Kamis, 12 November 2020

Rusia Mengaku Masih Optimis Soal Pembelian Sukhoi oleh Indonesia

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, meskipun belum ada perkembangan berarti, tapi dia belum mendengar kabar bahwa Indonesia akan membatalkan rencana pembelian jet tempur tersebut. https://pict-c.sindonews.net/dyn/620/pena/news/2020/11/11/40/228250/rusia-mengaku-masih-optimis-soal-pembelian-sukhoi-oleh-indonesia-ypo.jpg[Foto/REUTERS] 

Rusia masih optimis kesepakatan pembelian Sukhoi Su-35 oleh Indonesia akan berlanjut. Indonesia, seperti diketahui berencana membeli 11 jet tempur Sukhoi Su-35 dengan harga sekitar USD 1,1 miliar.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, meskipun belum ada perkembangan berarti, tapi dia belum mendengar kabar bahwa Indonesia akan membatalkan rencana pembelian jet tempur tersebut.

"Sejauh ini belum ada perkembangan berarti, tapi kami belum mendapat respon negatif dari Indonesia atau adanya informasi bahwa Indonesia akan membatalkan proyek ini," ucap Vorobieva.

"Jadi, berdasarkan hal itu kami berkesimpulan bahwa proyek ini masih akan berlangsung," sambung diplomat senior Rusia tersebut, saat menggelar konferensi pers virtual pada Rabu (11/11/2020).


Disinggung mengenai kerjasama pertahanan Indonesia dan Rusia, Vorobieva mengatakan kerjasama pertahanan kedua negara terus berkembang ke arah yang lebih baik.

"Kerjasama pertahanan kedua negara berkembang dengan baik dalam berbagai bidang. Kami memiliki rencana, kontak antara Kementerian Pertahanan kedua negara terus terjalin," ungkapnya.

Agustus lalu, Vorobieva secara tersirat mengatakan bahwa jika pembelian jet tempur itu gagal, maka itu mungkin berpengaruh pada kerjasama kedua negara. Dia menuturkan, kesepakatan pembelian Su-35 didasarkan pada kepercayaan antara kedua negara. Jika kesepakatan ini akhirnya tidak terlaksana, kepercayaan itu mungkin akan berkurang.

"Jika kesepakatan tidak diselesaikan atau, ditunda, atau tidak dilakukan adalah cara lain, saya tidak akan mengatakan bahwa itu dapat mempengaruhi secara langsung hubungan bisnis, perdagangan, investasi antara kedua negara kita. Tapi, tentu saja kesepakatan semacam ini didasarkan oleh tingkat kepercayaan antara kedua negara. Tapi, saya masih optimis mengenai hal itu," ujarnya. (esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.