✈ Untuk Penuhi Permintaan N219 ✈ N219 [PTDI]
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, korporasi sudah menyiapkan rencana untuk membentuk anak usaha. Anak usaha itu dibentuk guna memenuhi seluruh pesanan pesawat perintis N219 yang akan memasuki fase produksi pada 2020.
“Kita butuh US$ 127 juta, dengan instalasi semua, dengan membentuk SPV (special purpose vehicle),” kata dia di hanggar PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, Senin, 9 Desember 2019.
Elfien mengatakan, fasilitas yang sudah siap saat ini maksimal untuk memproduksi maksimal 6 unit N219 per tahunnya. Adapun perseroan mengejar target kapasitas produksi 36 unit N219 per tahun. “Kita sedang merencanakan untuk membangun fasilitas yang bisa (memproduksi) 36 pesawat per tahun,” kata dia.
Untuk itu, PT Dirgantara berencana mencari investor, agar dapat membangun lini produksi yang sanggup membangun lini produksi dengan kapasitas tersebut. “Tentunya fasilitas baru, dan ini sudah merupakan otomatisasi yang memang tidak seperti fasilitas yang ada sekarang. Itu investasi baru,” kata Elfien.
PT Dirgantara Indonesia saat ini sudah mulai menjajaki rencana itu dengan menimbang tingginya minat atas pesawat N219 yang kini tengah menjalani proses sertifikasi. “Itu menjadi salah satu target pengembangan fasilitas kami untuk bisa memproduksi lebih banyak lagi tiap tahun,” kata Elfien.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Gita Amperiawan menambahkan, hingga saat ini potensi pemesanan pesawat N219 menembus ratusan unit kendati belum masuk fase produksi. “Kalau melihat pada minat customer itu, sekarang sudah 238 (pesawat) lebih,” kata dia.
Gita mengatakan, PT Dirgantara sudah memaparkan konsep bisnis SPV itu pada Kementerian BUMN. Konsep bisnisnya juga sudah mulai dibicarakan dengan calon investor. “Ke para calon investor juga, sudah mulai mensosialisasikan ini karena waktunya juga tidak terlalu lama lagi,” kata Gita.
Saat ini, kata Gita, sudah banyak investor yang menyatakan tertarik berinvestasi di PT Dirgantara Indonesia untuk membangun lini produksi pesawat N219. “Kita sudah bicara dengan United Arab Emirat untuk investasi. Cina juga, kita lihat kemungkinannya. Dari dalam negeri juga banyak,” kata dia.
Lini produksi pesawat N219 kelak akan menjadi lini produksi pesawat dengan model otomatisasi pertama yang dimiliki PT Dirgantara Indonesia. “Tahun 2020 harus sudah persiapan untuk otomatisasi karena tidak mudah,” kata Gita.
Infografik [antara] ☆
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud Md menegaskan bahwa saat ini kapal nelayan dan coast guard milik China sudah tidak berlayar di laut Natuna.
Karena itu, Mahfud meminta masyarakat tak lagi meributkan masalah klaim sepihak China di laut Natuna.
"Ya jadi sekarang untuk Natuna itu di area yang kemarin diributkan itu sudah tidak ada lagi coast guard China maupun nelayan China, sudah keluar. Tetapi kita sekarang tidak akan ribut-ribut lagi soal pelanggaran hak berdaulat," kata Mahfud di kantornya, Jakarta, Kamis (8/1/2020).
Menurut Mahfud, pemerintah Indonesia sudah mengambil tindakan tegas dengan memperingatkan kapal milik China menjauh dan keluar dari laut Natuna.
KRI TNI AL bersiaga di perairan Natuna [antara]
"Nampaknya sudah sekurang-kurangnya kapal-kapal yang tidak tidak menghidupkan AIS-nya tuh automatic identification system, biasanya kemarin kan sangat provokatif masuk kapal menghidupkan gitu seakan-akan nantang, sekarang sudah enggak ada, sudah di luar semua," ucap Mahfud.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengimbau, masyarakat agar tidak lagi berpolemik perihal keberadaan kapal China di Natuna. Ia juga menyampaikan kepada para nelayan agar beraktivitas seperti biasa di Natuna.
"Oleh karena itu kita ndak usah ribut-ribut lagi. Kita isi Natuna sekarang dengan kegiatan-kegiatan sosial ekonomi dan pemerintahan secara lebih proposional, daripada kosong," tutup Mahfud.
Radar RAD 31 DL produksi Leonardo, Italia [istimewa]
Sistem pertahanan udara di pesisir laut Selatan bakal ditunjang sebuah Radar milik Satuan Radar TNI Angkatan Udara (AU) 221 Ngliyep Kabupaten Malang.
Radar baru yang bakal dimiliki Satrad 221 Ngliyep, Malang Selatan nantinya bernama Leonardo. Radar Leonardo, akan diboyong atau didatangkan langsung dari negara Italia.
