Sabtu, 25 Juli 2020

Prabowo Bahas Kolaborasi Buat Drone dan Tank

➶ Ketika kunjungi TurkiKetika TAI melakukan uji coba terowongan angin (wind tunnel) UAV ANKA di fasilitas Indonesian Low Speed Tunnel (ILST) milik Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT di BPPT [Anadolu] ★

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi Turki pada 22-24 Juli untuk kembali menjajaki peluang kerja sama membangun pesawat nirawak atau drone (unmanned aerial vehicles/UAV).

Peluang kerja sama itu dibahas saat Prabowo bertemu dengan Presiden Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, pada Rabu (22/7).

"Kami bertemu dengan Menhan RI Prabowo Subianto dan delegasinya. Dalam rapat, kami bertukar pandangan terkait kerja sama dan isu ekspor dalam berbagai sektor, terutama soal UAV dan alat tempur laut," kata Demir dalam kicauannya di Twitter.

Wacana pembuatan drone bersama antara Turki-Indonesia memang telah muncul sejak awal 2018.

Saat itu, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengatakan tengah berkolaborasi dengan Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk memproduksi UAVS yang mampu terbang pada ketinggian maksimum 40 ribu kaki.

PTDI dan TAI juga berencana mengembangkan CN-235 dan N219 yang merupakan produk unggulan PTDI.

Kerja sama ini digagas demi mengurangi ketergantungan kedua negara terhadap teknologi manufaktur negara Barat. Proyek pembuatan UAV ini ditargetkan berlangsung antara satu sampai tiga tahun.

Namun, hingga kini belum terdengar perkembangan terbaru terkait proyek tersebut.

Selama ini, TAI dikenal berpengalaman membuat drone dengan kapabilitas tinggi. Turki merupakan salah satu negara mayoritas Muslim yang memiliki teknologi penerbangan canggih.

Sementara itu, PTDI juga dianggap sebagai kekuatan besar dalam industri penerbangan Asia.

Meski begitu, tidak ada penjelasan lengkap mengenai perkembangan terbaru yang dibahas Prabowo dan Demir terkait proyek UAV tersebut.

Duta Besar RI di Turki, Lalu Muhamad Iqbal, mengatakan lawatan Prabowo ke Turki ini dimaksudkan untuk melanjutkan pembahasan kerja sama pertahanan yang sempat dibahas dalam lawatannya pada akhir November 2019.

"Banyak area kerjasama yang selama ini sudah dibahas dan dilanjutkan pembahasannya. Kunjungan ini adalah untuk menindaklanjuti kunjungan beliau sebelumnya. Tidak ada hal baru," kata Iqbal melalui pesan singkat.

Iqbal mengatakan pabrik Turki FNSS bersama PT. Pindad mulai memproduksi bersama tank kelas menengah Harimau/Kaplan.

"Tank tersebut merupakan hasil pengembangan bersama kedua perusahaan selama bertahun-tahun. Sebagaimana diketahui, hubungan Indonesia-Turki di bidang pertahanan dan industri pertahanan sudah berlangsung sangat baik dalam 10 tahun terakhir," ujar Iqbal. (rds/evn)

  CNN  

Setelah ke Turki, Prabowo Terbang ke India

Penjajakan alutsista dengan imbal dagang, rudal anti kapal (versi SSM) Brahmos dari India [Kompas] ★

Menteri Pertahanan Indonesia Jenderal Prabowo Subianto akan melakukan kunjungan ke India selama tiga hari. Kunjungan tersebut akan dilakukan mulai Minggu (26/7/2020).

Dalam kunjungannya, Prabowo akan mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin India untuk memperkuat kerja sama pertahanan bilateral, lapor Times of India, Sabtu (25/7/2020).

"Jenderal Prabowo akan mengunjungi India dari 26 hingga 28 Juli dan akan meletakkan karangan bunga di Peringatan Perang Nasional pada hari Senin," kata Angkatan Darat negara itu.

"Dia juga akan tampil dengan Penjaga Kehormatan di South Block Lawns pada hari Senin."

Sebelumnya pada Rabu, Prabowo telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Kantor Kemhan untuk membahas berbagai isu, khususnya penjajakan mekanisme pelaksanaan imbal dagang dengan beberapa negara mitra dagang, termasuk India.

Dalam kesempatan itu, Agus menjelaskan bahwa beberapa komoditas yang siap diimbaldagangkan antara lain kelapa sawit, karet, permesinan, kopi dan turunannya, kakao dan turunannya, produk tekstil, teh, alas kaki, ikan olahan, furnitur, buah-buahan, kopra, plastik dan turunannya, resin, kertas, serta rempah-rempah.

