Jumat, 04 Januari 2019

Drone Alap-Alap Segera Diproduksi Massal

Drone Alap-Alap masuk kategori produk militer. Pesawat udara nir awak (PUNA) atau drone tipe Alap-alap PA-06D. 

Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TIRBR BPPT), Wahyu Widodo Pandoe mengatakan Pesawat Udara Nirawak (PUNA) tipe Alap-alap PA-06D akan segera diproduksi massal. Produksi bisa dilakukan menyusul telah diterimanya sertifikat kelayakan untuk drone ini dari Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan sebagai produk militer.

Untuk memenuhi rencana produksi massal ini, BPPT akan bekerja sama dengan pihak industri. Hal ini karena BPPT hanya bertugas menyusun prototipe dan mengajukan sertifikasi kelayakan saja.

"Segera (produksi massal) setelah sertifikasi ini. pada 2019, nanti mitra swasta kami yang akan melanjutkan," kata Wahyu di Kantor BPPT usai acara Serah Terima Sertifikat Tipe dan Sertifikat Kelaikudaraan Militer dari Baranahan Kemenhan, Kamis (3/1).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNlrnfxdpwmUt_pqNWhD_lzVxggOumZveD-oXoeuVdMNaId5TBKySpG9cdUjXQIvqRGJn1Ptu1Af9qFlKlZGppQui2p2-QJbmunMHkG2oNhHH9VS-1DGIesFFUWKHVo8b9KwgSyIiYfS0W/s1600/Alap2+BPPT.jpgMeski BPPT tidak melakukan produksi drone untuk dijual kepada konsumen, menurut Wahyu, BPPT sudah memiliki beberapa drone tipe Alap-alap PA-06D yang digunakan untuk kebutuhan darurat dalam negeri. "Di BPPT, disiapkan beberapa pesawat untuk keperluan sipil sehingga kalau ada yang darurat bisa dibantu, seperti pemetaan kebakaran hutan maupun pemetaan gunung berapi," katanya.

Ia berharap dengan didapatkannya sertifikasi tipe (TC), drone ini dapat digunakan untuk keperluan TNI. Drone yang memiliki fungsi utama melakukan pemetaan udara ini telah menunjukkan kemampuannya dalam memetakan daerah terdampak bencana di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan jalur kereta api cepat Cirebon-Brebes.

Proses sertifikasi drone ini dilakukan oleh BPPT kepada Baranahan Kemhan dan memerlukan waktu tiga bulan sejak didaftarkan hingga lulus sertifikasi pada Desember 2018. Wahyu menambahkan drone ini mampu terbang di ketinggian 12 ribu kaki dengan kecepatan 55 hingga 65 knot.

"Untuk altitude atau ketinggian terbangnya, Alap-alap ini mampu mencapai 12 ribu kaki, dengan jangkauan datalink 100 Km (LOS). Untuk kecepatan saat cruise 55-65 knot dan untuk take off landing memerlukan landasan pacu sepanjang 150-200 meter," katanya.

Drone atau PUNA tipe Alap-Alap PA-06D memiliki spesifikasi bentang sayap sepanjang 3,2 meter, berat maksimum saat lepas landas sebesar 31 Kg dan memiliki ketahanan terbang selama lima jam.

  Republika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.