Sabtu, 06 April 2019

KSAD dan KSAL Terima Wing Kehormatan Penerbang

✈️ Sebagai penghargaan atas kerja sama tiga matra TNI.KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji menerima wing kehormatan penerbang dari KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna. Penyematan wing penerbang itu sebagai penghargaan atas kerja sama tiga matra TNI.

Jadi sebagai ucapan terima kasih dari Angkatan Udara kepada Angkatan Darat–dalam hal ini Kepala Staf Angkatan Darat, kepada Angkatan Laut–dalam hal ini Kepala Staf Angkatan Laut. Atas kerja samanya yang selama ini dilaksanakan dalam membantu Angkatan Udara di dalam segala bidang,” ucap Yuyu di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2019).

Yuyu menyebut tiga matra TNI selalu bekerja sama di bidang pendidikan, latihan, hingga operasi. Sebelum penyematan wing penerbang itu, ketiga kepala staf itu menjajal pesawat tempur Sukhoi Su-30.

Setelah sekitar 30 menit terbang dengan pesawat itu, KSAL Siwi menceritakan kesannya. Menurutnya seorang penerbang harus memiliki kemampuan fisik yang baik untuk melawan gratifikasi sampai tingkatan 4G.

Kesan di udara jadi penerbang tempur itu tentu lebih berat. Butuh satu inteligensi, fisik, kemampuan. Saya tadi dinaikkan sampai 4G jadi begitu berat sekali dengan kondisi… Oleh sebab itu, mengetahui pesawat tempur kita, kemampuan penerbang kita, kita akan merasakan cinta kita kepada matra-matra kita,” ujar Siwi.

Di tempat yang sama KSAD Andika menyebut pilot pesawat tempur sebagai sosok yang luar biasa. Hal itu menurutnya sangat membanggakan.

Saya tadi kayaknya cuma 2G itu, 2G saja kesadaran agak hilang. Jadi dari situ saya lihat itu KSAU itu naik itu 4G, wah ini berarti KSAU luar biasa ini. Tapi dari situ saya bisa makin menghargai, karena 2G saja kesadaran hilang, sementara para pilot tempur kita pesawat Sukhoi ini pasti mereka luar biasa. Kita patut banggalah,” imbuh Andika.

  ✈️ detik  

TNI AU dan Pemerintah AS Bahas Upgarde F16

✈️ Falcon Star E-MLU di Skadron Teknik 042, Lanud Iswahjudi, Madiun [IDN, SindoNews)]

Kelanjutan Program Falcon Star E-MLU antara TNI AU dengan US Government (FMS), dan Lockheed Martin Aero (DCS) dibahas serius selama dua hari di Madiun.

Falcon E-MLU merupakan program bersama, untuk melakukan upgrade atau peningkatan kemampuan 10 pesawat F-16 seri A dan B, yang dilaksanakan di Skadron Teknik 042, Lanud Iswahjudi.

Pertemuan ini, menjadi Program Management Review (PMR) ke-4, dengan agenda membahas capaian pelaksanaan pekerjaan modifikasi yang telah dilaksanakan.

Selain itu, juga dilakukan pembahasan tentang kendala yang dihadapi, serta strategi pemecahan permasalahan dan agenda selanjutnya.

Dalam pembahasan PMR ini hadir team dari US Government, ODC US Embassy, Lockheed Martin Aero, manajemen PT Dirgantara Indonesia (DI), perwakilan Freight Forwarder, pejabat Mabes TNI AU, serta tim manajemen pelaksana Program Falcon Star E-MLU.

Pertemuan ini memiliki agenda utama membahas ringkasan pelaksanaan kegiatan, pengiriman aset Classified dan Mod Kit, rencana kegiatan training termasuk Site Survey tim dari Lockheed Martin untuk pelaksanaan FCF.

Perwakilan Pemerintah USA diwakili oleh Col Kith Gibson, Mayor Elisabeth U. Co. Sedangkan dari LM Aero diwakili Jeff Boston, Michael Mc Spadden.

Sementara dari TNI AU diwakili Kepala Proyek F-16 EDA, Kolonel Tek. Royke C. Manusiwa, Kepala Departemen Aero AAU, Kolonel Tek. Iwan Agung, Danwing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb. M. Satriyo Utomo, Kalibtek Koharmatau Kolonel Tek. Hery Supriyanto, serta Danskatek 042 Letkol Tek. A. Subagyo.

Kolonel Tek. Royke C. Manusiwa, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Logistik Lanud Iswahjudi, saat membacakan sambutan Komandan Lanud Iswahjudi, mengatakan, program Falcon Star E-MLU pesawat F-16 A/B yang dilaksanakan TNI AU merupakan "World Class Project".

