Minggu, 11 Oktober 2020

[Teror] OPM Terima Pesanan Luar Negeri Bunuhi Sipil

Untuk Jebak TNIhttps://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2020/10/11/5f82093880ce7-viva-militer-tpnpb-pamer-senjata_665_374.jpgTPNPB pamer senjata [istimewa]

Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengendus ada cara-cara tak manusiawi yang dilancarkan kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka.

OPM melalui pasukan bersenjata yang tergabung dalam kelompok bernama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), kini sengaja mempergunakan nyawa warga sipil untuk menjebak TNI.

Dalam keterangan resmi Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, yang dilansir VIVA Militer, Minggu 11 Oktober 2020, taktik licik OPM itu terendus dengan serangan-serangan membabi buta terhadap warga sipil yang kian intens dilancarkan OPM dalam beberapa bulan terakhir ini.

Menurut Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi I Nyoman Gede Suriastawa, kini OPM dengan sengaja melancarkan serangan brutal di tengah-tengah keramaian warga sipil. Hal itu dilakukan agar TNI terprovokasi untuk membalas serangan OPM dengan kontak senjata.

Tujuannya pun sangat jelas, OPM ingin menjebak TNI, agar bisa dituduh dan difitnah telah melakukan pelanggaran HAM, dengan melakukan pembunuhan terhadap warga sipil. Karena itulah, dalam semua serangan, OPM sengaja menembak mati warga sipil untuk dijadikan tumbal menjebak TNI.

Namun, menurut Kolonel Suriastawa, beruntungnya semua taktik licik OPM itu sudah terbongkar, dan prajurit TNI yang bertugas di Papua, tak ada yang terprovokasi membalas tembakan OPM.

TNI bertindak profesional dengan tetap siaga dalam kedudukan pertahanannya dan terus mengintai arah datangnya tembakan. TNI akan membalas tembakan dengan terbidik bila anggota OPM yang melakukan tembakan telah teridentifikasi dengan pasti, untuk menghindari jatuhnya korban sipil di sekitar tempat kejadian.

Dan, TNI meyakini, taktik licik OPM ini dilancarkan berdasarkan pesanan dari luar negeri.

"Sepertinya cara ini merupakan pesanan dari pendukung mereka di luar negeri yang selalu berbicara tentang pelanggaran HAM. Mereka butuh bahan untuk memojokkan Pemerintah Indonesia di forum internasional. Namun ternyata mereka lah pelakunya. Sudah beberapa kali kesempatan terbukti bahwa KKSB dan pendukungnya selalu memutarbalikkan fakta kejadian. Mereka tidak berkomentar bila korban yang terbukti mereka bunuh adalah warga sipil baik orang asli Papua maupun pendatang. Ini bukti bahwa mereka lah pelanggar HAM yang sebenarnya," kata Kolonel Suriastawa.

Berikut catatan penyerangan brutal OPM:

Penembakan terhadap dua tenaga kesehatan penanganan COVID-19 yakni Almanek Bagau (luka tembak) dan Heniko Somau (tewas di tempat) pada Jumat 22 Mei 2020 di Distrik Wandai, Intan Jaya; penembakan petani bernama Yunus Sani (tewas) pada Jumat 29 Mei 2020 di Kampung Magataga, Distrik Wandai, Intan Jaya; penembakan warga bernama Laode Zainudin (luka tembak) pada Sabtu 15 Agustus 2020 di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Intan Jaya; penembakan 2 warga sipil berprofesi tukang ojek bernama Laode Anas (kemudian meninggal dunia) dan Fatur Rahman (luka tembak) pada Senin 14 September di Distrik Sugapa, Intan Jaya.

Selanjutnya, pembunuhan warga sipil berprofesi tukang ojek bernama Badawi (tewas di tempat) dan penembakan anggota TNI bernama Serka Sahlan (tewas di tempat) pada Kamis 17 September 2020 di Kampung Hitadipa, Distrik Sugapa, Intan Jaya; penyerangan Koramil Persiapan Hitadipa, Distrik Sugapa, Intan Jaya pada Sabtu 19 September 2020 yang menewaskan anggota TNI bernama Pratu Dwi Akbar Utomo; penembakan Pendeta Yeremia Zanambani (kemudian meninggal dunia) pada Sabtu sore 19 September 2020 Kampung Hitadipa, Distrik Sugapa, Intan Jaya; penembakan Polisi dan transportasi di sekitar Bandara Bilorai, Distrik Sugapa, Intan Jaya pada Jumat 18 September 2020 dan Jumat 25 September 2020.

Kemudian penembakan ke arah Kodim Persiapan Intan Jaya pada Senin 5 Oktober 2020; penembakan pos TNI di Pasar Baru Kenyam, Nduga pada Selasa 6 Oktober 2020 yang menewaskan warga sipil bernama Yulius Wetipo; penyerangan terhadap rombongan TGPF di tanjakan Wabogopone, Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kab. Intan Jaya pada Jumat 9 Oktober 2020, yang mengakibatkan anggota tim bernama Bambang Purwoko (Dosen UGM) dan tim pengamanan bernama Sertu Faisal Akbar menderita luka tembak, dan kemarin Sabtu 10 Oktober 2020, OPM melakukan serangan ke Pos TNI di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Nduga.