Sebagai informasi, radar Leonardo memiliki keunggulan yakni radius deteksinya mencapai 200 Nautical Mile (NM) atau jangkauannya hingga 360 kilometer. Sehingga, apabila ada pesawat terbang asing yang mengudara tanpa izin dan memasuki wilayah teritorial Indonesia bagian Selatan, maka akan cepat terdeteksi.
Sedang anggaran untuk mendatangkan Leonardo, berasal dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Jumlah yang digelontorkan untuk memperoleh Leonardo mencapai angka Rp 375 miliar.
“Kita sudah teken kontrak dengan perusahaan Italia pada bulan September 2019 lalu. Dananya dari Kemenhan,” ungkap Komandan Satrad 221 Ngliyep, Mayor Lek Agus Kasmianto, Rabu (8/1/2020) seusai rapat koordinasi apel tanggap bencana Kabupaten Malang di Ruang Anusapati, Pendopo Kabupaten Malang.
Menurut Mayor Agus, Leonardo nantinya siap dioperasikan pada 2021 mendatang. Hal itu lantaran untuk instalasi dan perakitan mesinnya, membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Agus menjelaskan, Leonardo memang sangat mumpuni untuk menjaga kedaulatan teritorial Indonesia.
“Radar Leonardo sangat bagus untuk mendeteksi dini. Kalau ada ancaman sudah terdeteksi jauh. Sehingga kita bisa merencanakan apa yang harus kita perbuat jarak. Kalau jangkaunya dekat, kita bisa terlambat untuk mengatasi,” tegasnya.
Saat ini, Satrad 221 Ngliyep masih mengandalkan radar Plessey AWS II dari Inggris. Radar itu sudah cukup tua, karena dioperasikan sejak 1960-an. Radius deteksinya pun hanya mencapai 180 NM dan dinilai kurang memenuhi standar.
♖ Berita Jatim
Seharga Rp 900 JutaMobil Amfibi BPBD produksi Tugas Anda [kompas]
Untuk dapat melakukan evakuasi korban seumpama terjadi banjir besar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik kini dilengkapi satu unit kendaraan yang telah dimodifikasi khusus untuk dapat melibas medan bencana, yang dikenal oleh kalangan internal BPBD Gresik sebagai mobil amfibi.
Mobil amfibi ini sebenarnya merupakan Mitsubishi Triton (new triton GLS MT double cab 4WD) yang telah dimodifikasi sedemikian rupa, yang diklaim baru satu-satunya ada atau dimiliki jajaran BPBD di seluruh Indonesia.
"Sepengetahuan saya, inilah satu-satunya mobil amfibi model seperti ini di Indonesia. Karena saya lihat, belum ada BPBD lain di Indonesia yang memiliki mobil amfibi seperti ini," ujar Kepala BPBD Gresik, Tarso Sagito, Senin (6/1/2020).
Mobil tersebut dipermak habis, dengan hanya menyisakan sasis (rangka) dan mesin saja. Adapun pekerjaan modifikasi dipercayakan kepada perusahaan karoseri Tugasanda.
Namun, sebelum pengerjaan modifikasi dilakukan, BPBD Gresik mengaku berkonsultasi terlebih dulu dengan beberapa pakar yang ada di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, guna mendapatkan desain yang diharapkan.
"Pengerjaannya memang (dilakukan) Tugasanda, selama empat bulan. Tapi, sebelumnya kami konsultasi dulu dengan para pakar di ITS. Jadi, semua diganti, hanya menyisakan sasis sama mesin saja yang triton," ujar dia.
Mobil amfibi milik BPBD Gresik ini, kata Tarso, tidak hanya mampu melibas lumpur. Namun, juga medan bencana untuk melakukan evakuasi korban banjir, dengan ketinggian air bah mencapai 1,5 meter.
"Bisa untuk evakuasi korban banjir dengan ketinggian air sampai 1,5 meter, itu juga yang diharapkan oleh Pak Bupati, dengan harapan dapat menolong korban bila di Gresik terjadi banjir besar," tutur dia.
Sementara saat dikonfirmasi mengenai biaya yang dikeluarkan untuk membuat mobil amfibi ini, Tarso mengatakan membutuhkan biaya Rp 900 juta lebih.
Harga ini terhitung mulai dari pengadaan mobil hingga biaya yang dikeluarkan untuk modifikasi, termasuk peralatan yang ada di dalamnya.
"Jadi semisal ada banjir besar, mobil amfibi ini benar-benar siap digunakan untuk evakuasi korban. Mobil ini bisa dibuat evakuasi hingga sembilan orang, meskipun saya sendiri berharap Gresik tidak sampai dilanda bencana banjir besar," kata dia.
Selain dilengkapi dengan kap yang bisa dibuka untuk dapat melihat titik korban, di dalam mobil amfibi ini juga terdapat Alat Pemadam Api Ringan (APAR), pelampung, gergaji mesin, serta beberapa peralatan lain untuk kebutuhan evakuasi.
Termasuk, dilengkapi wing (katrol) yang terletak di bagian depan.
