Sabtu, 14 September 2019

TC-300 Cameras on Indonesian Navy AS565MBe

Indonesian Navy ordered two TrakkaCam TC-300 compact, high performance cameras as part of the mission equipment package of the AS565MBe Panther helicopters. The single-LRU multi-sensor surveillance system weights 20 Kgs ~ 44 lbs DSEI 2019 TC-300 Cameras on Indonesian Navy AS565MBe

Trakka Systems is pleased to announce that the Indonesian Navy has selected and integrated two TrakkaCam TC-300 cameras, as part of their mission equipment package on the AS565 MBe Panther.

We are extremely pleased that the TC-300 has, again, been chosen for an international critical missions’ program. We look forward to supporting the Indonesian Navy on this program and future programs to come,” said Glen Rowling, VP Business Development of Trakka Systems.

The TrakkaCam TC-300 is a compact, high performance, new generation single-LRU multi-sensor surveillance system, setting new standards for innovative, ergonomic, industrial design.

The system comprises an innovative lightweight 300mm gimbal and has a total mass of approximately 20kg.

It features high performance fully digital 4-axis gyro-stabilization, with a base payload suite comprising of a MWIR thermal imager, and HDTV EO/Spotter with continuous zoom.

The TC-300 also includes eye-safe laser range finder, NVG compatible laser pointer, a fully integrated IMU/GPS for Geo-Location and Moving Map Integration, Auto Tracker, an advanced HD video engine and options for searchlight slaving, haze reduction, image blending and Moving Target Indicator (MTI).

  Helis  

Kemendag Upayakan Imbal Dagang Sukhoi Su-35 Rampung Tahun Ini

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpKHECoVKCB7NjKuun6iq_xQ7rRck_JA5hnT_LaxyyeQKwL1EU75eO1wbNJYfO_SEQx4xOr8UniI2hU02lMZD56_Vw-GG1ve_HLWrGYA2kD4cdogA2FsOrOsIeXvPHB8kLKpHGRgZnk4A/s400/su35+sidharta.jpgModel pesawat tempur Su-35 TNI AU [Alex Sidharta]

Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih mengupayakan hadirnya produk olahan sebagai imbal dagang 11 unit jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia. Peningkatan ekspor produk bernilai tambah Tanah Air jadi komitmen untuk dikedepankan.

Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antar Lembaga Kemendag Karyanto Suprih mengatakan pihaknya terus melakukan diskusi penyelesaian proses ini bersama Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva. Beragam produk RI telah ditawarkan untuk pembelian pesawat dengan nilai total USD 1,14 miliar atau setara Rp 17 triliun tersebut.

"Secepatnya itu lebih baik, semoga bisa selesai tahun ini dan kami terus bicara sama Dubes Rusia," kata Karyanto ditemui di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat, 13 September 2019.

Menurut Karyanto produk yang terus ditawarkan dari Indonesia seperti makanan dan minuman. Beragam produk olahan rempah-rempah Tanah Air juga jadi fokus untuk dimasukkan dalam 50 persen dana pembelian pesawat tersebut.

"Banyak (yang ditawarkan) misalnya produk rempah-rempah dan kita maunya produk jadi, jangan cuma produk yang raw material," kata Karyanto.

Karyanto memastikan Kemendag bukan dalam posisi menghambat kebutuhan alutsista pertahanan RI. Saat ini, diskusi masih terus dilakukan agar produk yang menjadi imbal dagang bisa maksimal bermanfaat bagi negara dan masyarakat.

"Soal imbal dagang sebenarnya tidak ada masalah, buat perdagangan bagus, tapi itu kan terkait politik dunia, kalau soal politik bersumber imamnya di Kemlu," paparnya.

Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva membeberkan ada beberapa kendala terkait pengiriman Sukhoi ke Indonesia. Progres kontrak dagang RI dengan Rusia ini hanya perlu merampungkan masalah teknis.

"Beberapa masalah teknis dalam kesepakatan ini. Tapi Indonesia dan Rusia sudah melakukan penandatanganan pembelian, dan masalah ada di teknisnya saja," tutur Lyudmila dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 4 September 2019 lalu.

Dia mengatakan pembahasan mengenai pembelian dan pengiriman Sukhoi ini agak lambat. Penyebabnya banyak, termasuk pemilihan presiden beberapa waktu lalu.