"Pelaksanaan program ini membutuhkan dukungan kerjasama dari seluruh strategic patner yang terlibat, baik LM Aero sebagai sole source, US Government untuk GFE Items dan training, serta PT DI," terangnya.

Kegiatan Falcon Star E-MLU, lanjutnya, adalah yang pertama kali dilaksanakan oleh TNI AU. Tentunya, pelaksanaannya memiliki tantangan, karena harus berperan sebagai Program Office yang mengorganisir seluruh kegiatan ini, mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, evaluasi, dan pengawasan.

Dia juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, dan kerjasama dalam menjalankan program ini. "Diharapkan semua berjalan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan," ungkapnya.

  ✈️ Sindonews  

Jumat, 05 April 2019

PT DRU Segera Menyelesaikan Tiga Unit Kapal Angkut Tank Lainnya

Ujicoba pendaratan Helly di KRI Teluk Lada 521 ★

PT Daya Radar Utama (PT DRU) menyerahkan Kapal Angkut Tank KRI Teluk Lada 521 ke Pemerintah RI melalui Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada tanggal 26 Februari 2019.

Ini merupakan Kapal Angkut Tank kedua yang diserahkan PT DRU dari lima kapal sejenis yang dibangun.

Kapal kedua ini merupakan alat utama sistem persenjataan atau alutsista baru dan modern milik TNI Angkatan Laut.

Kehadiran kapal ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan TNI AL sekaligus menjaga kedaulatan dan kewibawaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

KRI Teluk Lada 521 merupakan Kapal Angkut Tank (AT-4) pertama dari dua kapal yang dipesan Kementerian Pertahanan kepada PT Daya Radar Utama. KRI Teluk Lada 521 memiliki spesifikasi teknis dengan ukuran panjang 117 meter, lebar 16,40 meter dan tinggi 7,8 meter. Kapal ini dapat melaju dengan kecepatan maksimal hingga 16 knot, kecepatan jelajah 13 knot, dan radius pelayaran 6.240 mil laut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzCAgFc3Hi1we2mem8MEeZT24VFV-CL0t8SMp_-PsDWdhsRo2fukUYqQMmiONWy65uoiIaE-rLw98quwnFyUBaWQTDXtP1TwcPjKDaCimMHuupgbywsneFUWbsDCuXqvMAas0mNq6mc5QS/s1600/helly+on+KRI+Teluk+Lada.jpgKapal ini mampu mengangkut pasukan sebanyak 478 personel yang juga dirancang untuk mengangkut sampai dengan 15 unit Tank BMP 3F serta satu unit helikopter.

Menurut Direktur Utama PT DRU Amir Gunawan, keberhasilan PT Daya Radar Utama dalam membangun kapal ini tidak terlepas dari kerja sama yang baik dari banyak pihak.

Pihaknya berharap terus dapat dipercaya untuk membangun kapal alutsista jenis lainnya.

Dia menjelaskan pihaknya segera akan menyelesaikan tiga unit kapal AT lainnya yakni kapal AT 5, AT 6 dan AT 7 yang nantinya akan memperkuat alutsista nasional.

  Lampung Pro  

Indonesia Bakal Punya 12 Kapal Selam

KRI Alugoro 405 pesanan TNI AL ★

Kapal selam buatan anak negeri yaitu PT PAL Indonesia akan segera diluncurkan dalam waktu dekat. Kapal selam tipe U209 unit ke-3 tersebut sudah rampung dan tengah menunggu kepastian jadwal Presiden Joko Widodo untuk peluncuran.

Dengan begitu, sudah 3 unit kapal selam yang dibuat oleh PT PAL Indonesia, berkolaborasi dengan Korea Selatan.

Ke depannya, PT PAL Indonesia masih akan memproduksi sekitar 9 kapal selam lagi, sehingga nantinya Indonesia punya 12 unit kapal selam buatan sendiri.

Direktur Utama PT PAL Indonesia, Budiman Saleh menyatakan peluncuran kapal selam ke-3 ini merupakan bagian dari selesainya produksi kapal batch ke-1.

Pengadaan kapal selam dipecah menjadi dalam satuan batch, yaitu 3 unit kapal selam per batch. Batch pertama sudah rampung, sekarang kita sedang tahap finalisasi kontrak batch ke-2, yaitu untuk kapal ke-4, 5 dan 6,” ungkapnya saat dihubungi Liputan6, Rabu (3/4/2019).