"Saya beri nama mobil ini Turonggo Tirto, sarana bagi anggota BPBD untuk menolong dan evakuasi korban bila terjadi bencana banjir di Gresik," tutur Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, pada kesempatan sebelumnya.
Oleh Sambari, keberadaan mobil amfibi ini diharapkan dapat lebih menunjang kinerja BPBD Gresik dalam rangkaian tanggap bencana, untuk dapat mencegah jatuhnya korban jiwa ketika banjir melanda.
Dalam rangka tanggap bencana dan antisipasi cuaca ekstrem yang terjadi saat ini, beberapa posko juga sudah didirikan di tempat-tempat yang dianggap memiliki tingkat kerawanan bencana di Gresik.
Salah satunya, posko tanggap bencana di Desa Iker-iker Geger yang ada di Kecamatan Cerme.
"Sesuai dengan imbauan dari BMKG terkait cuaca ekstrem dan ancaman banjir, kami juga sudah mendirikan posko-posko tanggap bencana di beberapa tempat. Yang pasti, saya berharap semua dapat berjalan optimal untuk dapat memberi bantuan dan perlindungan kepada warga masyarakat, karena itu yang paling penting," pungkas dia.
♖ Kompas
⚓️ Perkuat Natuna KRI REM 331 [IG PAL]
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah merencanakan pembuatan kapal baru untuk memperkuat patroli di daerah perbatasan seperti Natuna.
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/1), mengatakan ada 4 kapal yang akan diproduksi dalam negeri.
Hal ini disampaikan Trenggono saat dikonfirmasi kebenaran pemerintah akan membeli kapal patroli dari Tiongkok.
OPV 95 desain PT PAL [PAL/military-buzz]
“(Beli) kapal patroli dari mana, kami bikin,” jawab Trenggono.
Dia memastikan pengadaan kapal yang dibutuhkan untuk patroli pengamanan laut akan diproduksi sendiri di dalam negeri.
“Kita bikin. Dua, bikin dalam negeri ya. Sama ada dua jenis yang satu fregat yang satu namanya OPV. Jadi dua sama dua, empat,” ungkap Trenggono.
Namun demikian, mantan bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Ma’ruf ini belum memerinci lebih jauh mengenai spesifikasi kapal-kapal tersebut.
Pangkalan AS di Irak Dibombardir Sebuah rudal diluncurkan dari Iran dengan target Pangkalan Udara Ayun Al-Assad di Irak yang digunakan militer Amerika Serikat. Foto/Twitter @FarsNewsAgencyL]
Pangkalan Udara Ayun al-Assad di Irak barat yang digunakan militer Amerika Serikat (AS) dibombardir dengan puluhan roket dan rudal balistik, Rabu (8/1/2020). Kantor berita Iran, Fars, melaporkan serangan ini awal dari balas dendam Teheran atas kematian Jenderal Qassem Soleimani.
Sejumlah sumber militer Irak mengatakan banyak roket telah ditembakkan ke Pangkalan Udara Ayn al-Asad. Menurut laporan awal dari jurnalis Voice of America (VoA), Carla Babb, serangan roket masih berlangsung hingga saat ini.
"Pangkalan Al-Assad sedang dihantam sekarang dengan tembakan tidak langsung, putaran (tembakan) masih masuk, sekitar 30 (roket) sejauh ini," tulis Babb di Twitter mengutip sumber militer.
Kantor berita Fars dalam laporan singkat yang di-posting di media sosial menyebutkan rudal balistik Iran ditembakkan ke pangkalan AS.
"Awal dari balas dendam Iran, pembalasan (terhadap) AS," tulis media tersebut dengan menayangkan video peluncuran beberapa rudal ke pangkalan udara AS.
Sementara itu, sumber militer AS yang berbicara dalam kondisi anonim kepada Fox News mengatakan serangan rudal datang dari Iran. "Ini adalah rudal jelajah atau rudal balistik jarak dekat," katanya.
Para pejabat AS belum mengomentari perihal kemungkinan jumlah tentara Amerika yang terluka atau pun terbunuh dalam serangan pagi ini.
Dua Pangkalan Militer AS di Irak Dirudal Iran
Garda Revolusi Iran menembakkan rudal saat latihan perang di tenggara Teheran, 2006. [Foto/REUTERS/Fars News]
Iran mulai meluncurkan serangan rudal terhadap pasukan pimpinan Amerika Serikat (AS) di Irak pada Rabu (8/1) dini hari. Aksi itu hanya beberapa jam setelah pemakaman komandan Iran Qassem Soleimani yang tewas akibat serbuan drone AS.
"Teheran menembakkan lebih dari 12 rudal balistik dari wilayah Iran terhadap dua pangkalan militer di Irak yang menampung personil pasukan koalisi AS," ungkap pernyataan militer AS mengonfirmasi serangan Iran tersebut.
Garda Revolusi Iran mengonfirmasi mereka menembakkan sejumlah roket sebagai pembalasan atas pembunuhan Soleimani pekan lalu.
