Sabtu, 05 Desember 2020

[Dunia] Rusia Buru Ilmuwan Spesialis Pesawat Hipersonik

Dituduh Berkhianat https://asset.kompas.com/crops/ocfbQ0Tg5YxFvPOkzIL4kCMpMVs=/106x0:951x563/750x500/data/photo/2018/12/18/2332090619.jpgJet tempur Mikoyan MiG-31 membawa rudal penjelajah Kinzhal yang diklaim merupakan senjata hipersonik Rusia.(TASS/Alexei Nikolsk)

Pengadilan Rusia telah memerintahkan penangkapan terhadap seorang fisikawan yang berspesialisi dalam pesawat hipersonik atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi.

Kantor berita Interfax melaporkan keputusan pengadilan Rusia tersebut pada Kamis (3/12/2020), mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Sebelumnya, Ilmuwan bernama Anatoly Gubanov itu dikabarkan ikut ambil bagian dalam konferensi dan proyek internasional mengenai pesawat hipersonik bertenaga hidrogen.

Di acara itulah Gubanov dituduh memberikan data rahasia sehingga dianggap telah berkhianat sebagaimana dilansir dari Radio Free Europe Radio Liberty, Jumat (4/12/2020).

"Menurut penyelidikan, Gubanov menyerahkan data rahasia pengembangan penerbangan ke luar negeri," lapor kantor berita TASS, mengutip sumber lain.

Pengadilan tertutup memerintahkan agar Gubanov ditahan hingga Februari.

Ilmuwan itu disebut sebagai dosen di Moscow Institute of Physics and Technology.

Rusia sendiri menganggap pesawat dan rudal hipersonik memberikan keuntungan militer yang penting secara strategis.

Pada Oktober, militer Rusia mengeklaim telah berhasil meluncurkan rudal jelajah hipersonik yang memiliki kecepatan hingga lebih dari delapan kali kecepatan suara.

Rudal yang diberi nama Tsirkon itu dipuji oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dipuji sebagai peristiwa besar bagi negara tersebut.


  Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.