Sabtu, 02 Maret 2019

[Dunia] Penjelasan Pakar Mengapa MiG-21 India Bisa Jatuhkan F-16 Pakistan

https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2019/03/01/40/1383142/penjelasan-pakar-mengapa-mig-21-india-bisa-jatuhkan-f-16-pakistan-BI4.JPGPesawat jet tempur MiG-21 India. Foto/REUTERS/Ajay Verma ☆

Militer India telah membuktikan bahwa jet tempur MiG-21 miliknya menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan. Insiden ini mengejutkan, pesawat tempur buatan Amerika Serikat (AS) yang jauh lebih modern bisa dijatuhkan jet tempur buatan Rusia yang sudah tua.

Sejauh ini, militer Pakistan tetap menyangkal bahwa F-16 miliknya ditembak jatuh. Namun, bukti yang disodorkan militer India cukup kuat termasuk puing rudal AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM buatan Amerika Serikat yang memang menjadi senjata F-16.

Pakar militer Mikhail Khodarenok kepada Russia Today, Jumat (1/3/2019), mengatakan jatuhnya F-16 oleh MiG-21—jika dikonfirmasi militer Islamabad—maka sepenuhnya kesalahan pilot Pakistan, bukan faktor pesawat tempurnya.

IAF (Angkatan Udara India) mengonfirmasi bahwa salah satu dari pesawat tempur MiG-21 miliknya menjatuhkan F-16 PAF (Angkatan Udara Pakistan) pada hari Kamis, dua hari setelah Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur India ketika ketegangan terus meningkat antara dua kekuatan nuklir tersebut di wilayah Kashmir yang disengketakan.

"Laporan berita dari zona pertempuran sering mengandung ketidakakuratan atau disinformasi yang disengaja, tetapi itu tidak berarti bahwa MiG-21 tidak dapat mencapai F-16, meskipun kedua pesawat itu sepenuhnya dari generasi yang berbeda," kata Khodarenok, yang merupakan pensiunan kolonel yang pernah bertugas di pasukan pertahanan rudal Rusia.

MiG-21 adalah pesawat jet tempur dan pencegat supersonik generasi ketiga, yang diperkenalkan ke militer Soviet pada tahun 1959. Sedangkan F-16 adalah pesawat tempur multirole supersonik generasi keempat, yang memasuki layanan Angkatan Udara AS hampir dua dekade kemudian.

Jelas, F-16 memiliki karakteristik yang jauh lebih maju, termasuk radius tempur 547 km, dibandingkan dengan MiG-21 yang memiliki radius tempur 370 km.

Namun, Khodarenok menjelaskan bahwa MiG-21 Bison yang digunakan oleh Angkatan Udara India adalah versi pesawat yang sebagian besar dimodernisasi.

"Sistem radar 'Spears' memungkinkan pelacakan pesawat musuh yang masuk pada jarak hingga 57 kilometer di depan dan hingga 30 kilometer di belakang. Ia dapat melacak delapan target pada saat bersamaan, dengan pencarian cepat dan penangkapan otomatis terhadap target yang diamati secara visual dalam mode pertempuran jarak dekat, yang diakhiri dengan penggunaan peluru kendali atau pun meriam," katanya.

MiG-21 Bison memiliki rudal jarak jauh R-77 sebagai bagian dari arsenalnya. "Jadi MiG-21 bisa menembak jatuh F-16 dengan baik. Dan bisa melakukannya dengan mudah," kata Khodarenok. “Selain itu, pesawat terbaik adalah yang memiliki pilot terbaik di dalam," imbuh dia.

Kemarin, komandan Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut bersama-sama berbicara di konferensi pers dan mengungkapkan kebohongan Pakistan bahwa militer Islamabad tidak melibatkan F-16 dalam serangan balasan mereka yang menargetkan instalasi militer India pada hari Rabu. "Ada cukup bukti untuk menunjukkan F-16 digunakan dalam misi ini dan Pakistan berusaha menyembunyikan fakta ini," kata wakil komandan IAF, Marsekal Udara RGK Kapoor. (mas)

 Pakistan Langgar Kontrak Jika Terbukti Gunakan F-16 Saat Melawan India 
F-16 Pakistan. ©AFPF-16 Pakistan. ©AFP

India menuduh Pakistan sengaja menggunakan jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) dalam serangannya di Kashmir. Mereka juga mengklaim telah menembak satu F-16 milik AU Pakistan.

