Untuk Bell 412 EPI TNI AD Gatling Gun Dillon M134D-H pada heli Bell 412 EPI TNI AD [TNI AD] ★
Tim Pelaksana Teknis Sertifikasi Kelaikudaraan Militer Kemhan (Tim IMAA) melaksanakan validasi/kualifikasi secara Online Teleconference terhadap M134D-H Gatling Gun buatan Dillon Aero Inc Arizona – USA yang akan di pasang pada Bell 412EPI TNI AD. Kegiatan ini merupakan tuntutan regulasi kelaikan Kemhan, untuk meyakinkan bahwa M134D-H telah sesuai dengan desain dan fungsi asazinya serta aman untuk dipasang dan dioperasikan pada Bell 412EPI TNI AD.
Validasi/kualifikasi secara online merupakan solusi sementara memenuhi regulasi kelaikan ditengah Pandemi Covid 19, karena selama ini selalu dilaksanakan onsite di fasilitas pembuat. Kegiatan yang dihadiri Program Manager Dillon Aero Inc, Dirut IPTN North America, dan perwakilan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) dilaksanakan selama dua hari dan diakhiri dengan penandatangan Final The Brief yang merupakan resume rapat.
Gatling Gun Dillon M134D-H pada heli Bell 412 EPI TNI AD [Awais Lali] ★
Dillon M134D Series merupakan pengembangan Hand Crank Gatling Gun yang patenkan oleh Dr. Richard J. Gatling tahun 1862. Terdapat beberapa seris yang dikembangkan oleh Dillon, dan seri M134D-H dirancang untuk mendukung produk aeronautika terutama pesawat terbang. M134D-H memiliki Kaliber 7.62 mm, 6 Barrel, kemampuan tembakan 3000 peluru per menit, dengan jarak efektif tembakan sampai dengan 1200 meter. Senjata ini telah terpasang pada berbagai jenis helikopter di dunia seperti AB 212, MD 500 Series, AH-6i, AS 330, AS 565, CH-46, EH-101, MI-17, MH-47, UH-1 Series, dan EC-725.
Dalam penutupannya, Supervisi Tim IMAA Letkol Suparman, ST., M.Tr (Han) menyatakan bahwa M134D-H Gatling Gun memenuhi requirement IMAA sesuai Juklak Nomor 32 tahun 2011 (Senjata Udara) dan Nomor 358 tahun 2014 (Produk Aeronautika Kelas II/III), serta meminta agar PT.DI sebagai integrator ke Helikopter Bell 412EPI TNI AD memperhatikan requirement instalasinya sesuai dokumen-dokumen kelaikan yang akan disahkan oleh Inspektur IMAA.
Riachuelo class Kapal selam kelas Riachuelo merupakan kapal selam berbobot 1.800 ton, empat kapal selam dipesan untuk Angkatan Laut Brasil pada 2009. [Naval Group] ⚓️
Indonesia diam-diam sedang melanjutkan negosiasi pemesanan kapal selam dengan pihak barat. Kapal selam Indonesia memang sudah bertambah 3 unit sehingga total 5 kapal selam, tapi masih jauh dari kebutuhan minimum yaitu 12 kapal selam.
Belum lama ini beredar kabar soal pejabat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di bawah Menhan Prabowo Subianto sedang serius diskusi dengan konsorsium perusahaan galangan kapal asal Perancis Naval Group, untuk menjajaki pemesanan kapal selam kelas Riachuelo, yang merupakan modifikasi dari kelas Scorpene. Hal ini terungkap dalam laporan terbaru media Janes, yang berjudul Indonesia in talks with Naval Group for variant of Riachuelo-class submarine.
Janes dalam laporannya mengungkapkan bahwa diskusi kedua pihak ternyata adalah kelanjutan dari serangkaian pembicaraan sebelumnya antara Indonesia dan Naval Group sejak 2016. Saat itu, Indonesia memang sudah tertarik dengan kapal selam kelas Scorpene 1000.
Laporan itu mengungkapkan langkah uji tuntas khusus pada kepal selam kelas Riachuelo dimulai, setelah jenis kapal selam ini dianggap cocok oleh pihak Naval Group.
Selain masalah teknis soal kapal selam, konsorsium juga menegosiasikan soal pembiayaan dan peluang perjanjian transfer teknologi antara produsen Perancis dengan Indonesia.
Kapal selam Kelas Riachuelo merupakan kapal selam berbobot 1.800 ton, empat kapal selam dipesan untuk Angkatan Laut Brasil pada 2009. Kapal pertama diluncurkan oleh Naval Group pada Desember 2018, sementara kapal terakhir dijadwalkan pada 2022.