"Masalah teknis dalam implementasi kesepakatan ini, kita harapkan bisa segera diselesaikan agar pengiriman bisa berjalan lancar," imbuhnya.

 ♖ Medcom  

Jumat, 13 September 2019

Wiranto Apresiasi Kemampuan TNI Hancurkan Musuh

Dalam Latgab di Situbondohttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqtdfmYd7Qqfl1_bBgMk3ccN2fgONrEyc51N2_0cg1mSJ-Sg1gc2lOKE5-TzQPdlK4Op97nBU8uZberSKPyNIRv2SWBt7hW8hjKoJ_6P7Jw9G6uYYPGU4Qgr-BHS9hIZc2VCAesvACaTRI/s320/KRI+sultan+iskandar+muda+launching+Exocet+mm40+Block+3.pngPenembakan Rudal Exocet Blok 3 KRI SIM 367 [Puspen TNI]

Belasan ribu prajurit TNI dikerahkan ke Situbondo dalam latihan gabungan (latgab). Prajurit gabungan dari TNI AD, TNI AL, dan TNI AU bersatu padu melakukan beragam manuver menghancurkan kekuatan musuh.

Berbagai alutsista canggih juga dikerahkan untuk menyokong pertempuran di lapangan. Salah satunya pesawat tanpa awak UAV CH-4 milik TNI AU, yang mengawali penyerangan. Pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari Lanud Juanda ini tak hanya bertugas melakukan pengintaian target sasaran. Drone yang mampu terbang hingga 30 jam itu juga langsung melakukan pengeboman ke daerah lawan.

Gempuran demi gempuran dari alutsista yang lain juga terus berdentuman di daerah musuh. Para prajurit TNI dari tiga matra itu cukup tangkas melakukan berbagai manuver penyerangan. Baik manuver darat, laut, maupun manuver udara, hingga berhasil menghancurkan daerah musuh.

Demo penyerangan itu ditampilkan dalam Latihan gabungan dengan sandi Operasi Dharma Yudha 2019 di Puslatpur Marinir 5 Baluran, Kecamatan Banyuputih. Puncak latgab itu disaksikan langsung Menko Polhukam Wiranto. Selain itu, turut hadir Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, para kepala staf angkatan, dan jajaran petinggi TNI lainnya.

"Tadi kita saksikan, ada demo baru, ada drone yang bukan hanya mampu melakukan pengintaian, tapi juga berhasil melakukan penembakan dan pengeboman. Ini lompatan teknologi militer yang luar biasa. Mudah-mudahan ke depan nanti teknologi-teknologi militer yang berkembang di dunia juga dapat kita miliki," kata Wiranto di T-12 Baluran setelah menyaksikan latgab Dharma Yudha 2019, Kamis (12/9/2019).

Mantan Panglima TNI ini mengapresiasi keberhasilan prajurit TNI melaksanakan misi latihan gabungan ini. Menurutnya, meski kelihatannya cukup mudah, pengorganisasian operasi gabungan itu rumit dan sulit. Tetapi hal itu bisa dilaksanakan dengan tepat. Bahkan, dalam hitungan detik dan menit, dapat dilaksanakan dengan akurat.

"Latihan ini sebenarnya juga kesiapsiagaan dari satuan-satuan tempur kita dalam menghadapi kemungkinan berbagai ancaman. Selain itu, merupakan suatu latihan untuk terus meningkatkan, menjaga, dan merawat profesionalisme prajurit di semua tingkatan, di semua matra," imbuh Wiranto.

Wiranto melanjutkan, setiap negara dapat memiliki kebanggaan dan kehormatan. Salah satunya adalah kekuatan angkatan bersenjatanya. Melalui latgab Dharma Yudha 2019, Indonesia telah memiliki kekuatan angkatan bersenjata yang dapat dibanggakan dan dapat mengimbangi kekuatan negara-negara lain.

"Dengan kekuatan angkatan bersenjata seperti yang kita miliki ini, menjadi faktor bahwa kita telah siap menghadapi berbagai ancaman yang mungkin kita hadapi di masa depan," papar Wiranto.

Seperti keterangan yang diperoleh detikcom, pelaksanaan latgab TNI Dharma Yudha 2019 menggunakan dua metode, yakni Latihan Posko dan Latihan Lapangan. Dua metode itu dilaksanakan secara berangkai dengan materi Kampanye Militer dalam bentuk Operasi Gabungan di Mandala Operasi. Komando Gabungan TNI terdiri atas beberapa Komando Tugas Gabungan dengan menampilkan seluruh kemampuan tempur prajurit TNI beserta alut dan alutsista yang dimiliki.

