Sabtu, 03 Juli 2021

Kemenhan Libatkan PT TMI dalam Pengadaan Alutsista

PKR 10514 Martadinata class, dianggap tidak maksimal [TNI AL]

Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan, Mayor Jenderal Rodon Pedrason mengatakan bahwa pelibatan PT Teknologi Militer Indonesia (PT TMI) dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) bukan tanpa alasan.

"Pak Menhan ingin ada wadah bagi ahli-ahli alutsista berteknologi canggih, ahli elektronika, teknokrat-teknokrat, insinyur-insinyur anak bangsa untuk membantu proses transfer of technology agar kita tidak dibohongi lagi oleh makelar-makelar itu ketika beli alutsista," kata Rodon saat dihubungi, Selasa, 1 Juni 2021.

Rodon mengatakan umumnya teknologi itu dikunci oleh prinsipal dalam proses transfer of technology. Dalam hal ini, PT TMI ia sebut berperan sebagai konsultan untuk membantu mencari alutsista terbaik dan agar tidak kecolongan dari sisi alih teknologinya.

"Bukan untuk pembelian atau pengadaan. PT TMI tidak berkontrak dengan Kemhan sama sekali," kata Rodon.

Hal ini senada dengan pernyataan Corporate Secretary PT TMI, Wicaksono Aji, yang mengatakan bahwa PT TMI adalah wadah dari para ahli-ahli alutsista berteknologi canggih, ahli elektronika, dan teknokrat dalam negeri yang mempelajari dan alih teknologi (ToT) dalam proses pencarian alutsista terbaik.

"Peran PT TMI adalah menganalisa dan memberi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, baik itu pemerintah, pendidikan ataupun swasta dalam hal ToT," kata Wicaksono.

  ToT Kerap Tak Benar 
Nagapasa class [TNI AL]

Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemenhan Mayor Jenderal Rodon Pedrason mengatakan selama ini banyak upaya transfer teknologi (ToT) dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tak berjalan benar. Atas dasar itu, Kemenhan akan melibatkan PT Teknologi Militer Indonesia (PT TMI) dalam pengadaan selanjutnya.

"Selama ini ToT kan gak berjalan benar, masa cuma disuruh ngecat? Bikin kapal ToT-nya cuma mengecat kapal, las doang. Itu orang biasa bisa. Tapi kalau ngoprek radar, kalo rusak seperti apa upgradingnya, itu gak di-share ke kita," ujar Rodon saat dihubungi, Selasa, 1 Juni 2021.

Rodon mengatakan semangat yang dibangun pemerintah saat ini adalah membuat industri pertahanan maju. Ia ingin agar Indonesia tak lagi didikte. Bila ToT bisa berjalan baik, ia meyakini ujungnya perawatan alutsista nasional bisa lebih hemat. "Setiap service gak usah bawa ke sana (lokasi pembuatan alutsista)," kata Rodon.

Kehadiran PT TMI dikenalkan oleh Prabowo Subianto pada Rosobornexport, agen perantara resmi Rusia untuk ekspor dan impor produk teknologi pertahanan, pada 16 November 2020 lalu. PT ini menjadi sorotan seiring rencana Kemenhan membeli alutsista yang dikabarkan senilai Rp 1.760 triliun, dan akan dihabiskan dalam waktu tiga tahun mendatang atau 2024.

  ✪
Tempo  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.