Kapal selam kelas Riachuelo merupakan kapal selam berbobot 1.800 ton, empat kapal selam dipesan untuk Angkatan Laut Brasil pada 2009 [Naval Group] ⚓️
Kapal selam ini memiliki panjang keseluruhan 75 m, lebar 6,2 m, dan dapat menampung 31 awak. Kapal selam ini punya torpedo kelas berat F21 dan rudal MBDA Exocet SM39 Block 2 Mod 2 melalui tabung 533 mm, dan mampu menyelam hingga 350 m.
Bandingkan dengan terbaru Indonesia dari Korsel, atau Kelas ChangBogo yang punya spesifikasi diesel-listrik memiliki panjang hanya 61,2 meter (201 kaki) dengan lebar 6,25 meter (20,5 kaki) dan draft lambung 5,5 meter (18 kaki).
Memiliki kecepatan puncak 21,5 knot (39,8 km / jam) saat terendam dan 11 knot (20 km / jam) ke permukaan. Bobot total kapal selam tersebut sebesar 1.460 ton saat muncul di permukaan dan 1.596 ton ketika menyelam di bawah permukaan. Kemampuan menyelam 310 meter.
Kapal ini dianggap belum dilengkapi rudal seperti yang pernah dikeluhkan Prabowo, sebelum jadi menhan. Baca di sini. Penjajakan dengan pihak Perancis ini cukup masuk akal, Prabowo setidaknya sudah dua kali bertemu Menhan Perancis Florence Parly. Sampai berita ini diturunkan, pihak kemenhan belum diminta tanggapannya.
Di kawasan ASEAN, Indonesia dan Vietnam memang memiliki kapal selam terbanyak, masing-masing 5 dan 6 unit. Vietnam punya kapal selam kelas berat Kilo Class Rusia, Malaysia punya dua Scorpene dari Prancis, dan Singapura Challenger dan Archer Class Swedia. Indonesia saat ini masih mengandalkan 2 kapal selam lawas tipe 209 Jerman, dan 3 kapal selam Chang Bogo Class pengembangan dari tipe 209 buatan Korsel.
Singapura memang dalam proses modernisasi kapal selamnya. Straitstimes mengungkapkan bahwa Singapura akan mengganti empat kapal selam Challenger dan Archer Class, dengan empat kapal selam canggih tipe 218SG buatan Jerman yang akan mulai pengiriman pada 2021.
Di Perairan Anambas KRI TNI AL [RAN] ⚓️
TNI Angkatan Laut menggelar latihan bersama dengan Kapal Perang Royal Australian Navy (RAN) pada Selasa (8/12/2020). Komandan Guspurla Koarmada I Laksma TNI Dato Rusman S.N., S.E., M.Si., mengatakan bahwa Dalam Latihan bersama yang digelar di Perairan Barat Kepulauan Anambas melibatkan 1 kapal perang dari masing-masing negara. Dalam latihan tersebut Guspurla Koarmada I menugaskan KRI Bung Tomo-357, sedangkan RAN menugaskan HMAS Ballarat-155.
KRI Bung Tomo-357 merupakan salah satu dari tiga jenis kapal Multi Role Light Fregate (MLRF) yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Kapal perang jenis korvet ini memiliki berat 1,941 ton dengan panjang 89 meter. KRI Bung Tomo-357 mempunyai kecepatan maksimal 30 knot dengan jarak jelajah 9,000 km. Kapal perang yang dilengkapi persenjataan untuk melaksanakan peperangan pertahanan udara, peperangan anti kapal permukaan dan peperangan anti kapal selam. KRI Bung Tomo-357 mampu menghancurkan sasaran diatas maupun dibawah permukaan air.
HMAS Ballarat 155 [TNI AL] ⚓️
Sedangkan HMAS Ballarat-155 merupakan kapal keenam dari delapan fregat Anzac Class yang dibangun oleh Tenix Defense Systems di Williamstown, Victoria untuk Royal Australian Navy. Ballarat merupakan kapal fregat yang memiliki jelajah jarak jauh dan mampu melakukan pertahanan udara, peperangan permukaan dan bawah laut, pengawasan serta pengintaian dengan teknologi Radar Array yang dirancang oleh CEA Technologies di Canberra dan peningkatan ke sistem tempur yang dilakukan oleh Saab Systems di Australia Selatan serta desain integrasi platform oleh BAE Systems di Victoria.