Latgab ini melibatkan sedikitnya 11.716 prajurit. Untuk Latihan Posko sebanyak 1.307 personel, dan Latihan Lapangan sebanyak 10.409 personel. Alutsista yang dikerahkan pun juga terbilang banyak.

Dari TNI AD ada 12 unit tank Leopard, 1 unit tank ARV Leopard, 5 unit truk Transporter, 1 unit Marder, 6 unit Astros, 6 unit meriam 76, 6 unit Caesar, 18 pucuk mortir-81, 9 pucuk mortir-60, 27 pucuk mortir-60, 8 satbak Atlas, 4 satbak MPCV, 2 unit MVP, 8 unit drone Arh, 2 unit Apache, 2 unit MI-35, 4 unit AS-550 Fennech dan 4 unit Bell-412.

Sementara itu, TNI AL mengerahkan alut dan alutsistanya berupa 22 unit KRI, 15 unit BTR 50 P/M, 15 unit BMP 3F, 12 unit BTR 50 P/K, 7 unit LVT 7A1, 8 unit Kapa K61, 6 unit How 105 MM, 6 unit Rocket MLRS Grad, 4 unit BVPP2, 3 unit Ambulans, 3 unit Truk Tatra Amo, 5 unit Truk Opgleger, 18 unit Ranrik How, 6 unit truk 2,5 Ton, 4 unit Komob, 25 unit Mopel, 2 unit RHIB, 10 unit Helikopter dan 4 unit Fix Wing.

Sedangkan TNI AU mengerahkan 6 unit SU 27/30, 16 unit F-16, 6 unit T-50i, 4 unit Hawk 109/209, 6 unit EMB-314 Super Tucano, 12 unit C-130 B/H/HS/L-100, 1 unit C-130 BT, 4 unit CN-295, 3 unit B-737-400/500 VIP, 2 unit B-737-200 Patmar/Intai, 2 unit C-212, 2 unit PTTA Aerostar, 1 unit UAV CH-4, 4 unit NAS-332/EC-725, dan 1 unit Colibri.

 ♖ detik  

Kamis, 12 September 2019

[Video] Lantacab Kartika Yudha 2019

Dipublikasikan oleh Riedo Simamora Berbagai alat utama sistem persenjataan (Alutsista) terbaru dan tercanggih milik TNI AD dikerahkan dalam latihan antar kecabangan (Latancab) TNI AD Kartika Yudha 2019, Brigade Infanteri (Brigif) Para Raider-17/1 Kostrad, yang digelar sejak 4 hingga 21 Agustus 2019 mendatang, di daerah latihan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklatad, Martapura, Sumatera Selatan.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Candra Wijaya menjelaskan, alutsista TNI AD terbaru yang dikerahkan antara lain adalah Tank Leopard dan Tank Marder dari kecabangan Kavaleri, roket Astros dan Meriam 155 dari kecabangan Armed, rudal Mistral dan rudal Startreak dari kecabangan Arhanud, Helly Apache, MI-35 dan Fennec dari kecabangan Penerbad dan ATGM Jevelin dan Nlaw dari kecabangan Infanteri serta berbagai jenis alutsista TNI AD lainnya.


  Youtube  

Drone CH4 Ditampilkan Dalam Latgab TNI "Dharma Yudha 2019"

Drone CH4 ujicoba pada latgab 2019 [Def.pk] 

Pesawat nir-awak drone CH4 berjenis MALE (Medium Altitude Long Endurance) ditampilkan dalam latihan gabungan TNI dengan sandi "Dharma Yudha 2019" di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.

"Drone CH4 ini dikendalikan dari Surabaya," ujar Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat meninjau latihan gabungan tersebut, Rabu.

Hadi mengatakan drone tersebut dapat terbang dengan durasi hingga 12 jam, disertai kemampuan radius jangkauan hingga 1.000 km apabila diintegrasikan dengan satelit BLOS (beyond line of sight).