 Tiga Kapal Lagi Akan Selesai dalam 77 Bulan 

Budiman menargetkan penyerahan batch ke-2 dalam waktu 77 bulan, atau sekitar 6 hingga 7 tahun ke depan. Saat ini, PT PAL Indonesia masih fokus dalam tahap learning growth untuk menguasai pembuatan, pengujian dan pemeliharaan kapal selam.

Ada beberapa negara tetangga yang bertanya tipe, kemampuan, kebutuhan operasional. Tapi saat ini PT PAL Indonesia masih fokus dalam tahap learning growth,” ujar Budiman.

Bicara kemampuan, kapal selam ke-3 yang bernama Alugoro ini dipastikan punya spesifikasi yang mumpuni seperti kapal selam sebelumnya, KRI Nagapasa dan KRI Ardadedali.

Kapal selam ke-2, KRI Ardadedali saja memiliki panjang 61,3 meter, diameter 6,2 meter dengan draft 5,7 meter yang mampu menumpang 40 kru kapal.

Kemampuan selamnya mencapai kedalaman Maximum Diving Depth (MDD) 300 meter dan Nominal Diving Depth (NDD) 250 meter. Kapal ini melaju hingga 21 knot di bawah air dan 12 knot di permukaan. Kapal selam ini mampu bertahan 50 hari di dalam air.

Sementara, Alugoro sudah dibekali dengan berbagai sensor penginderaan yang memenuhi fungsi azasi kapal selam. Platform kapal selam U209 mampu dipasangi peluru kendali, namun kembali pada prioritas fungsinya.

  Liputan 6  

Pabrik Pesawat Memerlukan Perluasan Kawasan

Bandung sudah bukan tempat yang idealPesawat CN295 MPA TNI AU siap diresmikan pertengahan tahun [Angkasa Reviews] ♞

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) membuat syarat dan kebutuhan untuk lokasi pabrik pesawat terbang yang baru ke pemerintah. Menurut Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI, Gita Amperiawan, pabrik pesawat memerlukan perluasan kawasan. “Bandung sudah bukan tempat yang ideal,” katanya, Selasa, 2 April 2019.

Pembuatan pesawat PT DI sekarang berada di komplek Bandara Husein Sastranegara milik TNI AU. Gita mencontohkan panjang landasan pesawat sepanjang 2,5 kilometer di sana. “Landasan perlu 3-4 kilometer, yang sekarang sudah tidak lagi visible,” ujar dia.

Pabrik pesawat di Bandung menurutnya masih berfungsi untuk kondisi sekarang. “Kalau bicara N219 dengan target (produksi) 30 unit per tahun, ini kan cerita lain,” katanya.

Di acara diskusi pengembangan industri pertahanan di Aula Barat Institut Teknologi Bandung itu, Gita memaparkan beragam faktor kebutuhan industri pesawat terbang Indonesia di masa depan. Dia membaginya ke dua kelompok yaitu wilayah geografis dan non-geografis.

Faktor geografis meliputi ketersediaan bahan mentah, energi, tenaga kerja, transportasi, pasar, sumber air, iklim, dan area lokasi. Faktor khususnya kata Gita, infrastruktur yang berkelas dunia. “Sumber daya manusianya harus hebat, dekat universitas, riset, dan balai penelitian. Tidak bisa jauh dari itu,” katanya.

Adapun faktor non-geografis meliputi modal, kebijakan perusahaan, organisasi yang efisien, fasilitas bank, dan asuransi. Faktor khususnya menyangkut kebijakan pemerintah, juga fasilitas pendanaan dan permodalan.

 Rencana Jangka Panjang PT DI Tahun 2018 – 2019 

Rencana jangka panjang 2018-2022 PT DI antara lain ingin mengembangkan pasar pesawat CN295. Fokusnya pada 2019 ke wilayah Asia-Pasifik.

Sampai saat ini kita belum punya hak untuk jual ke luar, baru di dalam,” kata dia. Sementara Filipina dan Malaysia sudah ingin membeli.

Pada tahun ini juga PT DI ingin melakukan modernisasi pesawat CN235, menjual pesawat CN235 dan NC212, serta masuk bisnis pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle).

Rencana 2020 ingin meningkatkan kapasitas produksi pesawat N219, mulai menjual UAV untuk kepentingan militer, penjualan CN235, NC212, dan CN295.

Selain pabrik pesawat, pabrik senjata roket perlu perluasan. “Kebutuhan manufakturing di Tasikmalaya sudah tidak ideal lagi,” kata Gita.

Menurutnya kondisi sekarang untuk pengembangan ke depan ada masalah. Pemerintah telah meminta PT DI untuk mencari karakteristik wilayah pengembangan pabrik yang cocok.