Latihan bersama yang menggunakan metode passing exercise (passex) diawali dengan Rendezvous (RV) dilanjutkan melaksanakan latihan komunikasi menggunakan isyarat bendera (flaghoist) yang dipimpin KRI Bung Tomo-357. Latihan dilanjutkan latihan RAS Approach (RASAP) yang merupakan prosedur manuver dalam pemindahan logistik antar kapal ketika berlayar.
KRI Bung Tomo 357 [RAN] ⚓️
Materi latihan dilanjutkan dengan manuver taktis/tactical maneuver yang dipimpin KRI Bung Tomo-357 dan diakhiri dengan salam perpisahan (farewell pass). Pada latihan ini HMAS Ballarat-155 melintas jarak 100 yard di lambung kanan KRI Bung Tomo-357 dan saling melaksanakan penghormatan mengakhiri gelar latihan bersama.
Menanggapi latihan tersebut, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid K, S.E., M.M., mengatakan, “Passing Exercise ini dilakukan dalam rangka latihan bersama dengan Royal Australian Navy. Selain itu dalam menjaga stabilitas kawasan, kegiatan latihan ini merupakan wujud dari peran TNI AL dalam diplomasi militer, yang salah satunya diwujudkan dengan menggelar latihan bersama dengan negara sahabat. Terlaksananya latihan passing exercise seperti ini, diharapkan dapat mempererat hubungan internasional, mempertahankan dan meningkatkan hubungan persahabatan antara Indonesia-Australia, khususnya antara TNI AL-RAN,” pungkasnya.
✈️ Boeing F-15EX [snafu-solomon]
Pejabat Menteri Pertahanan AS langsung terbang ke Jakarta ketika mengetahui posisi marketing alutsistanya merasa disepelekan dan disalip oleh kompetitor Eropa, Perancis. Melalui publikasi luas di media internasional Perancis hampir pasti memperoleh pesanan 36 jet tempur Rafale untuk Indonesia. Sementara dengan Austria pembelian 15 jet tempur Eurofighter Typhoon bekas pakai sudah hampir final. Lha nasib F16 Viper pripun njih. Wis sampeyan mangkat teng jekardahh, titah Trump sebelum lengser keprabon.
Menteri Christopher Miller dan tim lobby marketing Kemenhan AS berdiskusi hangat dengan Kemenhan RI. Nilai tawar Indonesia sangat bergema di ruang rapat yang sejuk karena Jakarta sedang menikmati indahnya hujan Desember. Prabowo tidak ingin membeli jet tempur F16 Viper. Tegas dia katakan, kami ingin jet tempur F15, F18 atau F35. Sementara itu jiran sebelah pada nguping menunggu info lanjutan. Termasuk juga kompetitor Perancis. Namun tiba-tiba senyap beberapa saat sebelum kemudian media Asia Nikkei mempublikasi luas hasrat besar Indonesia ini.
Prabowo ingin jet tempur double engine. F16 meski generasi paling mutakhir Viper tetaplah single engine. Layaklah, melihat hotspot Natuna, Ambalat dan luasnya teritori negeri, kita butuh jet tempur berdaya gebuk tinggi. Maka sayonara lah F16 Viper. Paman Sam mengalah. Padahal Taiwan yang sekutu dekatnya saja dan berada pada posisi terdekat dengan China hanya diberi F16 Viper. AS akhirnya mempersilakan kita memilih F15 atau F18. Sementara untuk jet tempur siluman F35 bukan tidak disetujui namun antrian daftar tunggu mencapai 10 tahun. Kelamaan.
✈️ Typhoon angkatan udara Austria [flugrevue]
Lalu mengapa 15 jet tempur Typhoon tetap diambil. Karena kita butuh segera mengoperasikan jet tempur ini. Barang sudah ada, bekas pakai meski jarang dipakai Austria. Typhoon yang juga double engine diperlukan segera sebagai pesawat intersep utamanya untuk melindungi Natuna. Sementara yang lain apakah itu Rafale, F15 masih harus menunggu proses produksi setidaknya 4 tahun. Typhoon kalau oke bisa datang semester kedua tahun depan. Gap 4-5 tahun harus diisi dengan Typhoon.