India mengatakan pihaknya menggunakan gabungan pesawat MiG-21 Bison, Su-30 MKI dan Mirage-2000 untuk mencegat jet tempur Pakistan, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times (1/ 3/ 2019).

Selain itu, India juga mengklaim telah memiliki bukti puing-puing rudal jarak menengah AIM-120, yang ditembakkan oleh jet F-16 milik Pakistan, sebagaimana dilansir dari laman Merdeka (1/ 3).

Angkatan Udara India juga melacak jejak digital dari pesawat tempur F-16, yang salah satunya jatuh ditembak di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan,” kata Wakil Marsekal udara R.G.K. Kapoor, mengatakan di New Delhi, Kamis 28 Februari.

Di lain pihak, Pakistan membantah telah menggunakan, atau kehilangan unit, F-16 dalam serangan di Kashmir. Namun hal itu dibantah India.

Ada cukup bukti untuk menunjukkan bahwa F-16 digunakan dalam misi ini dan Pakistan berusaha untuk menyembunyikan fakta tersebut,” kata Kapoor dalam briefing pers bersama dengan angkatan bersenjata India.

Pesawat Pakistan yang mencoba menargetkan instalasi militer India dicegat oleh pesawat tempur IAF, yang menggagalkan rencana mereka,” lanjutnya.

Sementara itu, pemerintah AS memantau dengan cermat situasi di Kashmir, menurut seorang pejabat kementerian luar negeri.

 Sanksi 


Jika benar Pakistan menggunakan F-16 dalam konflik dengan India, mereka bisa terkena sanksi bahkan embargo. Penjualan jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin ke Pakistan mengamanatkan bahwa mereka hanya diterbangkan untuk operasi kontra-terorisme, menurut Rahul Bedi, seorang analis dari Janes Information Services, yang berbasis di New Delhi.

Pesawat-pesawat itu tidak bisa digunakan melawan negara lain,” katanya.

Sementara itu, hubungan AS dengan Pakistan memburuk dalam beberapa tahun terakhir, dan pada 2016, Kongres di Washington menolak memberikan subsidi bagi Islamabad untuk membeli F-16 baru.

Kemudian tahun lalu, Presiden AS Donald Trump memotong sekitar US$ 2 miliar (setara Rp 28,2 triliun) bantuan keamanan ke Pakistan, di mana mengklaim bahwa Islamabad tidak berbuat banyak untuk menekan kelompok militan di sana.

Kasus embargo senjata ini pernah dirasakan Indonesia karena dianggap melanggar HAM di Timor Timur. AS menjatuhkan sanksi tahun 1995-2005. Sejumlah alutsista TNI AU pun nyaris di-grounded kekurangan suku cadang.

  Sindonews | Merdeka  

Jumat, 01 Maret 2019

Kita Mau Negosiasi Proyek Jet Tempur RI-Korsel

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzr5opfS43hixz9ON0kTQ_KtI1xJq35XsUAxPlL8S1vXijrX-O2mAX_t_NaFSesaCGly04zEcB-dTnO34H4_rc3OQccPVt-ok0WDSNPygCioZmsLRmvrB4lBQJBmkhkWV88nxuR7CWDM2K/s1600/kf-x.jpgIlustrasi KFX

Menko Polhukam Wiranto menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Korea Selatan (Korsel), Kim Chang-Beom. Menurut Wiranto dalam pertemuan itu dibicarakan rencana kunjungan ke Korsel untuk negosiasi proyek pesawat tempur Korean Fighter Experimental/ Indonesian Fighter Experimental (KFX/ IFX).

Kita mau ke Korsel untuk negosiasi KFX. Biasakan, Dubes dateng untuk menyampaikan beberapa hal dalam rangka kunjungan itu,” ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (1/3/2019), sebagaimana dilansir dari laman detikFinance (1/ 3).

Proyek KFX/ IFX digarap Korea Selatan. Pada 2009 Indonesia menyatakan minat untuk terlibat, yang ditandai dengan penandatangan letter of intent (LoI). Kemudian, LoI ini berlanjut dengan kesepakatan pengembangan bersama.

Rencananya, pesawat tersebut akan diproduksi sebanyak 168 unit Korsel 120 unit dan Indonesia diperkirakan 48 unit. Produksi massal rencananya dimulai 2026 nanti.