  Tempo  

Kamis, 04 April 2019

Insitu Receives Contract to Supply Indonesia

With Six ScanEagle UAVs
Indonesia will receive six ScanEagle unmanned aerial vehicles from the US. System will be provided under a grant via Washington’s Maritime Security Initiative [Insitu] ★

Boeing subsidiary Insitu has been awarded a USD9.9 million contract by the US Department of Defense (DoD) to supply the Indonesian government with the ScanEagle unmanned aircraft system (UAS).

The contract, which will be executed via the US’ Foreign Military Sales (FMS) programme, consists of six ScanEagle air vehicles, as well as equipment related to its operations and technical support services. Work on the contract is expected to complete in May 2022.

As reported by Jane’s in February 2018, Indonesia was selected to receive the ScanEagle UAS under a grant by the US government.

  Jane's  

PT PAL Siapkan Pabrik Kapal Perang

Di Lampung
Ilustrasi produksi kapal perang di Surabaya

Badan Usaha Milik Negara bidang pertahanan memerlukan pengembangan tempat baru. Lokasinya harus terpencar demi keamanan. PT. PAL (Penataran Angkatan Laut) dan PT. Pindad (Perindustrian TNI Angkatan Darat) misalnya, punya calon lokasi anyar di Lampung dan beberapa daerah di Indonesia.

Direktur Rekayasa Umum dan Pemeliharaan serta Perbaikan PT. PAL Indonesia Sutrisno mengatakan pengembangan lokasi baru di tempat lain sementara manajemen tetap di Surabaya.

Membangun fasilitas dan tenaga kerja, pemikiran saya dilakukan secara bertahap,” katanya di acara diskusi pengembangan industri pertahanan di Aula Barat Institut Teknologi Bandung, Selasa, 2 April 2019.

Calon lokasi baru untuk pengembangan PT PAL berada di daerah Tanggamus, Lampung. Rencananya untuk menyiapkan galangan kapal perang dalam periode 50 tahun ke depan.

Penyiapan lahan misalnya diproyeksikan kajiannya selama 1-3 tahun, meliputi studi geografi, topografi dan geologi, dan studi oseanografi.

Adapun pembangunan fasilitas mencakup pembangunan area, tempat peluncuran dan dermaga, dan penyiapan alat angkat selama 5-20 tahun serta penyiapan tenaga kerja selama 2-10 tahun. PT. PAL kini total memiliki 1.542 pekerja.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT. Pindad Ade Bagdja mengatakan lokasi baru untuk pengembangan produksi harus tersebar di Indonesia. “Jangan menempatkan semua telur dalam satu keranjang,” ujarnya di acara yang sama. Penyebaran lokasi intinya demi keamanan fasilitas.

Kantor pusat PT. Pindad di Bandung seluas 66 hektare digunakan untuk produksi senjata, kendaraan khusus, dan produk industrial dengan karyawan berjumlah 1.958 orang.

Lokasi kedua di Turen, Malang sebagai divisi munisi seluas 166 hektare dengan produk munisi (peluru) juga bahan peledak dengan karyawan berjumlah 583 orang.

Krishna S. Pribadi dari Pusat Mitigasi Bencana ITB mengatakan, lokasi baru pengembangan industri pertahanan harus memperhitungkan kondisi daerah rawan bencana.

Kerawanan itu terkait bencana geologi seperti gempa, tsunami, dan bencana hidrometeorologi seperti banjir juga longsor. “Bukan tidak bisa membangun, tapi investasinya harus besar,” kata dia.

  Tempo  

Pembiayaan Alutsista dengen Skema “Multiyears” Lebih Efisien


Ilustrasi KRI Alugoro 405 [PT PAL] ★

Anggaran Pertahanan Indonesia menjadi perdebatan calon presiden (capres) nomor urut 01, Joko Widodo, dan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, dalam debat ke-4 pada Sabtu (30/3) malam.

Dalam debat, capres nomor urut 01 men­gakui anggaran pertah­anan tidak terlalu besar. Namun, menurut Jokowi, masalah minimnya anggaran dapat disiasati dengan investasi di bidang alut­sista. Sementara itu, Prabowo ingin anggaran pertahanan ditingkatkan, sebab anggaran pertahanan Indo­nesia berada di angka 0,8 persen dari GDP (Gross Domestic Bruto), berbeda dengan anggaran pertahanan Singapura yang disebutnya mencapai 3 persen dari GDP.

Untuk mengupas masalah terse­but, Koran Jakarta mewawancarai pengamat militer dan pertahanan, Susaningtyas Kertopati. Berikut petikannya.

 Bagaimana pendapat Anda ter­kait anggaran pertahanan Indo­nesia untuk penguatan alutsista?

Pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) TNI perlu penyelarasan periode dan struktur pembiayaan yang lebih realistik dengan skema multiyears. Dengan skema baru, maka proses procurement (pembelian), termasuk di dalam­nya proses acquisition (perolehan) dapat disesuaikan dengan skema yang lazim digunakan oleh negara produsen alat utama sistem senjata (alutsista) dimaksud.

 Jadi, ke depan harus ada skema baru terkait penganggaran ini?


Skema baru diyakini dapat lebih efisien dan akuntabel agar diper­oleh manfaat yang optimal baik untuk TNI maupun untuk sistem keuangan negara. Pemerintahan yang baru dapat mengajukan ke DPR untuk pembahasan yang lebih komprehensif.

 Selain anggaran, menurut Anda apa lagi yang penting untuk memperkuat pertahanan?

Jenis-jenis perang yang mungkin tidak dis­adari masyarakat adalah perang budaya (culture war). Dengan menye­barnya berbagai teknologi canggih ke seluruh dunia, maka timbul budaya-budaya baru akibat kema­juan teknologi. Nilai-nilai kemanu­siaan dan interaksi sosial semakin tergerus. Contohnya, saat ini budaya menggunakan smartphone mengalahkan kebutuhan manusia bersosialisasi. Dalam suatu meja rapat, ketika menunggu rapat dimulai, maka semua peserta rapat sibuk menggunakan handphone ketimbang berdiskusi dengan rekan kerja yang duduk bersama di meja tersebut. Kita semua menjadi terasing di dunia kita sendiri ketika pengaruh teknologi merubah mentali­tas manusia.

 Pesatnya teknologi itu harus dianti­sipasi untuk pertahanan ke depan?

Tantangan pertahanan saat ini adalah penggunaan teknologi unmanned system (drone) di udara, darat, di laut, dan di bawah laut. Doktrin dan strategi pertahanan akan berubah total sejalan dengan meningkatnya penggunaan unmanned system di satuan-satuan tempur. Sisi positifnya adalah efisiensi biaya operasional dan minimalnya jatuh korban prajurit.

Tapi, sisi negatifnya juga cukup banyak, seperti hilangnya pertim­bangan rasional pada pengambilan keputusan taktis di lapangan, tidak terkendalinya colateral damage, dan munculnya berbagai unintended consequences (konsekuensi yang tak diinginkan). Dengan berbagai teknologi canggih serta perubahan doktrin dan strategi dihadapkan dengan menipisnya sumber daya alam di dunia, maka justru perang frontal semakin membesar probabilitasnya.

 Maksudnya, ke depan juga harus ada kerja sama pertahanan dan keamanan?

Kerja sama pertahanan dan kerja sama keamanan akan semakin mengemuka untuk membatasi penggunaan lethal unmanned sys­tem (LUM)/ drone yang mematikan oleh negara pengguna. TNI dapat berinisiatif mengundang para ahli hukum perang dari berbagai dunia untuk merumuskan hukum inter­nasional yang baru khusus menga­tur penggunaan LUM.

 Apalagi yang diperlukan untuk memperkuat pertahanan?

Masyarakat sipil harus disiapkan mengantisipasi gejolak gangguan keamanan melalui penjabaran Sistem Pertahanan Semesta sesuai dengan nilai-nilai kejuangan 45. Masyarakat saat ini harus disadar­kan siapa saja musuh bersama yang muncul. Terorisme dan bahaya laten komunis merupakan musuh bersama karena bertentangan dengan ideologi Pancasila. muham­mad umar fadloli/AR-3

  Koran Jakarta  

Elang Strike 2019

Latihan Bersama dengan AD Pakistan https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvQMKnrdj_gLBs8OQvC5VL1DHug1gLz6mrmkh-AD272QLjf2iVhVRvFDFTz3X4YNZhBcAZ6qhyiygOPEN7F6U6iHzfXC_z4BdfV3njBhqmJrH60zYiuuhw9GOZGA5AxMa7HXonqlzWrock/s1600/56157747_2255842937771471_2548490648344854528_o.jpgElang Strike 2019, Latihan Bersama TNI AD dengan AD Pakistan (TNI AD) ☆

Latihan Bersama (Latma) Elang Strike 2019 yang melibatkan personel TNI Angkatan Darat dengan Angkatan Darat Pakistan dapat meningkatkan hubungan kerjasama TNI dan Angkatan Bersenjata Pakistan.

Demikian disampaikan Athan RI untuk Pakistan Kolonel Kav Dody Muhtar Taufik, S.E., M.Si. pada saat acara penutupan latihan bersama TNI Angkatan Darat dengan Angkatan Darat Pakistan di Pusat Latihan National Counter Terrorism Center (NCTC) di Pabbi, Pakistan, kemarin.