Drone CH4 memiliki keistimewaan karena selain berfungsi sebagai alat pengawasan, pesawat tersebut juga dapat melancarkan serangan menggunakan bom.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEireZY9hIb5TVvyN8YRYMnmuB4axfqoev-JgIwHoYa3hxp-GX-Q2bt1tgzEVT0JD8wPdW9uWRJUFNEnS-V_bxmOdazyDhi09YFutmNfMTUzw7woL6kxYrjFShG2wFV4gaFeZPRKl3fHm4LN/s1600/Screenshot_TNI+Angkatan+Udara+on+Twitter%25282%2529.pngScreenshot twiter TNI AU

"Seperti yang kita laksanakan kemarin kita menembak, mengebom dari ketinggian 15 ribu kaki dan kita rilis hasilnya sangat presisi," ujar Hadi.

Hadi menyebut bahwa drone CH4 masuk dalam pengadaan pada rencana strategis (Renstra) TNI Tahap II tahun 2019. Rencananya TNI akan mendatangkan enam pesawat serupa untuk menambah kekuatan pada dua skuadron.

Selain drone CH4, TNI juga menampilkan sepertiga kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) terbaik lainnya, termasuk pesawat dan tank.

Latihan gabungan TNI “Dharma Yudha 2019” digelar sejak 9 September hingga 12 September 2019, dengan melibatkan 12.500 prajurit dari tiga matra yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Dijadwalkan puncak acara latihan gabungan TNI "Dharma Yudha 2019" akan dihelat pada Kamis (12/9) dengan tajuk "Fire Power Demo", dan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo beserta sejumlah menteri.

  antara  

TNI Turunkan Sepertiga Alutsista di Latihan Gabungan Tiga Matra

Dharma Yudha 2019Penembakan Rudal Exocet Blok 3 KRI SIM 367 [Puspen TNI]

TNI menggelar latihan gabungan tiga matra angkatan bertajuk Dharma Yudha di Pos Tinjau T12, Pusat Latihan Tempur Marinir Asem Bagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada 9 September hingga 12 September 2019. Pada puncak latihan, Kamis, 11 September, TNI akan menurunkan sepertiga alat utama sistem senjata (alutsista).

Kurang lebih sepertiga alutsista yang dimiliki TNI, semua terlibat dalam latihan Dharma Yudha 2019,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam gladi bersih, Rabu, 10 September 2019.

Latihan gabungan ini dimulai dengan manuver lapangan selama tiga hari belakangan. Tadi pagi, dilaksanakan pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Sitobondo, termasuk manuver lapangan. Hadi mengatakan semua bertumpu di Pos Tinjau T12.

Menurutnya sebanyak 12.500 personil dari tiga matra terlibat dalam latihan ini. Besok, latihan gabungan akan mencapai puncaknya, dengan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu, latihan juga rencananya dihadiri oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFtl5Je-bHe3htZ8n51QOV4tPRQnOA03LTTAhTVtfj701z-BNgqvRMTVyerKuE3Ewvmv7Mcec6mOYNL4w_ve2LIzORL6KSGaJy_9DxvOvqc956iNh-867p-r8k5ez3tfE2AuZ0_9RnwVxv/s1600/CH4+Indonesia+Defence+Forum.pngDrone CH4 ujicoba pada latgab 2019 [Def.pk]

Hadi berujar latihan gabungan memiliki target meningkatkan profesionalisme prajurit tiga matra. “Meningkatkan kemampuan inter operability ketiga matra, karena untuk menyambung kemampuan kemampuan itu perlu latihan,” kata Hadi.

Hadi mengimbuhkan masih banyak peralatan TNI menggunakan sistem analog. Sedangkan untuk bergerak ke sistem yang saling berkaitan antar-matra, atau sistem network centric warfare, butuh kesiapan peralatan secara digital.

Pada latihan ini kita sudah coba melaksanakan sistem tersebut. Dari AD juga menggunakan battle management system, AL menggunakan network centric, termasuk AU juga menggunakan network centric,” kata Hadi.

Ia berharap hal ini membuat TNI dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan perang ke depan yang lebih canggih. Latgab ini sendiri merupakan latihan rutin tahunan yang digelar oleh TNI.