"Tujuan imbal dagang adalah untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dengan negara mitra dagang, sehingga bisa sama-sama mendatangkan devisa," kata Mendag dalam rilisnya yang dimuat di situs kementerian, Kamis.

"Dengan skema imbal dagang, komoditi ekspor Indonesia dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional agar bisa semakin bergerak dan tumbuh," tambahnya.

  CNBC  

[Video] Konvoi Kapal Perang TNI AL

Liputan VIVAnews Berikut video latihan TNI AL di Natuna



  ⚓️ Youtube  

Jumat, 24 Juli 2020

TNI AL Gelar Latihan Perang di Selat Karimata dan Perairan Natuna Selatan

Mengerahkan 24 kapal perang dan satuan lainnyahttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPBGn9tYWX9NVvtoPmZbXDF8HhLbjfn_Jsfqwz7D5dsWaqKyQIXCXy6q-BhNb4eaYRF9g_7PF6w9v_e6ZBDKrrgITDwV_4_eNLIKvLim94iN8iPNA_-c7MEaNE0rN_TSArhgc3HM6_jAQ/s400/potret-tni-al-gelar-latihan-operasi-gabungan-2_169.jpegLPD KRI Semarang berserta Armada TNI AL lainnya [detik]

Komando Armada I TNI Angkatan Laut menggelar Latihan Geladi Tugas Tempur (Gelagaspur) Tingkat-3 di Kawasan Perairan Laut Jawa, Selat Karimata dan Pulau Singkep, Perairan Natuna Selatan.

Seperti dikutip pada keterangan pers yang diterima Anadolu Agency pada Jumat, Latihan Terpadu Koarmada I ini dipimpin langsung oleh Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Ahmadi Heri Purwono.

Menurut Ahmadi Heri Purwono latihan ini digelar dalam rangka mendukung tugas TNI AL memelihara kemampuan dan profesionalisme prajurit dalam melaksanakan Operasi Laut Gabungan dan Operasi Amfibi.

KRI Usman Harun 359 serta sejumlah KCR-40 turut serta [Kompas]

"Serta mewujudkan kesiapan unsur-unsur Koarmada I dalam melaksanakan Operasi Laut Gabungan dan Operasi Amfibi guna mendukung Operasi Gabungan TNI," kata Ahmadi.

Ahmadi menambahkan materi latihan yang diberikan berupa manuver lapangan, yaitu materi peperangan anti udara, peperangan elektronika, peperangan anti kapal selam, peperangan ranjau, dan peperangan anti kapal permukaan.

Latihan tersebut digelar selama empat hari sejak 21 Juli hingga 24 Juli dan mengerahkan 24 kapal atau unsur laut di antarannya satu kapal selam, 14 unsur udara serta 2000 personel TNI AL.

Kapal selam KRI Ardadedali 404 turut serta dalam latihan ini [Indozone]

Pengamat Militer Beni Sukadis menilai selain untuk meningkatkan profesionalitas prajurit, latihan yang digelar oleh Koarmada I di wilayah yang berdekatan dengan Laut China Selatan itu untuk mengirimkan pesan kepada negara lain agar menghormati aturan hukum internasional.

Di tengah panasnya hubungan Amerika Serikat-China, Menurut Beni dalam latihan itu Indonesia mengisyaratkan agar negara-negara untuk patuh menghormati UNCLOS 1982 dan juga putusan Mahkamah Arbitrase Internasional terkait Laut China Selatan.

"Kita menunjukkan bahwa kita punya ketegasan adalah inilah wilayah kami dan kami berdaulat yah begitu saja," pungkas dia kepada Anadolu Agency melalui sambungan telepon.

 ♖ AA  

Alutsista Bekas Sudah Dikaji

Perihal Typhoon Bekas Austriahttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikmlJRrzPRvtDjEfpXol6FKgk_nrRkC8tEg0vi5cx92oySqo1PXLBLmC_rCvsr9EbVFvIX8M0WjikGuWiJ28vc9b6sv_T9BlGVz79yniBlQf3lMLbFJFGhVSPprjoQB_fsysP5SaYN1R5W/s280/Jet+tempur+Euro+Fighter+Typhoon+Austria+berpatroli.jpgJet tempur Euro Fighter Typhoon Austria berpatroli [eurofighter} ★

Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan Djoko Purwanto menyatakan berbagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang menjadi incaran Kemhan telah melalui kajian dan proses penyeleksian. Hal ini juga menjawab kekhawatiran berbagai pihak terkait rencana pembelian jet tempur bekas milik Austria, Eurofighter Thypoon.