Dalam kesempatan tersebut Athan RI untuk Pakistan Kolonel Kav Dody Muhtar Taufik, S.E., M.Si. menyampaikan TNI Angkatan Darat telah mengirimkan 20 personel dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan 3 personel observer TNI AD ke Pakistan dalam rangka melaksanakan Latma TNI Angkatan Darat dengan Angkatan Darat Pakistan dengan nama Elang Strike 2019.

Lebih lanjut Athan RI untuk Pakistan Kolonel Kav Dody Muhtar Taufik , S.E., M.Si. menyampaikan latihan bersama Elang Strike 2019 yang memiliki makna burung yang kuat dan fokus terhadap sasaran yang diselenggarakan selama sembilan hari mulai 25 Maret 2019. Latma TNI Angkatan Darat dengan Angkatan Darat Pakistan ini dilaksanakan untuk yang pertama kali.

Selanjutnya Kolonel Kav Dody Muhtar Taufik juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pejabat Angkatan Darat Pakistan atas sambutan dan pelayanan yang baik terhadap seluruh personel militer Indonesia selama melaksanakan kegiatan latihan bersama di Pakistan.

Athan RI untuk Pakistan juga menyampaikan bahwa latihan bersama ini merupakan awal dari kerjasama yang baik antara Indonesia dan Pakistan, bukan hanya untuk kepentingan militer Angkatan Darat saja, namun juga untuk persahabatan kedua negara yang lebih luas lagi.

Sementara itu pada upacara penutupan latihan bersama Elang Strike yang dipimpin Komandan Korps I (Punjab) Letjen Nadeem Zaqi menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa bangga kepada seluruh personel TNI AD dan Angkatan Darat Pakistan yang telah berhasil melaksanakan latihan bersama dengan baik. Latihan ini merupakan latihan bersama yang pertama kalinya diselenggarakan antara kedua Angkatan Darat kedua Negara, tambahnya.

Komandan Korps I (Punjab) Letjen Nadeem Zaqi menilai bahwa pasukan Kopassus Indonesia memiliki mental dan kemampuan/Profesionalisme yang sangat bagus dan mampu beradaptasi dengan cepat dihadapkan dengan material/perlengkapan perorangan dan bahasa yang berbeda.

Diharapkan bahwa kegiatan latihan bersama ini dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan profesionalisme kedua Angkatan Darat dan dapat ditingkatkan kembali dimasa mendatang, kata Letjen Nadeem Zaqi.

Hadir dalam kegiatan penutupan Latma tersebut antara lain Mayjen Ghulam Jaffar (Komandan Jenderal Divisi Infanteri 34), Brigjen Ahmad Fawad (Komandan Brigade 340), Brigjen Rizwan Malik (Komandan NCTC), Mayjen Adnan (Komandan Jenderal Divisi 6 Armour/Tank) dan beberapa Pejabat Militer Pakistan lainnya. Sedangkan dari Indonesia Athan RI untuk Pakistan Kolonel Kav Dody Muhtar Taufik dan perwira Letkol Inf Nyoman Yudhana dari Staf Operasi Angkatan Darat dan Letkol Inf Raden Yoga dari Kopassus.

  TNI  

Rabu, 03 April 2019

TNI AD Juara Umum Lomba Tembak AASAM 2019

12 Kali Berturut-turut https://www.tobasatu.com/wp-content/uploads/2019/04/IMG-20190402-WA0010-696x464.jpgTNI juara AASAM 2019. [©2019 Pen Kostrad]

Untuk ke-12 kalinya, TNI AD menjadi juara umum dalam lomba menembak antarnegara di ajang Australian Army Skill At Arms Meeting (AASAM) 2019, 26 Maret-2 April.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Candra Wijaya mengatakan, pencapaian kontingen TNI AD di Puckapunyal Military Range, Victoria, Australia ini merupakan prestasi untuk bangsa Indonesia.

"Yang dicapai Kontingen TNI AD di Puckapunyal Military Range, Victoria, Australia ini bukan hanya prestasi untuk TNI AD atau TNI semata, namun juga prestasi untuk rakyat dan bangsa Indonesia," ungkap Candra dalam keterangan pers, di Jakarta, Selasa (2/4/2019).

Ia mengatakan, pencapaian tersebut sesuai harapan karena kembali membawa juara umum dan menyisihkan 20 negara peserta.

"Capaian ini telah sesuai dengan harapan Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa ketika melepas kontingen pada tanggal 14 Maret 2019 lalu. Kali ini kita kembali menjadi juara umum dengan menorehkan 21 emas, 14 perak, dan 10 perunggu. Ini menyisihkan 20 negara peserta lainnya," lanjut Candra.