   Tempo  

Rabu, 11 September 2019

[Foto] Latihan Tempur TNI Dharma Yudha 2019

Di Laut Jawa

Sejumlah KRI membentuk formasi pada Latihan Gabungan TNI di Laut Jawa, Jawa Timur, Selasa (10/9/2019). Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan prajurit dalam kemampuan tempur. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Helikopter Bell 412 TNI AL mengudara saat perpindahan helikopter pada Latihan Gabungan TNI saat pelayaran di KRI Makassar di Laut Jawa, Jawa Timur, Selasa (10/9/2019). Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan prajurit dalam kemampuan tempur. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Helikopter Bell 412 TNI AL mendarat di geladak heli KRI Makassar ketika akan mengikuti Latihan Gabungan TNI di Selat Madura, Jawa Timur, Senin (9/9/2019). Latihan gabungan yang berlangsung 9 – 12 September 2019 tersebut diikuti 12.560 prajurit TNI dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, untuk meningkatkan profesionalisme dan kerjasama antara prajurit TNI dari tiga matra. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Prajurit Korps Marinir TNI AL berlari menuju Helikopter Bell 412 TNI AL saat perpindahan helikopter pada Latihan Gabungan TNI saat pelayaran di KRI Makassar di Laut Jawa, Jawa Timur, Selasa (10/9/2019). Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan prajurit dalam kempauan tempur. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Helikopter Bell 412 TNI AL mengudara saat perpindahan helikopter pada Latihan Gabungan TNI saat pelayaran di KRI Makassar di Laut Jawa, Jawa Timur, Selasa (10/9/2019). Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan prajurit dalam kemampuan tempur. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Prajurit Korps Marinir TNI AL mengikuti latihan menggunakan kendaran tempur sebelum latihan tempur pada Latihan Gabungan TNI saat pelayaran di KRI Makassar di Laut Jawa, Jawa Timur, Selasa (10/9/2019). Latihan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan pelaksanaan latihan tempur termasuk dalam hal pengamanan prajurit dan alutsista yang digunakan. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Kapal Perang dan Helikopter TNI AL Ikuti Latgab Dharma Yudha 2019-2

Kapal perang TNI Angkatan Laut KRI I Gusti Ngurah Rai-332 mengikuti latihan formasi pada Latihan Gabungan TNI di Laut Jawa, Jawa Timur, Selasa (10/9/2019). (ANTARA)
Kendaraan tempur TNI AL meluncur dari lambung KRI Surabaya ketika akan melakukan pendaratan saat Latihan Gabungan TNI Dharma Yudha di Pantai Banongan

Kendaraan tempur TNI AL meluncur dari lambung KRI Surabaya ketika akan melakukan pendaratan saat Latihan Gabungan TNI Dharma Yudha di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (11/9/2019). Pada latihan tersebut Komando Tugas Gabungan Amfibi berusaha merebut pantai yang dikuasai musuh. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Kendaraan tempur TNI AL menuju bibir pantai ketika melakukan pendaratan saat Latihan Gabungan TNI Dharma Yudha di Pantai Banongan 1

Kendaraan tempur TNI AL menuju bibir pantai ketika melakukan pendaratan saat Latihan Gabungan TNI Dharma Yudha di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (11/9/2019). Pada latihan tersebut Komando Tugas Gabungan Amfibi berusaha merebut pantai yang dikuasai musuh. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Kendaraan tempur TNI AL melakukan pendaratan saat Latihan Gabungan TNI Dharma Yudha di Pantai Banongan

Kendaraan tempur TNI AL melakukan pendaratan saat Latihan Gabungan TNI Dharma Yudha di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (11/9/2019). Pada latihan tersebut Komando Tugas Gabungan Amfibi berusaha merebut pantai yang dikuasai musuh. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
LIntasan peluru dari KRI yang mengikuti latihan penembakan malam pada Latihan Gabungan TNI di Laut Jawa, Jawa Timur, Selasa (10092019)

LIntasan peluru dari KRI yang mengikuti latihan penembakan malam pada Latihan Gabungan TNI di Laut Jawa, Jawa Timur, Selasa (10/9/2019). Latihan tersebut bertujuan menghalau dan menyerang serangan udara dari musuh. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

   antara  

Pindad Tuntaskan Seritifikat Tipe Medium Tank Harimau

Siap produksi MT Harimau Pindad [Pindad]

PT
Pindad (Persero) berhasil mengantongi Seritifikat Tipe Medium Tank Harimau kategori Kendaraan Tempur Nomor: IMLA/TC/RANPUR/010/2019 yang telah melalui serangkaian uji dengan baik. Sertifikat Tipe ditandatangani dan diserahkan oleh Kepala Pusat Kelaikan (Kapuslaik) Kementerian Pertahanan, Laksma TNI Teguh Sugiono dan diterima secara langsung oleh Direktur Teknik dan Pengembangan Ade Bagdja di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Kapuslaik Kemhan, Laksma TNI Teguh Sugiono menyatakan bahwa rancang tipe kendaraan tempur ini dengan batasan operasi serta kondisi yang tercantum dalam lembaran data sertifikat tipe, telah memenuhi ketentuan/aturan kelaikan darat berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Kepala Badan Sarana Pertahanan Nomor: JUKLAK/544/XII/2014.

