Kamis, 01 April 2021

CVR Sriwijaya Air SJ182 Akhirnya Ditemukan

500 Meter dari Pulau Lakihttps://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2021/01/17/komponen-cvr-sriwijaya-air-sj182-diserahkan-ke-knkt-4_169.jpeg?w=700&q=90Casing CVR SJ182 yang lebih dulu ditemukan (Pradita Utama/detikcom)

Cockpit voice recorder (CVR) atau perekam suara kokpit dalam black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 akhirnya ditemukan. CVR itu ditemukan setelah lebih dari 2 bulan pencarian.

CVR itu sebelumnya terus diupayakan untuk ditemukan. Sebab, tanpa CVR, investigasi penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu tidak akan tuntas.

Berikut ini perjalanan pencarian CVR Sriwijaya Air SJ182:


1. FDR Ditemukan

Pada 12 Januari 2021, 2 hari setelah pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh, black box atau kotak hitam ditemukan. Namun, hanya flight data recorder (FDR) atau perekam data penerbangan yang ditemukan.

Black box memiliki 2 komponen. Komponen pertama adalah FDR. Komponen kedua adalah CVR.

FDR terdiri dari 3 bagian, yakni kotak yang menghubungkan black box dengan instrumen yang akan direkam, kotak tempat alat untuk merekam berada, seperti kaset, CD, atau chip memori. Kemudian, underwater locator beacon (ULB) yang bisa dilacak sinyalnya apabila pesawat jatuh ke dalam air.

Sama seperti FDR, CVR juga memiliki 3 bagian. Bagian pertama dari CVR adalah kotak yang menghubungkan black box dengan instrumen yang akan direkam. Kedua adalah kotak tempat alat untuk merekam berada seperti kaset, CD, atau chip memori. Ketiga adalah ULB.


2. Underwater Locator Beacon (ULB) CVR Ditemukan

Saat menemukan FDR, tim pencarian mendapati sinyal yang dipancarkan dari 2 ULB. Satu merupakan ULB dari FDR, sinyal kedua dari ULB CVR.

Namun, sayangnya, hanya ULB dari CVR yang ditemukan. ULB tersebut terpisah dari komponen CVR lainnya.


3. CVR Dicari Tanpa Bantuan ULB

ULB memiliki peran penting dalam pelacakan CVR black box Sriwijaya Air SJ182. Sebab, ULB inilah yang memancarkan sinyal apabila pesawat jatuh ke dalam air. Sinyal ini mampu bekerja di kedalaman 6.000 meter selama tiga bulan.

Dalam kasus Sriwijaya Air SJ182, ULB terpisah dari bagian lainnya CVR. Karena itu, CVR pun harus dicari secara manual tanpa bantuan ULB.


4. Robot Bawah Laut Dikerahkan

Setelah FDR ditemukan, CVR pun menjadi fokus pencarian. Lantaran harus dicari tanpa bantuan ULB, robot bawah laut atau ROV (remotely operated vehicle) pun dikerahkan.

ROV merupakan robot yang digerakkan untuk mengontrol operasi di bawah laut. ROV dilengkapi kamera video untuk menampilkan kondisi di titik pencarian.

Selain itu, tim Kapal Baruna Jaya IV menurunkan transduser USBL Kapal Riset Baruna Jaya IV. USBL ini diharapkan dapat mendeteksi sinyal CVR black box Sriwijaya Air SJ182.


5. Target Awal Ditemukan dalam 8 Hari

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bicara target untuk pencarian CVR. BPPT mulanya menargetkan pencarian CVR dengan Kapal Riset Baruna Jaya IV selama 8 hari, terhitung sejak 10 Januari.

"Kami ada target selesai mungkin 8 hari karena memang dalam operasi saat ini kita ditentukan kurang-lebih 8 hari semenjak tanggal 10. Jadi mudah-mudahan sebelum tanggal 17 (Januari) mungkin sudah ditemukan insyaallah," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho kepada wartawan di atas Kapal Riset Burano Jaya IV, Rabu (13/1/2021).


https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2021/01/15/komponen-cvr-black-box-pesawat-sriwijaya-air-sj182_43.jpeg?w=700&q=90Casing CVR Black Box Pesawat Sriwijaya Air SJ182 (Dok. Istimewa)

6. Casing atau Body Protector CVR Ditemukan

Pada 14 Januari, body protector atau pelindung CVR ditemukan. Sedangkan bagian penting dari CVR, yakni memori rekaman kokpit, belum ditemukan.

