Sabtu, 08 Mei 2021

[Dunia] Myanmar Perang Saudara!

Pasukan Sipil Serang Junta, 16 TewasSeorang polisi (tengah) mengacungkan senapannya dalam bentrokan melawan massa yang ikut dalam demonstrasi menentang kudeta militer Myanmar di Naypyidaw, pada 9 Februari 2021.(STR via AFP)

Tabuhan perang saudara di Myanmar sepertinya sudah di mulai. Pasukan sipil bersenjata yang diprakarsai kelompok pendukung Aung San Suu Kyi dan pro-demokrasi mulai melakukan serangan ke arah pasukan junta.

Terbaru, setidaknya 16 orang dilaporkan tewas dalam baku tembak yang dilakukan pasukan sipil pendukung "Pemerintah Persatuan Nasional" atau NUG dan pihak junta di Kotapraja Kani. Jumlah ini merupakan jumlah yang diperoleh dari serangan pada hari Kamis (6/5/2021) hingga Jumat (7/5/2021).

Pada hari Jumat, sekitar lima baku tembak antara pasukan junta dan pasukan perlawanan sipil Kotapraja Kani terjadi ketika pasukan junta melakukan pencarian pasukan sipil yang menyerang pasukan pada 6 Mei.

Seorang anggota pasukan perlawanan sipil Kani mengatakan kepada The Irrawaddy bahwa tiga baku tembak terjadi di hutan di sepanjang jalan raya Monywa-Kalaywa pada hari Jumat. Dua baku tembak lagi terjadi di Gunung Kyauklonegyi dekat desa Chaungma dan di hutan dekat desa Thaminchan di kotapraja.

Selama baku tembak, pasukan junta menggunakan bahan peledak berat, menggunakan drone untuk menemukan pasukan sipil..

Dalam baku tembak di Gunung Kyauklonegyi, sedikitnya delapan pasukan militer tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Sekitar tujuh anggota pasukan perlawanan sipil tewas, kata sumber itu kepada The Irrawaddy.

Dalam bentrokan hari Kamis, sekitar delapan tentara militer dan dua penduduk desa yang melawan pasukan junta dilaporkan tewas, menurut penduduk setempat.

Meski begitu, pasukan sipil menyatakan bahwa mereka akan terus menggempur junta hingga sayap militer negara itu mundur dari kekuasaan yang mereka ambil secara paksa pada 1 Februari lalu.

Pasukan etnis minoritas Karen membakar sebuah bangunan di dalam pos militer Myanmar dekat perbatasan Thailand, yang terlihat dari sisi Thailand di Thanlwin, juga dikenal sebagai Salween, tepi sungai di Provinsi Mae Hong Son. (Foto: Reuters)

"Kami akan terus memerangi mereka sampai pemerintah sipil terpilih kami kembali," kata seorang anggota pasukan perlawanan sipil Kani.

Sementara itu sebelumnya tentara Pembebasan Karen (KNLA) yang mendukung pemerintahan sipil bayangan NUG. Mereka mengklaim telah melakukan beberapa serangan terhadap pasukan junta sejak akhir Maret 2021 hingga sekarang, dimana dalam aksi mereka hampir 200 pasukan junta tewas.

"Dari 27 Maret hingga awal Mei, 194 tentara tewas dan 220 tentara lainnya dari militer Myanmar cedera dalam bentrokan. Sembilan tentara dari KNLA tewas dan 10 lainnya luka-luka," ujar juru bicara Brigade 5 KNU, Letnan Kolonel Saw Kler Doh, mengatakan kepada outlet berita lokal Pusat Informasi Karen.

NUG sendiri juga saat ini dilaporkan sedang membentuk 'kekuatan pertahanan rakyat' mereka sendiri untuk 'menghentikan penggunaan kekerasan terhadap warga'. Diketahui bahwa junta melakukan serangkaian aksi pembunuhan terhadap warga yang berdemo secara damai untuk menuntut pihaknya menghentikan kudeta itu.

"Pendirian Kelompok ini dimaksudkan sebagai pendahuluan untuk membentuk Tentara Persatuan Federal," NUG mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Hal ini membuat ancaman akan perang saudara di Myanmar menjadi nyata. Sebelumnya ancaman perang saudara sudah disinyalkan PBB. Lembaga itu menyebut Myanmar bisa menjadi "Suriah berikutnya", menuju konflik besar-besaran.

"Ada kemiripan yang jelas dengan Suriah di 2011," kata Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Michelle Bachelet

  CNBC  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.