Senin, 14 Desember 2020

Proyek PT DI Kedepan

✈ Dari Senegal dan Filipina CN235 MPA pesanan Senegal [PT DI] 

Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia (PT DI) bakal mengekspor pesawat jenis CN235 ke Senegal, Afrika Barat. Senegal menjadi negara pertama yang dimasuki PT DI dalam penjualan pesawat di negara Afrika. Namun, Kerjasama ini menjadi kali ketiga dengan Senegal setelah memproduksi dua pesawat sebelumnya.

"Saya berharap blueprint kita di Senegal. Ini menjadi titik awal kita untuk menyebar ke Afrika lain. Ke depannya memang mereka masih minat memesan lagi satu unit tapi nggak tahun ini. Saya perkirakan tahun depan prosesnya. Mungkin kontraknya sendiri sekitar 2022, karena ini masih saya penjajakan," kata Direktur Niaga PTDI Ade Yuyu Wahyuna kepadaCNBC Indonesia dikutip Senin (14/12/202).

Ia menyebut untuk pembelian satu unit pesawat membutuhkan waktu lama, setidaknya minimal dibutuhkan dua tahun. Yang menarik, kerjasama ini tidak hanya melibatkan kedua negara, melainkan juga ada negara Eropa Barat, yakni Belgia melalui A.D. Trade Belgium Company. A.D. Trade berperan dalam memberi pinjaman kepada Senegal untuk membeli pesawat buatan Indonesia.

"Ini pendekatan yang cukup menarik kerjasama kita dengan Senegal, karena konsep kerjasamanya melibatkan pihak ketiga dalam hal ini reseller. Jadi kami berkontrak dengan AD Trade Belgia tapiend user Senegal Air Force," katanya.

Alhasil, kontrak kerjasamanya tidak langsung antara PT DI dengan Senegal, melainkan melalui A.D. Trade. Namun, di dalam kontrak itu juga jelas tertulis bahwa end user atau penggunanya dari Senegal. Adapun nilai dari kerjasama ini berkisar US$ 30 juta atau Rp 423 miliar.

"Skema kerjasama dengan pihak ketiga ad trade ini sangat membantu. Kerjasama model ini bukan pertama. Yang sebelumnya pun dengan AD trade. ini kali ketiga," jelas Ade.

 Filipina Incar Tambahan NC212i 
infografis NC212i Filipina [tandaseru]

Selain Senegal, negara lain yang memesan produk buatan Indonesia adalah Filipina, yakni untuk pesawat NC212. Ini merupakan kelanjutan dari yang sudah terjalin sebelumnya.

"Tahun depan Insya Allah Filipina dia butuh NC212 lanjutan dari kerjasama sebelumnya juga. Sebelumnya sudah deliver 2 unit ke Filipina. Ternyata mereka merasa pas, akhirnya mereka akan memesan kembali. Awalnya tahun 2020 namun karena ada pandemi, geser ke 2021," katanya.

Pengiriman pesawat sebelumnya terjadi pada tahun 2018 silam, yakni untuk Armed Force Filipina. "NC 212 disana kebutuhan 6 unit lagi. 2 unit pertama sudah. Jadi total kebutuhan 8 lah," jelas Ade.

Namun, Ade belum bisa merinci nilai penjualan dari masing-masing pesawat. Saat ini, proses diskusi untuk menemukan spesifikasi yang pas masih terus berjalan. Filipina sebagai klien bisa jadi menginginkan spesifikasi yang lebih tinggi.

"Yang Filipina harus didefinisikan. Dia ada pagunya minta ada semacamintegrated logistic support-nya. Jatuhnya jadi berapa saya belum bisa kasih angka satu-satunya dulu," sebutnya.

  CNBC  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.