Sabtu, 17 April 2021

Kunker Menhan Ingin Buktikan Indonesia tak Berpihak

Kunker Menhan ke banyak negara bentuk keterbukaan Indonesia. https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/menteri-pertahanan-republik-indonesia-prabowo-subianto-pada-jumat-94_210409180124-175.jpgMenteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto pada Jumat (9/4), menghadiri Roll-Out Ceremony dari prototipe jet tempur generasi selanjutnya KF-X / IF-X di Korea Selatan.

Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, dalam dua bulan terakhir rutin melakukan diplomasi pertahanan ke sejumlah negara. Kunjungan itu disebut menguatkan kerjasama sekaligus membuktikan Indonesia ingin menjalin hubungan dengan negara mana pun.

Juru Bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyampaikan kunjungan ke berbagai negara besar penting dilakukan. Hal ini sebagai bentuk silaturahmi dan menunjukkan keterbukaan Indonesia terhadap negara manapun.

"Diplomasi pertahanan dilakukan dengan tujuan utamanya menempatkan posisi Indonesia sebagai negara yang tidak punya pakta militer dengan negara mana pun dan blok mana pun," kata Dahnil kepada Republika.co.id, Kamis (15/4).

Dahnil menyampaikan kunjungan luar negeri yang dilakukan Prabowo sejalan dengan amanat UUD 1945 mengenai perdamaian dunia. Prabowo, lanjut Dahnil ingin Indonesia dihormati di tataran internasional.

"Berusaha merajut dialog dan mendorong perdamaian diantara bangsa-bangsa sebagaimana amanat UUD kita. Sehingga, muncul mutual respect," lanjut Dahnil.

Selain itu, Dahnil menyebut kunjungan Prabowo dalam rangka penjajakan kerjasama industri pertahanan dengan negara-negara produsen maupun konsumen Alutsista. Dengan negara-negara produsen, Menhan kata Dahnil berharap bisa menjalin kerjasama industri pertahanan yang saling menguntungkan.

"Bentuknya bisa berupa joint production yang memberikan kebermanfaatan transfer teknologi kepada Indonesia untuk pengembangan kemandirian industri pertahanan dalam negeri kita," ujar Dahnil.

Dahnil menyebut Menhan Prabowo turut mengusahakan agar produksi alutsista dalam negeri bisa diterima pasar luar negeri. "Sedangkan ke negara-negara konsumen, kita berusaha mempromosikan produksi alutsista dalam negari kita agar bisa diekspor ke negara-negara konsumen tersebut," pungkas Dahnil.

Namun Dahnil enggan membeberkan kesepakatan apa yang sudah dihasilkan secara konkret usai kunjungan tersebut.

Diketahui, Prabowo bertemu dengan Menteri Pertahanan Inggris The Rt Hon Ben Wallace MP dan Utusan Khusus Perdagangan PM Inggris juga anggota parlemen, Richard Graham pada 22-24 Maret. Mereka membicarakan peluang meningkatkan kerja sama bilateral pertahanan RI-Inggris.

Kemudian di Rusia, Prabowo bertemu dengan Deputy Defence Minister of the Russian Federation - Head of the Main Military-Political Directorate of the Armed Forces of the Russian Federation, Colonel General Andrei Kartapolov pada 24-25 Maret. Mereka membahas soal peluang pengembangan teknis kerja sama militer dan pertahanan kedua negara.

Selanjutnya Prabowo berkunjung ke Jepang pada 28 Maret. Prabowo bertemu Menteri Pertahanan Jepang H.E. Nobuo Kishi, di Tokyo. Keduanya membicarakan topik keamanan regional dan kerja sama pertahanan.

Dalam kunjungan ke Korsel pada awal bulan ini, Prabowo bertemu Menteri Pertahanan Y.M. Suh Wook. Keduanya membicarakan keamanan regional dan kerja sama bilateral.

 ♖ Republika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.