Tetapi apakah kemudian Rafale bisa disalip di tikungan terakhir, kita berpandangan tidak. Pertarungan di tikungan terakhir memang seru namun Rafale tetap berlanjut, mungkin jumlahnya yang dikurangi dari 36 menjadi 24 unit. Nah yang 12 unit untuk jet tempur F15. Atau bisa saja kombinasinya 32 Rafale dan 16 F15. Semua akan terjawab di bulan Januari 2021 nanti. Pandangan lain menyebut shopping list yang dibeli dari AS melalui program FMS yang sudah disetujui adalah pesawat Hercules type H dan J, helikopter Chinook, helikopter Blackhawk, rudal Amraam. Peluang Osprey kelihatannya mengecil, terlalu mahal dan terkesan mewah.
Biasanya lobby tingkat tinggi AS lewat pejabat Kemenhannya yang datang terburu-buru menunjukkan poin penting untuk digarisbawahi. Jangan permalukan AS, jangan tinggalkan AS dan jangan remehkan AS. Karena kita sudah diberi perpanjangan fasilitas ekspor GSP, dan AS sudah berjanji akan investasi besar di Indonesia. Paman Sam sudah membuka pintu seluas-luasnya untuk kita. Pakde Sam sudah banyak ngalah demi kemitraan menjaga Laut China Selatan. Tidak ada makan siang gratis. Pintar-pintarlah kita membawa diri di ruang diplomasi yang sangat dinamis ini. Dan tetap netral.
✈️ FAF Rafale
Yang menggembirakan adalah pernyataan seorang pejabat Kemenhan RI yang sudah tersebar luas di media internasional. Bahwa Indonesia akan menambah 100 jet tempur mutakhir, melatih 300 pilot jet tempur dan 100 pilot Hercules. Ini program besar dan harus terealisir mengingat hot spot yang dihadapi Indonesia juga termasuk kelas berat. Pernyataan ini tentu membanggakan termasuk ketika kita diperbolehkan menggunakan jet tempur F15 yang sangat terkenal itu.
Indonesia sedang bergiat kuat untuk segera memenuhi kekuatan alutsistanya di seluruh matra. Kebutuhan kapal selam untuk TNI AL dengan kandidat terkuat Scorpene dari Perancis. Satuan peluru kendali darat ke udara (SAM) jarak menengah dan jarak jauh. Juga helikopter serang, tank amfibi, panser amfibi untuk Marinir. Sejumlah kapal perang jenis Fregat dari Belanda, Jepang, Perancis dan Italia. Semuanya sedang berproses. Khusus untuk pengadaan 2 kapal perang real fregate Iver Class dari Denmark sudah final, tinggal menunggu sign kontrak dalam waktu dekat.
Maka di hari-hari mendatang, minggu mendatang dan bulan mendatang diniscayakan kita akan mendapatkan berita yang menggembirakan untuk tentara kita. Penandatanganan kontrak alutsista strategis secara beruntun dan kedatangan berbagai jenis alutsista adalah anugerah dan kebutuhan. Bahwa negeri ini perlu payung kekuatan yang memadai untuk melindungi teritori karena teritori adalah harga diri dan marwah negara. Kita harus kuat secara ekonomi dan militer, dua-duanya harus seiring sejalan. Tidak bisa tidak. Jika ingin damai bersiaplah untuk perang. Si Vis Pacem Parabellum. Vivere Pericoloso, nyerempet-nyerempet bahaya tidak mengapa.
****
Jagarin Pane /10 Desember 2020
CN235 MPA Siap Diekspor ke Senegal [Foto: Dok. PTDI] ✈
Kabar menggembirakan datang dari BUMN PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI. Perusahaan pelat merah yang bermarkas di Bandung ini baru saja melakukan uji coba untuk pesawat CN235 dan siap untuk dikirim ke Senegal.
Direktur Niaga PTDI Ade Yuyu Wahyuna mengatakan, pesawat yang akan dikirim pada tahun ini 1 unit. Pesawat ini ditujukan untuk Senegalese Air Force. Rencananya, pesawat tersebut dikirim sebelum Natal atau pada 23 Desember 2020.
"Pesawatnya sekarang lagi uji di sini, uji terbang di sini. Rencananya itu akhir Desember mungkin sebelum Natal 23-an lah itu kita delivery ke Senegal, delivery flight dianterin ke sana. Nanti di sana penerimaan dan lain-lain di Senegal," katanya kepada detikcom, Rabu (9/12/2020).
Dia melanjutkan, PTDI juga tengah mengejar potensi kontrak 1 pesawat pada tahun depan.
"Saat ini, yang ini, satu dulu tahun ini yang sedang kita deliver, insyaallah kalau ini sudah, tahun depan mungkin kita satu lagi katanya, untuk sama-sama delivery maritime patrol aircraft MPA," ujarnya.
