Sabtu, 08 Agustus 2020

Korea Selatan Ciptakan Prototipe Radar AESA

Jet Tempur Patungan Korsel-Indonesia Akan Gunakan Radar Array
Ilustrasi jet tempur KF-X/IF-X. [Korea Times​]

Korea Selatan (Korsel) telah merilis prototipe pertama dari active electronically scanned array (AESA), radar canggih yang akan digunakan pada pesawat jet tempur KF-X/IF-X. Jet tempur itu merupakan proyekpatungan Korea Selatan dengan Indonesia.

Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Seoul mengadakan upacara peluncuran radar AESA di Hanwha Systems Research Center di Yongin, Provinsi Gyeonggi.

Mengutip laporan Yonhap News, Sabtu (8/8/2020), radar AESA untuk KF-X/IF-X dikembangkan sendiri oleh Seoul, tanpa transfer teknologi dari mitra luar negeri.

Pada 2015, pemerintah Amerika Serikat yang kala itu dipimpin Presiden Barack Obama telah menolak permintaan Korea Selatan untuk transfer teknologi inti AS untuk proyek jet tempur KF-X/IF-X. Korea Selatan kemudian mulai mengejar pengembangan dalam negeri AESA di bawah pengawasan Agency for Defense Development (Badan Pengembangan Pertahanan).

Badan itu telah lakukan tes dan inspeksi darat pada 2017 dan 2018 untuk prototipe radar AESA. Seorang pejabat badan tersebut mengatakan radar AESA yang dikembangkan sendiri oleh Korea Selatan berada pada tingkat yang mirip dengan teknologi di Amerika Serikat atau China.

Jumlah elemen antena AESA dapat dimodifikasi dan sapuan radar bisa diubah. Pejabat tersebut menambahkan, radar Array itu juga dapat digunakan pada pesawat tempur ringan FA-50 Korea Selatan dan pada kapal perang untuk meningkatkan kesadaran situasional.


Prototype radar AESA pesawat KFX Korea Selatan. (@ DAPA Korea)​

Pada hari Jumat, pejabat DAPA mengatakan prototipe teknologi telah dikembangkan meskipun ada kekhawatiran akan sulit untuk membangun radar AESA di dalam negeri.

Model radar AESA akan dikirim ke Korea Aerospace Industries dan dipasang pada prototipe jet tempur KF-X yang akan dirilis pada paruh pertama tahun 2021.

Program pengembangan jet tempur KF-X/IF-X oleh Korsel dan Indonesia dimulai pada 2016.

Rencana program tersebut adalah memproduksi 180 jet tempur pada tahun 2026, tetapi Indonesia telah menunda pembayaran bagiannya dari biaya pengembangan.

Kepala Program KF-X DAPA, Jung Kwang-sun, mengatakan negosiasi dengan Indonesia telah ditunda di tengah pandemi virus corona baru (Covid-19). (min)

  ★ sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.