Daftar Kekejaman OPM Satu Bulan Terakhir di Kabupaten Intan Jaya
https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2020/10/10/5f813a0cef08b-viva-militer-prajurit-tni-dan-tgpf-menko-polhukam-diserang-separatis-opm_663_372.jpgTeror KKSB terhadap TNI

Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) yang diduga tergabung dalam Organisasi Papua Merdeka atau OPM benar-benar menunjukkan taringnya di Tanah Papua. Para pemberontak itu terbukti memiliki berbagai senjata lars panjang dan terkenal sadis dalam menghabiskan orang-orang yang mereka anggap sebagai musuh.

Pada hari ini, Sabtu, 10 Oktober 2020, VIVA Militer akan mencoba membeberkan kesadisan kelompok kriminal bersenjata OPM dalam kurun waktu satu bulan terakhir di sekitar Kampung Sugapa Lama, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya Papua. Mulai dari tukang ojek, tokoh masyarakat, pendeta, hingga prajurit TNI tewas akibat ulah sadis kelompok bersenjata OPM itu. Berikut data yang berhasil dihimpun VIVA Militer dalam satu bulan terakhir :

1. Pada hari Kamis, 17 September 2020 lalu, kelompok bersenjata OPM ini telah melakukan penyerangan terhadap sejumlah warga sipil yang bernama Badawi (49 tahun). Badawi yang merupakan tukang ojek tewas akibat luka bacok dibagian lengan kirinya yang nyaris putus. Kejadian itu terjadi di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Intan Jaya.

2. Tak lama setelah melakukan pembacokan terhadap warga sipil, masih di hari yang sama, 17 September 2020, para gerombolan bersenjata yang diduga kelompok OPM itu telah mengadang dan menembaki tujuh orang prajurit TNI yang tengah membawa logistik menuju Koramil Persiapan di Kampung Sugapa Lama, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Kelompok separatis OPM itu telah menembaki prajurit TNI yang saat itu tengah mengendarai sepeda motor. Mereka diserang dengan tembakan secara membabi buta, hingga satu orang anggota TNI yang bernama Serka Sahlan anggota BKO dari Kodim 1401/Pinrang tewas akibat luka tembak yang dideritanya.

Tidak hanya itu, para kelompok OPM itu juga mencuri alias membawa kabur senapan serbu jenis FNC alias SS1 lengkap dengan amunisi dan magasin yang dibawa oleh almarhum Serka Sahlan dan rombongan.

3. Pada hari Sabtu, 19 September 2020, kelompok sparatis bersenjata OPM kembali menyerang prajurit TNI yang tengah berada di Pos Koramil Persiapan Hitadipa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Insiden tersebut telah menewaskan Prajurit TNI yang bernama Pratu Dwi Akbar Utomo yang berasal dari Batalyon Infanteri 711/Raksatama.

4. Pada hari Minggu, 20 September 2020, para kelompok separatis bersenjata OPM itu kembali berulah dengan menembak seorang tokoh masyarakat yang juga seorang pendeta di Distrik Hitadipa. Pendeta yang tewas itu adalah Pendeta Yermia Zanambani.

Tewasnya Pendeta Yermia Zanambani itu sempat beredar isu bahwa pelaku bukanlah kelompok separatis OPM, tetapi prajurit TNI. Tuduhan keji itu sengaja dibuat untuk membuat peta konflik antara aparat keamanan, khususnya TNI yang akhir-akhir ini tengah fokus dalam pembangunan Pos Koramil Persiapan di Distrik Hitadipa dengan warga sekitar. Sampai pada akhirnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menko Polhukam) membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang diketuai oleh Inspektur Jenderal (Purn) Benny Mamoto untuk melakukan investigasi di lapangan atas kasus tewasnya Pendeta Yermia Zanambani.

5. Pada hari Jum'at kemarin, 9 Oktober 2020 para kelompok bersenjata OPM itu kembali berulah dengan menyerang rombongan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menko Polhukam) dan prajuit TNI-Polri yang tengah bertugas melakukan investigasi atas peristiwa pembunuhan Pendeta Yeremia di daerah Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua beberapa waktu lalu.

Dalam insiden penyerangan itu, kelompok OPM telah memberondongkan pelurunya dari sisi kanan dan kiri jalan raya yang dilewati mobil rombongan yang membawa Ketua TGPF Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto dan rombongan. Dua orang dikabarkan terkena timah panas yang ditembakkan dari senjata OPM.

Mereka yang terkena tembakan adalah Bambang Purwoko seorang peneliti dari UGM Yogjakarta kena dibagian kaki kiri, dan seorang prajurit TNI yang bernama Sertu TNI Faisal Akbar terkena tembakan di bagian pinggang belakang hingga tembus ke bagian depan.

 ♖ Vivanews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.