Rabu, 15 Januari 2020

Inggris Tawarkan Alutsista Ke Indonesia

 Ilustrasi Hawk TNI AU merupakan alutsista dari Inggris [TNI AU]

Inggris secara tersirat menyatakan minatnya untuk menjual senjata dan peralatan militer lainnya ke Indonesia. Minat itu disampaikan oleh Menteri Inggris untuk Urusan Asia Pasifik, Heather Wheeler.

Ditemui saat peresmian kantor Misi Inggris untuk ASEAN di komplek Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Kamis (15/1/2020), Wheeler awalnya menyinggung mengenai kerja sama militer antara Indonesia dan Inggris. Ia kemudian mengatakan, Inggris memiliki industri pertahanan yang baik dan siap menjual senjata dan peralatan militer ke Indonesia.

"Kami telah melakukan pertukaran dengan beberapa pasukan Indonesia, mereka datang untuk belajar dan berlatih bersama kami dan kami sangat terbuka untuk itu, sama halnya dengan pembicaraan tentang kontra terorisme, kami pikir ada banyak hal yang dapat dipelajari dari kedua sisi tentang itu dan kami ingin memastikan bahwa ada hubungan yang terbuka," tuturnya.

"Kami memiliki bisnis penjualan senjata yang berkembang pesat dan jika ada peralatan militer yang dapat kami jual, itu adalah hal yang tepat dan saya akan menandatangani sertifikat penjualan untuk itu," sambungnya.

Sementara ketika ditanya mengenai hubungan dan kerja sama Inggris-Indonesia pasca Brexit, Wheeler menuturkan pihaknya telah menyiapkan beberapa mekanisme kerja sama. Namun Wheeler menyebut apa yang menjadi fokus Inggris saat ini adalah memajukan area di bidang-bidang keahlian khusus, di mana salah satu caranya adalah dengan menjalin kerja sama antara universitas di kedua negara.

"Kita memiliki kerja sama perdagangan bernilai miliaran dolar. Kita juga memiliki hubungan yang baik dengan pelajar yang datang ke negara kami untuk belajar. Tapi apa yang coba kami majukan adalah memastikan bahwa area bidang keahlian yang baik, apakah itu universitas maritim dan kita dapat melakukan pertukaran dan memiliki pengaturan bilateral dengan beberapa universitas di Indonesia," ungkapnya.

"Sangat penting, Indonesia seperti kami adalah negara kepulauan dan saat seperti itu (Brexit), ketika kita memiliki koneksi yang baik, kita dapat bekerja sama dengan sangat baik," tukas Wheeler. (ian)
 

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.