➶ Ketika kunjungi TurkiKetika TAI melakukan uji coba terowongan angin (wind tunnel) UAV ANKA di fasilitas Indonesian Low Speed Tunnel (ILST) milik Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT di BPPT [Anadolu] ★
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi Turki pada 22-24 Juli untuk kembali menjajaki peluang kerja sama membangun pesawat nirawak atau drone (unmanned aerial vehicles/UAV).
Peluang kerja sama itu dibahas saat Prabowo bertemu dengan Presiden Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, pada Rabu (22/7).
"Kami bertemu dengan Menhan RI Prabowo Subianto dan delegasinya. Dalam rapat, kami bertukar pandangan terkait kerja sama dan isu ekspor dalam berbagai sektor, terutama soal UAV dan alat tempur laut," kata Demir dalam kicauannya di Twitter.
Wacana pembuatan drone bersama antara Turki-Indonesia memang telah muncul sejak awal 2018.
Saat itu, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengatakan tengah berkolaborasi dengan Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk memproduksi UAVS yang mampu terbang pada ketinggian maksimum 40 ribu kaki.
PTDI dan TAI juga berencana mengembangkan CN-235 dan N219 yang merupakan produk unggulan PTDI.
Kerja sama ini digagas demi mengurangi ketergantungan kedua negara terhadap teknologi manufaktur negara Barat. Proyek pembuatan UAV ini ditargetkan berlangsung antara satu sampai tiga tahun.
Namun, hingga kini belum terdengar perkembangan terbaru terkait proyek tersebut.
Selama ini, TAI dikenal berpengalaman membuat drone dengan kapabilitas tinggi. Turki merupakan salah satu negara mayoritas Muslim yang memiliki teknologi penerbangan canggih.
Sementara itu, PTDI juga dianggap sebagai kekuatan besar dalam industri penerbangan Asia.
Meski begitu, tidak ada penjelasan lengkap mengenai perkembangan terbaru yang dibahas Prabowo dan Demir terkait proyek UAV tersebut.
Duta Besar RI di Turki, Lalu Muhamad Iqbal, mengatakan lawatan Prabowo ke Turki ini dimaksudkan untuk melanjutkan pembahasan kerja sama pertahanan yang sempat dibahas dalam lawatannya pada akhir November 2019.
"Banyak area kerjasama yang selama ini sudah dibahas dan dilanjutkan pembahasannya. Kunjungan ini adalah untuk menindaklanjuti kunjungan beliau sebelumnya. Tidak ada hal baru," kata Iqbal melalui pesan singkat.
Iqbal mengatakan pabrik Turki FNSS bersama PT. Pindad mulai memproduksi bersama tank kelas menengah Harimau/Kaplan.
"Tank tersebut merupakan hasil pengembangan bersama kedua perusahaan selama bertahun-tahun. Sebagaimana diketahui, hubungan Indonesia-Turki di bidang pertahanan dan industri pertahanan sudah berlangsung sangat baik dalam 10 tahun terakhir," ujar Iqbal. (rds/evn)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi Turki pada 22-24 Juli untuk kembali menjajaki peluang kerja sama membangun pesawat nirawak atau drone (unmanned aerial vehicles/UAV).
Peluang kerja sama itu dibahas saat Prabowo bertemu dengan Presiden Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, pada Rabu (22/7).
"Kami bertemu dengan Menhan RI Prabowo Subianto dan delegasinya. Dalam rapat, kami bertukar pandangan terkait kerja sama dan isu ekspor dalam berbagai sektor, terutama soal UAV dan alat tempur laut," kata Demir dalam kicauannya di Twitter.
Wacana pembuatan drone bersama antara Turki-Indonesia memang telah muncul sejak awal 2018.
Saat itu, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengatakan tengah berkolaborasi dengan Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk memproduksi UAVS yang mampu terbang pada ketinggian maksimum 40 ribu kaki.
PTDI dan TAI juga berencana mengembangkan CN-235 dan N219 yang merupakan produk unggulan PTDI.
Kerja sama ini digagas demi mengurangi ketergantungan kedua negara terhadap teknologi manufaktur negara Barat. Proyek pembuatan UAV ini ditargetkan berlangsung antara satu sampai tiga tahun.
Namun, hingga kini belum terdengar perkembangan terbaru terkait proyek tersebut.
Selama ini, TAI dikenal berpengalaman membuat drone dengan kapabilitas tinggi. Turki merupakan salah satu negara mayoritas Muslim yang memiliki teknologi penerbangan canggih.
Sementara itu, PTDI juga dianggap sebagai kekuatan besar dalam industri penerbangan Asia.
Meski begitu, tidak ada penjelasan lengkap mengenai perkembangan terbaru yang dibahas Prabowo dan Demir terkait proyek UAV tersebut.
Duta Besar RI di Turki, Lalu Muhamad Iqbal, mengatakan lawatan Prabowo ke Turki ini dimaksudkan untuk melanjutkan pembahasan kerja sama pertahanan yang sempat dibahas dalam lawatannya pada akhir November 2019.
"Banyak area kerjasama yang selama ini sudah dibahas dan dilanjutkan pembahasannya. Kunjungan ini adalah untuk menindaklanjuti kunjungan beliau sebelumnya. Tidak ada hal baru," kata Iqbal melalui pesan singkat.
Iqbal mengatakan pabrik Turki FNSS bersama PT. Pindad mulai memproduksi bersama tank kelas menengah Harimau/Kaplan.
"Tank tersebut merupakan hasil pengembangan bersama kedua perusahaan selama bertahun-tahun. Sebagaimana diketahui, hubungan Indonesia-Turki di bidang pertahanan dan industri pertahanan sudah berlangsung sangat baik dalam 10 tahun terakhir," ujar Iqbal. (rds/evn)
➶ CNN