CVR diketahui pecah saat pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Jadi, bagian-bagian CVR pun terpisah.

"Saya tambahkan bahwa saya sudah komunikasi dengan Ketua KNKT maupun panglima armada yang di lokasi, info yang kami dapatkan baru casing-nya, bungkus, atau body protector dari CVR itu," tegas Kepala Basarnas Marsma TNI Bagus Puruhito dalam jumpa pers di JICT II, Kamis (14/1/2021).

7. Operasi SAR Ditutup, Pencarian CVR Dialihkan ke KNKT

Operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182 resmi ditutup pada hari ketiga belas. Kendati demikian, CVR masih belum ditemukan.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pun kemudian menyerahkan operasi lanjutan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Kami berkomitmen tetap melakukan upaya-upaya dan mengalih lead ke KNKT, di mana KNKT sudah mendapat kesepakatan dari KSAL, TNI, dan Polri untuk melakukan operasi lanjutan yang ada di Pulau Lancang," ujar Menhub Budi Karya saat berada di JICT 2, Jakarta, Kamis (21/1/2021).


8. CVR Diduga Tertancap Dalam Lumpur

TNI AL menduga bagian yang merekam data percakapan atau suara di kokpit pesawat itu tertancap di lumpur. Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air (Kadislambair) Koarmada I TNI AL, Kolonel Wahyudin Arif menyebut CVR kemungkinan memiliki bobot yang berat. Jadi, komponen tersebut tidak mudah terombang-ambing oleh arus.

"Kemungkinan dia malah tertancap di dalam lumpur itu. Makanya kan kita kalau ke bawah itu kan gali-gali itu," ujar Wahyudin Arif saat dihubungi detikcom, Sabtu (23/1/2021).


9. CVR Dibutuhkan untuk Investigasi

KNKT masih memerlukan cockpit voice recorder (CVR) yang menjadi bagian dari kotak hitam pesawat. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan analisis penyebab kecelakaan SJ182 tidak akan utuh jika tanpa CVR.

"Kita belum bisa bilang berapa lama penyelidikan, kalau belum ketemu CVR-nya, jadi kompleksitasnya tergantung dari ketika ketemu CVR kita cocokkan datanya, mungkin perlu pemeriksaan laboratorium segala macam. CVR sangat penting, itu pasangan, ya memang harus dua-duanya supaya lengkap, supaya analisanya tepat, nggak asumsi," ucapnya ketika dihubungi, Jumat (22/1/2021).


10. Arus Tenang dan Lumpur Tebal Jadi Kendala Pencarian

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan kendala dalam proses pencarian cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ182. Cuaca buruk dan lumpur yang berasal dari sungai jadi hambatannya.

"Tantangan dalam upaya mengevakuasi CVR ini yang terbesar adalah faktor cuaca. Kalau diperhatikan beberapa hari yang lalu intensitas hujan di Pulau Jawa, khususnya sekitar Jakarta sangat tinggi. Hal tersebut berdampak pada kondisi angin yang menghasilkan gelombang tinggi, juga arus di dasar laut," kata Ketua Sub-Komite IK Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (10/2/2021).


11. TNI AL Kerahkan Puluhan Penyelam

Pencarian cockpit voice recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ182 masih terus dilanjutkan. TNI AL pun menerjunkan 34 penyelam dari Dinas Penyelaman dan Penyelamatan Bawah Air (Dislambair).

"Dislambair sudah menyiapkan 34 orang personel yang akan melakukan upaya melanjutkan pencarian CVR dalam mendukung operasi pencarian yang digelar oleh KNKT," kata Kadislambair Koarmada I, Kolonel Laut Wahyudin Arif dalam keterangannya, Senin (15/2/2021).


12. CVR Ditemukan

Cockpit voice recorder (CVR) black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ182 akhirnya ditemukan. Penemuan CVR ini dikonfirmasi oleh Kementerian Perhubungan.

"Betul (CVR ditemukan)," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati kepada detikcom, Rabu (31/3/2021).

 ♖ detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.