Kapuslaik Kemhan, Laksma TNI Teguh Sugiono juga mengatakan semoga Sertifikat Tipe yang telah dikeluarkan dapat dimanfaatkan dengan baik.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5fHqIlSF3TT4pdRBCrNLpxnEiN-HLkIpcXLGcI9ETcv7-QrM8nA0YZMOadhPC481wL8_2eEwpZMsjBuXAiCfJyDKYX86xiuw19UgQLJ4nIkABge1nEysR3gXNKrKa-pLgcuLAr_Yf0EoJ/s1600/Mobility+test+PindadFNSS+Medium+Tank_4.jpgSertifikat Tipe Medium Tank Harimau telah dikeluarkan berdasarkan kontrak yang ada. Apa yang telah dikeluarkan agar dapat dimanfaatkan sesuai peruntukannya,” ujar Teguh Sugiono.

Medium Tank Harimau telah melalui mine blast test, firing test, uji statis, uji dinamis dan uji lainnya. Medium Tank hasil Pengembangan bersama antara PT Pindad (Persero) dan FNSS Turki merupakan salah satu dari 7 program nasional pemerintah yang sudah terealisasi.

Kehadiran tank ini merupakan bukti kemampuan industri pertahanan dalam negeri menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi dalam mendukung kemandirian alutsista menjaga kedaulatan NKRI (Ryan).

  Pindad  

Selasa, 10 September 2019

Russia Keen to Share Its Cyber Technology with Indonesia

Illustration [dmu.ac]

A
Russian association of cyber-tech companies has shown interest in sharing knowledge and supporting the Indonesian government’s plan to improve the country's human capital on cyber-technology.

On the sidelines of an "Exports of Technological Sovereignty" workshop in Jakarta, the head of the Association for Exports of Technological Sovereignty (ASSETS), Andrey Bezrukoz, said here Tuesday that a large number of the workforce in Indonesia has potential when it comes to developing the cyber-technology sectors.

On the other hand, Russia has been widely acknowledged as one of the few states in the world with the most advanced cyber-technology sector, he added.

"The meeting is just a start as what we would like to do is to create a permanent base of cooperation of technology between leading companies and universities of the two countries. Today's event is a start for technology exchanges, and of course, it also means training people," Bezrukoz explained.

Meanwhile, a non-governmental body Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) explained that the number of cyber-technology graduates and experts in the country remained low, although the need for cyber experts was relatively high.

"I was greatly concerned about our human capital's capacity when it comes to cyber-technology as it was not determined by the machine or the tools, but the man who creates and develops it. However, now, graduates of cyber-technology appear to be a rarity in the country," Ardi Sutedja, the chairman of ICSF, said.

Therefore, a collaboration to train people remained crucial to develop the cyber-technology sector in Indonesia, according to Sutedja.

Russia was one of few countries with most advanced cyber-technology development in the world beside US and China, Sutedja said.

Therefore, the offer from ASSETS was a fine opportunity for Indonesia to enhance its knowledge on cyber-technology, he believed.

"Russia had protected its technology for years, but now it is reaching out to other countries. The main purpose of this workshop is, of course, business, but I see the Russian companies are also keen to collaborate with us on developing a new platform," he added.

  Antara  

[Video] Penembakan Mistral Arhanud TNI AD

Dipublikasikan RECAM.IN Kegiatan Latihan Menembak Senjata Berat (Latbakjatrat) Terintegrasi yang dilaksanakan di Lumajang melibatkan Rudal-Rudal canggih seperti Mistral, Starstreak dan Mistral, merupakan sarana bagi kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD untuk menguji kemampuan Alutsista terbaru yang akan diikutkan dalam Latihan Gabungan TNI 2019.


  Youtube