Bukan hanya itu, dia melanjutkan, pihaknya tengah menjajaki pesawat dengan ukuran yang lebih kecil dengan Senegal yakni untuk NC212.
"Sampai tahun depan insyaallah di Senegal 2 bahkan ada potensi lagi yang pesawat lebih kecil 212 kita lagi coba juga. Mereka jajaki kebutuhan untuk transportnya itu, lagi saya coba juga dengan Senegal," ujarnya.
Tambahnya, untuk 1 unit pesawat CN235 nilainya sekitar US$ 30 juta. Jadi, potensi untuk pesawat yang dikirim tahun ini dan potensi kontrak tahun depan ialah US$ 60 juta.
"Kalau 2 unit, kalau 1 unit ya US$ 30 juta sekitar gitu ya, tergantung konfigurasi," ujarnya.
(acd/ara)
✈️ Verbal agreement was made at meeting this week, defense official says✈️ Two F-15 jets from the 125th Fighter Wing of the Florida Air National Guard perform a flyover on May 13, in Orlando, Florida. [© AP]
The U.S. has indicated it will sell F-15 and F-18 fighter jets to Indonesia following months of meetings between top defense officials from the two countries, according to a defense official in Jakarta.
U.S. Acting Secretary of Defense Christopher Miller was in Jakarta on Monday and Tuesday to meet with Indonesian Defense Minister Prabowo Subianto. During those meetings, Miller agreed to sell the two models of fighter jets to Indonesia, which has long wanted to upgrade from its aging F-16 fleet.
Top of Miller's agenda was the South China Sea, a water where many territorial claims overlap and where China has built military bases. His visit follows Washington's lifting in October of a two-decade entry ban on Subianto over past allegations of human rights violations, allowing him to hold high-level talks with Pentagon officials.
But warming relations between the two countries has put Beijing on edge, according to Rodon Pedrason, director-general of defense strategy at Indonesia's Defense Ministry.
"They asked, 'Why did you accept them?' To which we responded diplomatically. We don't want either China or the U.S. to feel neglected," Pedrason said in a webinar on Tuesday.
✈️ Indonesian Defense Minister Prabowo Subianto, left, walks with acting U.S. Secretary of Defense Christopher Miller as they inspect guards during a meeting in Jakarta on Dec. 7. [© AP]
Miller also met with Indonesian Military Commander Hadi Tjahjanto and discussed plans to step up training between the two forces.
"The secretary emphasized the importance the [U.S] department of defense places on the bilateral partnership and in securing a free and open South China Sea and Indo-Pacific region," the U.S. embassy said in a press release.
Pedrason said there had been some concerns that U.S. policy might change under Joe Biden, who will be sworn into office as president next month, although he reckoned that Washington would not renege on signed deals.
"It is just a matter of how ready we are to provide the budget," he said. For now, no agreement has been signed.
Indonesia has been pushing the U.S. to sell it F-15, F-18 and F-35 fighter jets, but finally agreed on only two models as the third could take up to 10 years to deliver, Pedrason said. The F-15s and F-18s are manufactured by U.S. aerospace companies McDonnell Douglas and Boeing.
Major powers such as France, Britain, Germany and NATO have also approached Indonesia lately to discuss the South China Sea. Pedrason said Subianto is slated to visit Britain early next year, after having made more than 20 visits over the past year in search for good armament deals, including in France, Russia, Turkey and China.
Manila will be Miller's next stop, after which he will head to Hawaii, from where he will attend a virtual meeting of defense ministers of the Association of Southeast Asian Nations and the bloc's partners.
Pedrason said the defense ministry under Subianto has a grand plan of procuring more than 100 superior fighter jets, to add to Indonesia's current fleet of less than 60. "We'll have around 170 fighter jets at the end of it. Extraordinary," Pedrason said.
He did not say when the ministry hopes to achieve that target, but added Indonesia hopes to make available between $ 9 billion and $ 11 billion for new weaponry and military equipment over the next 20 years. He said Indonesia was also planning to take soft-loan offers from countries like France, Turkey, China and Russia.
As the deal for the new fighter jets could take years to come to fruition, Indonesia is planning to buy used aircraft such as the Eurofighter Typhoon, which can be delivered much sooner. Previous reports said Subianto was interested in purchasing 15 such aircraft from Austria.
But Pedrason said the plan was only a stopgap.
"It is most urgent for us now to have weaponry that can balance [the power] against red dot countries near us," he added, citing not just the South China Sea but also Indonesia's older border disputes with neighboring Malaysia and Singapore.
