Jumat, 27 Agustus 2021

Indonesia Kutuk Serangan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul

https://pict-c.sindonews.net/dyn/620/pena/news/2021/08/27/40/523478/indonesia-kutuk-serangan-bom-bunuh-diri-di-bandara-kabul-bsn.jpgSejumlah korban serangan bom bunuh diri di Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul, Afghanistan tengah mendapat perawatan. [Foto/AP]

P
emerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengecam keras serangan bom di Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul, Afghanistan.

Puluhan orang, termasuk warga Afghanistan yang berharap bisa keluar dari negara itu, dan belasan tentara Amerika Serikat (AS) tewas dalam serangan tersebut.

"Indonesia mengutuk keras serangan teroris di dekat Bandara Kabul (26/8) yang menewaskan puluhan orang dan melukai banyak orang," kata Kementerian Luar Negeri di akun Twitternya yang dipantau Sindonews, Jumat (27/8/2021).

Dua pelaku bom bunuh diri dan pria bersenjata menyerang kerumunan warga Afghanistan yang berbondong-bondong ke bandara Kabul. Pejabat Afghanistan dan AS mengatakan serangan itu menewaskan sedikitnya 60 warga Afghanistan dan 13 tentara Amerika.

Sejumlah pemimpin dunia juga mengutuk serangan ini menyebutnya sebagai serangan pengecut dan tidak manusiawi. Mereka juga menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal.

Sementara itu dalam pernyataan yang disampaikan dengan kesedihan mendalam, Presiden AS Joe Biden berjanji untuk "memburu" teroris ISIS yang berada di balik serangan bom tersebut.

"Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan," katanya. "Kami akan memburumu dan membuatmu membayarnya," sumpah Biden.

Serangan bom bunuh diri ini terjadi setelah sebelumnya AS berserta sekutunya mengeluarkan peringatan terkait adanya potensi ancaman yang dapat mengganggu upaya evakuasi udara besar-besaran dari Afghanistan.

Selama beberapa hari terakhir, risiko serangan teror di bandara tampaknya meningkat dari jam ke jam. Ancaman yang sangat tinggi dari ISIS menyebabkan AS, bersama dengan Inggris dan Australia, memperingatkan orang-orang untuk menjauh dari gerbang bandara Rabu malam waktu timur.

Kelompok yang berafiliasi dengan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom tersebut. Kelompok ekstrimis ini telah melakukan serangkaian serangan brutal, terutama menargetkan minoritas Syiah di Afghanistan, termasuk serangan tahun 2020 di sebuah rumah sakit bersalin di Kabul di mana mereka membunuh wanita dan bayi.

  60 Warga Afghanistan dan 13 Tentara AS Tewas 

https://pict-c.sindonews.net/dyn/620/pena/news/2021/08/27/40/523356/serangan-bom-bandara-kabul-60-warga-afghanistan-dan-13-tentara-as-tewas-frv.jpgSeseorang yang terluka dalam ledakan bom di luar bandara Kabul, Afghanistan tiba di sebuah rumah sakit di Kabul. [Foto/Boston Globe/Victor J. Blue/NYT]

Dua pelaku bom bunuh diri dan pria bersenjata menyerang kerumunan warga Afghanistan yang berbondong-bondong ke bandara Kabul. Pejabat Afghanistan dan Amerika Serikat (AS) mengatakan serangan itu menewaskan sedikitnya 60 warga Afghanistan dan 13 tentara Amerika.

Para pejabat AS awalnya mengatakan 11 Marinir dan satu petugas medis Angkatan Laut termasuk di antara mereka yang tewas. Anggota militer lainnya meninggal beberapa jam kemudian. Delapan belas anggota militer terluka dan para pejabat memperingatkan jumlah korban bisa bertambah. Seorang pejabat Afghanistan lebih dari 140 warga Afghanistan terluka.

Salah satu pembom menyerang orang-orang yang berdiri di saluran air limbah di bawah terik matahari, melemparkan mayat ke dalam air yang berbau busuk. Mereka yang beberapa saat sebelumnya berharap untuk terbang keluar Afghanistan terlihat membawa korban yang terluka ke ambulans dalam keadaan linglung, pakaian mereka sendiri dipenuhi dengan darah.

