Jumat, 08 Februari 2019

Menteri Perdagangan Berencana Tukar Sukhoi Dengan Kopi Torabika

Produk Mayora Sangat Diminati Rusia Foto Sukhoi dan Torabika

Dalam lima tahun belakangan, produk kopi Mayora lewat merek Torabika telah berhasil diterima dengan baik di pasar Rusia.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva menjelaskan, dengan makin kuatnya Mayora di pasar Rusia diharapkan akan ada kerjasama positif dalam perdagangan Indonesia dan Rusia.

Bahkan dirinya menginginkan agar Mayora bangun pabrik di Rusia. "Dengan pabrik itu akan beri kesempatan baik bagi Mayora untuk menjangkau pasar Rusia dan juga negara Eurasia," kata Vorobieva, Rabu (6/2).

Vorobieva juga mengungkapkan kedua negara tidak dalam kondisi perang dagang. Sehingga diharapkan kerjasama kedua negara diperkuat khususnya di bidang ekonomi.

Dirinya bahkan secara terbuka mengungkapkan produk CPO dari Indonesia pun sejatinya diterima dengan baik di negaranya.

"Kami harap kedepan Indonesia juga akan beli produk high tech asal Rusia dan juga bisa mengambil produk pertanian seperti gandum," jelasnya.

Sementara, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menjelaskan sejatinya Indonesia tak hanya ingin dikenal sebagai eksportir komoditas CPO maupun tambang saja.

Melainkan juga ingin dikenal dengan eksportir produk bernilai tambah seperti produk makanan atau minuman seperti Mayora.

Mengenai potensi pembangunan pabrik, Enggar juga berharap Mayora kedepan dapat mewujudkan rencana pembangunan pabrik di Rusia.

Hal ini juga menurutnya tanda agar hubungan Indonesia dan Rusia tak hanya sekedar politik dan bilateral tetapi juga ekonomi. Seperti kemauan Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya tentu akan dorong Mayora untuk bangun pabrik di Rusia. Seperti halnya saya minta Sukhoi untuk bangun pabrik di Indonesia," kata Enggar, Kamis (6/2).

Enggar menjelaskan produk Mayora Group akan dimasukkan dalam daftar komoditas imbal dagang (counter trade) dengan Sukhoi buatan Rusia.

Sebab, selama ini produk Mayora sudah banyak dikirim ke Rusia. Begitupula, Indonesia banyak membeli pesawat tempur Sukhoi.

Mengenai kelanjutan, Kemdag masih menunggu tindak lanjut dari kementerian terkait, salah satunya Kementerian Pertahanan (Kemhan).

Jika memungkinkan, Kemendag akan memasukkan produk Mayora dalam daftar komoditas untuk imbal dagang ini.

"Kita masih tunggu perkembangan lebih lanjut untuk counter trade itu. Kita tunggu dari kementerian lain lain. Kalau jadi, kita selipin produk Mayora.

Presiden Direktur PT Mayora Indah Tbk, Andre Sukendra Atmadja menjelaskan untuk bisa membangun pabrik tentunya harus ada skala ekonomis yang harus dicapai.

Menurutnya perusahaan masih mempelajari pembangunan fasilitas produksi di Rusia.

"Skala ekonomisnya tentu harus bisa mendapatkan US$ 100 juta dalam setahun baru feasible membangun pabrik," kata Andre, Rabu (6/2).

Adapun tahun 2019 ditargetkan akan ada 2.000 kontainer produk Mayora yang di kirim ke Rusia. Jumlah kontainer tersebut setara US$ 40 juta.

Mayora Group didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang.

Saat ini Mayora Group memiliki 29 pabrik. Ada 24 pabrik di Indonesia dan lima pabrik di luar negeri.(*)
 

  Tribunnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.