Djoko memastikan rencana pembelian alutsista, baik yang bekas maupun baru, tak akan lolos begitu saja. Semuanya telah dikaji dan diseleksi sebelum pemerintah mengajukan kerja sama pembelian.

"Yang bekas itu kan semua sudah ada kajiannya," kata Djoko di Gedung Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (23/7).

Kajian Alutsista ini, kata Djoko, dilakukan oleh matra TNI yang nantinya akan menggunakan peralatan tersebut. Misalnya, untuk alat tempur atau alutsista yang biasa digunakan di darat, maka proses pengkajian dilakukan oleh TNI Angkatan Darat.

Pun begitu untuk alutsista yang digunakan di laut dan udara, maka akan dikaji langsung oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

"Yang berhak mengkaji alutsista adalah TNI. Jadi, semua ada kajiannya. Sama kayak kita milih pasangan," kata dia.

Lagi pula dari semua hal itu yang terpenting adalah memenuhi tujuan dan keinginan untuk memperkuat pertahanan. Memang, kata Djoko, tak bisa dipungkiri dari setiap alutsista baik yang bekas maupun yang baru tentu akan ada baik dan buruknya.

"Pasti ada plus minusnya. Kemhan juga mengkaji, TNI juga punya kajiannya karena mereka user-nya," kata dia.

"Biarkan saja ini berjalan dulu, kita lihat dulu, ke depannya mudah-mudahan akan ada yang bagus," kata dia.

A bomb-laden Royal Air Force Typhoon F.2 fighter takes off for an evening mission here June 3 during Green Flag 08-07.   During Green Flag, the RAF proved the Typhoons' air-to-ground capabilities and combat readiness.  (U.S. Air Force photo by Chief Master Sgt. Gary Emery)A bomb-laden Royal Air Force Typhoon F.2 fighter takes off for an evening mission here June 3 during Green Flag 08-07. During Green Flag, the RAF proved the Typhoons' air-to-ground capabilities and combat readiness. (U.S. Air Force photo by Chief Master Sgt. Gary Emery)

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah mengirim surat kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner terkait ketertarikan Indonesia membeli 15 unit jet tempur bekas, Eurofighter Typhoon. Surat bernomor 60/M/VII/2020 itu dibubuhi tanda tangan Prabowo pada 10 Juli 2020.

"Kalau ditanya ada enggak rencana pembelian, semua masuk rencana," kata Djoko.

Sejumlah pihak bereaksi atas rencana pembelian jet tempur bekas tersebut. Lembaga Imparsial meminta Prabowo mengurungkan niat itu.

Direktur Imparsial Al Araf mengatakan pengadaan alutsista bekas akan menimbulkan masalah akuntabilitas anggaran pertahanan. Selain itu, pesawat bekas juga akan membahayakan prajurit TNI dalam menghadapi risiko kecelakaan.

Sementara anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Muhammad Farhan menyebut Prabowo berpotensi melanggar undang-undang jika jadi membeli Eurofighter Typhoon.

Ia mengatakan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan mewajibkan pembelian alutsista dari luar negeri untuk menyertakan imbal dagang, kandungan lokal, dan/atau ofset.

"Berdasarkan undang-undang, kita memang tidak bisa membeli pesawat atau alutsista bekas karena itu kesepakatan eksekutif dan legislatif," kata Farhan saat dihubungi CNNIndonesia.com. (tst/pmg)

 ♖ CNN  

TNI Tembak Mati Dua Anggota OPM

Di Nduga, Papuahttps://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2020/07/23/5f194a8242aa7-viva-militer-tni-di-lokasi-penembakan-opm_665_374.jpgLokasi penembakan OPM.

Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Satuan Tugas Yonif Para Raider 330/TD menembak mati dua anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua.

Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVA Militer dari siaran resmi Para Raider 330, Kamis 23 Juli 2020, penembakan dua anggota OPM terjadi pada Sabtu 18 Juli 2020.

Kedua orang itu merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata OPM pimpinan Egianus Kogeya.

Keberadaan mereka terdeteksi oleh tim Bonang 4 dan 8 Satgas Pamtas penyangga Yonif Para Raider 330/TD.

Ketika itu kedua pelaku terpantau baru saja transaksi penyerahan senjata.

Lalu mereka berbaur dengan masyarakat yang hendak menyeberangi sungai dari arah Tawelma menuju Quari di atas Kampung Genit.

Namun sampai di seberang kedua pelaku berpisah dari rombongan masyarakat yang naik ke mobil pickup untuk melanjutkan perjalanan menuju Kenyam.