Menurutnya, kontingen TNI AD berhasil menyingkirkan beberapa negara maju yang memiliki teknologi Alutsista modern seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis hingga tuan rumah Australia.

"Demikian juga Thailand, Vietnam dan Malaysia yang secara tradisi memiliki para petembak bagus, seperti yang ditunjukkan saat AARM 2018 tahun lalu," tuturnya.

Namun, menurut Candra, tahun ini perolehan medali kontingen TNI AD menurun dibandingkan 2018, yang berhasil merebut 38 medali emas, 18 perak dan 13 perunggu.

"Capaian kali ini bukanlah penurunan (prestasi), tapi menunjukkan bahwa ajang ini sangat kompetitif atau kontingen telah menunjukkan performance yang terbaiknya," tegasnya.

Lebih lanjut Candra mengungkapkan, 20 orang petembak terbaik yang mengikuti Match Championship 104, 5 orang diantaranya adalah petembak TNI AD.

"Ini sangat membanggakan, ketiga petembak kita, Sertu Woli, Sertu Misran dan Kopda Arifin merebut semua kategori juara 1, 2 dan 3 pada Match Championship 104," ujarnya.

Selain dari kemampuan para petembak, Candra Wijaya mengatakan, torehan prestasi kontingen TNI AD sekaligus menunjukkan senjata produksi dalam negeri, dalam hal Ini PT Pindad Persero yang sangat luar biasa dan andal.

Adapun peraih 10 besar klasemen lomba AASAM 2019 setelah Indonesia yaitu Australia, Malaysia, Selandia Baru, Korea, Amerika Serikat, Perancis, Canada, Jepang dan Vietnam, sedangkan negara peserta yang tidak hadir yaitu Irak, Filipina dan Singapura.

  Kompas  

Kapal Selam Pesanan Ketiga TNI AL Siap Meluncur

Keberadaan kapal selam yang dirakit mandiri oleh anak negeri sudah bisa menyatu dengan air. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7MTRE2M9i9_ElRuWAEG9d26-AXihVo-_8Zfk-69eRDHOkWnUo04yEHOzXKCQza6paHSvMSty6s9WlMbBeFSOXcbXeQ2Yzky2Po-wsCjxEONJEy-zxDuzfFr3-EG3bI5Rq-GPHwgt6U4l-/s320/PHOTO-2019-03-29-18-31-14.jpgPemindahan KRI Alugoro 405 ke dok Semarang [PT PAL] ☆

Kapal selam produksi dalam negeri oleh PT PAL Indonesia siap diluncurkan. Saat ini telah menjalani beberapa proses opsiting serta pemindahan kapal.

"Kami hanya menunggu jadwal kepastian dari Istana (Presiden Joko Widodo) untuk seremonial peluncuran, namun proses opsiting terus berlanjut," kata Plt Kepala Departemen Humas PT PAL Indonesia (Persero), Utario Esna Putra di Surabaya, Rabu (3/4/2019).

Utario Esna Putra mengatakan keberadaan kapal selam yang dirakit mandiri oleh anak negeri sudah bisa menyatu dengan air. Adapun saat ini telah dilakukan proses pemindahan dari hanggar atau bengkel kapal selam menuju Dok Semarang di kawasan PT PAL Indonesia.

Nantinya, setelah peluncuran masih dilakukan beberapa tes atau uji coba untuk menyempurnakan beberapa bagian dalam proses pengerjaan kapal selam.

Utario mengakui awalnya peluncuran kapal selam dijadwalkan Maret 2019. Namun karena ketidaksesuaian jadwal, terpaksa harus diundur, dan direncanakan kembali pada pekan depan.

Kapal selam yang akan diluncurkan itu merupakan pesanan ketiga TNI AL yang dipercayakan pembuatannya kepada PT PAL Indonesia, sebagai perusahaan galangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dua kapal selam sebelumnya telah diserahterimakan, hasil pembuatan PT PAL Indonesia dengan perusahaan galangan kapal di Korea Selatan.

Untuk kapal selam yang akan diluncurkan, perakitannya dilakukan mandiri oleh anak bangsa di galangan PT PAL Indonesia di Kawasan Tanjung Perak, Surabaya, setelah mendapat transfer teknologi dari Korea Selatan.

Tiga kapal selam yang dipesan oleh TNI AL itu merupakan program pertama dari transfer teknologi antara PT PAL Indonesia dengan Korea Selatan.

