Senin, 26 April 2021

Melihat Anggaran Alutsista di Kemenhan 10 Tahun Terakhir

➶ Pada 2021, Kemenhan mengalokasikan pengadaan alutsista sebesar Rp 9,3 triliun. Menanti pengadaan alutsista baru TNI, Ilustrasi Fregat Iver Huitfeldt class [Brian Aitkenhead]

Tenggelamnya KRI Nanggala 402 menjadi pukulan bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi Kementerian Pertahanan. Sebanyak 53 awak kapal dipastikan meninggal dunia dalam insiden tersebut.

"Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers, Minggu (25/4).

Namun, di balik insiden tersebut ada sejumlah pandangan bahwa musibah ini merupakan alarm bahwa Alat Utama Sistem Pertahanan (alutsista) milik TNI perlu peremajaan. KRI Nanggala 402 sendiri diklaim pernah menjalani perbaikan di Korea Selatan selama dua tahun, pada 2012 lalu.

Wakil Ketua Komisi I DPR Utut Adianto menyatakan banyak alutsista milik TNI yang sudah berusia tua dan dalam kondisi rusak saat ini.

"Lagi-lagi ini adalah sinyal jelas bahwa TNI kita khususnya alutsista perlu peremajaan, kita tidak ingin melihat ini kembali terjadi. Kita tahu baik Angkatan Laut maupun Angkatan Udara kita, misalnya alutsista kita sudah pada tua dan rusak," kata Utut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis (22/4).

Lantas, berapa besar anggaran kementerian di bawah komando Prabowo Subianto itu? Kemudian, berapa besar alokasi untuk perawatan dan perbaikan alutsista?

Berdasarkan data APBN Kementerian Keuangan, belanja Kemenhan termasuk belanja kementerian yang terbesar dalam 10 tahun terakhir. Anggaran Kemenhan bertambah setiap tahun anggaran sejak 10 tahun terakhir.

Pada 2021, Kemenhan mendapatkan alokasi pagu belanja sebesar Rp 136,99 triliun. Angka ini merupakan belanja terbesar kedua setelah Kementerian PUPR.

Khusus di bidang alutsista, Kemenhan mengalokasikan pengadaan alutsista sebesar Rp 9,3 triliun. Selain itu, Kemenhan berencana melakukan modernisasi serta pemeliharaan dan perawatan alutsista untuk TNI AD sebesar Rp 2,65 triliun, TNI AL Rp 3,75 triliun, dan TNI AU Rp 1,19 triliun.

"Melihat perkembangan sejak 2016 hingga 2019, anggaran Kemenhan mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan diiringi kinerja penyerapan anggaran secara kumulatif sebesar 93 persen dari total pagu Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)," bunyi Buku Himpunan dan Rencana Kerja K/L 2021 dikutip Senin (26/4).

Pada 2020, Kemenhan mendapatkan alokasi belanja sebesar Rp 131,3 triliun yang merupakan anggaran terbesar kedua setelah Kementerian PUPR. Dari jumlah tersebut, Kemenhan berhasil merealisasikan anggaran belanja sebesar Rp 117,9 triliun

Mengutip Nota Keuangan APBN 2021, apabila ditengok berdasarkan program kerja kementerian, mayoritas dana tersebut digunakan untuk tiga program.

Meliputi program penyelenggaraan manajemen dan operasional matra darat sebesar Rp 46,14 triliun, program penyelenggaraan manajemen dan operasional matra laut Rp 12,62 triliun, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kemenhan Rp 12,14 triliun.

Selain itu, Kemenhan juga mengalokasikan anggaran untuk alutsista. Rinciannya, program modernisasi alutsista/non-alutsista/ sarana dan prasarana integratif Rp 1,01 triliun, program modernisasi alutsista dan non alutsista/sarana dan prasarana matra darat Rp 5,06 triliun, matra laut Rp 2,77 triliun, dan matra udara Rp 2,19 triliun.

Pada 2019, Kementerian Keuangan menjatah Kemenhan sebesar Rp 108,4 triliun. Lagi-lagi, alokasi dana itu terbesar setelah Kementerian PUPR. Dari jumlah tersebut, Kemenhan merealisasikan belanja senilai Rp 115,35 triliun.

Serupa dengan pola tahun sebelumnya, mayoritas dana tersebut digunakan untuk tiga program, yakni penyelenggaraan manajemen dan operasional matra darat sebesar Rp 46,90 triliun, program penyelenggaraan manajemen dan operasional matra laut Rp 12,34 triliun, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kemenhan Rp 10,92 triliun.