Wiranto menolak menjelaskan apa saja yang akan dibahas dalam negosiasi dengan pihak Korsel. Dia hanya mengatakan materi negosiasi akan dibahas lebih lanjut di Korsel.

Kita belum bicara mengenai negosiasi, di sana pemimpinnya Menteri Pertahanan, di sini saya. Nanti sampai di sana baru kita bicarakan negosiasi itu, intinya bagaimana, kebijakannya bagaimana, dan nanti tim teknis yang akan melanjutkan. Itu nanti di sana, kita nggak mendahului, tapi yang pasti di sana,” tutur Wiranto.

Dia menambahkan pertemuannya dengan Dubes Korsel sebagai pendahuluan sebelum negosiasi. Menurut Wiranto Dubes Korsel nanti yang akan mengatur pertemuan untuk negosiasi nanti.

Dubes Korsel itu untuk secara pendahuluan begitu, untuk mengatur pertemuan di sana bagaimana, itu saja,” tutur Wiranto.

  detik  

Kapal Hiu Macan 01 Milik KKP Diintimidasi Kapal Pengawas Vietnam

Akhirnya melepaskan tangkapan kapal pencuri ikan Vietnam https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBxvriVCdWME8nzhyphenhyphenoOQOoDR3d4AErbbrsjExc0N864Mo2RYoC0w2z2fK9Pde2xhVXo5SoWAYu-EXmwMKcUw6X8s9WqZ3-8AttyVcw2S59NVurRw0ZcpJw36UQJE6Tg4TodoDjnnpJwg2d/s1600/kcr+60+627.jpgKapal KP Hiu Macan 01 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ( Foto: Istimewa ) ☆

Kapal pengawas perikanan Vietnam, KN-214 dilaporkan telah melakukan intimidiasi terhadap Kapal Pengawas Perikanan (KP) Hiu Macan 01 milik Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Dirjen PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Insiden itu terjadi ketika KP Hiu Macan 01 tengah melakukan pengejaran terhadap 4 kapal asal Vietnam yang diduga tengah melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia, Selasa (19/2/2019).

Menurut informasi yang didapat Beritasatu.com, Kamis (21/2/2019), peristiwa itu bermula ketika KP Hiu Macan 01 melakukan pemeriksaan terhadap 4 kapal ikan asing asal Vietnam di perairan Laut Natuna Utara. Empat kapal itu adalah KM KG 92549 TS GT 165, KM KG 92596 TS GT 111, KM KG 93973 TS GT 164, dan KM KG 91689 TS GT 110.

Tetapi, dalam perjalanan selama 2 jam terjadi pengejaran dari KN-214 Vietnam Fisheries Resources Survailance. Bahkan, kapal pengawas perairan Vietnam itu berusaha memotong haluan dengan melakukan manuver di sekitar KP Hiu Macan 01.

Peristiwa itu masih terjadi di wilayah perairan Indonesia, yakni pada koordinat 05º 55.439’ N/106º 16.875’ E. Melihat kondisi tersebut dan untuk menghindari hal-hal yang membahayakan, para awak KP Hiu Macan 01, maka nakhoda kapal memerintahkan kapal-kapal yang dikawal dan diawaki petugas dari KP Hiu Macan 01 untuk berhenti.

Kemudian, KP Hiu Macan 01 menaikkan kembali para awak KP Hiu Macan 01 yang ada di atas kapal ikan asal Vietnam demi keselamatan. Kemudian, KN-214 meminta untuk KP Hiu Macan 01 agar sandar ke kapal pengawas Vietnam itu.

Setelah sandar di KN-214, nahkoda KP Hiu Macan 01 menjelaskan proses penangkapan 4 kapal asal Vietnam yang menangkap ikan di perairan Indonesia. Tetapi, pihak KN-214 mengklaim bahwa posisi tersebut adalah wilayah perairan Vietnam.

Nahkoda KP Hiu Macan 01 kemudian mengatakan bahwa empat kapal yang diduga mencuri ikan itu akan dibawa. Namun, pihak KN-214 bersikeras untuk mempertahankan empat kapal pencuri ikan asal Vietnam tersebut.

Kedua belah pihak saling berkeras. Akhirnya, untuk mencegah terjadinya gesekan antara petugas di KP Hiu Macan 01 dan KN-214, empat kapal pencuri ikan itu dilepaskan.

