Menteri Edhy Siap Gelontorkan Rp 7 MiliarSenjata SS2 produksi Pindad
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berencana menggelontorkan dana Rp 7 miliar untuk memboyong 200 senjata Senapan Serbu 2 (SS2) buatan Pindad.
Senjata SS2 dengan harga sekitar Rp 35 juta/unit sudah dilengkapi dengan izin kepemilikan. Nantinya, senjata bakal diberikan kepada pengawas perikanan di bawah Ditjen PSDKP.
"Sudah realisasinya. Tinggal menunggu senjatanya jadi," kata Edhy di Gedung Mina Bahari IV, KKP, Jakarta, Rabu (26/8/2020).
Adapun dana pembelian senjata seluruhnya menggunakan APBN tahun 2020. Pihaknya telah memberikan uang muka sebesar 20 persen kepada perusahaan pelat merah itu.
Bukan hanya senjata, pihaknya tengah mengupayakan menerima kapal pengawas yang dihibahkan oleh negara-negara tetangga. Edhy bilang, beberapa negara seperti Jepang dan AS berniat menghibahkan kapal-kapal layak pakai tersebut.
"Kita mendapat hibah dari Jepang ada 2 kapal. Tapi kita masih ada satu kendala komunikasi di perjanjian. Jadi ada 1 pasal yang harus kita luruskan dulu. Secara prinsip, (komunikasi) sudah sangat maju sekali dengan Jepang," pungkasnya.
Sebelumnya, Edhy sempat menyebut bakal membekali para awak pengawas perikanan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) dengan 200 pucuk senjata Senapan Serbu 2 (SS2) buatan Pindad.
Pembekalan persenjataan itu dilakukan agar awak pengawas semakin kuat mental dan berani dalam menghadapi para maling ikan yang mencuri sumber daya laut RI.
Edhy juga tengah berdiskusi dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk melengkapi operasi laut dengan Senjata Mesin Berat (SMB).
"Senjata Mesin Berat kita punya, tapi perangkat penembaknya harus organik, artinya harus TNI. Nah ini saya bicarakan dengan Kemenhan," paparnya beberapa waktu lalu.
♖ Kompas
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berencana menggelontorkan dana Rp 7 miliar untuk memboyong 200 senjata Senapan Serbu 2 (SS2) buatan Pindad.
Senjata SS2 dengan harga sekitar Rp 35 juta/unit sudah dilengkapi dengan izin kepemilikan. Nantinya, senjata bakal diberikan kepada pengawas perikanan di bawah Ditjen PSDKP.
"Sudah realisasinya. Tinggal menunggu senjatanya jadi," kata Edhy di Gedung Mina Bahari IV, KKP, Jakarta, Rabu (26/8/2020).
Adapun dana pembelian senjata seluruhnya menggunakan APBN tahun 2020. Pihaknya telah memberikan uang muka sebesar 20 persen kepada perusahaan pelat merah itu.
Bukan hanya senjata, pihaknya tengah mengupayakan menerima kapal pengawas yang dihibahkan oleh negara-negara tetangga. Edhy bilang, beberapa negara seperti Jepang dan AS berniat menghibahkan kapal-kapal layak pakai tersebut.
"Kita mendapat hibah dari Jepang ada 2 kapal. Tapi kita masih ada satu kendala komunikasi di perjanjian. Jadi ada 1 pasal yang harus kita luruskan dulu. Secara prinsip, (komunikasi) sudah sangat maju sekali dengan Jepang," pungkasnya.
Sebelumnya, Edhy sempat menyebut bakal membekali para awak pengawas perikanan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) dengan 200 pucuk senjata Senapan Serbu 2 (SS2) buatan Pindad.
Pembekalan persenjataan itu dilakukan agar awak pengawas semakin kuat mental dan berani dalam menghadapi para maling ikan yang mencuri sumber daya laut RI.
Edhy juga tengah berdiskusi dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk melengkapi operasi laut dengan Senjata Mesin Berat (SMB).
"Senjata Mesin Berat kita punya, tapi perangkat penembaknya harus organik, artinya harus TNI. Nah ini saya bicarakan dengan Kemenhan," paparnya beberapa waktu lalu.
♖ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.