Senin, 10 Agustus 2020

PT DI Sebut Pasar Industri Dirgantara Masih Terbuka Lebar

Indonesia adalah negara kepulauan sehingga kebutuhan pesawat masih terbuka. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixb0lmOTBNGnPaExWFfUpcJ1-3h-dpDktOD25sE7-K3KRZqU-gpMgaUjxBecR5MdMw8M4fLCoscMl68BKrsUaOO0bE5ETFrKdACu3hy8AwzGS18-rLdb-TdEAht2LvHKwSdBr6R3oJgl5X/s1600/Dirgantara+Indonesia+on+Twitter.pngUji terbang CN235 PT DI

PT
Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI melihat masih banyak peluang bagi pasar industri dirgantara di Indonesia. Direktur Utama PTDI Elfien Guntoro mengatakan masih banyak peluang pasar di dalam negeri mengingat Indonesia adalah negara kepulauan.

Menurut dia, negara kepulauan membutuhkan transportasi melalui moda transportasi laut dan udara

"Kalau menurut data dari Pricewaterhouse Coopers (PwC), kita melihat terdapat sekitar lebih dari 4.000 rute penerbangan pengumpan atau spoke to spoke namun yang terisi baru 529 rute dengan 223 rute di antaranya masih banyak yang utilisasi load factor-nya rendah," ujar Elfien dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (7/8).

Dia yakin produk-produk pesawat PTDI seperti pesawat NC212 maupun CN-235 maupun nanti N245 sangat kompetitif untuk mengisi rute penerbangan spoke to spoke tersebut.

"Selain itu bisnis yang bisa juga kita tingkatkan yakni bisnis perawatan dan perbaikan atau maintenance, repair, and overhaul (MRO)," kata dia.

Elfien menyampaikan MRO ini perlu ditingkatkan karena ini satu-satunya yang bisa recurring income sehingga bisnis MRO sangat bagus bagi PTDI.

  Republika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.