Dengan pertimbangan tersebut, nakhoda KP Hiu Macan 01 mengambil langkah untuk menyerahkan kapal ikan asal Vietnam dan seluruh awak kapalnya. Berdasarkan informasi, insiden seperti ini sudah dua kali terjadi. Kapal pengawas Vietnam kerap melakukan Intimidasi dan pengejaran terhadap kapal pengawas perikanan KKP.

Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa terulang.

  Berita Satu  

[Video] KRI Teluk Lada 521

Buatan Dalam Negeri Resmi Perkuat TNI AL TNI AL Membutuhkan sebanyak 24 unit kapal sejenis. Kapal produksi dalam negeri ini tercatat ada 4 unit lagi yang akan selesai di produksi. Berikut video diambil dari Youtube :



  Youtube  

{Video] Yokav 1 Divif 1 Kostrad

Persembahan Penerangan Divif 1 Kostrad


  ✈️ Youtube  

Kamis, 28 Februari 2019

Launch of Indonesia’s third Nagapasa-class submarine delayed by silting

The launch of Indonesia’s third submarine has been delayed by heavy silting at PT PAL’s main dock. Indonesian engineers are currently co-ordinating a risky operation to relocate the boat for launch at the shipyard’s Semarang dock.Third Nagapasa class @ PT PAL [satselhiukencana]

The launch of Indonesia’s third Nagapasa (Type 209/1400)-class diesel-electric submarine (SSK) has been delayed, but shipyard officials have devised a workaround to ensure that the vessel will take to the water in the coming weeks.

An industry source who informed Jane’s of the situation has attributed these delays to heavy silting in waters off the Madura Strait, and the Surabaya Western Shipping Route, which is referred to in local navigation maps as the Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS).

The silting situation was aggravated in recent years by construction work at the Terminal Teluk Lamong,” said the source, in reference to the newly constructed terminal port at Surabaya. “Sediments from the construction have drifted towards the entire Tanjung Perak area, including the PT PAL dock where Alugoro was supposed to be launched. Now the waters are too shallow to safely launch the vessel,” he added.

Alugoro is the third-in-series overall for the Nagapasa class, but the first to be assembled locally at PT PAL’s facilities in Surabaya. Its assembly was done in collaboration with engineers from South Korea’s Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) as part of a technology transfer programme.

The boat is part of a KRW1.3 trillion (USD1.2 billion) contract signed between DSME and the Indonesian government in December 2011 for three SSKs. The vessel has an overall length of 61.2 m, an overall beam of 6.25 m, and a hull draught of 5.5 m.

  ✈️ Jane's  

Angkatan Udara AS Ajak TNI AU Latihan Bersama

✈️ Bertemu di AustraliaKepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna. (Foto: Dok. istimewa)

AKepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna menghadiri Avalon Air Show di Melbourne, Australia. Di sela-sela kunjungan itu, Yuyu bertemu dengan Commanding General US 1st Marine Aircraft Wing, Major General Thomas D Weidley.

Dalam pertemuan tersebut, Weidley menyampaikan, angkatan udara AS menawarkan kerja sama yang lebih erat dengan TNI AU dalam bentuk latihan bersama (latma) dan bantuan kemanusiaan.

"Kami menyarankan dan menawarkan kepada Indonesia untuk belajar dari skadron-skadron udara operasional AS terkait operasional, perawatan atau hal lainnya dari pesawat ini," kata Weidley kepada Yuyu, dalam keterangan tertulis, Rabu (27/2/2019).

Komunikasi dua negara itu juga membahas rencana pembelian pesawat angkut berat C-130J TNI AU. Pesawat tersebut, disebutkan memiliki perbedaan dengan pesawat Hercules generasi sebelumnya.

Yuyu menyampaikan terima kasih atas penawaran kerja sama dari US Marine Aircraft Wing. Dia mengatakan, ajakan kerja sama RI-AS ini akan dibahas dalam pertemuan bilateral tahunan di Hawaii.

"Selanjutnya, agar kerja sama ini lebih komprehensif, maka teknis pelaksanaannya dapat dibahas dalam pertemuan bilateral tahunan antara TNI dengan USPACOM di Hawaii," ujar Yuyu.

Turut mendampingi Yuyu yakni Asrena Kasau Marsda TNI Asep Dian Hermawan, Danseskoau Marsda TNI Donny Ermawan, Koorsmin Kasau dan Atase Udara RI di Australia. (idn/knv)

  ✈️ detik  

Rabu, 27 Februari 2019

[Video] Indonesian Defence Industries Profile

Published by Romas CondorThis video shows the profile of all Indonesian Defence Industries. The Products ranging from small arms, explosives, ship as well as aircrafts....


