Kamis, 22 April 2021

Rencana AS Jual Kapal Penjaga Pantai Bersejarah ke Indonesia Ditolak Keras

Menimbulkan protes dari warga AS Pada 11 September 2001, ketika sekitar 500.000 orang perlu dievakuasi dari Lower Manhattan, kapal USCGC Adak (34 m) itu bergegas ke Pelabuhan New York dari pangkalannya di Sandy Hook, New Jersey.(US NAVY via NEW YORK POST)

Pemerintahan Amerika Serikat (AS) dikabarkan berencana memberikan kapal jenis cutter milik Penjaga Pantai AS (USCGC) yang bersejarah kepada Indonesia.

Berita itu dilaporkan menimbulkan protes dari warga AS. Pasalnya, kapal USCGC Adak itu disebut telah mengawasi penyelamatan maritim terbesar dalam sejarah, pada peristiwa 11 September 2001 (9/11).

New York Post mewartakan pada Selasa (20/4/2021) kerabat atau mereka yang berhubungan dengan korban dari peristiwa 9/11, menilai keputusan pemerintah Presiden AS Joe Biden itu "tidak berperasaan dan tidak sopan”.

Dilaporkan pada 11 September 2001, ketika sekitar 500.000 orang perlu dievakuasi dari Lower Manhattan, kapal USCGC Adak itu bergegas ke Pelabuhan New York dari pangkalannya di Sandy Hook, New Jersey.

Kapal itu disebut mengambil alih sebagai Komandan Lapangan, sampai Coast Guard Cutter Tahoma tiba di malam hari.

USCGC Adak bertindak sebagai komando dan pusat kendali penyelamatan saat itu. Mereka mengoordinasikan evakuasi setengah juta pekerja kantor, turis, dan siapa pun yang perlu keluar dari Lower Manhattan, setelah semua jembatan dan terowongan ditutup.

Di saat yang sama, mereka juga harus memastikan setiap kapal di pelabuhan secara langsung menyediakan penyelamatan dan bantuan.

Tetapi, pemerintahan Biden disebut sedang dalam pembicaraan, untuk menjual kapal itu, alih-alih menyumbangkannya ke organisasi nirlaba yang ingin mengubahnya menjadi museum dan peringatan 9/11.

Sorotan semakin keras, karena kabar ini muncul hanya beberapa bulan sebelum peringatan 20 tahun serangan teror.

"Itu (Kebijakan Pemerintah AS) tidak hanya tidak menghormati warga New York dan mereka yang terkena dampak langsung serangan teroris, itu tidak menghormati Amerika Serikat," kata John Feal dari Feal Good Foundation, yang mengadvokasi para penyintas 9/11.

USCGC Adak Historical Society, telah mengajukan petisi kepada Penjaga Pantai sejak Januari lalu untuk memberi mereka kapal tersebut, ketika kapal tersebut dinonaktifkan akhir tahun ini.

Mereka berniat mengubahnya menjadi museum, pusat peringatan dan pendidikan bagi pemuda yang kurang beruntung yang akan berlabuh di Teluk Tampa, Florida.

Historical Society bertekad menanggung setiap dan semua biaya, yang terkait dengan pengembalian kapal ke AS, dan bahkan bersedia membeli USCGC melalui Administrasi Layanan Umum.

Kapal ini tidak harus pergi ke Indonesia, ada banyak kapal 110 kaki lainnya, yang bisa masuk ke Indonesia,” kata James Judge, Pendiri Historical Society dan mantan Penjaga Pantai yang menghabiskan 13 bulan di atas kapal itu, ketika dikerahkan untuk Operasi Pembebasan Irak.

Awal tahun ini, USCG memberi tahu Historical Society bahwa mereka berencana untuk menjual USCGC ke negara lain di bawah Foreign Assistance Act (FAA).

Tapi pada 2 April, Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan secara resmi memberi tahu Kongres tentang rencana layanan untuk menjualnya ke Indonesia.

Mereka memilih FAA karena itu adalah jalan yang paling sedikit perlawanannya… itu sangat nyaman bagi mereka. Itulah intinya, ini tentang uang dan kenyamanan," kata Judge.

Kami berusaha menghilangkan setiap penghalang. Tapi, militer dan Coast Guard harus didemiliterisasi (dilucuti persenjataanya) sebelum ke Indonesia, pasti ada biaya yang harus dikeluarkan untuk itu. Mereka bahkan tidak perlu melepasnya jika kami (Historical Society) mendapatkannya."

Menurutnya, Historical Society bekerjasama dengan Sub-komite DPR AS untuk Penjaga Pantai dan Transportasi Maritim, dalam merancang undang-undang yang memungkinkan USCG memberikan Adak kepada kelompok tersebut. Tetapi waktu hampir habis.

Ketika Kongres diberitahu tentang rencana penjualan ke Indonesia, waktu 30 hari mulai berjalan, sebelum kapal secara resmi ditawarkan ke negara itu, yang sekarang tinggal 10 hari lagi.

Historical Society juga telah memulai petisi Change.org, yang memiliki lebih dari 5.000 tanda tangan, meminta Presiden Biden untuk menyelamatkan kapal itu.

Tetapi menurut New York Post, Gedung Putih, ketika ditanya tentang penjualan itu, mengalihkannya ke Departemen Luar Negeri, yang tidak berkomentar.

Coast Guard dilaporkan tidak menanggapi kritik tentang penjualan tersebut, dan mengatakan keputusan itu untuk kepentingan keamanan nasional.

  ★
Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.