Jumat, 08 Maret 2019

KRI Alugoro 405, Jaya Terus Maritim Indonesia

KRI Alugoro 405 [satsel hiukencana]

Kemampuan teknologi Indonesia semakin meningkat. Tak terkecuali di bidang kemaritiman. Indonesia sudah mampu memproduksi kapal selam sendiri melalui BUMN, PT PAL Indonesia di Surabaya. Jika tak ada aral melintang, Maret 2019 nanti PT Pal Indonesia akan meluncurkan Kapal Selam buatan putra putri Indonesia.

Semula, Indonesia membeli 3 buah kapal selam dari Korea Selatan. Dua kapal selam yang dipesan tersebut dibuat di Korea Selatan dan satu lagi dibangun di PT PAL Indonesia. Perakitannya sendiri dilakukan di kawasan Tanjung perak, Surabaya. Ini merupakan produk produksi bersama antara PT PAL Indonesia dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) yang berpusat di Korea Selatan.

Kapal pesanan Kementerian Pertahanan dan Keamanan yang nantinya akan digunakan oleh TNI Angkatan Laut ini dibuat di dalam negeri sebenarnya bukan tanpa alasan. Hal ini bertujuan agar terjadinya produk transfer teknologi dari DSME kepada PT PAL, dengan harapan nantinya anak bangsa bisa membuat kapal selam lainnya secara mandiri.

Sejumlah karyawan PAL mengikuti pelatihan selama beberapa bulan di Korea Selatan. Setelah menyelami ilmu dan teknologi pembuatan kapal selam jenis improve changbogo, PAL mampu membuat kapal selam.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpMRMnZGZ7FK9czKssCE17nvSjw3OmG8CTwUh6fhxOo2LTEbTevDII3D9MFBivzs-PmrwNN6HlnkiBtQg9V_K2jx5auuZNIy1E7Q34PAyJOy808IS9ErjJIQO4es84JbLVCMocOhxqncQM/s1600/24cbb5db643320e72f185d8e87b3ca77.pngKapal Selam Buatan Indonesia kedua yang dibuat oleh PT PAL berdasarkan cita rasa nasional disesuaikan dengan kebutuhan TNI AL agar operasional Korps Hiu sebagai kapal selam Heavy, kapal selam medium, dan kapal selam light berlangsung sesuai program TNI AL.

Ikan hiu dapat menyelam juga mengapung, demikian juga kapal selam milik TNI AL. PT PAL juga mampu membuat kapal selam seperti desain kapal selam Kilo buatan Rusia. Kapal ini dilengkapi rudal S dan Torpedo satuan pemukul berat dan anti kapal permukaan dan land attack.

Tahun lalu, TNI AL telah menerima 2 buah kapal selam; KRI Nagapasa 403 dan Ardadedali 404 yang memiliki perlengkapan senjata torpedo dan black shark. Dua kapal selam tersebut merupakan kapal selam yang dibuat oleh pabrik DSME.

TNI AL saat ini memang sedang mengembangkan kekuatan alat utama pada sistem persenjataan (alutsista) hingga tahun 2024.

Pengadaan kapal perang menjadi prioritas dalam revisi Minimum Essential Force (MEF) 2015-2019 TNI AL. Langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk mendukung visi World Class Navy.
Berbagai ucapan selamat mengalir ke PT PAL Indonesia setelah berhasil membuat kapal selam yang pertama di Indonesia.

PT PAL juga mampu merancang dan memproduksi kapal selam 1800 ton dengan menggunakan teknologi U 214, panjang 65 meter dan kemampuannya untuk meluncurkan torpedo kelas berat dan rudal sub harpon yang dilengkapi IdAM (Identity and Access Management).

Desain kapal selam medium berdasarkan U-209 dan U-212 yang berfungsi sebagai kapal patroli sub combat dengan kemampuan peran operasi ASW (anti-submarine warfare), intelijen, dan insurjensi.

Selain itu, PAL juga memproduksi kapal selam Light dengan desain KS mini 22 meter (midget) untuk operasi ASW dan gerilya laut. Sebelum kapal selam itu diserahkan (September 2018), PT PAL melakukan serangkaian uji coba untuk mendapatkan sertifikat. TNI AL juga memesan jenis kapal Landing Platform Deck (LPD) yang pembuatannya selesai pada Desember 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.