   Youtube  

Selasa, 26 Februari 2019

Menhan Serah Terima KRI Teluk Lada-521

Di LampungKRI Bintuni  [defence.pk]

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyaksikan acara serah-terima KRI Teluk Lada-521 dari PT Daya Radar Utama (DRU) kepada Pusat Pengadaan Badan Sarana Pertahanan (Kapusada Baranahan) Kementerian Pertahanan di Dermaga PT DRU, Panjang, Bandar Lampung. Kapal Angkut Tank (AT-4) KRI Teluk Lada-521 itu akan memperkuat alutsista di jajaran TNI Angkatan Laut.

Serah-terima KRI Teluk Lada-521 ini ditandai penandatanganan berita acara serah-terima dan pemberian replika KRI Teluk Lada-521 oleh Dirut PT DRU Amir Gunawan kepada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Ryamizard menyatakan penyerahan kapal angkut tank ini merupakan bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan alutsista TNI untuk memperkuat pertahanan negara. Selain itu, dikatakan Ryamizard, KRI Teluk Lada-521 merupakan alutsista dengan teknologi canggih.

"Penyerahan kapal angkut tank ini merupakan bagian integral dari upaya pemenuhan kebutuhan alutsista TNI guna memperkuat pertahanan negara. Kapal ini juga merupakan alutsista modern berteknologi canggih, sehingga dapat memperkuat jajaran kemampuan TNI AL," ujar Ryamizrad kepada wartawan.

Ryamizrad menambahkan, KRI Teluk Lada-521 merupakan Kapal Angkut Tank (AT-4) kedua yang dibangun oleh anak bangsa yaitu PT. Daya Radar Utama (DRU). Sebelumnya telah dibangun KRI Bintuni pada 2017.

"KRI Teluk Lada-521 merupakan kapal angkut tank yang kedua yang dibangun di galangan PT Daya Radar Utama, di mana sebelumnya telah dibangun KRI Bintuni yang mampu mengangkut Tank Leopard yang telah diserahkan pada tahun 2017," kata dia.

Seusai penandatanganan berita acara serah-terima, acara dilanjutkan dengan upacara peresmian dan pengukuhan Komandan Pertama KRI Teluk Lada. Komandan KRI Teluk Lada dikukuhkan kepada Letkol Laut (P) Gunawan Hutahuruk oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Siwi Sukma Adji.

Acara dilanjutkan pemotongan pita oleh Ny Nora Ryamizard Ryacudu didampingi Ny Manik Siwi Sukma Adji sebagai simbolis resmi masuknya KRI Teluk Lada-521 di jajaran TNI AL. Kemudian acara dilanjutkan dengan tinjauan ke atas KRI Teluk Lada-521.

Ryamizard juga berpesan kepada komandan dan prajurit KRI Teluk Lada-521 untuk meningkatkan profesionalisme serta menjamin keamanan dan kedaulatan laut Indonesia. Selain itu, ia meminta staf TNI AL merawat dan menjaga KRI Teluk Pala dengan baik.

"Laksanakan tugas kalian di laut dengan sebaik-baiknya agar kehadiran kalian di laut mampu menjaga kedaulatan dan keamanan bangsa serta menjamin rasa aman dan nyaman bagi seluruh kapal yang berlayar di perairan Indonesia, baik kapal berbendera Indonesia maupun berbendera negara lain," lanjutnya.

"Tidak lupa saya juga minta kepada Kepala Staf TNI AL beserta staf dan seluruh prajurit untuk merawat dan memelihara alutsista ini dengan sebaik-baiknya agar Kapal ini memiliki usia pakai yang optimal. Hal ini juga sebagai bentuk pertanggungjawaban kita kepada rakyat yang telah menghadiahkan kita Alutsista Modern yang berkemampuan dan berteknologi canggih ini," kata Ryamizard.

KRI Teluk Lada-521 memiliki spesifikasi teknis dengan ukuran panjang 117 meter, lebar 16,40 meter, dan tinggi 7,8 meter. Kapal ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal hingga 16 knots dan kecepatan jelajah 13 knot, radius pelayaran 6.240 mil laut (range 13 knot) dan mampu mengangkut pasukan serta ABK sebanyak 478 personel. Kapal ini juga dirancang untuk mampu mengangkut sampai dengan 15 unit Tank BMP 3F serta 1 unit helikopter.

