Sabtu, 09 Oktober 2021

[Global] 52 Jet Tempur China 'Teror' Udara Taiwan

✈️ China kerahkan pesawat J-16D di dua pangkalan dekat Taiwan✈️ Pesawat J-16D China berada dekat Taiwan [Kanwa Defence Review]

Setidaknya 52 jet China diluncurkan ke zona udara Taiwan pada Senin (4/10/2021). Salah satu jenis pesawat yang diterjunkan adalah J-16D.

Laporan Kementerian Pertahanan Taiwan, jumlah jet J-16D yang diterjunkan hingga 34 unit. "Saya meramalkan lebih banyak jenis pesawat China akan dikirim di masa depan, dengan serangan mendadak terbesar yang bisa melibatkan lebih dari 100 pesawat," kata dia.

Sebagai informasi J-16D adalah pesawat temput multi peran yang memiliki keunggulan meredam serangan dari lawan. Pesawat itu juga punya cat khusus hingga bisa menghindar dari deteksi radar musuh.

Dengan peluncuran J-16D di pangkalan timur dekat Taiwan, memunculkan kabar jika China mempersiapkan invansi ke Taiwan.

Soutch China Morning Post menuliskan citra satelit dari Kanwa Defense Review menunjukan J-16D berada di sebuah pangkalan udara di dua provinsi yakni Jiangxi serta Zhejiang.

Kedua tempat itu diketahui juga mencakup wilayah Taiwan.

Pihak Taiwan juga tak tinggal diam. Pemerintah setempat telah memberikan peringatan pada China dan Presiden Tsai Ing-Wen mengatakan China akan menerima konsekuensi berat jika terus melakukan hal itu.

Dia juga memastikan Taiwan siap melawan. "Kami bersumpah untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga Taiwan dari ancaman," ungkapnya.

Meski diisukan melakukan invansi, namun China membantahnya. Menurut pemerintah Xi Jinping, aksi tersebut adalah bagian dari latihan militer udara.

China memang diketahui masih mengklaim Taiwan adalah bagian dari wilayah kedaulatannya.

Sementara itu Amerika Serikat (AS) jadi negara yang mendukung soal perjanjian Taiwan. Ini disebutkan presiden Joe Biden setelah melakukan komunikasi dengan Xi Jinping.

"Saya sudah berbicara dengan Xi tentang Taiwan. Kami setuju ... kami akan mematuhi perjanjian Taiwan," katanya, dikutip dari Reuters saat diwawancarai wartawan Selasa malam.

Joe Biden sepertinya merujuk pada 'kebijakan satu China' yang lama. Di sana AS mengakui China dibandingkan Taiwan serta Undang-undang Taiwan. Ini membuat AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Beijing dibandingkan Taiwan.

Sementara itu Joe Biden dan Xi Jinping dijadwalkan akan melakukan pertemuan secara virtual pada akhir 2021 mendatang. Ini diumumkan oleh pejabat senior pemerintah AS Kayla Yausche, Rabu (6/10/2021).

Pertemuan keduanya jadi bagian upaa mengelola persaingan antar dua negara tersebut.

  Taiwan Sinyal Perang Lawan China di 2025 
Ilustrasi pesawat Taiwan [REUTERS/TAIWAN MILITARY NEWS AGENCY]

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng memberikan sinyal mengenai "invasi" China ke pulau itu dalam waktu-waktu mendatang. Ini terjadi setelah rangkaian pesawat milik Beijing mulai memasuki wilayah pertahanan Formosa, sepekan terakhir.

Dilansir South China Morning Post, Chiu menyebut bahwa ini merupakan salah satu titik terburuk dari hubungan antara Taipei dengan Beijing. Dalam empat hari , China telah mengirimkan kurang lebih 148 pesawat tempur ke wilayah itu.

"Ini adalah situasi terberat yang pernah saya lihat dalam lebih dari 40 tahun kehidupan militer saya," kata Chiu dalam sesi legislatif, Rabu (6/10/2021).

Ia menambahkan bahwa Beijing akan memiliki "kemampuan penuh" untuk memulai perang pada 2025 mendatang dengan Taiwan. Tentunya sejumlah faktor akan dilihat sebelum hal itu terjadi.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Taiwan Su Tseng-chang menyebut bahwa Taipei perlu bersiap-siap untuk memperkuat kemampuan militernya. Ia mengatakan China telah berulang kali mengulangi kejadian yang ia sebut sebagai 'pelanggaran' itu.

"Hanya dengan begitu negara-negara yang ingin mencaplok Taiwan tidak berani dengan mudah menggunakan kekuatan. Hanya ketika kita membantu diri kita sendiri, orang lain dapat membantu kita," ujarnya sebagaimana diwartakan Taiwan Times.

Sebelumnya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan peringatan besar kepada China terkait insiden ini. Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Selasa (5/10/2021), Tsai menyebut bahwa China akan menanggung konsekuensi yang cukup berat bila terus melakukan hal seperti itu seraya berujar Taiwan akan melawan.

"Kami bersumpah untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga Taiwan dari ancaman," ujar pernyataan Tsai sebagaimana dikutip Channel News Asia (CNA).

Pemerintah China sendiri menganggap bahwa Taiwan merupakan bagian dari kedaulatan wilayahnya. Presiden Xi Jinping terus bertekad untuk merebut kembali wilayah kepulauan di Pasifik itu.

"Semua putra dan putri China, termasuk rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan, harus bekerja sama dan bergerak maju dalam solidaritas, dengan tegas menghancurkan plot 'kemerdekaan Taiwan'," katanya dalam perayaan seratus tahun berdirinya Partai Komunis China pada Juli lalu.

Lebih lanjut, China pun berdalih bahwa aksinya menerjunkan jet itu bukanlah merupakan provokasi perang tetapi latihan militer di udara. Namun beberapa analis menyebut bahwa hal ini merupakan sebuah manuver yang jelas dimana Beijing menegaskan bahwa Taiwan tetap merupakan bagian negaranya.

Sementara itu, dikesempatan berbeda, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan baik pihaknya dan China sudah sepakat soal Taiwan. AS sendiri merupakan pendukung utama pemerintahan pulau itu.

"Saya sudah berbicara dengan Xi tentang Taiwan. Kami setuju ... kami akan mematuhi perjanjian Taiwan," katanya, dikutip dari Reuters saat diwawancarai wartawan Selasa malam.

Biden tampaknya merujuk pada "kebijakan satu China" lama, di mana AS secara resmi mengakui China daripada Taiwan dan Undang-Undang Hubungan Taiwan, yang memperjelas keputusan AS membangun hubungan diplomatik dengan China alih-alih Taiwan. Namun sebelumnya Juru Bicara Luar Negeri AS, Ned Price sempat mengecam tindakan China dan menyebutnya provokatif. (sef/sef)

  ✈️
CNBC  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.