Selasa, 22 Juni 2021

[Global] Korsel Selidiki Peretasan Produsen Kapal Selam Militer

⚓ Cetak biru rahasia kapal dan kapal selam pembawa rudal Kapal selam diesel-listrik seberat 3.000 ton, Dosan Ahn Chang-ho, terlihat saat upacara peluncuran di galangan kapal di pulau selatan Geoje, Republik Korea, pada 14 September 2018. (Foto: AFP/YONHAP) ⚓️

Otoritas Korea Selatan (Korsel) sedang menyelidiki kasus peretasan produsen kapal selam militer. Seperti dilaporkan RT, Senin (21/6/2021), peretas tak dikenal telah menyerang salah satu pembuat kapal terbesar Korea Selatan.

Laporan media sebelumnya menyebutkan bahwa penjahat siber dari Pyongyang sedang mencari informasi tentang kapal selam angkatan laut.

Polisi dan badan militer terkait sedang menyelidiki kasus ini,” kata juru bicara Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Kolonel Suh Yong-won, seperti dikutip oleh kantor berita Yonhap.

Suh mengatakan bahwa Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) telah melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Ketika ditanya apakah serangan siber berhasil, pejabat itu mengatakan terlalu dini untuk menjelaskan pada tahap penyelidikan saat ini.

Juru bicara DAPA membantah laporan di media Korea Selatan bahwa peretas Korea Utara telah mencuri data sensitif dari DSME tahun lalu, termasuk penelitian kapal selam bertenaga nuklir domestik.

Surat kabar Chosun Ilbo mengutip sumber yang menyatakan bahwa para peretas menargetkan informasi tentang kapal selam serang Dosan Ahn Changho baru berbobot 3.000 ton yang diluncurkan pada 2018 dan akan segera beroperasi.

Seorang politisi Korea Selatan sebelumnya mengklaim bahwa peretas dari Pyongyang mencuri sekitar 40.000 dokumen dari DSME pada tahun 2016, di antaranya adalah cetak biru rahasia kapal dan kapal selam pembawa rudal.

Serangan siber profil tinggi telah menjadi berita utama baru-baru ini. Penjahat masuk ke sistem Colonial Pipeline, jaringan pipa minyak terbesar di AS, pada bulan Mei.

Bulan Juni, mereka menyerang JBS, perusahaan pengolahan daging terbesar di dunia. Dalam kedua kasus, perusahaan memilih untuk membayar uang tebusan untuk melanjutkan operasi.

  ⚓️
Berita Satu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.