Kapal selam pertama yang bernama KRI Nagapasa-403 dan telah diresmikan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada 2 Agustus 2017 dan saat ini telah memperkuat armada RI dan kapal selam kedua KRI Ardadedali 404 juga telah diresmikan di Galangan Daewoo, Korea.

  Berita Satu  

[Video] Ujicoba KRI Lada 521

Diposkan Heru Paryanto Tes kapal AT4 Teluk Lada Milik TNI AL produksi PT. Daya Radar Utama



  Youtube  

[Video] KRI FATAHILLAH 361 di Banjarmasin

Diposkan putracr Selama 40 tahun keberadaannya, Kapal dengan berat 1450 ton ini tercatat baru pertama kali sandar di pelabuhan penumpang Trisakti Banjarmasin. Kapal dengan dimensi 83,85m x 11,10m x 3,30m merupakan kapal perang anti kapal selam, anti permukaan dan anti udara. Dengan dua mesin diesel tenaga 8000 bhp, kapal ini mempunyai daya jelajah sampai dengan kecepatan 30 knot.

Bila video tidak muncul, silahkan klik link youtube dibawah.



  Youtube  

[Video] Peluncuran KRI Teluk Lada 521

Diposkan Frans Tedjakusuma Penamaan Teluk Lada ini diambil dari salah satu nama teluk di Provinsi Banten yang menghadap ke arah Gunung Krakatau. KRI Teluk Lada-521 murni merupakan kapal perang produksi anak bangsa yang diharapkan menjadi persembahan terbaik dari PT. Daya Radar Utama (DRU) Galangan Kapal Unit Lampung untuk bangsa Indonesia.



  Youtube  

Garuda Indonesia Akan Akusisi Drone Cargo

UAV BZK-005 untuk bisnis kargo udara https://lancerdefense.files.wordpress.com/2019/04/beihang-bzk-005-uav-at-airshow-china-2018-world-defence-news.jpg?w=672&h=372&crop=1Beihang BZK-005 UAV at AirShow China 2018 [World Defence News]

PT Garuda Indonesia Tbk. akan mendatangkan tiga unit pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/ UAV) atau dikenal dengan drone, untuk bisnis kargo udara tahap awal.

Direktur Utama Garuda Indonesia IGN Askhara Danadiputra mengatakan nilai investasi untuk drone jauh lebih murah dibandingkan dengan pesawat konvensional. Drone yang dibeli berjenis BZK-005 yang diproduksi oleh Beihang UAS Technology Co. Ltd.

Drone yang ingin kami datangkan senilai US$1 juta per unit, sedangkan ATR 72-600 saja sampai US$22 juta per unit. Itu belum dihitung biaya lain seperti pilot dan set kru,” kata Askhara, Minggu (31/3/2019).

Dia menambahkan pada tahap awal sebanyak 3 unit akan didatangkan. Pengiriman kargo untuk jarak jauh masih akan menggunakan pesawat konvensional seperti A330-300 atau B737-800 NG untuk jarak menengah.

BZK-005, yang juga digunakan sebagai alat pengintai untuk keperluan militer tersebut, mampu terbang dengan jarak maksimal hingga 1.200 km pada ketinggian 5.000 m. Adapun, waktu terbang maksimal selama 4–5 jam dengan kecepatan hingga 300 km/jam.

Askhara menilai pengoperasian drone sangat cocok untuk menjangkau bandara daerah terpencil. Drone hanya membutuhkan panjang landas pacu untuk lepas landas maupun mendarat minimal 600 m.

Selama ini, imbuhnya, drone hanya digunakan untuk kepentingan militer guna mengangkut misil. Beihang merupakan satu-satunya pabrikan yang memproduksi drone untuk keperluan komersil.

Besok April kami akan ke Beijing untuk melihat review modelnya,” ujarnya.

Askhara Danadiputra mengatakan alasan penggunaan drone tersebut karena dinilai lebih efisien dan meminimalkan risiko. Di sisi lain, investasi untuk pesawat tersebut lebih murah dibandingkan dengan jenis konvensional.

Dia menambahkan tarif kargo tidak bisa diturunkan lebih rendah lagi apabila maskapai tetap menggunakan pesawat konvensional. Terlebih, tarif kargo saat ini hanya cukup untuk menutup biaya operasional.

Penggunaan drone dinilai lebih efisien karena tidak membutuhkan bahan bakar yang banyak. Selain itu, mengurangi biaya pegawai dalam bentuk set kru seperti pada pesawat konvensional.

Askhara menjelaskan kondisi cuaca yang sering berubah dan topografi di wilayah Indonesia Timur sering menjadi tantangan bagi pesawat konvensional. Penggunaan drone bisa meminimalisasi risiko tersebut.


  ★ Bisnis