Tak lama kedua pelaku berjalan melintasi ke lokasi tim Bonang 4 dan 8. Seketika itu dilakukan penembakan dan keduanya tewas di lokasi.

Dan setelah dilakukan pemeriksaan ternyata benar, di tangan pelaku ditemukan senjata api jenis revorver.

 ♖ VIVAnews  

Kamis, 23 Juli 2020

Prabowo Lirik Pesawat Tanpa Awak Made in Turki

Ilustrasi Drone Anka-S Turki (Turkish Aerospace) ★

M
enteri Pertahanan Republik Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Turki, Rabu (22/7/2020).

Informasi itu diketahui dari unggahan Ketua Presidensi Industri Pertahanan Republik Turki Ismail Demir di akun Twitter pribadinya @IsmailDemirSSB seperti dikutip CNBC Indonesia, Kamis (23/7/2020).

"Kami mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dan delegasinya," tulis Ismail.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbRS1H5-W1_YwBv9uJjFFy6mKdpFsC7az2YOuPiPxUsDO8FgQNYwd4zivG-mHaRKMYCkUDPDpwmvs3ogGRJWzQvK18HyVUZFNfMyPaYgRI0kv3zk7hAiN_1iKHbeIEXJDrlY-H7CpzKopT/s1600/ZAHA+FNSS.jpgIlustrasi Zaha, kendaraan amfibi produksi Turki yang ditawarkan ke militer Indonesia [FNSS]

Dalam pertemuan itu, dia mengungkapkan kedua pihak bertukar pandangan tentang kerja sama di berbagai bidang, terutama alat utama sistem persenjataan (alutsista) seperti pesawat tanpa awak (UAV/Unmanned Aircraft Vehicle) serta kendaraan tempur di laut.

Sebelumnya, Prabowo mengadakan kunjungan kerja ke Turki pada 27-29 November 2019. Saat itu, Prabowo juga bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Prabowo menyampaikan keinginan Indonesia memperkuat kerja sama pertahanan antara kedua negara. Sedangkan Erdogan menegaskan perhatian khusus Turki terhadap hubungannya dengan Indonesia, tidak terkecuali dalam kerja sama pertahanan.

  CNBC  

DPR Minta Prabowo Lunasi KFX Korsel Ketimbang Typhoon Austria

Ilustrasi rupa KFX/IFX [istimewa] ★

A
nggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan menyarankan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melunasi proyek kerja sama pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan ketimbang membeli 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas dari Austria.

Farhan mengatakan proyek kerja sama dengan Korea Selatan itu memang mahal. Namun akan berdampak positif bagi pengembangan industri pertahanan Indonesia dalam jangka panjang.

"Walaupun pahit bahwa kita mesti bayar hampir US$ 2 miliar, tapi kita dapat teknologinya, kesempatan mengembangkan orang-orangnya," kata Farhan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/7).

Dikutip dari Antara, sejak 2009 Indonesia dan Korea Selatan menjajaki pengembangan KFX/IFX. Total nilai investasi yang disepakati kedua negara mencapai US$ 8 miliar atau Rp 121,35 triliun.

Skema pembiayaannya adalah 60 persen ditanggung APBN Korea Selatan, 20 persen oleh perusahaan KAI asal Korea Selatan, dan 20 persen sisanya dari APBN Indonesia.

Anggota DPR Fraksi Partai NasDem Muhammad Farhan mengikuti pelantikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024 di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019.

Pengembangan KFX/IFX akan dibagi tiga tahap, yaitu pengembangan teknologi atau konsep, pengembangan rekayasa manufaktur atau purwarupa, kemudian proses produksi massal. Targetnya, purwarupa pertama bisa rampung 2021.

Indonesia dan Korsel menargetkan produksi 168 unit pesawat KFX/IFX. Nantinya 120 unit akan dimiliki Korsel, sedangkan 48 unit lainnya menjadi milik Indonesia.

Farhan menyebut Indonesia telah membayar US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,79 triliun untuk memulai proyek tersebut. Dia menyarankan Prabowo untuk memfokuskan anggaran ke proyek itu dibanding membeli pesawat bekas Austria.

"Jangan sampai putus (kontrak). Ini sebuah keputusan sulit yang benefitnya kita bisa rasakan 5-10 tahun ke depan dan bisa menjadi dasar bagi kita memetakan road map menuju minimum essential force (kekuatan pokok minimum alutsista)," ucapnya.

Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto dikabarkan akan memborong 15 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas dari Australia. Hal itu diketahui dari surat bernomor 60/M/VII/2020 dan tertanggal 10 Juli 2020 tersebut diberi subjek 'Proposal About Eurofughter Typhoon Aircraft' itu.