Emergency, sebuah badan amal Italia yang mengoperasikan rumah sakit di Afghanistan, mengatakan telah menerima sedikitnya 60 pasien yang terluka dalam serangan di bandara Kabul, di samping 10 korban tewas ketika mereka tiba.

"Ahli bedah akan bekerja sampai malam," kata Marco Puntin, manajer badan amal di Afghanistan itu.

"Yang terluka memenuhi zona triase ke area fisioterapi dan lebih banyak tempat tidur ditambahkan," ia menambakan seperti dikutip dari Associated Press, Jumat (27/8/2021).

Pejabat Afghanistan yang mengkonfirmasi jumlah korban Afghanistan secara keseluruhan berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk memberi tahu media.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan satu ledakan terjadi di dekat pintu masuk bandara dan ledakan lainnya tidak jauh dari sebuah hotel. McKenzie mengatakan dengan jelas beberapa kegagalan di bandara memungkinkan seorang pengebom bunuh diri begitu dekat dengan gerbang.

Dia mengatakan Taliban telah menyaring orang-orang di luar gerbang, meskipun tidak ada indikasi bahwa Taliban sengaja membiarkan serangan hari Kamis terjadi. Dia mengatakan AS telah meminta komandan Taliban untuk memperketat keamanan di sekitar perimeter bandara.

Adam Khan sedang menunggu di dekatnya ketika dia melihat ledakan pertama di luar apa yang dikenal sebagai gerbang Biara. Dia mengatakan beberapa orang tampaknya telah terbunuh atau terluka, termasuk beberapa yang cacat.

Ledakan kedua terjadi di atau dekat Baron Hotel, di mana banyak orang, termasuk warga Afghanistan, Inggris dan Amerika, diminta untuk berkumpul dalam beberapa hari terakhir sebelum menuju ke bandara untuk evakuasi. Ledakan tambahan dapat terdengar kemudian, tetapi juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan beberapa ledakan dilakukan oleh pasukan AS untuk menghancurkan peralatan mereka.

Seorang mantan Marinir Kerajaan yang mengelola penampungan hewan di Afghanistan mengatakan dia dan stafnya terjebak setelah ledakan di dekat bandara.

"Tiba-tiba kami mendengar suara tembakan dan kendaraan kami menjadi sasaran, jika pengemudi kami tidak berbalik, dia akan ditembak di kepala oleh seorang pria dengan AK-47," kata Paul "Pen" Farthing kepada kantor berita Press Association Inggris.

Sebelumnya, pihak AS dan sekutunya telah mengeluarkan peringatan akan kemungkinan terjadinya serangan yang ingin mengacaukan proses evakuasi. Rabu malam, Kedutaan Besar AS memperingatkan warga di tiga gerbang bandara untuk segera pergi karena ancaman keamanan yang tidak ditentukan. Australia, Inggris dan Selandia Baru juga menyarankan warganya untuk tidak pergi ke bandara pada hari berikutnya.

Namun juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah serangan akan terjadi di bandara, di mana para pejuang kelompok itu telah dikerahkan dan kadang-kadang menggunakan taktik yang represif untuk mengendalikan massa. Setelah serangan itu terjadi, dia tampak mengabaikan kesalahannya, mencatat bahwa bandara tersebut dikendalikan oleh pasukan AS.

Sebelum ledakan, Taliban menyemprotkan meriam air ke mereka yang berkumpul di satu gerbang bandara untuk mencoba mengusir kerumunan, ketika seseorang meluncurkan tabung gas air mata di tempat lain.

Taliban telah berperang melawan militan ISIS di Afghanistan, di mana mereka telah merebut kembali kendali negara itu setelah hampir 20 tahun mereka digulingkan dalam invasi pimpinan AS. Amerika masuk setelah serangan 11/9, yang diatur oleh al-Qaeda saat dilindungi oleh kelompok tersebut. (ian)

  ★ sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.