"Kami bekerja pada penilaian kerusakan pertempuran awal," papar juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman yang menambahkan pangkalan yang ditargetkan adalah pangkalan udara al-Asad dan pangkalan di Erbil, Irak.
"Presiden AS Donald Trump telah mendapat laporan tentang serangan itu dan memantau situasi," ujar juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham.
Grisham menambahkan, "Kami mengetahui laporan serangan pada fasilitas AS di Irak. Presiden telah diberitahu dan memantau situasi dari dekat dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasionalnya."
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Mark Esper menyatakan Washington harus mengantisipasi pembalasan dari Iran atas pembunuhan terhadap komandan Pasukan Quds tersebut.
"Saya pikir kita harus memperkirakan bahwa mereka akan membalas dengan beberapa cara dan bentuk," ujar Esper saat konferensi pers di Pentagon.
Esper menyatakan pembalasan itu dapat melalui kelompok aliansi Iran atau kaki tangannya. "Kami bersiap untuk setiap kemungkinan. Dan kemudian kami akan merespon dengan tepat pada apapun yang mereka lakukan," papar dia, dilansir Reuters.
Bursa saham di Asia merosot tajam seiring kabar serangan roket itu. Surga investor termasuk yen Jepang dan emas menguat.
(sfn)
Rudal-rudal Jarak Jauh Iran Incar 27 Pangkalan Militer AS
Beberapa rudal Iran dipajang di depan layar yang menampilkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. [Foto/REUTERS]
Militer Teheran telah mengancam akan menyerang 27 pangkalan militer Amerika Serikat (AS) yang paling dekat dengan perbatasan Iran. Senjata yang akan digunakan untuk mengincar puluhan basis militer itu adalah rudal jarak menengah hingga rudal jarak jauh.
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani, mengatakan pangkalan-pangkalan Amerika yang akan jadi target misil-misil jarak jauh itu bagian dari 13 skenario balas dendam Teheran atas kematian komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Komandan pasukan elite bagian dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran itu tewas diserang rudal Hellfire via drone MQ-9 Reaper Amerika di dekat Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat pekan lalu. Selain Soleimani, serangan udara Amerika itu juga menewaskan sejumlah milisi Irak pro-Iran.
Shamkhani mengatakan opsi yang paling terbatas dari 13 skenario balas dendam dipastikan akan menjadi "mimpi buruk bersejarah" bagi AS.
"27 pangkalan AS yang paling dekat dengan perbatasan Iran sudah dalam siaga tinggi; mereka tahu bahwa tanggapannya kemungkinan mencakup rudal jarak menengah dan jarak jauh," katanya, seperti dikutip kantor berita Tasnim, yang dilansir The Guardian, Rabu (8/1/2020).
AS Juga Siap
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengonfirmasi bahwa pasukan Amerika di kawasan Timur Tengah siap menghadapi serangan balasan Iran. Kendati demikian, kata Esper, AS akan lebih memilih solusi diplomatik.
“Kami siap menghadapi yang terburuk. Kami berharap bahwa kepala dingin di Teheran akan menang dan de-eskalasi situasi," kata Esper kepada CNN. "Kami tidak mencari (tindakan) untuk memulai perang dengan Iran tetapi kami siap untuk menyelesaikan satu," ujarnya.
"Apa yang ingin kami lihat adalah situasi semakin memburuk dan bagi Teheran agar duduk bersama kami dan memulai diskusi tentang cara yang lebih baik ke depan," ujarnya.
Sekutu-sekutu AS sudah mulai meninggalkan Baghdad, di mana sejumlah helikopter terbang masuk dan keluar dari distrik diplomatik benteng kota, yang dikenal sebagai Zona Hijau. Kanada, yang saat ini memimpin misi pelatihan NATO, mengatakan pihaknya menarik sekitar 500 tentaranya. Sebagian besar pasukan NATO yang ditarik dilaporkan menuju Kuwait.
"Kami sementara waktu menangguhkan pelatihan kami di lapangan, dan kami mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi orang-orang kami," kata seorang juru bicara NATO. "Ini termasuk reposisi sementara beberapa personel ke lokasi yang berbeda baik di dalam maupun di luar Irak."
Koalisi pimpinan AS untuk melawan Isis juga memposisikan ulang pasukannya untuk mengurangi kerentanan mereka terhadap serangan Iran. Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan bahwa personel yang tidak penting dipindahkan dari Baghdad ke Taji, sekitar 30 km ke utara.
Para pengamat menyatakan bahwa retorika militer yang meningkat di Teheran dapat membuat para pemimpin Iran memilih sedikit pilihan. Namun, opsi untuk melakukan serangan balik berpotensi besar, atau sebaliknya menderita malu yang luar biasa.
Peringatan siaga tinggi telah diberlakukan di beberapa pangkalan AS di Kuwait, Irak, Yordania dan Arab Saudi.
