselenggarakannya rapat pembahasan ini:
✮ Pertama: Saat ini pesawat C-130 Hercules TNI AU menggunakan Engine T56 Series dengan tiga jenis Engine yaitu T56-A-7B, T56-A-15/LFE dan 501-D22A, namun dengan adanya program Retrofit dan adanya Instruksi Teknik Udara (ITU) yang diterbitkan oleh Koharmatau nomor 07/7/Mod/C-130 bulan Juli 2008 tentang penggantian dan pemasangan Engine T56-A-15/LFE pada pesawat L-100-30 menyebabkan populasi pesawat yang menggunakan Engine T56-A-15/LFE semakin banyak dan berbanding lurus dengan tuntutan yang tinggi pula terhadap kesiapan Engine T56-A-15/LFE.
Dilain pihak populasi Engine 501-D22A cukup banyak, sedangkan penggunaannya hanya tinggal satu pesawat (A-1314) saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu diadakan rapat tentang pelaksanaan modifikasi Bare Engine 501-D22A menjadi Engine T56-A-15/LFE agar dukungan kesiapan pesawat C-130 Hercules yang menggunakan Engine T56-A-15/LFE terpenuhi.
✮ Kedua: Arti Modifikasi. Perubahan rekayasa atau konfigurasi terhadap suatu unit, dengan tujuan meningkatkan kemampuan/daya guna dan keamanan dalam penggunaan, memudahkan atau menyederhanakan pengoperasian atau dukungannya.
✮ Ketiga: Bahwa antara Engine 501-D22A dengan T56-A-15/LFE memiliki Persamaan Engine dan Sistim Engine.
Wadan Koharmatau Marsekal Pertama TNI Hadi Suwito, S.E., pimpin Rapat Pembahasan Tindaklanjut Modifikasi Engine 501-D22A menjadi T56-A-15/LFE di ruang rapat Basjir Soerya Mako Koharmatau Senin (27/08/2018).
Melalui rapat ini diharapkan dapat mewujudkan sistem pemeliharaan Engine yang lebih efektif, efisien, mantap dan terpadu baik antara masing-masing satuan pelaksana pemeliharaan, maupun satuan pelaksana pemeliharaan dengan satuan atas dan pimpinan sebagai penanggung jawab kebijaksanaan pemeliharaan. Muaranya adalah terjaminnya kesiapan dan keandalan alutsista TNI Angkatan Udara.
Bertambahnya populasi pesawat yang menggunakan Engine T56-A-15/LFE semakin banyak, hal ini berdampak kepada timbulnya permasalahan-permasalahan terhadap kesiapan Engine T56-A-15/LFE. Wadan Koharmatau menyampaikan beberapa alasan yang mendasari diselenggarakannya rapat pembahasan ini:
✮ Pertama: Saat ini pesawat C-130 Hercules TNI AU menggunakan Engine T56 Series dengan tiga jenis Engine yaitu T56-A-7B, T56-A-15/LFE dan 501-D22A, namun dengan adanya program Retrofit dan adanya Instruksi Teknik Udara (ITU) yang diterbitkan oleh Koharmatau nomor 07/7/Mod/C-130 bulan Juli 2008 tentang penggantian dan pemasangan Engine T56-A-15/LFE pada pesawat L-100-30 menyebabkan populasi pesawat yang menggunakan Engine T56-A-15/LFE semakin banyak dan berbanding lurus dengan tuntutan yang tinggi pula terhadap kesiapan Engine T56-A-15/LFE.
Dilain pihak populasi Engine 501-D22A cukup banyak, sedangkan penggunaannya hanya tinggal satu pesawat (A-1314) saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu diadakan rapat tentang pelaksanaan modifikasi Bare Engine 501-D22A menjadi Engine T56-A-15/LFE agar dukungan kesiapan pesawat C-130 Hercules yang menggunakan Engine T56-A-15/LFE terpenuhi.
✮ Kedua: Arti Modifikasi. Perubahan rekayasa atau konfigurasi terhadap suatu unit, dengan tujuan meningkatkan kemampuan/daya guna dan keamanan dalam penggunaan, memudahkan atau menyederhanakan pengoperasian atau dukungannya.
✮ Ketiga: Bahwa antara Engine 501-D22A dengan T56-A-15/LFE memiliki Persamaan Engine dan Sistim Engine.
⚓ TNI AU
Senin, 27 Agustus 2018
Self-Propelled "Sprut-SDM1" for Indonesia
Sprut SDM1 [defesa] ☆
Indonesia in the near future will order from Russia self-propelled anti-tank cannons "Sprut-SDM1", said the executive director of Kurganmashzavod, who designed and produced the machine, Peter Tyukov.
"Sprut SDM1" can be both amphibious and floating, it has a very good armed component.
Our armored car turned out to be very successful, Rosoboronexport will conclude a contract with Indonesians in the near future, "he said."
Earlier, a number of countries of South-East Asia showed interest in Sprut-SDM1.
Indonesia in the near future will order from Russia self-propelled anti-tank cannons "Sprut-SDM1", said the executive director of Kurganmashzavod, who designed and produced the machine, Peter Tyukov.
"Sprut SDM1" can be both amphibious and floating, it has a very good armed component.
Our armored car turned out to be very successful, Rosoboronexport will conclude a contract with Indonesians in the near future, "he said."
Earlier, a number of countries of South-East Asia showed interest in Sprut-SDM1.