"Dalam rangka memodernisasi Angkatan Udara Indonesia (TNI AU), saya ingin mengadakan perundingan resmi dengan Anda untuk membeli 15 Eurofighter untuk Republik Indonesia," kata Prabowo seperti yang tercantum dalam surat berbahasa Inggris itu dikutip Rabu (22/7). (dhf/gil)

  CNN  

Anggota DPR Tolak Rencana Pembelian Pesawat Tempur Bekas

Mereka menilai rencana Prabowo merusak rencana sistem pertahanan Indonesia Jet tempur Euro Fighter Typhoon Austria yang jarang digunakan karena keterbatasan anggaran (facebook) ★

S
ejumlah anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan penolakannya terhadap rencana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membeli pesawat tempur bekas asal Austria. Pembelian pesawat tempur jenis Eurofighter Thypoon itu dianggap berisiko merusak peta jalan kerja sama pembuatan pesawat tempur dengan Korea Selatan.

Anggota Komisi Pertahanan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, menyatakan pemerintah Indonesia berpotensi diembargo sejumlah negara jika meneruskan ambisi membeli pesawat bekas dari Austria. "Kita sedang merintis prototype pesawat tempur melalui kerja sama KFX/IFX (Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment) yang seharusnya bisa dikembangkan," ucap Hasanuddin kepada Tempo, kemarin.

Pemerintah Indonesia telah bekerja sama membangun jet tempur KFX/IFX dengan pemerintah Korea Selatan sejak 2009. Proyek ini seharusnya direncanakan berjalan hingga 2026 dengan nilai proyek mencapai US$ 8 miliar. Porsi pembagian pembiayaan 20 persen untuk Indonesia dan 80 persen ditanggung Korea Selatan. Pada 2018, Indonesia sempat mengajukan negosiasi ulang terkait dengan persoalan pembiayaan, ongkos produksi, pemasaran, alih teknologi, hingga hak kekayaan intelektual pembuatan jet tempur.

Menurut Hasanuddin, Indonesia bercita-cita dapat membangun sendiri jet tempur yang setara dengan pesawat siluman F-22 Raptor dan F-35 buatan Amerika Serikat. Pengembangan proyek membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk mewujudkan pesawat prototipe buatan Indonesia. Rencana pembelian pesawat tempur bekas asal Austria dianggap dapat merusak proyek besar Indonesia membangun jet tempur.

Pembelian pesawat bekas juga berpotensi melanggar Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, yang berkaitan dengan transfer teknologi dalam setiap pengadaan dan pengembangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) perang. Menurut dia, undang-undang itu mensyaratkan bahwa alutsista sebagian besar harus diproduksi di dalam negeri. Termasuk menyediakan kebutuhan pemeliharaan untuk kepentingan strategis di bidang pertahanan dan keamanan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5wMWip6IzWqdBDXyMQWL2gRYNaQBrmXJdPrU0EtgIHCBF_PbilYnKpJTUEPuoO8O8Vjaj5WLguKAVl-KWirP9PVfmMj_K3xyuoPg8-qNI2JJWh5fGdIP2hA0alAnkxFb99tJByQTZULQ/s1600/AS+Ingkar+Untuk+Membantu+Pengembangan+Pesawat+Siluman+KFX+IFX.JPGIlustrasi KFX/IFX [istimewa]

Anggota Komisi Pertahanan dari Fraksi Partai NasDem, Willy Aditya, menambahkan, seharusnya setiap pembelian alutsista disesuaikan dengan rencana sistem pertahanan komprehensif yang menjadi kebijakan pemerintah Indonesia selama ini. "Beli pesawat, tank, senjata serbu, semua itu harus ada dasarnya. Apalagi beli pesawat tempur udara jenis superfighter," kata Willy, kemarin.

Dia khawatir pembelian pesawat bekas justru akan mengubah strategi pertahanan Indonesia yang semula aktif menjadi ofensif. Apalagi masalah pertahanan sangat berkaitan erat dengan kebijakan politik luar negeri. Willy menganggap rencana Prabowo membeli pesawat bekas tergesa-gesa dan tidak didahului kajian komprehensif yang terintegrasi dengan sistem pertahanan nasional.

Menurut Willy, pesawat tempur jenis Eurofighter Typhoon merupakan pesawat yang sejenis dengan Sukhoi Su-35 yang selama ini dimiliki Indonesia. Pembelian ini dianggap tak efisien karena berkaitan dengan mekanisme perawatan. Sebelumnya, Indonesia menyiapkan peralatan, pelatihan, suku cadang, dan berbagai hal lain yang dipasok untuk kebutuhan Sukhoi Su-35. "Kalau beli model yang berbeda, maka belanja untuk perbaikan, perawatan, suku cadang, dan lainnya juga akan beda."