Pengganti Jenderal Soleimani, Mayor Jenderal Hossein Salami, memperingatkan bahwa Iran akan "membakar" tempat-tempat yang disukai orang Amerika. "Kami akan membalas dendam, balas dendam yang akan keras, kuat, tegas, tuntas dan akan membuat mereka menyesal," ujarnya.
'Kami Akan Perang, Bro'
Pasukan terjun payung AS yang ditugaskan ke Tim Tempur, Brigade 1 Divisi Lintas Udara ke-82, berjalan menuju pesawat yang menunggu sebelum berangkat ke Timur Tengah dari Fort Bragg, North Carolina, AS, 5 Januari 2020. [Foto/REUTERS/Bryan Woolston/File Fot]
Bagi banyak tentara, ini akan menjadi misi pertama mereka. Mereka mengemas amunisi dan senapan, melakukan panggilan pada menit-menit terakhir kepada orang-orang terkasih, lalu menyerahkan ponsel mereka. Beberapa dari mereka memberi darah.
Sebanyak 600 tentara yang sebagian besar berusia muda di Fort Bragg, North Carolina, Amerika Serikat (AS) menuju ke Timur Tengah. Mereka bagian dari kelompok sekitar 3.500 pasukan terjun payung AS yang diperintahkan tugas ke wilayah tersebut. Kuwait adalah pemberhentian pertama bagi mereka. Tujuan akhir mereka diklasifikasikan.
"Kami akan berperang, bro," sorak seorang tentara yang mengangkat dua jempol ke atas dan menyeringai di bawah rambut pirang yang dicukur cepak. Dia berdiri di antara lusinan tentara di luar sebuah blok batu bara yang menampung beberapa auditorium dengan bangku panjang dan meja.
Beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pembunuhan komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani, muncul kekhawatiran akan pecahnya konflik baru di Timur Tengah. Para tentara pria dan wanita dari Divisi Lintas Udara ke-82 Angkatan Udara AS bergerak keluar dalam "penyebaran cepat" terbesar sejak gempa Haiti 2010.
Seorang periwa Angkatan Darat AS, Mayor Jenderal James Mingus mengitari pasukan pria dan wanita berseragam kamuflase saat mereka bersiap untuk meninggalkan pangkalan di dekat Fayetteville pada hari Minggu. Dia berjabat tangan dengan pasukan, berharap mereka beruntung.
Seorang tentara dari Ashboro, Virginia, mengatakan dia tidak terkejut ketika perintah datang.
"Saya hanya menonton berita, melihat bagaimana keadaan di sana," kata tentara 27 tahun tersebut. Dia salah satu dari beberapa tentara yang diizinkan melayani wawancara Reuters dengan syarat nama mereka tidak disebutkan. "Lalu saya mendapat pesan teks dari sersan saya yang mengatakan 'jangan pergi ke mana pun'. Dan itu dia," ujarnya, yang dilansir Selasa (7/1/2020).
Risiko menghantui benak para prajurit muda, meskipun banyak yang mengemasi kapel pangkalan setelah sarapan telur, wafel, oatmeal, sosis, dan 1.000 donat.
Para prajurit yang lebih tua, berusia 30-an tahun dan 40-an tahun, tampak lebih muram. Mereka memiliki pengalaman melihat kawan-kawan pulang dari pengerahan di masa lalu dengan kondisi berjalan dengan satu kaki atau berada dalam peti mati yang dibungkus dengan bendera.
"Ini misinya, man," kata Brian Knight, pensiunan veteran Angkatan Darat yang telah berada di lima penempatan tempur ke Timur Tengah. Dia adalah direktur saat ini dari sebuah cabang dari badan amal dukungan militer United Service Organization.
"Mereka menjawab panggilan 911 Amerika," kata Knight. "Mereka ingin pergi. Presiden menyerukan (Divisi) ke-82," ujarnya.
Ada banyak pergulatan ketika pasukan melemparkan ransel seberat 75 pound (34 kg) mereka ke truk pengangkut. Bungkusan itu menyimpan semuanya, mulai dari rompi berlapis baja, kaus kaki ekstra, dan pakaian dalam, hingga 210 butir amunisi untuk senapan M-4 mereka.
Seorang sersan mendorong kerumunan dan berteriak untuk siapa pun dengan darah tipe-O, yang dapat ditransfusikan ke pasien mana pun.
"Petugas medis membutuhkan Anda sekarang. Bergeraklah," katanya, sebelum beberapa pasukan berjalan pergi untuk memberi masing-masing kurang dari satu liter darah mereka.
Sementara itu, anggota unit—dianggap paling mobile di Angkatan Darat AS—digunakan untuk penyebaran cepat terlihat berbeda. Dia adalah Letnan Kolonel Mike Burns, seorang juru bicara Angkatan Darat AS.
"Orang-orang bersemangat untuk pergi, tetapi tidak ada dari kita yang tahu berapa lama mereka akan pergi," kata Burns. "Itu bagian tersulit."
Tentara diperintahkan untuk tidak membawa ponsel, video game portabel atau perangkat lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga di rumah, karena kekhawatiran bahwa detail gerakan mereka dapat bocor.