Dengan telah diserahterimakannya KRI Teluk Lada-521 itu, secara resmi hal itu akan menambah kekuatan alutsista di jajaran TNI AL, khususnya di bawah Komando Armada III yang beroperasi di perairan wilayah timur Republik Indonesia. (rvk/asp)
 

  detik  

PT PAL akan Luncurkan Kapal Selam Rakitan Dalam Negeri

Merupakan pesanan ketiga TNI AL.Ilustrasi KCR 60M PT PAL [satselhiukencana]

PT PAL Indonesia berencana meluncurkan kapal selam yang dirakit dalam negeri pada Maret 2019. Saat ini, PT PAL sedang menyiapkan beberapa proses dan prosedur untuk peluncuran tersebut.

"Alhamdulillah saat ini sudah kami siapkan proses dan prosedur protokoler untuk melakukan peluncuran kapal selam tersebut, dan kemungkinan Maret 2019 akan kami luncurkan," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, Budiman Saleh di Surabaya, Jawa Timur, Senin (25/2).

Kapal selam tersebut adalah pesanan ketiga TNI AL yang dipercayakan pembuatannya kepada PT PAL Indonesia, sebagai perusahaan galangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dua kapal selam sebelumnya telah lebih dahulu diserahterimakan, dengan dibuat gabungan antara PT PAL Indonesia bekerja sama dengan perusahaan galangan di Korea Selatan.

Untuk kapal selam yang akan diluncurkan, perakitannya dilakukan secara mandiri oleh anak bangsa di galangan PT PAL Indonesia yang berlokasi di kawasan Tanjung Perak Surabaya, setelah mendapat transfer teknologi dari Korea Selatan.

Kepala Humas PT PAL Indonesia, Bayu Witjaksono mengatakan, tiga kapal selam yang dipesan oleh TNI AL itu merupakan program pertama dari transfer teknologi antara PT PAL Indonesia dengan Korea Selatan. Kapal selam pertama yang bernama KRI Nagapasa-403 telah diresmikan secara langsung Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu pada 2 Agustus 2017 dan saat ini telah memperkuat armada RI, dan kapal selam kedua KRI Ardadedali 404 juga telah diresmikan di Galangan Daewoo, Korea.
 

  Republika  

Senin, 25 Februari 2019

KRI Bung Tomo Dihalangi saat akan Tangkap Kapal Vietnam

Susi BerangIlustrasi KRI Bung Tomo di Lebanon [pr1v4t33r@defence.pk]

KRI Bung Tomo (TOM)-357 menangkap empat kapal berbendera Vietnam di perairan Natuna Utara. Keempat kapal tersebut diduga menangkap ikan tanpa izin (illegal fishing).

"Keempat kapal itu diduga mencuri ikan dengan alat tangkap trawl di Landas Kontinen Laut Natuna, Indonesia pada posisi 06 derajat 12 LU-06 derajat 25'50 BT," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, di Hotel Preanger, Kota Bandung, Senin (25/2/2019).

Penangkapan dilakukan pada Minggu (24/2) sekitar pukul 07.40 WIB. Saat itu kapal TNI AL, KRI TOM-357 melakukan patroli dan berhasil mengamankan empat kapal Vietnam dengan nomor lambung BV 525 TS bermuatan 1 palka, BV 9487 TS dua palka, BV 4923 TS satu palka, dan BV 525 TS bermuatan kosong.

Selain menangkap empat kapal, KRI TOM-357 juga berhasil mengusir dua kapal Vietnam Fisheries Resource Surveillance (VFRS) milik pemerintah Vietnam. Dua kapal tersebut diduga menjadi pengawal dari empat kapal pencuri ikan yang ditangkap.

Saat itu, kata Susi, kapal VFRS bernama Kiem Ngu 2142124 dan 214263 menerobos masuk ke wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia dan melakukan manuver membahayakan terhadap KRI TOM-357 yang sedang menggiring empat kapal yang ditangkap ke Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut di Tanjung Pinang, Riau.

"Berdasarkan penelusuran VFRS merupakan lembaga pemerintah di bawah Kementerian Pertanian dan Pengembangan Daerah Tertinggal Vietnam," ucapnya.