Wakil Ketua Komisi Pertahanan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Abdul Kharis Almasyhari, menyatakan belum mendengar secara resmi kabar pembelian pesawat bekas tersebut. Hal ini lantaran DPR memiliki keterbatasan dalam fungsi pengawasan anggaran pada satuan tiga atau belanja teknis. "Mau beli apa-apa kan tidak perlu izin Komisi I. Kami hanya menyetujui anggarannya, tapi tidak sampai satuan tiga," ucap Kharis.

Anggota Komisi Pertahanan dari Fraksi Partai Golkar, Dave Laksono, menyatakan pembelian pesawat bekas tersebut baru wacana dan belum masuk Rencana Strategis Kementerian Pertahanan 2020. "Itu masih dalam penjajakan. Pesawat itu didapatkan nyaris gratis, tapi perlu di-upgrade, seperti mesinnya, kemampuan tempur, dan dilihat kelayakan pakainya sejauh mana,” kata dia.

Meski demikian, setiap pembelian alutsista mensyaratkan transfer teknologi ke Indonesia. Hal ini untuk mendukung rencana kemandirian pertahanan di Indonesia. Jika hal itu ada, pembelian pesawat tempur bekas bisa dilakukan, tentunya atas persetujuan parlemen. DPR juga perlu melihat teknis klausul kerja sama jual-beli antara Indonesia dan Austria. “Yang terpenting hal itu tidak menyebabkan kerugian negara,” kata dia.

  Koran Tempo  

Rencana Janggal Memborong Jet Bekas

Surat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto perihal rencana pembelian 15 pesawat tempur bekas bocor. Jet tempur Euro Fighter Typhoon Austria berpatroli [eurofighter} ★

P
engamat militer Connie Rahakundini Bakrie menyatakan Dewan Perwakilan Rakyat harus mencegah rencana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membeli pesawat tempur bekas dari Austria. Ia juga meminta Badan Pemeriksa Keuangan mengaudit rencana pembelian ini. “BPK juga bisa melakukan kewajiban audit teknologi dalam proses pembelian. Hal ini untuk membuktikan adanya pelanggaran yang dilakukan Menteri Prabowo,” kata dia kepada Tempo, kemarin.

Connie mengatakan, bila rencana pembelian ini terealisasi, pemerintah melanggar Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Ketentuan undang-undang ini, kata dia, melarang pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) perang bekas.

Rencana pembelian pesawat bekas ini mencuat setelah surat yang dikirim Prabowo ke Menteri Pertahanan Austria, Klaudia Tanner, bocor ke publik. Surat yang dibuat pada 10 Juli lalu itu berisi keinginan Prabowo memborong 15 unit jet tempur Eurofigther Typhoon milik Austria yang selama ini mangkrak. "Untuk memodernisasi TNI Angkatan Udara, saya ingin mengadakan perundingan resmi dengan Anda untuk membeli 15 unit jet tempur Eurofighter," demikian tulisan Prabowo kepada Klaudia.

Koran Austria, The Kronen Zeitung, pada 18 Juli lalu melaporkan dokumen surat yang dikirim Prabowo kepada Menteri Klaudia ini. Kementerian Pertahanan Austria mengkonfirmasi surat permohonan Prabowo ini.

Media itu juga menyebutkan, Angkatan Udara Indonesia perlu mempertanyakan rencana pembelian tersebut karena sejumlah masalah. Terutama karena mahalnya biaya operasional jet tempur Eurofighter yang sempat dikritik publik Austria. Harga pesawat ini berkisar US$ 58-70 juta per unit. Sedangkan untuk ekspor di luar Eropa, harganya mencapai US$ 124 juta atau sekitar Rp 1,84 triliun.

Connie mengatakan spesifikasi Eurofighter Typhoon mirip pesawat tempur Sukhoi Su-35 yang dimiliki Indonesia sejak dulu. Keduanya merupakan pesawat dengan tipe multi-peran atau bukan pesawat yang memiliki daya jelajah jarak jauh. Hal ini dianggap mubazir, apalagi pesawat jenis Typhoon memiliki sistem operasional yang mahal dan kebutuhan logistik yang rumit.

Direktur Imparsial, Al Araf, mensinyalir ada yang tak beres dengan rencana pembelian pesawat tempur bekas ini. Ia mengingatkan perlunya belajar dari skandal korupsi pembelian alutsista perang bekas yang terjadi di masa lalu. "(Surat Prabowo) itu kan baru tahap penjajakan, tapi suratnya bocor. Pasti itu ada yang main," kata Al Araf.