Pedrason said the defense ministry is also planning to buy new models of military transport aircraft Hercules, C130J and C130H, manufactured by Lockheed Martin, as well as more submarines and patrol vessels. He added the ministry was planning to train up to 300 fighter jet pilots and around 100 pilots for Hercules over the next two years.
Diposkan PT. Dok & Perkapalan Kodja BahariPeresmian 2 LST produksi PT DKB [DKB] ☆
Video Highlight Kegiatan Sea Acceptance Test (SAT) Kapal KRI Teluk Kendari 518 & Kapal KRI Teluk Kupang 519.
Kapal yang dalam masa pembangunannya dikenal dengan nama Kapal Angkut Tank (AT) 1 dan Kapal Angkut Tank AT (2) ini di produksi oleh Galangan Kapal PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) untuk memenuhi kebutuhan alusista armada angkutan perang pesanan Kementerian Pertahanan RI.
☠ Youtube
Kembali menambah 3 Firing Unit pada tahun 2020Ujicoba sistem pertahanan udara Oerlikon Skyshield [TNI AU] ●
Tim Pelaksana Teknis Sertifikasi Kelaikudaraan Militer Kemhan (Tim IMAA) melaksanakan proses Sertifikasi Kelaikan Militer Air Defence System Oerlikon Skyshield buatan Rheinmetall Air Defence AG Swiss di Lanud Iswahjudi Madiun pada November Desember 2020.
Kegiatan Validasi Desain sebelumnya telah dilaksanakan IMAA (Indonesian Military Airworthiness Authority) pada bulan November 2019 di fasilitas Rheinmetall Air Defence AG, Zurich Switzerland termasuk di fasilitas LIG Nex1 Co., Ltd Seoul Korea, pembuat Chiron Manpads yang diintegrasikan dengan Oerlikon Skyhiled.
PSU Oerlikon merupakan Sistem Pertahanan Udara yang dapat di deploy secara mobile untuk target udara jarak dekat. Satu Firing Unit (FU) terdiri 1 (satu) Fire Control Unit (Sensor Unit, Command Post, & Optical Sight), 2 (dua) Revolver Gun Mk2 & Ammunition dan sampai 4 (empat) Chiron MANPADS.
Sistem pertahanan Oerlikon Skyshield [TNI AU] ●
TNI AU melalui Kemenhan RI sebelumnya telah mempersenjatai Korpaskhas TNI AU dengan 4 FU Oerlikon Skyshield pada tahun 2014, dan menambah 3 FU pada tahun 2020 ini. Secara desain, pengadaan 2020 terdapat sedikit perbedaan dengan tahun 2014, terutama penambahan Identification Friend or Foe (IFF) pada Sensor Unit sehingga dapat menginterogasi target yang terdeteksi oleh Radar.
Ketua Tim IMAA dalam closing briefing dengan pihak penyedia Rheinmetall AG Swiss menyampaikan, bahwa secara 3 FU telah berfungsi sesuai dengan desainnya, termasuk beberapa kali pengujian dengan pesawat T-50 dan SU-27/30 TNI AU yang sedang melakukan latihan rutin di Pangkalan TNI AU Iswahjudi Madiun.
Sesuai kontrak, Sertifikat Kelaikan Militer dari Puslaik Kemhan akan diterbitkan setelah setelah pelaksanaan Firing System Test yang berbarengan dengan latihan rutin Paskhasau pada pertengahan tahun 2021. (Sumber: Inspektur Kelaikan Madya Moda Udara, Desember 2020).
Produk Dalam Negeri Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono meresmikan pengoperasian enam Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) produksi dalam negeri di Dermaga Koarmada II Ujung Surabaya, Senin (7/12). [Foto: Dispen Koarmada II] ★
Pada Puncak Peringatan HUT Armada RI Tahun 2020, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono meresmikan pengoperasian enam Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) produksi dalam negeri di Dermaga Koarmada II Ujung Surabaya, Senin (7/12).
Keenam KRI akan untuk memperkuat Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI Angkatan Laut.
Pada acara tersebut, KSAL yang didampingi Pangkoarmada II Laksda TNI I N.G. Sudihartawan sekaligus mengukuhkan masing-masing Komandan KRI.
Dari enam KRI tersebut, dua adalah jenis Angkut Tank (AT) yaitu KRI Teluk Kendari (TKD)-518 untuk Satfib Koarmada I dan KRI Teluk Kupang (TKP)-519 untuk Satfib Koarmada II.