Menurut Susi, VFRS tercatat memiliki 100 kapal pada tahun 2013 yang berfungsi untuk mengontrol kegiatan perikanan dan menangkap kapal ikan asing yang masuk perairan Vietnam.

"Namun mereka (kayaknya) punya tugas tambahan mengawal kapal untuk curi ikan," kata Susi.

Untuk itu, Susi yang juga sebagai Komandan Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal dengan tegas mengecam tindakan kapal VFRS yang berupaya merintangi proses penangkapan empat kapal Vietnam oleh KRI TOM-357. Menurutnya perbuatan itu tidak bisa ditolerir.

Pasalnya, tambah dia, Vietnam sebagai state party dari convention on the internasional for preventing collision at sea 1972 (COLREGS 1972) melanggar rule 8 COLREGS 1972 yaitu Action to Avoid Collison. Kemudian perbuatan memotong laju KRI TOM-357 menimbulkan risiko keselamatan dari awak kapal patroli KRI TOM-357 yang sedang melaksanakan tugas berdasarkan pasal 73 UNCLOS dan Pasal 66C UU Nomor 31/2004.

"Perbuatan VFRS Kiem Ngu 2142124 dan 214263 merupakan bentuk obstruction of justice (merintangi proses hukum) karena menghalangi KRI TOM-357 yang sedang melaksanakan tugas," ujarnya. (bbn/jbr)
 

  detik  

Kemhan Pesan Kapal Cepat Rudal 5 & 6 ke PT PAL

Dengan Senjata LengkapIlustrasi KCR 60M PT PAL [@defence.pk]

Kementerian pertahanan (Kemhan) dan PT PAL Indonesia menandatangani kontrak kerja kapal cepat rudal (KCR) 60 meter yang ke-5 dan 6. Kapal canggih ini akan langsung dibangun lengkap dengan persenjataannya.

Sekretaris Jenderal Kemenhan, Laksamana Muda TNI Agus Setiadji di Surabaya, Senin, mengatakan kontrak pembangunan KCR ke-5 dan 6 ini dilakukan secara komplet, atau langsung dilengkapi dengan persenjataan canggih, salah satunya rudal.

"Selama ini ada dikotomi bahwa kontrak kerja KCR dengan PAL Indonesia dilakukan secara bertahap, tidak komplet. Seperti pembuatan terdahulu, kemudian menyusul persenjataannya," kata Agus, ditemui di Kantor PT PAL Surabaya.

Namun, kata Agus, pada pembuatan ke 5 dan 6 dilakukan secara fungsi asasi, yakni berfungsi langsung sebagai kapal perang dengan peralatan persenjataan komplet dan keberadaan sistem Sensor, Weapon, and Command (Sewaco) yang menyertainya.

"Untuk nilai kontrak satu kapal sekitar Rp 1,66 triliun, atau lebih murah dibandingkan dengan memesan kapal serupa di Eropa dan Korea Selatan. Namun demikian, tetap mempunyai kualitas bagus sesuai dengan kondisi iklim tropis Indonesia," katanya.

Direktur PT PAL Indonesia, Budiman Saleh mengatakan pembuatan KCR pesanan Kemenhan ke 5 dan 6 ini sepenuhnya memanfaatkan industri lokal yang telah terdaftar sebagai industri pertahanan di Tanah Air, yakni sebanyak 62 BUMS.

Selain itu, kata dia, juga didukung empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam proses pengerjaannya, seperti PT Pindad, PT Barata Indonesia, Krakatau Steel, dan PT Len Industri.

Terkait dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), Budiman mengatakan KCR ke 5 dan 6 ini lebih tinggi dibanding sebelumnya, yakni sejalan dengan pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) Kementerian Pertahanan pada Tahun Anggaran 2015-2019 sebesar 19,56 persen.

KCR 60 meter ini merupakan hasil inovasi yang dikembangkan dari produk sebelumnya yaitu Kapal Patroli Cepat 57 Meter.

Desain pembangunan KCR 60 meter disempurnakan mereferensi dari masukan dan arahan Satuan Tugas (Satgas) serta pengguna produk.

Pangadaan Kapal Kombatan ini dalam rangka pemenuhan MEF sebagai tindak lanjut implementasi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012.

Pembangunan KCR 5 dan 6 juga turut melibatkan 3 pemasok persenjataan kelas dunia (Bofors-Swedia, MBDA-Perancis, Terma-Denmark) yang sesuai dengan kebutuhan operasional TNI AL.
 