Menurut dia, pembelian pesawat bekas bukan hanya tidak tepat, tapi juga berpotensi menimbulkan masalah. Al Araf juga menyinggung munculnya potensi akuntabilitas yang bermasalah. “Pembelian alat tempur bekas dapat membahayakan prajurit TNI yang akan menggunakan,” kata dia.

Al Araf menyatakan Eurofighter sempat diwarnai isu suap pada 2017. Ketika itu, pemerintah Austria melayangkan gugatan ke Airbus melalui pengadilan di Muenchen, Jerman, atas dugaan suap yang dilakukan perusahaan pembuat pesawat kepada pejabat di Austria. Pemerintah Austria juga melampirkan kerugian negara mencapai US$ 1,7 juta dari total kontrak pembelian US$ 2,4 miliar pada tahun tersebut.

Semenjak itu, Eurofighter tidak dioperasikan oleh Kementerian Pertahanan Austria. Al Araf juga menambahkan, pembelian pesawat bekas juga berisiko, lantaran tidak memiliki standar harga. Karena alasan itu, dia mendesak Prabowo membatalkan rencana pembelian itu. "Kami juga meminta Komisi I DPR menolak rencana pembelian pesawat tempur bekas yang sarat korupsi tersebut,” kata dia.

Juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjutak, tak menjawab permintaan konfirmasi. Panggilan dan pesan pendek yang dikirim ke nomor ponselnya juga tak kunjung dibalas. Menteri Prabowo juga belum memberikan pernyataan resmi kepada pers ihwal laporan permohonannya membeli alutsista pesawat tempur milik Austria.

Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, mengatakan pembelian pesawat tempur bekas bakal menjadi kerugian negara jika rencana itu benar-benar direalisasi. "Saya tidak bisa menduga ini ada kerugian negara. Tapi, kalau jadi dibeli, negara kita ya tidak untung,” kata dia.

  Koran Tempo  

Disinilah Lahirnya Prototipe Pindad Maung, P6 ATAV, Bima M31 & DMV 30T

Daniel Zebedeus owner FAD Works [Jip] ★

P
ada 14 Juli kemarin, dunia otomotif kembali dihebohkan dengan hadirnya kendaraan taktis (rantis) buatan Indonesia.

Yup, semua pasti sudah pada kenal dengan Pindad Maung, rantis terbaru milik PT. Pindad.

Dengan munculnya Pindad Maung, menambah catatan rantis yang diproduksi oleh anak bangsa.

Bima M-31 [Jip]

Rantis sebelum Maung 4x4 milik PT. Pindad, juga sudah muncul rantis Bima M-31 yang akhirnya dikembangkan oleh PT Cakra Tunggal Dharma (CTD).

Kemudian yang tidak kalah heboh adalah P6 ATAV, yang ditumpangi Presiden Jokowi pada acara HUT ke 72 TNI. Sebuah light strike vehicle milik PT Sentra Surya Ekajaya (SSE Defence).

Dan terakhir adalah DMV-30T milik PT DI (Dirgantara Indonesia). Yang sudah lebih dahulu muncul di tahun 2007.

DMV-30T [Paskhas]

Empat rantis diatas dapat muncul berkat tangan dingin Daniel Zebedeus. Dikalangan penghobi off-road, nama pemilik bengkel FAD Works ini sudah tidak asing lagi pastinya.

Lewat bengkel miliknya, Daniel memang kerap menghasilkan kendaraan off-road berkualitas. Konsep dan hasilnya memang tidak diragukan lagi.

Bermarkas di Cimahi, Bandung. Bengkel FAD Works miliknya mulai dipercaya membangun purwarupa rantis sejak 2007.

P6 ATAV [Skyshieldstwo]

Bahkan JIP sempat melihat langsung beberapa karya rantisnya saat proses produksi.

Dimana saat itu PT DI ingin membuat purwarupa DMV-30T tahun 2007. Berbekal dari Ford Ranger yang diubah bodinya dan sasisnya menggunakan pipa. Juga sistem suspensi pakai gardan solid.

Setelah lama tidak produksi kendaraan rantis, pada 2016 FAD Works kembali dipercaya memproduksi rantis.

Rangka pipa P6 ATAV garapan FAD Works [Jip]

Dan P6 ATAV pun lahir ditahun tersebut olehnya, dengan mengambil beberapa part dari Toyota Hilux. Sasis semua dibuat custom dari tubular dan sistem kaki-kaki independent depan dan belakang.