Pada 2019, Kemenhan juga mengalokasikan anggaran untuk alutsista. Rinciannya, program modernisasi alutsista/non-alutsista/ sarana dan prasarana integratif Rp 700 miliar, program modernisasi alutsista dan non alutsista/sarana dan prasarana matra darat Rp 5,2 triliun, matra laut Rp 3,63 triliun, dan matra udara Rp 2,66 triliun.

 Anggaran Kemenhan 2011-2018 
Pada 2018, realisasi belanja Kemenhan mencapai Rp 106,68 triliun. Mayoritas dana tersebut digunakan untuk tiga program, yakni penyelenggaraan manajemen dan operasional matra darat sebesar Rp 41,74 triliun, program penyelenggaraan manajemen dan operasional matra laut Rp 11,38 triliun, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kemenhan Rp 10,58 triliun.

Kemenhan juga mengalokasikan anggaran untuk alutsista pada 2018. Rinciannya, program modernisasi alutsista/non-alutsista/ sarana dan prasarana integratif Rp 714 miliar, program modernisasi alutsista dan non alutsista/sarana dan prasarana matra darat Rp 3,6 triliun, matra laut Rp 3,39 triliun, dan matra udara Rp 1,19 triliun.

Tahun sebelumnya, Kemenhan merealisasikan belanja sebesar Rp 117,29 triliun. Mayoritas dana tersebut digunakan untuk tiga program, yakni penyelenggaraan manajemen dan operasional matra darat sebesar Rp 38,45 triliun, program penyelenggaraan manajemen dan operasional matra laut Rp 13,18 triliun, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kemenhan Rp 13,36 triliun.

Pada 2017, Kemenhan juga mengalokasikan anggaran untuk alutsista. Rinciannya, program modernisasi alutsista/non-alutsista/ sarana dan prasarana integratif Rp 2,45 triliun, program modernisasi alutsista dan non alutsista/sarana dan prasarana matra darat Rp 7 triliun, matra laut Rp 5,19 triliun, dan matra udara Rp 3,71 triliun.

Pada 2016, realisasi belanja Kemenhan mencapai Rp 98,08 triliun. Mayoritas dana tersebut digunakan untuk tiga program, yakni penyelenggaraan manajemen dan operasional matra darat sebesar Rp 32,97 triliun, program penyelenggaraan manajemen dan operasional matra laut Rp 8,66 triliun, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kemenhan Rp 9,98 triliun.

Kemenhan juga mengalokasikan anggaran untuk alutsista. Rinciannya, program modernisasi alutsista/non-alutsista/ sarana dan prasarana integratif Rp 2,6 triliun, program modernisasi alutsista dan non alutsista/sarana dan prasarana matra darat Rp 6,5 triliun, matra laut Rp 3,48 triliun, dan matra udara Rp 5,2 triliun.

Sementara itu, realisasi belanja Kemenhan di 2015 tercatat sebesar Rp 101,36 triliun. Serupa, mayoritas dana tersebut digunakan untuk tiga program, yakni penyelenggaraan manajemen dan operasional matra darat sebesar Rp 32,14 triliun, program penyelenggaraan manajemen dan operasional matra laut Rp 9,7 triliun, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kemenhan Rp 13,44 triliun.

Kemenhan juga mengalokasikan anggaran untuk alutsista. Rinciannya, program modernisasi alutsista/non-alutsista/ sarana dan prasarana integratif Rp 3,83 triliun, program modernisasi alutsista dan non alutsista/sarana dan prasarana matra darat Rp 4,99 triliun, matra laut Rp 5,19 triliun, dan matra udara Rp 5,5 triliun.

Sedangkan pada 2014 lalu, Kemenhan mendapatkan alokasi pagu anggaran sebesar Rp 83,3 triliun. Angka tersebut mengalami penyusutan usai APBN-P dari semula Rp 86,37 triliun.

Pada 2013, Kemenhan mulanya mendapatkan jatah sebesar Rp 81,96 triliun. Namun, lewat APBN-P berkurang menjadi Rp 80,76 triliun.

Sementara itu, anggaran belanja Kemenhan dalam APBN-P 2012 sebesar Rp 72,25 triliun, turun dari sebelumnya Rp 72,53 triliun. Pada 2011, Kemenhan mendapatkan jatah sebesar Rp 50,03 triliun dalam APBN-P. Sebelumnya, Kemenhan hanya mendapatkan jatah Rp 47,49 triliun.

"Perubahan tersebut terutama berkaitan dengan tambahan anggaran untuk percepatan pencapaian kekuatan pokok minimal alutsista TNI (Minimum Essential Forces/MEF), serta luncuran program yang didanai dengan pinjaman dalam negeri (PDN)," bunyi APBN-P 2011. (ulf/age)

 
CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.