Rabu, 23 Juni 2021

Drone Rajawali S-100 Akan Digunakan TNI AU ?

Telah disertifikasi KemhanDrone S-100 akan diproduksi secara lisensi oleh PT Bhineka Dwi Persada [istimewa]

Pasa hari Rabu (16/06) Di ruang kerja Kemhan, dilaksanakan kegiatan Penandatanganan dan Penyerahkan Sertifikat Kelaikudaraan Militer Campcopter S-100 Unmanned Air System kepada Bapak Mochamad Henry selaku Direktur Utama PT. Bhinneka Dwi Persada sebagai penyedia materiil.

PT Bhinneka Dwi Persada sebagai perusahaan swasta nasional telah mengeluarkan beberapa drone yang berlabel Rajawali series, bahkan beberapa diantaranya seperti Rajawali 330 dan Rajawali 720 telah mendapat order dari pihak TNI serta Kemhan RI.

Dalam website Kemhan tertulis bahwa drone Campcopter S-100 Unmanned Air System ini kedepannya akan beroperasi dan digunakan oleh TNI AU ?. Sedangkan dalam ujicoba, PT Bhinneka Dwi Persada yang telah mensuplai mobil MCCV Kemhan telah mendemo terbangkan drone dihadiri pihak dari TNI AL ..

Mengutip Hobby Militer, Drone Schiebel Rajawali S-100 memiliki spesifikasi diantaranya memiliki diamater rotor utama 3400 mm, panjang totalnya 3.110 mm, tingginya 1.120 mm, bobot maksimum T/O 200 kilogram, tapi berat kosong 110 kilogram. Tangki bahan bakar internalnya berisi 57,1 liter serta tangki BBM eksternalnya mencapai 25,4 liter. Koneksi data link drone ini dapat menjangkau pada radius 200 kilometer, ini artinya koneksi LoS (Line of Sight) bisa dilakukan pada jarak tersebut.

Ujicoba drone Rajawali S-100 diminati pihak TNI AL {jawa Pos]

Kehebatan terbang Drone Schiebel Rajawali S-100 ini seperti kecepatan terbang maksimumnya 240 km/jam, kecepatan lajunya 185 km/jam, dan kecepatan operasinya 100 km/jam. Endurance di udara pada Schiebel S-100 adalah sekitar enam jam dengan playload seberat 50 kilogram dengan batas ketinggian terbang mencapai 5.500 meter.

Dari segi operator, pihak pabrikan yaitu Schiebel Elektronische Gerate GmBH memasang Ground Control Station (GCS) dengan layar mission control yang bisa memberikan informasi video secara realtime dari kamera pilot, termasuk display data penerbangan seperti terdapat pada pesawat modern.

Menggunakan display multifungsi pada layar kontrol, drone yang mengusung teknologi fly by wire ini dapat memberikan informasi serta peringatan tentang sistem yang terdapat pada pesawat dan di darat. Desain dan link yang dimiliki drone ini juga bisa menampilkan data dengan bendwidth yang cukup tinggi sehingga secara bersamaan mampu mengirimkan multiple video streaming serta memungkinkan untuk terhubung dengan mudah dari berbagai macam payload.

Drone Schiebel Camcopter S-100 buatan Austria dengan rudal LMM {istimewa]

Peran dari Drone Schiebel Rajawali S-100 yaitu untuk melakukan intai jarak jauh, operasi pada pesisir pantai, pendukung misi, perlindungan konvoi, pengamanan serta pengawasan multisensor, antipenyelundupan, penjagaan perbatasan serta SAR. Dilihat dari kemunculannya, drone S-100 mulai beroperasi pada tahun 2006.

Semenjak diluncurkan, Drone Schiebel Rajawali S-100 ini memang cukup laris di pasaran sipil maupun militer. Berbagai macam uji coba sudah sukses dilakukan menggunakan kapal perang AL Australia dan AL Belanda. Pada tahun 2013, Schiebel mengatakan Drone Schiebel Rajawali S-100 sudah bisa diintegrasikan dengan radar maritim, ESM (Electronic Support Measure) serta sensor FLIR (Forward Looking Infrared).

Walaupun jenis resminya adalah UAV (Unmanned Aerial Vehicle), tapi Schiebel S-100 bisa berubah peran menjadi UCAV (Unmmaned Combat Aerial Vehicle), sehingga drone helikopter ini mampu melaksanakan misi pertempuran. Dengan melihat kapasitas payloadnya sekitar 50 kg, maka drone ini bisa disulap untuk bisa menggotong dua unit rudal, yaitu LMM (Lightweight Multirole Missile) buatan Thales Air Defence.

  ✪ Garuda Militer  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.