Setelah P6, FAD Works pun mulai sering mendapat 'tugas' untuk membuat prototipe rantis. Setelahnya kemudian Bima M-31 yang selesai diproduksi pada tahun 2018.

Bima M-31 dibuat dari basis Ford Ranger. Kali ini Daniel tetap mempertahankan sasis, mesin dan kaki aslinya. Hanya bodi yang diperkuat dengan bahan pipa dan plat besi.

Basis Toyota Hilux diambil untuk prototipe Pindad Maung [Jip]

Sukses dengan Bima M-31, giliran Pindad Maung yang dibuat dengan konsep yang sama. Yaitu mengubah bodi jadi bahan plat serta tubular.

Untuk Maung memang dilahirkan dari basis Toyota Hilux Revo. Merupakan basis yang sama seperti P6 ATAV. Bedanya Maung masih pertahan konstruksi sasis, mesin dan kaki-kaki seperti Toyota Hilux.

Kira-kira kedepannya FAD Works bakal melahirkan kendaraan taktis apalagi ya? Kita tunggu kabarnya ya...

  Jip  

Rabu, 22 Juli 2020

Latihan Pendaratan Helikopter dan Penyerangan Pesawat di KRI Semarang

Latihan tersebut merupakan persiapan kegiatan manuvra lapangan (Manlap) Geladi Tugas Tempur Tingkat III (L-3) Koarmada I di Pantai Todak Dabo Singkep, Kepulauan Riau https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5fQ_A1QX9poOFBr6h0CvjtR3fWI-W4591DF2zTDGjcPFmfQ_5zGXtQP7UCNj4sO6bIYVGxEHTb2AY_ME8rWeo_svrPfQT6U14dx9XTVqribv8-BMmYbeT_tvoMKx6v-boDA305kjks3XV/s1600/heli+panther+TNI+AL_15953892824c1.jpgHelikopter MBe panther penerbal [TNI AL]

Prajurit TNI Angkatan Laut melakukan latihan pendaratan helikopter AS565 MBe Panther dan penyerangan melalui pesawat Bonanza G-36 di KRI Semarang, Perairan Teluk Jakarta, Selasa (21/7/2020).

Prajurit TNI AL juga terlihat sigap dengan peralatan tempur berupa meriam yang siap menghadang gempuran dari pesawat Bonanza.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX5olsNA_Q9quRGD7PlKVdWdNLJRXRBBL0hGLWdG1RJZRYNLsud1nwgUPIdi_t03UoJ8akwDVCGZr3mD6C7rpuSa_1y6Oe3fO8NLGcEzTisKXbdZnvzFD4HNFIuYvoZ7tdo-Ollrn2OSIf/s1600/Heli+panther+TNI+AL+di+KRI+Semarang-2020-07-21-10-17-45.jpgKomando dan strategi penyerangan berpusat di anjungan, beberapa prajurit terlihat meneropong kedatangan pesawat tempur tersebut.

Latihan tersebut merupakan persiapan kegiatan manuvra lapangan (Manlap) Geladi Tugas Tempur Tingkat III (L-3) Koarmada I, Latihan Pendaratan Amfibi, dan Pengangkatan Kasal Sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir di Pantai Todak Dabo Singkep, Kepulauan Riau pada 22 - 28 Juli 2020.

  Kompas  

[Video] Proyek Kapal Cepat Rudal (KCR) 60M

Liputan KaPAL https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFQjSNrEUspcCYAl0QdvgmXi0LLuiSwxZFDpHSzKagjEpsx4qZOUprCuNTI40IP_3cjZ5NVweKll4kvHOVqh5rPb3F6ushqmVupTxjM-3c_vYO2JFbrs6ntkXZ3OimeqlMD9e858RtDpEr/s1600/KCR+60+03.jpgKCR 60M [PT PAL}

Sejak tahun 2012 lalu PT PAL sudah mulai melakukan proyek pembangunan Kapal Cepat Rudal 60M batch 1 dan sampai dengan tahun 2022 nanti PT PAL akan menyelesaikan proyek KCR ke 5 & 6.

KCR 60M yang sedang dikerjakan PAL saat ini akan dilengkapi dengan proyek instalasi sistem sensor & senjata.

Fungsi asasi KCR 60M itu sendiri adalah menjaga teritori laut Indonesia, karena itulah sistem sensor & senjata yang ada di kapal ini begitu canggih mulai dari radar, main gun, rudal, dan lainnya yang dikontrol oleh Combat Management System yang terintegrasi seluruhnya di CIC Room.

 Berikut video dari Youtube :