Sementara empat KRI jenis Patroli Cepat (PC) 40, yaitu KRI Posepa (PSP)-870 untuk Satrol Lantamal X dan KRI Escolar (ECL)-871 untuk Satrol Lantamal VII, KRI Karotang (KTG)-872 untuk Satrol Lantamal I, dan KRI Mata Bongsang (MBS)-873 untuk Satrol Lantamal X.
KRI Teluk Kendari 518 dan KRI Teluk Kupang 519 [JPNN] ★
Laksamana Yudo Hari Armada RI tahun 2020 yang mengusung tema “Jaya di Samudera Untuk Indonesia Maju” ini bukanlah milik ekslusif jajaran Koarmada I, II dan III semata.
Hari Armada RI adalah milik bersama TNI AL sebagai perwujudan dari hakikat kekuatan Angkatan Laut yang dibentuk dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang meliputi KRI, pesawat udara, pasukan Marinir dan Pangkalan.
Menurut Yudo, kekuatan terintegrasi ini menjadi ciri khas dan keunggulan TNI AL dalam melaksanakan tugas-tugas operasi, baik secara mandiri maupun bersinergi dengan Matra Darat dan Udara serta kekuatan pertahanan dan keamanan nasional lainnya.
“Hal ini telah diperkuat melalui pembentukan organisasi Satmar Armada dan Satudarma, serta penguatan fungsi pangkalan dalam rangka mendukung satuan-satuan operasi yang tergelar,“ tegas KSAL.
Upacara peringatan tahun ini melibatkan pasukan dalam jumlah terbatas, menyesuaikan protokol kesehatan. Antara lain satu unit Korsik Lantamal V Surabaya, Kelompok Panji TNI AL, serta masing-masing satu regu gabungan pasukan Pamen dan Pama.
Selain itu, prajurit KRI, prajurit Marinir, prajurit Wing Udara, Pasukan Khusus terdiri dari Satkopaska, Dislambair, dan Satuan Kapal Selam, kemudian satu regu prajurit Lantamal V Surabaya, serta PNS Mako Koarmada II. (fri/jpnn)
Diposkan Batam Drone Ilustrasi KN 301 Tanjung Datu latihan bersama Coast Guard Japan ★
Kapal negara Tanjung Datu merupakan kapal terbesar yang digunakan Bakamla. Kapal dengan panjang 110 meter ini diproduksi PT Palindo Marine Batam.
Pertama digunakan kapal ini menggunakan nomor registrasi 1101 kemudian seperti terlihat dalam gambar diatas, kapal KN Tanjung Datu ini telah berubah dan menggunakan nomor lambung 301. {GM]
Berikut penampakan video KN Tanjung Datu :
Penandatanganan dan Penyerahan Sertifikat Kelaikan Militer Rantis P6 ATAV Uji kelaikan P6 ATAV ★
Pusat Kelaikan Kemhan RI pada hari Rabu tanggal 25 November 2020 diruang kerja Lt. 10 Gedung A.H Nasution, Laksma TNI Teguh Sugiono, S.E., M.M selaku Kapuslaik Kemhan melaksanakan Penandatanganan dan Penyerahan Sertifikat Kelaikan Militer Kendaraan Taktis (Rantis) P6 ATAV Matra Laut pengadaan Kemhan kepada Bapak Erwin selaku Sales Manager PT. Sentra Surya Ekajaya sebagai produsen atau penyedia materiil kendaraan.
Dalam kegiatan ini Kapuslaik Kemhan di dampingi oleh Kabid Kelaikan Darat Kolonel Cpl Dadang Hidayat S.Sos. M.M, kegiatan berjalan lancar dengan selalu memperhatikan dan mematuhi Protokol Kesehatan Covid-19.
Penandatanganan dan Penyerahan Sertifikat Kelaikan Militer Rantis P6 ATAV dilaksanakan setelah seluruh proses kegiatan Sertifikasi Kelaikan Militer yang meliputi kegiatan Aplikasi, Verifikasi Dokumen/Review Document dan Pemeriksaan Kesesuaian/Conformity Inspection serta Pengujian Fungsi/Functional Test yang telah dilaksanakan oleh Tim IMLA (Indonesian Military Landworthiness Authority).
Kendaraan Taktis P6 ATAV produksi PT. Sentra Surya Ekajaya penggunaan kedepan akan ditempatkan pada Pasukan elite TNI AL.
♞ Kemhan
Persiapan delivery ke Kemhan KRI Alugoro 405 [PT PAL] ★
Kapal Selam Alugoro rakitan PT PAL Indonesia sempat tak ada kabar beberapa bulan terakhir, tapi kini ada di Surabaya untuk persiapan delivery ke Kemenhan, sebagai pihak yang memesan. Kini, kapal selam Alugoro sudah dicat dengan nomor lambung "405" tapi belum bisa disebut sebagai KRI karena belum resmi diserahkan kepada Kemenhan.