"Kami brigade infanteri," kata Burns. “Misi utama kami adalah pertempuran darat. Ini benar-benar nyata," katanya.
Seorang sersan mulai memanggil nama belakang, memeriksanya dari daftar setelah "heres" dan "yups" dan "yos".
Untuk setiap prajurit, ada tujuh anggota awak pendukung yang dikirim—juru masak, penerbang, mekanik, petugas medis, pendeta, dan manajer transportasi dan suplai. Semua, kecuali para pendeta, akan membawa senjata untuk berperang.
Seorang sersan senior berusia 34 tahun mengatakan, ”Angkatan Darat adalah pasukan yang semuanya sukarelawan. Kami ingin melakukan ini. Anda membayar pajak Anda dan kami bisa melakukan ini."
"Realitas pengerahan (tentara) tidak akan masuk sampai pasukan berjalan keluar dari pintu itu," ujarnya, menunjuk ke pintu keluar ke landasan di mana pesawat angkut C-4 dan C-7 serta dua jet komersial menunggu.
Panggilan berugas untuknya datang ketika dia sedang cuti di kota asalnya di Daytona Beach, Florida, membawa kedua putrinya yang masih kecil untuk mengunjungi kerabat dan pergi ke Walt Disney World.
"Kami baru saja sampai di sana dan saya mendapat panggilan untuk berbalik dan kembali ke markas," katanya. “Istri saya tahu latihannya. Saya harus pergi. Kami melaju kembali," paparnya.
Dengan satu perintah, ratusan tentara melompat berdiri. Mereka berbaris satu file dan berbaris keluar membawa senjata dan peralatan dan helm mereka, melewati seorang penjaga kehormatan sukarela yang memegang bendera tinggi-tinggi. (mas)
⚓️ Oleh: Dahnil Anzar S Kapal Iver Huitfeldt Class merupakan kandidat kuat kapal frigat TNI AL kedepan dan telah beberapa kali ditinjau Kemhan [Toast Master]
MENTERI Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memanggul beban berat. Salah satunya memenuhi 100 persen minimum essential forces (MEF) atau kekuatan pokok minimum. Program MEF 2010–2024 ini dibagi dalam tiga tahap. Yaitu, rencana strategis (renstra) 2010–2014, 2015–2019, dan 2020–2024.
Kebijakan MEF tersebut merupakan terobosan dalam melakukan transformasi dan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI pasca-Orde Baru. Apalagi, Indonesia tidak bisa melakukan pengadaan dan peremajaan sejak 1995 sampai 2005 karena diembargo AS.
Padahal, militer, seperti disampaikan Mearsheimer, adalah actual power bagi suatu negara. Karena itulah, program MEF tersebut mendesak direalisasikan. Sebab, Indonesia sangat rentan terhadap ancaman. Mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas. Belum lagi kekayaan alam yang dimiliki. Apalagi, Indonesia berbatasan dengan banyak negara, yang secara geografis bisa menjadi faktor pembentuk ancaman.
Sementara itu, kekuatan beberapa negara tetangga lebih kuat. Berdasar The Asia Power Indeks 2018 yang dirilis Lowy Institute, khususnya dalam bidang militer, Indonesia berada di urutan ke-13 di bawah Vietnam (urutan ke-11) dan Singapura (10). Posisi Indonesia juga melorot satu peringkat menjadi urutan ke-16 merujuk Global Firepower 2019 dibanding tahun lalu.
Pemerintah sudah menunjukkan good will yang kuat untuk memperkuat dan memodernisasi alutsista TNI. Itu terbukti dengan peningkatan anggaran Kementerian Pertahanan. Dari Rp 48,9 triliun pada 2010 terus naik menjadi Rp 109,6 triliun pada 2019. Pada 2020, angkanya naik lagi menjadi Rp 131 triliun. Meski, kenaikan anggaran tersebut tidak selalu berhubungan positif dengan kenaikan belanja alutsista TNI. Sebab, terbentur besarnya belanja pegawai.
Pembangunan persenjataan ini tentu tidak dimaksudkan sebagai ajang perlombaan persenjataan (arms race) maupun strategi pembangunan kekuatan untuk memenangkan perang total. Akan tetapi, pembangunan persenjataan adalah suatu bentuk kekuatan pokok yang memenuhi standar tertentu serta memiliki efek getar (detterent effect).
Dalam meningkatkan dan memodernisasi alutsista tersebut, Prabowo menyiapkan empat pegangan yang saya sebut sebagai politik pengadaan alutsista ala Prabowo.
Pertama, Tepat Guna
Medium Tank Harimau, Produk kerjasama Pindad bersama Turki [Pindad]
Mengingat luasnya wilayah NKRI dan ancaman yang sangat bervariasi, ancaman tradisional maupun nontradisional, berasal dari negara (state actor) atau nonnegara (nonstate actor), pengadaan alutsista tepat guna harus menjadi kunci. Karena itu, pengadaan alutsista setidaknya menggunakan prinsip threat based planning. Dalam konteks ini, arahan presiden agar pengadaan alutsista harus berdasar kebutuhan, bukan keinginan, menemukan relevansinya.
