Jumat, 22 November 2019

PAL Indonesia Bukukan Kontrak Rp 8,7 Triliun

Hingga NovemberLPD 143M ditawarkan PT PAL [PT PAL]

PT PAL Indonesia (Persero) telah membukukan kontrak hingga November 2019 sebesar Rp 8,7 triliun.

Kinerja perseroan pun meningkat signifikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Adapun kenaikan perolehan order atau kontrak yang tercatat di 2016 sebesar Rp 1,1 triliun meningkat menjadi Rp 2,2 triliun di 2017 dan Rp 4,1 triliun di 2018.

Mengutip keterangan tertulisnya, Rabu, 20 November 2019, hal ini menunjukkan keseriusan dan komitmen manajemen dalam pemenuhan on quality, on time, dan right price terhadap produk dan jasa perusahaan.

Keberhasilan tersebut ditunjang dengan strategi pengembangan produk unggulan dan pasar yang lebih berorientasi pada pelanggan, serta dukungan restrukturisasi di bidang finansial dan teknologi informasi.

Di samping itu, manajemen juga secara aktif merevitalisasi sarana dan prasarana, serta melakukan transformasi di bidang human capital.

Keberhasilan pembukuan kontrak ini berimbas pada kenaikan penjualan perusahaan. Akhir 2016 tercatat penjualan sebesar Rp 683 miliar, meningkat dua kali lipat menjadi Rp 1,250 triliun pada 2017, dan kembali naik menjadi Rp 1,582 triliun pada akhir 2018.

Kenaikan perolehan kontrak tersebut juga berdampak positif pada menguatnya kondisi cash flow perusahaan yang diproyeksikan sebesar Rp 906,5 miliar pada akhir 2019.

Proyeksi cash flow ke depan menunjukkan likuiditas yang sangat baik, hal ini terlihat dari aliran kas yang diterima oleh perusahaan saat ini dan proyeksi lima tahun ke depan menampilkan angka positif.

Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaan, pembayaran pinjaman jangka pendek, dan pinjaman jangka panjang.

Sebagai perusahaan yang sahamnya 100 persen dimiliki oleh negara, PAL Indonesia harus membukukan keuntungan di samping berperan sebagai agent of development. Kinerja PAL Indonesia terpantau membukukan kerugian akibat beban masa lalu, di 2017 sebesar Rp 45,3 miliar dan meningkat menjadi Rp 304,1 miliar di 2018.

Hal tersebut terjadi sama sekali bukan disebabkan oleh operasional perusahaan, namun kerugian itu dipengaruhi oleh beban bunga pinjaman restrukturisasi yang diakibatkan oleh pinjaman di tahun 2005 hingga 2010.

Pembiayaan tersebut menjadi bermasalah akibat proyek terminasi pada kontrak kapal yang diperoleh diantara tahun tersebut. Adapun terminasi terjadi dikarenakan masalah eksternal di luar kontrol PAL Indonesia seperti naiknya harga bahan baku baja dunia pada 2008, serta kerugian yang disebabkan beban pajak tangguhan.

Sementara beban bunga pinjaman yang harus ditanggung rata-rata mencapai Rp 82 miliar per tahun, sedangkan pajak tangguhan akibat rugi fiskal yang harus dibuku rata-rata sekitar Rp 58 miliar per tahun selama tiga tahun terakhir sebagai penangguhan pajak pada periode lima tahun yang lalu yang jatuh tempo saat ini.

Khusus untuk 2018, kontribusi terbesar adalah kerugian kurs bersih senilai Rp 136 miliar akibat pelemahan nilai tukar rupiah.

Adapun kinerja PAL Indonesia di akhir 2019 (prognosa), kerugian tahun berjalan diproyeksikan dapat ditekan menjadi Rp 26,3 miliar dari Rp 304,1 miliar. Bahkan di luar beban-beban non operasional di atas, laba usaha sejak 2017 menunjukkan hasil yang positif, dan diproyeksikan mencapai Rp 26,0 miliar pada akhir 2019.

Pencapaian PAL Indonesia sebagai perusahaan konstruksi di bidang industri maritim dan energi berkelas dunia menunjukan tren yang positif dengan diperolehnya beberapa kontrak baru.

PAL Indonesia memiliki kapabilitas membangun berbagai jenis kapal perang kombatan antara lain kapal cepat rudal, offshore patrol vessel, light frigate, kapal selam, landing platform dock, kapal bantu rumah sakit, dan pembangkit listrik terapung/BMPP serta bangunan lepas pantai/offshore platform.

Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki kelangsungan usaha (going concern) yang sangat baik termasuk pada pergerakan laba usaha yang meningkat, sehingga memberikan jaminan bahwa perusahaan mampu membiayai pelaksanaan proyek dengan baik dan menyelesaikan tepat waktu dan tepat mutu.
 

  Medcom  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.