  Merdeka  

Minggu, 24 Februari 2019

Asops Panglima TNI Tinjau ‘The Combined Arm Live Fire Exercise’

Libatkan Prajurit di Thailandhttps://lancerdefense.files.wordpress.com/2019/02/asops-panglima-tni-mayjen-tni-ganip-warsito-s.e.-m.m.-meninjau-the-combined-arm-live-fire-exercise-calfex-3.jpg?w=474Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ganip Warsito, S.E., M.M., meninjau The Combined Arm Live Fire Exercise (Calfex)

Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ganip Warsito, S.E., M.M., meninjau The Combined Arm Live Fire Exercise (Calfex) sebagai bagian dari Latihan Cobra Gold 2019 yang melibatkan 29 negara peserta, termasuk Indonesia yang dilaksanakan di the 3rd Army Area Tactical Training Center, Shukotai-Thailand, Jumat (22/2/2019).

Latihan Cobra Gold 2019 yang diselenggarakan Angkatan Bersenjata Thailand dan Amerika Serikat tersebut merupakan latihan terbesar di kawasan Asia Pasifik dengan peserta latihan dan pengamat lebih dari 4.500 personel dari Angkatan Darat, Laut dan Udara yang berlangsung mulai tanggal 12 s.d 22 Februari 2019.

Dalam Latihan Calfex tersebut dibagi dalam 3 tahap, yaitu tahap pertama pembentukan daerah operasi meliputi penerjunan HALO untuk infiltrasi, sniper dan bantuan tembakan pendahuluan. Selanjutnya tahap kedua serangan oleh pasukan depan yang diperkuat kendaraan berlapis baja dan bantuan tembakan udara jarak dekat. Tahap ketiga bantuan tempur dengan melaksnakan serangan udara untuk perkuatan dan evakuasi korban tempur.

Ratusan Alutsista Militer yang di gelar dalam latihan tersebut unjuk kebolehan, antara lain Senjata Sniper Sig-Sauer 7,62 mm, Pesawat F-16, Meriam M198 dan M777, Mortir 120 dan 81 mm, Tank M41, Tank M1A1 Abrams, Rantis BTR-80 dan Rantis M1126 Stryker, Helikopter BlackHawk, Eurocopter EC-725, AS-550 dan sebagainya.

Latihan Cobra Gold kali ini untuk pertama kalinya juga memainkan materi Operasi Cyber Gabungan untuk mengidentifikasi dan mempertahankan informasi penting dan sistem perang melawan serangan dunia maya.

Pada Latihan Cobra Gold 2019, TNI mengikutsertakan 51 orang personel dengan rincian 1 Perwira pada Senior Leadership Seminar (SLS), 33 Perwira pada Staff Exercise (Staffex), 2 Perwira pada Table Top Exercise Humanitarian Asistant and Disaster Relief (TTX HADR), 7 Peterjun dan 3 Sniper pada Calfex dan 5 Personel pada Engineering Civic Action Program (Encap).

Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ganip Warsito disela-sela kegiatan menyampaikan bahwa latihan ini sangat bermanfaat bagi personel TNI yang terlibat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan internasional guna menunjang pelaksanaan tugas ke depan.

Lebih lanjut Asops Panglima TNI mengatakan TNI setiap saat harus aktif terlibat dalam kegiatan militer yang bernilai strategis dalam kawasan dalam rangka menunjukan eksistensi, melaksanakan diplomasi militer, memperkuat kerja sama dan interoperability dengan militer negara lain.

Selanjutnya Asops Panglima TNI juga menyampaikan bahwa lingkungan strategis di kawasan Asia-Pasifik penuh dinamika yang berdampak pada timbulnya benturan-benturan kepentingan antar negara. “Dengan keikutsertaan TNI dalam kegiatan berskala Internasional akan berdampak positif bagi kesiapan TNI menghadapi militer di kawasan regional dan mendukung diplomasi Indonesia di forum-forum internasional”, tambahnya.

Kehadiran Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ganip Warsito di Thailand atas undangan Panglima Angkatan Bersenjata Thailand, Jenderal Pornpipaat Benyasri untuk menyaksikan secara langsung jalannya latihan bersama dengan para pejabat Angkatan Bersenjata antara lain Korea Selatan, Singapura, Jepang, dan Malaysia.

 ♖ Tribunnews