Karena itulah, Prabowo sangat aktif menyisir semua kondisi alutsista TNI yang ada, termasuk melakukan review terhadap kontrak-kontrak alutsista yang dianggap tidak tepat guna dengan tentu mendengarkan masukan dari para end user dari angkatan bersenjata.
Kedua, Geopolitik Dan Geostrategis Pesawat F16V merupakan kandidat kuat pesawat TNI AU kedepan [Lockheed Martin]
Saat ini negara produsen alutsista bukan satu atau dua negara lagi. Berdasar data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), ada 67 negara eksporter senjata selama 2014–2018. Lima pemasok terbesar adalah AS, Rusia, Prancis, Jerman, dan Tiongkok.
Indonesia bisa leluasa dalam menentukan produsen mana sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan nasional. Yang penting, jaminan tidak adanya potensi embargo, kondisionalitas politik, dan hambatan penggunaan alutsista oleh pemerintah dari negara produsen (pasal 43 ayat 5 huruf d UU Industri Pertahanan) seperti pernah dialami Indonesia sebelumnya. Namun, tentu kedaulatan adalah sikap yang penting dalam politik alutsista terkait geopolitik dan geostrategis belanja alutsista ini. Dalam makna yang singkat adalah tidak ada pihak baik korporasi maupun negara asing yang boleh dan bisa mendikte kebijakan belanja alutsista Indonesia.
Bahkan, lebih dari itu, pengadaan alutsista harus juga digunakan sebagai bagian dari diplomasi pertahanan. Pengadaan alutsista tidak hanya sebagai penguatan militer (internal balancing), tapi juga sebagai penguatan posisi tawar negara di kawasan melalui bantuan pihak asing (external balancing) (Sulaiman, 2016).
Ketiga, Efisiensi Anggaran
Kapal OPV rancangan PAL, diberitakan Indonesia akan memesan OPV produksi dalam negeri [PAL/military_buzz]
Meski anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengalami peningkatan dan disebutkan sebagai kementerian dengan anggaran terbesar dibandingkan dengan kementerian lain, perlu dipahami bahwa anggaran Kemenhan dibagi menjadi lima pengguna anggaran dari total Rp 131 triliun. Kemenhan sendiri mendapat alokasi Rp 21,54 triliun (16,4 persen); Mabes TNI Rp 9,09 triliun (6,9 persen); TNI-AD Rp 61,09 triliun (46,6 persen); TNI-AL Rp 22,76 triliun (17,3 persen); dan TNI-AU Rp 16,69 triliun (12,7 persen). Dari total Rp 131 triliun tersebut, yang digunakan untuk pengadaan alutsista hanya sekitar 30 persen.
Dengan belum maksimalnya anggaran untuk belanja modal tersebut, efisiensi anggaran harus menjadi perhatian. Karena itu, sejak awal duduk menjadi Menhan, kalimat pertama yang disampaikan Prabowo adalah ingin memastikan tidak ada lagi praktik korupsi dalam pengadaan alutsista, ingin melawan kebocoran yang selama ini mengganggu upaya memperkuat pertahanan melalui TNI. Apalagi, Presiden Jokowi sudah mengingatkan jangan sampai ada kebocoran dan pengadaan alutsista tidak boleh berorientasi proyek alias sekadar penyerapan anggaran.
Keempat, Alih Teknologi Dan Offset
Produk kerjasama kapal selam PAL Indonesia dengan Korea Selatan [submarine.id]
Kita tidak akan mandiri, apalagi bisa melampaui negara produsen, selama kita mengandalkan impor alutsista. Kekurangan dalam penguasaan teknologi ini menjadikan syarat alih teknologi dalam pengadaan alutsista tidak bisa ditawar, pun demikian dengan offset (kandungan lokal).
Partisipasi industri yang bisa diwujudkan lewat produksi bersama (co-production), saham patungan (joint venture), beli kembali (buyback), alih pengetahuan (knowledge transfer), dan pelatihan juga harus dijalankan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat industri pertahanan kita. Karena itu, langkah muhibah Prabowo ke negara-negara yang memiliki kapasitas teknologi pertahanan sangat penting untuk merancang kerja sama industri pertahanan, khususnya terkait alih teknologi industri pertahanan Indonesia.
Dengan demikian, kemampuan industri pertahanan pada 2024, mampu menyediakan kebutuhan alutsista untuk mendukung kemampuan pertahanan yang memiliki daya tangkal terhadap seluruh kekuatan negara tetangga, semoga bisa tercapai. Lebih jauh, kita berharap Indonesia menjadi pemain global dalam industri pertahanan. Hal itu sangat memungkinkan mengingat Indonesia saat ini sudah melakukan ekspor alutsista dan terus meningkatkan kandungan lokal (offset) industri pertahanan kita. (*)
⚓️ Untuk Perkuat Alutsista KRI REM 331 [IG PAL]
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, mengaku tidak tahu-menahu soal rencana pembelian kapal baru untuk Kementerian Pertahanan (Kemhan). Sebab sejauh ini pihaknya hanya mengalokasikan kebutuhan anggaran untuk pengadaan alutsista.