Penampakan terbaru Kapal Selam Alugoro, berbeda jauh saat kunjungan Presiden Joko Widodo di PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya pada 27 Januari 2020 lalu. Saat itu lambung atas Kapal Selam Alugoro belum disematkan nomor.
"Jadi nomor lambung dan status KRI belum resmi. Itu (sudah ada nomor 405) untuk persiapan delivery," kata Kadep Hubungan Masyarakat PT PAL Indonesia (Persero) Utario Esna Putra kepada CNBC Indonesia, Senin (7/12).
Pada Senin, (07/12) Kepala TNI Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono melakukan kunjungan perdana ke PT PAL Indonesia (Persero) setelah sebelumnya menghadiri upacara peringatan Hari Armada ke-75 di Komando Armada II Surabaya.
Dalam kunjungan tersebut, Kabaranahan Kemhan Marsda TNI Yusuf Jauhari, Irjenal Laksda TNI Moelyanto turut mendampingi beserta perwira tinggi Kemhan dan TNI AL lainnya.
KASAL beserta rombongan tiba di PT Indonesia (Persero) disambut hangat oleh Plt. Direktur Utama Ibu Etty Soewardani didampingi Direktur Pembangunan Kapal Bapak Turitan Indaryo beserta Direktur Keuangan Bapak Irianto dan jajaran pejabat teras lainnya.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Pembangunan Kapal dan Dansatgas DN Yekda Kasel menyampaikan laporan terkini mengenai kapabilitas PT PAL Indonesia (Persero) dalam membangun kapal selam di dalam negeri dan progress penyelesaian proyek pembangunan kapal selam Alugoro dan kapal Bantu Rumah Sakit.
KASAL Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan apresiasi terhadap kemampuan industri dalam negeri dalam pemenuhan alutsista khususnya PT PAL Indonesia (Persero).
Ia bilang ke depan Indonesia tidak perlu lagi berpikir untuk membeli dari luar negeri karena di dalam negeri sudah ada pakar-pakar yang mampu untuk melaksanakan tugas tersebut. Yudo menyampaikan rasa antusiasnya menyambut tambahan armada baru untuk TNI AL (kapal selam Alugoro dan kapal Bantu Rumah Sakit).
Tambahan armada tersebut akan memperkuat peran TNI AL dalam melaksanakan OMP (Operasi Militer Perang) dan OMSP (Operasi Militer Selain Perang).
Kunjungan KASAL beserta rombongan dilanjutkan dengan on site visit ke proyek pembangunan kapal selam Alugoro di Dermaga Semenanjung Barat. Pada kesempatan tersebut KASAL berkenan melihat langsung (on board) hasil pekerjaan di dalam kapal selam Alugoro.
Dua Pilot SelamatIlustrasi The Jupiters, KT-1B TNI AU [Romas] ☆
Pesawat latih milik TNI Angkatan Udara (AU), KT-1B Wong Bee, mengalami kecelakaan di ujung barat runway Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Senin (7/12/2020).
Kecelakaan itu terjadi ketika dua pilot, Mayor Pnb Sekti Ambarwati (instruktur) dan Letda Adm Krisna Nugraha (siswa penerbang), tengah melaksanakan latihan rutin menggunakan pesawat bernomor registrasi LL-0111.
"Meskipun pesawat mengalami total lost (rusak berat), kedua pilot Wingdik Terbang Lanud Adisutjipto Yogyakarta itu dinyatakan selamat," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispen AU) Kolonel Pnb Indan Gilang Buldansyah dalam keterangan tertulis, Senin (7/12/2020) sore.
Gilang menjelaskan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 12.50 WIB. Tepatnya pesawat pada saat melakukan pendaratan di ujung barat landasan pacu atau runway 09, Lanud Adisutjipto.
Beruntung, pilot dan siswanya berhasil keluar dari pesawat dengan selamat.
Demikian juga tidak terjadi kerusakan dan kerugian material dan personel di darat, karena pesawat jatuh di area tanah kosong di dalam Lanud Adisutjipto.
Saat ini kedua pilot sedang menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter Rumah Sakit Pusat (RSP) TNI AU Hardjolukito, Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.
"Penyebab kecelakaan masih dalam proses penyelidikan oleh tim investigasi TNI AU," kata Gilang.