Selasa, 04 Juni 2019

AS Jual 8 Drone Pengintai ScanEagle pada Indonesia

Pesawat nirawak pengintai ScanEagle Amerika Serikat yang akan dijual kepada negara-negara Asia, termasuk Indonesia. [Foto/REUTERS/Romeo Ranoco] 

Pentagon Amerika Serikat (AS) akan menjual 34 pesawat nirawak atau drone pengintai ScanEagle buatan Boeing kepada negara-negara di kawasan Laut China Selatan. Menurut Pentagon, Indonesia delapan unit.

Penjualan drone pengintai itu gencar dilakukan pemerintahan Donald Trump ketika Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan Patrick Shanahan mengatakan Washington tidak akan lagi "berjingkat-jingkat" seputar perilaku China di Asia.

Dalam pidatonya di Shangri-La Dialogue di Singapura, Shanahan tidak secara langsung menyebut China ketika menuduh "para aktor" membuat destabilisasi di kawasan Laut China Selatan. Namun, dia kemudian mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengabaikan perilaku China.

Selain Indonesia, total 34 pesawat tanpa awak ScanEagle itu juga akan dijual kepada Malaysia, Filipina dan Vietnam. Total nilai penjualan itu sekitar USD 47 juta.

Seperti diketahui, China mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan yang strategis dan sering mengecam Amerika Serikat dan sekutunya atas operasi angkatan laut di dekat pulau-pulau yang sengketa yang diduduki Beijing. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam memiliki klaim pulau dan perairan yang saling tumpang tindih di kawasan tersebut.

Indonesia sejatinya tidak ikut bersengketa atas wilayah kepulauan di Laut China Selatan. Namun, Jakarta pernah terlibat perseteruan dengan Beijing karena kapal-kapal China menangkap ikan di perairan Natuna yang merupakan wilayah Indonesia.

Pentagon, seperti dikutip Reuters Selasa (4/6/2019), mengatakan penjualan kepada negara-negara Asia itu termasuk suku cadang dan perbaikan, peralatan pendukung, pelatihan dan layanan teknis. Proses itu diharapkan akan selesai pada Maret 2022.

Pada tahun 2018, pemerintahan Presiden AS Donald Trump meluncurkan perombakan kebijakan ekspor senjata AS yang telah lama ditunggu-tunggu yang bertujuan memperluas penjualan ke sekutu-sekutu Washington. Pemerintah Trump mengatakan akan meningkatkan industri pertahanan Amerika dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.

Inisiatif itu memudahkan aturan untuk mengekspor beberapa jenis drone buatan AS yang mematikan dan yang tidak mematikan ke negara-negara sekutu dan mitra.

Tidak ada versi bersenjata dari drone ScanEagle, tetapi Insitu, divisi Boeing yang membuat drone, juga membuat RQ-21A Blackjack yang merupakan drone bersenjata pilihan yang digunakan oleh Angkatan Laut dan Korps Marinir AS. (mas)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.