“(Soal penambahan kapal?) Tentunya kami tidak tahu apa yang disampaikan apakah sudah ada alokasinya, nanti dicek persisnya, tentunya di Kemenhan itu kita tahu sudah ada pendanaan alutsista. Apakah itu kapal, peralatan untuk perang lainnya,” kata Askolani ditemui di Kantornya, Jakarta.
Kendati begitu, pihaknya mengaku siap untuk memberikan dana talangan apabila memang dibutuhkan Kementerian Pertahanan untuk menambah kapal baru. Nantinya anggaran tersebut berasal dari Bendahara Umum Negara (BUN).
“Nanti lihat kebutuhan. Ini baru awal tahun. Pagu Kemhan kan banyak, kalau kurang atau tidak cukup kan ada dana cadangan untuk antisipasi dan kebutuhan mendesak,” katanya.
Heli Panther di geladak KRI REM 331 [TNI AL]
Mobile Training Team adalah solusi non material untuk menyiasati keterbatasan anggaran guna meningkatkan kualitas kemampuan pelatihan pengawak Alutsista TNI AL, pelatihan dalam MTT telah berhasil meningkatkan kompetensi dalam berbagai operasi maritim sesuai standar internasional (NATO).
MTT adalah Tim Trainer yang terdiri dari para prajurit terbaik TNI AL yang memiliki dedikasi dan semangat tinggi untuk mengembangkan kompetensi yang telah diperoleh.
Dokumen-dokumen instruksional yang telah dibuat MTT siap digunakan dalam berbagai level pelatihan, MTT akan diperkaya dengan pengetahuan dan kompetensi instruksional lain yang relevan, Regenerasi MTT sangat penting untuk disiapkan seawal mungkin.
Heli Panther AS 565 MBe HS-4210 mendukung pelaksanaan latihan MTT dengan KRI REM 331. KRI Fatahilah 361 dan KRI Alugoro 405 diperairan Utara Pulau Bali, Laut Jawa dan Perairan Bawean.
✈️ Pesawat F16 TNI AU [detik]
TNI Angkatan Udara menerbangkan empat pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin ke Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Ini dilakukan untuk melaksanakan operasi patroli di wilayah terluar Indonesia itu.
"Empat pesawat F-16 berangkat sekarang," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka di Pekanbaru, Selasa, 7 Januari 2020.
Ia menjelaskan pengerahan empat jet tempur F-16 berikut enam penerbang serta puluhan personel angkatan udara ke Natuna hari ini atas perintah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Seluruh pesawat buatan negeri Paman Sam yang menjadi salah satu andalan angkatan bersenjata Indonesia itu melaksanakan patroli wilayah kedaulatan NKRI dengan sandi Operasi Lintang Elang 20.
"Ini sebenarnya operasi rutin di wilayah barat yang kami geser ke Natuna," ujarnya.
Dia menjelaskan selain empat jet tempur itu, Lanud Roesmin Nurjadin yang merupakan pangkalan militer terlengkap di Pulau Sumatera dan diperkuat dua Skadron tempur itu juga tengah siaga. Dia menuturkan siap untuk mengerahkan seluruh kekuatan jika ada perintah dari panglima TNI.
Akan tetapi, Ronny mengatakan bahwa pengiriman jet tempur F-16 itu murni untuk menjaga wilayah kedaulatan Ibu Pertiwi. Dia menuturkan tidak ada niat untuk melakukan provokasi dengan pihak manapun, terutama Cina yang kini sedang mengirimkan kapal-kapal penjaga pantai dan nelayan ke perairan kaya akan ikan itu. "Kami tidak buat provokasi pihak manapun, kami jaga wilayah kita," ujarnya.
Lebih jauh, selain kedatangan F-16 ke Natuna, Ronny mengatakan Panglima TNI juga akan terbang langsung ke Pulau tersebut hari ini.
Tensi hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Cina dalam beberapa hari terakhir memanas lantaran sejumlah kapal nelayan Cina masih bertahan di Perairan Natuna hingga saat ini.
Kapal-kapal asing tersebut bersikukuh melakukan penangkapan ikan yang berjarak sekitar 130 mil dari perairan Ranai, Natuna.
Sementara TNI sudah mengerahkan delapan Kapal Republik Indonesia berpatroli untuk pengamanan Perairan Natuna, Kepulauan Riau, hingga Senin kemarin.
Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut, The United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, perairan Natuna merupakan wilayah ZEE Indonesia. Cina tidak memiliki hak apa pun atas perairan tersebut.
Namun Cina secara sepihak mengklaim kawasan itu, masuk ke dalam wilayah mereka, dengan sebutan Nine Dash Line (sembilan garis putus-putus).